Anda di halaman 1dari 35

KONSEP KELUARGA BERENCANA

DAN KESEHATAN REPRODUKSI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
ANNA FEBRIYANI
BEKTI NURCAHYANI
DESTI LESTARI
MILA FEBILA CAHYANI
MUHAMAD FATHULROZI
ROFIKOH LANJAR SUSAPTRI
ROSPITA SARI
Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga berencana (KB) merupakan suatu pilihan untuk mencegah terjadinya


kehamilan dan untuk mengontrol waktu dan jumlah kehamilan (McCan, 2004).
Kontrasepsi adalah pencegahan terjadinya konsepsi, menggunakan metode atau
menghalangi terjadinya fertilisasi ovum. Namun, kontrasepsi masih memiliki
implikasi dari segi etik, fisik, emosi, agama, dan legal. KB dapat menggunakan
berbagai metode seperti tidak melakukan hubungan seksual, metode alami,
penghalang mekanik, agen farmakologi, penghalang kimiawi, dan pembedahan
Menurut WHO, KB adalah tindakan yang membantu
individu atau pasangan suami istri untuk :
• Mendapatkan objektif - objektif tertentu.
• Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.
• Kelahiran yang memang diinginkan.
• Mengatur interval saat kehamilan.
• Menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Kontrasepsi berasal dari kata kontra, yaitu mencegah atau
melawan. Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara
sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel
pria) yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi
adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan
akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan
sel sperma tersebut.
Tujuan Keluarga Berencana

Tujuan umum diadakannya program KB adalah membentuk


keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu
keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran anak agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Macam - Macam Program
Keluarga Berencana

Ruang lingkup program KB secara umum adalah sebagai berikut :


a. Keluarga berencana
b. Kesehatan reproduksi remaja
c. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
d. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
e. Keserasian kebijakan kependudukan
f. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
g. Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
Memilih Metode Kontrasepsi
Menurut Hartanto (2002), ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih kontrasepsi. Metode kontrasepsi yang baik ialah kontrasepsi yang memiliki
syarat-syarat sebagai berikut:
a. Aman atau tidak berbahaya
b. Dapat diandalkan
c. Sederhana
d. Murah
e. Dapat diterima oleh orang banyak
f. Pemakaian jangka lama (continution rate tinggi).
Macam - Macam Alat Kontrasepsi
Dan Cara Kerjanya
1. Kontrasepsi suntik
Jenis kontrasepsi suntikan :
a. Golongan progestin seperti depo-provera, depo geston, depo progestin diberikan setiap tiga
bulan sejak suntikan pertama dan Noristerat diberikan setiap dua bulan untuk suntikan
pertama sampai dengan suntikan keempat, suntikan kelima dan selanjutnya diberikan setiap
tiga bulan sekali.
b. Golongan progestin dengan campuran estrogen propionot yaitu cyclofem diberikan setiap
bulan sekali (BKKBN, 1997).
 Cara kerja Pemberiannya sederhana setiap 8 sampai 12
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan minggu
pengentalan mukus serviks, sehingga menurunkan 1. Tingkat efektifitasnya tinggi
kemampuan penetrasi sperma, hormon tersebut 2. Hubungan seks dengan suntikan KB bebas
juga mencegah pemotongan dan pelepasan sel 3. Pengawasan medis yang ringan
telur. 4. Dapat dipakai – diberikan paska persalinan,
(Depkes RI, 1998). pasca keguguran atau pasca menstruasi
 Efektifitas
Efektifitasnya tinggi, cara pemberiannya
sederhana, cukup aman, kesuburan dapat kembali
setelah beberapa lama dan cocok untuk ibu – ibu
sedang menyusui bayinya. Angka kegagalan 0 - 0,8
% (Mochtar, 1998).
 Keuntungan
 Cara Penggunaan
Suntikan KB yang pertama kali sebaiknya diberikan pada hari kelima haid untuk
memastikan bahwa ibu tidak sedang hamil, dengan cara disuntik intramuskular (daerah
pantat).
Pemberian suntikan KB berikutnya tergantung pada macam obat yang digunakan, yaitu
bisa setiap satu bulan, dua bulan sekali atau tiga bulan sekali. Macam suntikan yang
digunakan depo provera atau depo geston atau depo progestin setiap vial mengandung
150 mg, depo medroksin progesteron asetat (DPMA) dan dapo noristerat mengandung
200 mg norentindron enantat (BKKBN, 1997).
2. Kondom
Macam – macam kondom menurut Hartanto (2003) yaitu :
Kulit cirinya : terbuat dari membran usus biri – biri, tidak meregang atau
mengkerut, menjalankan panas tubuh sehingga dianggap tidak mengurangi
sensitifitas selama senggama, lebih mahal dari jumlahnya < 1% dari semua jenis
kondom.
Lateks : paling banyak dipakai, murah dan elastis.
Plastik : saling tipis, juga menghantarkan panas tubuh, lebih mahal dari kondom
lateks
Melindungi dari penyakit AIDS dan penyakit
 Efektifitas
yang ditularkan melalui hubungan seksual
Kegagalan kondom hanya bisa terjadi bila
lainnya. Keuntungan lain dari kondom dapat
kondom bocor atau robek, pemakaian
dibeli secara bebas di apotik - apotik dan
kurang teliti mematuhi petunjuk cara
mudah digunakan, kondom juga
pemakaiannya. Angka kegagalan adalah
memperkecil penularan penyakit kelamin
berkisar antara 15 – 36 % (Mochtar, 1998).
(Indriarti,2006).
 Keuntungan
 Efek samping
Kondom dapat tertinggal dalam vagina
selama beberapa waktu, menyebabkan
wanita mengeluh keputihan yang banyak dan
amat berbau, terjadi infeksi ringan.
(Mochtar, 1998).
3. Pil kontrasepsi
Jenis pil kontrasepsi yang beredar di pasaran Indonesia umumnya adalah pil
kombinasi.
 Efektifitas
Secara teoritis hampir 100, dengan angka kegagalan 0,1 – 1,7 (Saifudin, 1996).
 Keuntungan
 Tidak mengganggu kegiatan seksualitas suami istri
 Siklus hait menjadi teratur
 Dapat menghilangkan keluhan nyeri haid (dismenorea)
 Untuk pengobatan kemandulan, kadang – kadang dapat dipakai untuk
memancing kesuburan
 Untuk mengobati wanita dengan perdarahan yang tidak teratur
 Untuk mengobati perdarahan haid pada wanita usia muda (Mochtar, 1998).
4. Implan
 Efektifitas
Efektifitasnya 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan (Saifuddin A, 2003)
 Keuntungan
Dipasang selama lima tahun, kontrol medis ringan, dapat dilayani di daerah
pedesaan, penyulit medis tidak terlalu tinggi, biaya ringan.
 Efek samping
Gangguan menstruasi, terutama selama 3 - 6 bulan pertama dari pemakaian.
Pemakiaan akan mengalami masa perdarahan yang lebih panjang, lebih sering,
atau amenorea (Mochtar, 1998).
5. UD atau Spiral
Menurut bentuknya IUD di bagi menjadi :
Bentuk terbuka (open device),
Bentuk tertutup (closed device).
 Efektifitas
Efektifitas IUD sangat tinggi untuk mencegah dalam jangka waktu yang lama.
Angka kehamilan IUD berkisar antara 1,5 – 3 per 100 wanita pada tahun pertama
dan angka ini menjadi lebih rendah untuk tahun – tahun berikutnya (Mochtar,
1998).
 Keuntungan
 Meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri karena rasa aman
terhadap risiko kehamilan
 Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau keguguran
 Kesuburan cepat kembali setelah IUD di cabut / di buka
 Cocok untuk mencegah kehamilan atau menjarangkan kehamilan
dalam jangka panjang
 Tidak mengganggu hubungan pasutri
 Tidak terpengaruh ”faktor lupa ” dari pemakai
 Tidak ada efek samping hormonal
 Tidak mengganggu laktasi
 Tidak berinteraksi dengan obat – obatan
6. MOW (Medis Operatif Wanita)
 Efektifitas
Sangat efektif , angka kegagalan sedikit lebih rendah
Segera efektif post – operatif (Hartanto, 2003)
 Keuntungan
Vasektomi tuba akan menghadapi dan mencapai klimakterium dalam suasana
alami (Manuaba, 1998).
 Kontra indikasi
Peradangan dalam rongga panggul, Peradangan liang senggama akut (vaginatis –
servisitis akut), Penyakit kardiovaskuler berat, penyakit paru berat, atau penyakit
paru lain yang tidak memungkinkan akseptor berada dalamposisi genupektorial
Obesitas berlebihan, Bekas laparotomi (Mochtar, 1998).
7. MOP (Medis Operatif Pria)
 Efektivitas
Sangat efektif, tetapi angka kejadian rekanalisasi spontan dan kehamilan
sedikit lebih tinggi
Efektif 6 – 10 minggu setelah operasi (Saifudin, 1996).
 Efek samping
Hampir tidak ada resiko trauma internal
Infeksi serius sangat rendah
Tidak ada kematian yang berhubungan dengan anestesi (Hartanto, 2003).
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PADA NY. D DENGAN ASEPTOR KB SUNTIK 3
BULAN
DI PUSKESMAS CIPONDOH KOTA TANGERANG
Tanggal Masuk Puskesmas : 10 September 2019
Nama Pengkaji :
Nomor induk Mahasiswa :
Hari/Tanggal Pengkajian : 10 September 2019
Waktu Pengkajian : 11.40 WIB
Tempat Pengkajian : Puskesmas Cipondoh
1. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama saat pengkajian
Ibu mengatakan ingin suntik KB 3 bulan tidak sesuai jadwal dikarenakan telat 1
minggu jadwal yang sudah ditentukan, ibu menanyakan apakah masih bisa
melakukan KB suntik walaupun tidak sesuai jadwal.
Keluhan utama saat masuk rumah sakit :
Saat ini ibu dalam keadaan sehat dan tidak menderita penyakit menular (TBC,
hepatitis), menahun (jantung, hipertensi, diabetes militus), ibu tampak gelisah
karena telat 1 minggu tidak ber KB.
c. Riwayat Genekologi
Menarche usia 13 tahun
Siklus haid 28 hari
Lama haid 5 hari
Keluhan saat haid tidak pernah
Fluor Albus tidak ada
d. Riwayat Genekologi
 Menarche usia 13 tahun
 Siklus haid 28 hari
 Lama haid 5 hari
 Keluhan saat haid tidak pernah
 Fluor Albus tidak ada
e. Riwayat Obtetrik
 Jumlah anak yang hidup 3
 Jumlah anak yang meninggal tidak ada
 Jenis kelamin anak yang dilahirkan : 1 laki - laki dan 2
perempuan
 Jenis persalinan terakhir : Normal
 Komplikasi persalinan : Tidak ada
 Keadaan nifas terakhir baik
f. Riwayat Kesehatan sekarang dan Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak memiliki sakit menular.
f. Pemeriksaan Fisik ( Data Obyektif )
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Kompos mentis
2. Tanda - tanda Vital
 Nadi : 80 x/menit.
 Tensi : 120/80 mmHg.
 Suhu : 36,6 C.
 Respirasi : 19 x/menit.
3. Kepala
 Rambut : Bersih ( √ ) Kotor ( )
Rontok ( )
 Mata
Penglihatan : Baik ( √ ) Kabur ( )
Konjungtiva : Tidak anemis ( √ ) Anemis ( )
Sclera : Ikterik ( ) Tidak (√)
Kelopak mata : oedema ( ) Tidak ( √ )
Reaksi pupil : Membesar ( ) Tidak ( √ )
Mengecil ( ) Tidak ( √ )
Gerakan bola mata : Simetris
 Telinga :
Kebersihan : bersih
Fungsi pendengaran : normal
 Hidung :
Kebersihan : bersih
Fungsi penciuman : normal
 Mulut :
Bibir : warna : merah muda
Stomatitis : tidak ada
Gusi : warna : merah mud
Perdarahan : tidak ada pendarahan
Pembengkakan : tidak ada pembengkakan
Gigi : Jumlah : 36 buah
Caries : ada ( ) tidak ( √ )
Lubang : ada ( ) tidak ( √ )
Ompong : ada ( ) tidak ( √ )
Gigi palsu : ada ( ) tidak ( √ )
4. Leher :
Pembesaran : Kel. tiroid : ada ( ) tidak ( √ )
Kel. getah bening : ada ( ) tidak ( √ )
5. Dada :
Pergerakan nafas: simetris
Bunyi nafas : vesikuler
Bunyi jantung : dullnes
Irama jantung : simetris
6. Payudara :
Bentuk : simetris ( √ ) tidak simetris ( )
Putting susu: menonjol ( ) tidak menonjol ( √ )
Kolestrum : ada ( ) tidak ada ( √ )
Benjolan : ada ( ) tidak ( √ )
7. Perut : \
Luka bekas operasi : ada ( ) tidak ( √ )
Luka parut : ada ( ) tidak ( √ )
2. Analisa Data
3. Diagnosa Keperawatan :
 Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang kontrasepsi metode suntik.
 Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
kurang informasi cara ber KB.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai