Anda di halaman 1dari 31

SIDANG SKRIPSI Tradition of Excellenc

GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN BANTUAN HIDUP DASAR


(BHD) PADA MAHASANTRI PONDOK MODERN AL-RIFA’IE
SATU KHUSUS PUTRI KABUPATEN MALANG

Elisya Nurri Syani


NIM 162310101154

Fakultas Keperawatan
Universitas Jember
2020
PENDAHULUAN Tradition of Excellenc
Latar Belakang
Henti Jantung dan Henti Napas menjadi masalah yang krusial pada saat ini. Ketersediaan
orang yang bisa melakukan BHD masih sangat rendah. Intensi sangat dibutuhkan terutama
pada orang awam khususnya santri di wilayah pesantren. Penerapan perilaku BHD pada santri
akan terbentuk bila santri ingin melakukan BHD. Bila santri sudah memiliki keinginan maka
santri nantinya akan mudah dalam penerapan BHD karena dengan adanya keinginan maka
santri tidak akan merasa terpaksa dalam melakukannya dan yakin dalam penerapannya.
Penerapan intensi melakukan BHD berpengaruh pada santri atau orang awam saja namun
pada tenaga professional pun juga berpengaruh pada penerapan BHD. Sehingga intensi
perilaku BHD pada santri sangat penting. Terdapat melakukan BHD pada korban kecelakaan
lalu lintas di kelurahan kenjeran memiliki sikap positif dengan intensi lemah sebesar 18 orang
(56,3%), masyarakat yang memiliki norma subyektif sedang dengan intensi sedang sebesar
52%, dan hampir setengah masyarakat memiliki persepsi kontrol perilaku sedang dengan
intensi rendah 48,7%.
PENDAHULUAN Tradition of Excellenc

Tujuan Umum Tujuan Khusus

Mengetahui “Gambaran Intensi a. Mengidentifikasi karakteristik responden


Melakukan Bantuan Hidup atau Mahasantri Pondok Modern Al-
Dasar (BHD) Pada Mahasantri Rifa’ie Kabupaten Malang .
Pondok Modern Al-Rifa’ie Satu b. Mendeskripsikan tentang Intensi
Khusus Putri Kabupaten Malang Melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Pada Mahasantri Pondok Modern Al-
Rifa’ie Satu Khusus Putri Kabupaten
Malang.
PENDAHULUAN Tradition of Excellenc

Manfaat

Bagi Peneliti Bagi fakultas Keperawatan


Menambah pengetahuan dan Menambah informasi dalam intensi
mengembangkan wawasan bagi peneliti Melakukan Bantuan Hidup Dasar
terkait dengan Intensi Melakukan (BHD) di lingkungan pesantren
Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan dapat
dijadikan pengalaman yang berharga
untuk peneliti serta peneliti selanjutnya.

Bagi Instansi Pendidikan


Bermanfaat bagi institusi pendidikan
yaitu sumber wawasan ilmu
pengetahuan dan referensi bagi santri
tentang Intensi Melakukan Bantuan
Hidup Dasar (BHD) Pada Mahasantri
Pondok Modern Al-Rifa’ie Satu Khusus
Putri Kabupaten Malang.
PENDAHULUAN
Tradition of Excellenc
Keaslian Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA Tradition of Excellenc

Bantuan Hidup Dasar Intensi


(BHD)
- Definisi - Definisi
- Tujuan - Theory
- Pentingnya Bantuan
Planned of
Hidup Dasar (BHD) Behavior
- Langkah-langkah - Faktor-faktor
dalam melakukan yang
Bantuan Hidup Mempengaru
Dasar (BHD) hi Intensi
- Indikasi Bantuan
(Determinan)
Hidup Dasar (BHD) - Faktor lain
- Rantai
yang
Kelangsungan Hidup Mempengaru
hi Intensi
Berperilaku
Tradition of Excellenc
KERANGKA KONSEP Tradition of Excellenc
METODE PENELITIAN Tradition of Excellenc

Design Penelitian Variabel Penelitian

Deskriptif kuantitatif dengan Independen : Intensi


pendekatan cross sectional. Melakukan BHD
METODE PENELITIAN Tradition of Excellenc

Populasi & Sampel Kriteria Inklusi


 Mahasantri yang bersedia
Sampel yang digunakan
sebanyak 70 responden. menjadi responden
 Seluruh mahasantri pondok
modern al-rifa’ie satu khusus
putri kabupaten malang.

Teknik Sampling
Kriteria Eksklusi
Teknik yang digunakan
dalam pengambilan  Mahasantri yang tidak bersedia
sampel penelitian untuk menjadi responden
menggunakan cara non  Mahasantri yang mengisi
probability sampling kuesioner tidak lengkap
yaitu total sampling
Tradition of Excellenc
METODE PENELITIAN Tradition of Excellenc

Sumber Data Alat Pengumpul


Teknik
data
Pengumpul
Primer Data
Kuesioner Intensi
melakukan BHD
hasil pengisian
kuesioner online
(Google Form) oleh
Mahasantri yang
diajukan oleh peneliti
di Pondok Modern Al-
Rifa’ie Satu Khusus
Putri Kabupaten
Malang.
METODE PENELITIAN Tradition of Excellenc

MENYEBARKAN LINK
MENGISI HALAMAN
GOOGLE FORM
INFORMED CONSENT
KUESIONER

DATA YANG TELAH


DIPEROLEH DIANALISIS
MENGISI KUESIONER
MENGGUNAKAN UJI
STATISTIKA
METODE PENELITIAN Tradition of Excellenc

Editing
Analisa Data
Coding
Univariat
Karakteristik responden
Entry data 1. Usia
2. Semester

Cleaning
METODE PENELITIAN Tradition of Excellenc

Free and informed


consent

Personal data,
Privacy or Public Confidentially and
Anonymity

Regard for third parties


HASIL DAN PEMBAHASAN Tradition of Excellenc

Karakteristik Responden

Berdasarkan tabel disamping menunjukkan bahwa mayoritas


Mahasantri Pondok Modern Al-Rifa’ie Satu Khusus Putri Kabupaten
Malang adalah Perempuan dan usia terbanyak mahasantri pondok
modern Al-Rifa’ie Khusus Putri Kabupaten Malang yaitu 16-20
Tahun sebanyak 47 orang (67,1%). Angkatan paling banyak yaitu
angkatan semester 4 yaitu sebanyak 33 orang (47,1%) dan paling
sedikit angkatan semester 6 yaitu sebanyak 16 orang (22,9%).
HASIL DAN PEMBAHASAN Tradition of Excellenc

menunjukkan bahwasanya nilai rata-rata intensi melakukan Bantuan


Hidup Dasar (BHD) sebesar 62,8 dengan SD 8,4.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tradition of Excellenc
Tradition of Excellenc

nilai rata-rata tertinggi pada nilai sikap yaitu 6,6, nilai norma
subyektif yaitu 6,7, nilai kepercayaan diri yaitu 5,7 dan
Kemampuan Kontrol paling tertinggi yaitu 5,1.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tradition of Excellenc

Berdasarkan hasil penelitian ini responden terbanyak terdapat pada usia 16- 20 tahun
sebanyak 47 orang (67,1%) usia ini termasuk kedalam kategorik usia remaja akhir karena
dimana seseorang sudah mengalami pubertas.
Pada usia ini seseorang dapat mampu untuk menerima hal baru dan belum ada
perubahan kognitif dalam mengingat informasi. Sehingga pada masa remaja akhir
ini seseorang mampu memecahkan masalah yang kompleks logis maupun rasional
dan sudah cukup mampu menerima pembelajaran mengenai BHD yang disertai
dengan kekutan-kekuatan yang optimal untuk melakukan RJP dalam melakukan
penanganan (bystander) Bantuan Hidup Dasar (BHD) Dariyo, (2003) & Yunanto,
(2017).

Peniliti berasumsi bahwa a pada usia remaja seseorang dapat menerima pembelajaran
mengenai BHD yang disertai dengan kekutan-kekuatan yang optimal untuk melakukan
RJP sebagai bystander dalam melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD).
hasil penelitian ini angkatan responden terbanyak terdapat pada
semester 4 sebesar 47,1%, semester 6 terdapat 30,0% dan yang paling
sedikit yaitu semester 2 terdapat 22,9%. Tradition of Excellenc
Menurut American Heart Association (2015) bantuan hidup dasar
dapat dialakukan oleh siapapun tidak harus tenaga kesehatan
intensi Bantuan hidup dasar (BHD) menjadi penting karena
diajarkan tentang bagaimana teknik dasar penyelamatan korban
dari berbagai musibah sehari-hari yang bisa di jumpai.

Pada penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa pada


semester 4 pada prodi ilmu keperawatan berharap, calon
perawat di Indonesia lebih aware terhadap pasien dan
memiliki jiwa penolong. dan masih terlihat bahwa banyak
perawat yang lalai akan tuganya. Perawat harus
mempunyai jiwa penolong sesama orang yang
membutuhkan tanpa memikirkan apapun, yang paling
terpenting adalah nyawa, sehingga mahasiswa mengikuti
praktikum Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan dianggap
sebagai dasar untuk perawat (Parajulee dan Selvaraj, 2011)
HASIL DAN PEMBAHASAN Tradition of Excellenc

Hasil penelitian dalam bentuk kuisioner yang diberikan pada mahasantri didapatkan hasil
sebagai berikut. Nilai sikap yang paling tinggi terdapat pada nilai sikap positif yaitu dengan
nilai rata-rata 6,6 sebanyak 49 orang.

C.L. Chen dkk., (2017) terdapat hasil sikap positif terhadap intensi. Sehingga sikap positif
dapat ditentukan untuk menjadi prediktor intensi dalam menerapkan family-Witnessed
Resuscitation. Sikap perilaku positif dan demografis mempunyai hubungan, misalnya
seseorang yang dengan pelatihan Advanced Cardiovaskular Life Support (ACLS)
mencetak 0,16 poin yang lebih rendah untuk sikap perilaku positif daripada seseorang
yang tanpa pelatihan ACLS.
(Ajzen, 2005) Dengan demikian intensi dapat memainkan peran yang khas
dalam mengarahkan perilaku yaitu menghubungkan antara perilaku yang
diinginkan oleh seseorang dengan perilaku tertentu. Intensi menjadi Tradition
kuat of Excellenc
karenakan motivasi yang di terima oleh mahasantri dijadikan keyakinan intensi
yang kuat. Sikap yang negatif dikarenakan persepsi individu yang dengaruhi
oleh teman, keadaan yang ada di sekitar dan trauma psikis pada masa lalu
individu tersebut .

Peneliti berasumsi bahwa bahwa pemberian bantuan hidup dasar sangat bermanfaat
untuk mahasantri dalam pertolongan pertama pada kasus henti nafas dan henti
jantung. Salah satu pendukung dari hasil nilai sikap positif yang ditunjukkan mahasantri
pada data kuisioner adalah dengan memberikan video perkenalan tentang bantuan
hidup dasar (BHD) seperti memberikan pengertian, tujuan dan manfaat serta tata cara
melakukan bantuan hidup dasar (BHD).
HASIL DAN PEMBAHASAN Tradition of Excellenc
Nilai Norma Subyektif yang tertinggi terdapat rata-rata 6,7 yang ditunjukkan oleh 52 orang
menyatakan sangat setuju bahwa melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) terhadap orang
yang membutuhkan sangat penting.

(Ajzen, 2005) Seseorang dapat bertindak berdasarkan intensinya hanya jika ia


memiliki kontrol terhadap perilakunya. Sehingga, norma subyektif yang datang
akan memperkuat intensi seseorang yang dijadikan penghubung untuk
menampilkan perilaku Bantuan Hidup Dasar (BHD). Norma subyektif tidak hanya
ditentukan oleh referent namun biasa ditentukan oleh normative beliefs dan
motivation to comply. Artinya banyaknya referent yang mendukung seseorang
untuk melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dapat menyebabkan seseorang
mempunyai norma subyektif tinggi dan kekuatan intensi yang kuat
Tradition of Excellenc
Peneliti berasumsi bahwa pemberian pengetahuan secara audio visual berupa
video perkenalan Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada mahasantri dapat
mempengaruhi nilai norma subyektif. Keingintahuan dan pengetahuan yang
didapat dari perkenalan BHD merupakan hal baru bagi mereka, sehingga intensi
semakin meningkat begitu pula nilai norma subyektif pada mahasantri.
Pemahaman pentingnya bantuan hidup dasar pada seseorang yang
membutuhkan, bagaimana harus bersikap dan bertindak secara langsung apabila
ada dalam situasi yang mengharuskan pemberian BHD mendorong mahasantri
termotivasi dalam pengaplikasian dalam kehidupan, baik dalam lingkungan
pondok pesantren maupun lingkungan rumah tempat mereka tinggal.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tradition of Excellenc
Nilai kepercayaan diri yang tertinggi terdapat terdapat nilai rata-rata 5,7 yang ditunjukkan
oleh 28 orang menyatakan sangat setuju bahwa merasa percaya diri melakukan Bantuan
Hidup Dasar (BHD) jika ia ingin melakukannya.

(Santrock, 2003) Kepercayaan diri pada seseorang membawa kekuatan dalam


mengatur langkah seseorang dan kepercayaan diri yang lebih besar akan
mendorong pikiran berfikir besar. Seseorang yang percaya diri lebih independent,
tidak tergantung pada orang lain, mampu bertanggung jawab pada orang lain.
Sehingga dengan kepercayaan diri seseorang dapat melakukan intensi dalam
melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Asumsi peneliti, Setiap individu memiliki fisik yang berbeda, pengetahuan dan Tradition of Excellenc
pengalaman
berbeda, tinggal dilingkungan yang berbeda dan mendapatkan pola asuh yang berbeda dari
keluarga. Beberapa aspek tersebut dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan diri dalam
mengeksplorasi diri. Begitu pula kematangan usia seseorang juga dapat mempengaruhi
kepercayaan diri karena usia berbanding lurus dengan pengalaman. Semakin matang usia
seseorang akan semakin banyak pengalaman yang diperoleh dalam bersikap dan bertindak sesuai
dengan norma yang berlaku di lingkungan. Pemberian pengenalan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
pada lingkungan Pondok Pesantren Al-Rifa’ie dapat berpengaruh besar pada peningkatan
kepercayaan diri mahasantri. Pada usia remaja akhir dan dewasa awal memiliki cara berfikir logis
dan realistik, karakteristik ingin menonjol diantara yang lain, rasa ingin tahu dan daya saing yang
tinggi berdampak pada antusiasme dan kepercayaan diri sehingga mereka ingin menunjukkan
eksistensi diri dari pengetahuan dan pengalaman baru yang mereka dapat untuk
diimplementasikan dalam kehidupan pondok pesantren. Sehingga dengan adanya sifat yang
percaya diri seseorang dapat merasa lebih yakin dalam melakukan bantuan hidup dasar (BHD)
terhdap seseorang yang membetuhkan pertolongan pertama seperti kasus henti jantung dan henti
napas.
Tradition of Excellenc
Nilai kemampuan kontrol tertinggi terdapat nilai rata-rata 5,1 yang ditunjukkan
oleh 21 orang menyatakan sangat setuju bahwa melakukan keputusan atau tidak
melakukan tindakan bantuan hidup dasar adalah terserah kepada keputusan
pada individu

(Ajzen, 2005) Terdapat Theory Behavior Of Planned Behavior bahwa tidak hanya
menekankan pada tingkah laku seseorang, tetapi juga beliefs bahwasanya target tingkah
laku berada di bawah kontrol seseorang, misalnya kesempatan untuk mengemukan tingkah
laku tersebut atau adanya hal yang mendukung dan menghambat untuk menampilkan
tertentu. Seseorang tersebut mengevaluasi perilaku secara positif ditambah mendapat
tekanan dari social untuk melakukan perilakunya, dan memiliki kesempatan untuk
melakukan perilaku tersebut, sehingga intensi seseorang akan terlebih dahulu terbentuk
sebelum melakukan suatu perilaku
Tradition of Excellenc

Peneliti berasumsi bahwa kemampuan kontrol setiap individu berbeda karena


dipengaruhi beberapa faktor seperti ilmu pengetahuan, pengalaman hidup
seseorang, peran serta atau hubungan sosial seseorang dalam lingkungan dan
keluarga. Seiring bertambahnya usia dan semakin banyak pengetahuan yang
didapat seseorang terhadap hal baru akan mempengaruhi kemampuan kontrol
seseorang dalam mengambil keputusan untuk bersikap dan bertindak sesuai
dengan norma yang berlaku. Keputusan apapun yang akan diambil dalam
menanggapi suatu masalah atau fenomena yang terjadi pada lingkungan juga bisa
dipengaruhi oleh keadaan seseorang sehingga dapat menekan kemampuan
kontrol untuk perilaku positif yang mungkin akan dilakukan. Sehingga sikap,
norma suyektif, kepercayaan diri maupun kemampuan kontrol dapat
mempengaruhi dalam melakukan Intensi melakukan Bantuan Hidup Dasar.
Saran
Tradition of Excellenc
Bagi Peneliti Bagi Instantsi Kesehatan (UKS Pondok
dapat menggunakan metode penelitian yang Modern Al-Rifa’ie Satu)
berbeda terkait intensi melakukan Bantuan • Mengadakan seminar tentang
Hidup Dasar (BHD) pada santri antara lain:
pembelajaran melakukan Bantuan Hidup
1)Analisis bivariat dengan menghubungkan
Dasar (BHD)
karakteristik santri dengan Intensi
• Mengadakan pelatihan Bantuan Hidup
melakukan BHD
2)Analisis faktor yang dapat mempengaruhi Dasar (BHD) setiap tahun ajaran baru.
intensi mealakukan BHD pada santri

Bagi Masyarakat (Santri Al-Rifa’ie


Bagi Institusi Pendidikan (Pondok
Malang)
Modern Al-Rifa’ie Satu)
Dapat dijadikan Pendidikan Kesehatan
 Dapat dijadikan Pendidikan Kesehatan pada
kepada santri Al-Rifaie Malang tentang
tahun pertama pendidikan waktu masuk ke
Bantuan Hidup Dasar (BHD)
pondok tentang Bantuan Hidup Dasar
(BHD)
 Dapat mengadakan pelatihan Bantuan
Hidup Dasar (BHD) setiap tahun ajaran baru
setiap tahunnya.
Tradition of Excellenc

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai