Anda di halaman 1dari 7

PELAYANAN ASUHAN

KESEHATAN GIGI DAN


MULUT INDIVIDU

Putri indah sari


195110446
DIAGNOSIS ASUHAN KESEHATAN
GIGI
 Diagnosis adalah kesimpulan dari pengkajian dan fokus
kepada kebutuhan-kebutuhan manusia yang dapat dipenuhi
melalui pelayanan asuhan keperawatan gigi. Ketika
kebutuhan manusia dari klien tersebut di luar jangkauan
pelayanan asuhan keperawatan gigi maka klien harus
dirujuk kepada tenaga kesehatan professional lain yang
sesuai. Diagnosis keperawatan gigi harus diprioritaskan
untuk mengarahkan tindakan keperawatan gigi selanjutnya.
Diagnosis keperawatan gigi diperluas berdasarkan
kemungkinan bahwa pelayanan asuhan keperawatan gigi
bersifat individual dan terfokus daripada sesuatu yang
bersifat ritual atau rutin. Diagnosis keperawatan gigi harus
diperkuat (divalidasi) untuk meyakinkan bahwa kebutuhan
manusia merupakan fokus dari perencanaan pelayanan.
Diagnosis keperawatan gigi dapat dikatakan valid
(absah) apabila:

1. Berdasarkan data yang komplit dan akurat


2. Kedua data obyektif maupun subyektif menjelaskan
suatu pola karakteristik dari tidak terpenuhinya
kebutuhan manusia yang berhubungan dengan (dalam
ruang lingkup) kesehatan dan penyakit mulut.
3. Berdasarkan pengetahuan ilmiah keperawatan gigi
4. Dapat dicegah, dikurangi atau diatasi dengan
pelayanan asuhan keperawatan gigi
Dalam kaitannya dengan keperawatan gigi dan
mulut, maka diagnosa keperawatan gigi dituliskan
dengan cara berikut: ‘Problem’ yang berhubungan
dengan ‘etiologi’ dibuktikan oleh ‘tanda-tanda dan
gejala-gejala (batasan karakteristik)’.
Problem dapat diidentifikasikan sebagai respons
manusia terhadap masalah-masalah kesehatan gigi
yang aktual atau potensial sesuai dengan data-data
yang didapat dari pengkajian.
Etiologi ditunjukkan melalui pengalaman-
pengalaman individu yang telah lalu, pengaruh
genetika, faktor-faktor lingkungan yang ada saat ini,
atau perubahan-perubahan patofisiologis.
KOMPONEN DIAGNOSA
KEPERAWATAN GIGI
Ada 3 (tiga) komponen yang esensial dalam
suatu diagnosa keperawatan yang telah dirujuk
sebagai bentuk PES (Gordon, 1987).
1. ‘P’ diidentifikasi sebagai problem/masalah
kesehatan
2. ‘E’ menunjukkan etiologi/penyebab dari
problem
3. ‘S’ menggambarkan signs/sekelompok
tanda dan gejala atau apa yang dikenal
sebagai ‘batasan karakteristik’.
CONTOH DIAGNOSA
 Data masalah : KMD (karies mengenai Dentin)
 Diagnosa keperawatan : HP (Hyperamia Pulpa)
 Gejala/ tanda nya :

1. Data Subyektif Anamnese:


Keluhan utama: - Sudah ada rasa linu, sensitif, dll (tidak ada
keluhan) Keluhan tambahan: Rangsangan pasti rasa linu (sikat
gigi, minum dll), tidak ada keluhan
2. Data Objektif
- Gigi (ditemukan elemen gigi ada tandatanda berlubang) -
Inspeksi (ada lubang, lokasi dan warnanya)
 Sondasi (dalamnya medium/karies media, reaksi lubang (+)
atau (-)
 Thermis dingin (bereaksi linu, dingin, dll)
 Pemeriksaan lainnya, bila diperlukan - Penanganan rasa linu
 - Penambalan sesuai kasus
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai