Anda di halaman 1dari 25

Kanker

Servix
Dita Rahayu
30101507430

dr. Sugeng, Sp. OG


Table of Contents

Pencegahan dan Deteksi


01 Definisi
04 Dini

02 Faktor Risiko
05 Klasifikasi

03 Gejala
06 Tatalaksana
Definisi Kanker Cervix
Ca cervix adalah kanker ginekologi
paling umum pada wanita di seluruh
dunia.

Kanker serviks merupakan keganasan


yang berasal dari serviks yang dapat
bermetastasis ke organ lain. Serviks
merupakan sepertiga bagian bawah
uterus, berbentuk silindris, menonjol dan
berhubungan dengan vagina melalui
ostium uteri eksternum.
kanker serviks  keganasan keempat pada
wanita di dunia setelah kanker payudara,
kolon, dan paru. Insidensi 528.000 kasus.
Angka kematian 266.000 kasus.

Menurut WHO, >270.000 kasus wanita


meninggal dunia karena kanker serviks dan
>85% terjadi pada negara berkembang.

Menurut Kemenkes RI 2015, angka


penderita kanker serviks di Indonnesia 0.8
%. Setiap tahun tidak kurang dari 15.000
kasus kanker serviks terjadi di Indonesia.
Frekuensi keganasan saluran
reproduksi pada 844 wanita
hamil.
ETIOLOGI
Penyebab kanker serviks diketahui adalah virus
HPV (Human Papilloma Virus) sub tipe onkogenik,
terutama sub tipe 16 dan 18.
Faktor Risiko

Aktivitas seksual
Menderita
pada usia muda Sering berganti
penyakit
•<16
• <16 tahun pasangan
immunosupresif

Tidak menjaga
Merokok dan
kebersihan Infeksi HPV
minuman keras
organ genital

Herpes simplex
virus 2 multiparitas
Gejala

• Keputihan/cairan encer dari vagina


• Perdarahan setelah sanggama
• Timbulnya pendarahan setelah masa
menopause
• Timbul nyeri panggul / perut bagian
bawah
• Pada stadium lanjut : badan menjadi kurus
kering, timbul iritasi vesica urinaria, nyeri
saat buang air kecil / besar.
Diagnosed
Pencegahan & Deteksi
Dini Kanker Serviks
• Vaksinasi HPV
• Gaya hidup sehat

DETEKSI DINI
Deteksi lesi pra kanker terdiri dari berbagai
metode :
1. Papsmear (konvensional atau liquid-base
cytology /LBC ),
2. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA),
• Usia 30-50 tahun
• Minimal 5 tahun sekali
3. inspeksi Visual Lugoliodin (VILI),
4. Test DNA HPV (genotyping / hybrid
capture)
Diagnosis

○ Tahap awal : keputihan, kadang disertai bercak darah.

○ Tahap selanjutnya : Gejala dapat berkembang mejladi postcoital bleeding, nyeri


pinggang atau perut bagian bawah karena desakan tumor di daerah pelvik ke
arah lateral sampai obstruksi ureter, bahkan sampai oligo atau anuria

○ Kemudian : perdarahan spontan di luar haid, sekret vagina yang berbau, gejala
metastase.

○ Lesi mungkin bertumbuh exofitik atau endofitik; massa polypoid, jaringan


papillary, atau barrel-shaped cervix; a cervical ulceration atau massa granular;
atau jaringan necrotic.

○ Tampak cairan purulent, discharge darah

○ Px bimanual  pembesaran Rahim (akibat invasi dan pertumbuhan kanker)


Pemeriksaan Penunjang

Pap smear, jika positif biasanya dilakukan kolposcopi dan biopsi.


● Tes Pap Smear
● Biopsi

● Foto thorax, tulang belakang  untuk melihat


perluasan.

● Pemeriksaan hematologi  menilai fungsi


organ dan jenis terapi.

Pemeriksaan sitologi papsmear digunakan


sebagai skrining, sedangkan pemeriksaan
histopatologik sebagai konfirmasi
Screening Kanker Servix
keluhan Lesi anatomis Rekomendasi
skrinning
- - IVA

+ - Pap Smear

+ + Biopsi (diagnostic)

IVA
1. Perempuan usia 30-50 th
2. Perempuan tidak hamil
3. Tes negatif : halus, berwarna merah muda, tidak berfitur, ectropion, cervicitis  ulangi 3-5 Tahun Sekali
4. Tes positif : bercak putih (acetowhite epitelium) sgt terlihat, batas tegas dan meninggi  rekomendasi krioterapi 
ulangi l bulan  ulangi 6 bln.
5. Dicurigai : pertumbuhan massa seperti kembang kol, mdh berdarah.
PAP SMEAR
1. Mendeteksi perubahan pada morfologi
sel/displasia.
2. Syarat :
• dilakukan pada fase proliferasi (l
minggu setelah mens berakhir)
• Sebelum pap smear tidak melakukan
hubungan seksual 24-48 jam sebelum
• Tidak menggunakan lubrikan vagina
Klasifikasi
Stadium
Wanita dengan CIN yang dikonfirmasi secara histologis selama kehamilan dapat
diizinkan untuk melahirkan melalui vagina, dengan evaluasi lebih lanjut

● Bagi penderita CIN 1, penatalaksanaan yang dianjurkan adalah evaluasi ulang


pascapartum.
● Untuk mereka dengan CIN 2 atau 3  evaluasi ulang sampai setidaknya 6 minggu
pascapartum.
● Sebagai alternatif, ulangi evaluasi kolposkopi dan sitologi dilakukan dengan
interval tidak lebih dari 12 minggu.
● Biopsi ulang direkomendasikan hanya jika tampilan lesi memburuk atau jika
sitologi menunjukkan kanker invasif
Tatalaksana
Resources

● Hoffman et al. 2016. Williams Gynecology. Neoplastic


Disorders. McGrawHill.

● Syaiful, et. Al. 2018. Skrining kanker serviks dengan


pemeriksaan pap smear. Medan
● Panduan Penatalaksanaan Kanker Serviks. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia
● American College Obstetricians And Gynecologysts (ACOG).
2013. Guidelines for Pap Smear.
Thanks
CREDITS:
This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai