Fakultas Keperawatan
Universitas Jember
2020
PENDAHULUAN Tradition of Excellenc
Latar Belakang
Henti Jantung dan Henti Napas menjadi masalah yang krusial pada saat ini. Ketersediaan
orang yang bisa melakukan BHD masih sangat rendah. Intensi sangat dibutuhkan terutama
pada orang awam khususnya santri di wilayah pesantren. Penerapan perilaku BHD pada santri
akan terbentuk bila santri ingin melakukan BHD. Bila santri sudah memiliki keinginan maka
santri nantinya akan mudah dalam penerapan BHD karena dengan adanya keinginan maka
santri tidak akan merasa terpaksa dalam melakukannya dan yakin dalam penerapannya.
Penerapan intensi melakukan BHD berpengaruh pada santri atau orang awam saja namun
pada tenaga professional pun juga berpengaruh pada penerapan BHD. Sehingga intensi
perilaku BHD pada santri sangat penting. Terdapat melakukan BHD pada korban kecelakaan
lalu lintas di kelurahan kenjeran memiliki sikap positif dengan intensi lemah sebesar 18 orang
(56,3%), masyarakat yang memiliki norma subyektif sedang dengan intensi sedang sebesar
52%, dan hampir setengah masyarakat memiliki persepsi kontrol perilaku sedang dengan
intensi rendah 48,7%.
PENDAHULUAN Tradition of Excellenc
Manfaat
Teknik Sampling
Kriteria Eksklusi
Teknik yang digunakan
dalam pengambilan Mahasantri yang tidak bersedia
sampel penelitian untuk menjadi responden
menggunakan cara non Mahasantri yang mengisi
probability sampling kuesioner tidak lengkap
yaitu total sampling
Tradition of Excellenc
METODE PENELITIAN Tradition of Excellenc
MENYEBARKAN LINK
MENGISI HALAMAN
GOOGLE FORM
INFORMED CONSENT
KUESIONER
Editing
Analisa Data
Coding
Univariat
Karakteristik responden
Entry data 1. Usia
2. Semester
Cleaning
METODE PENELITIAN Tradition of Excellenc
Personal data,
Privacy or Public Confidentially and
Anonymity
Karakteristik Responden
nilai rata-rata tertinggi pada nilai sikap yaitu 6,6, nilai norma
subyektif yaitu 6,7, nilai kepercayaan diri yaitu 5,7 dan
Kemampuan Kontrol paling tertinggi yaitu 5,1.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tradition of Excellenc
Berdasarkan hasil penelitian ini responden terbanyak terdapat pada usia 16- 20 tahun
sebanyak 47 orang (67,1%) usia ini termasuk kedalam kategorik usia remaja akhir karena
dimana seseorang sudah mengalami pubertas.
Pada usia ini seseorang dapat mampu untuk menerima hal baru dan belum ada
perubahan kognitif dalam mengingat informasi. Sehingga pada masa remaja akhir
ini seseorang mampu memecahkan masalah yang kompleks logis maupun rasional
dan sudah cukup mampu menerima pembelajaran mengenai BHD yang disertai
dengan kekutan-kekuatan yang optimal untuk melakukan RJP dalam melakukan
penanganan (bystander) Bantuan Hidup Dasar (BHD) Dariyo, (2003) & Yunanto,
(2017).
Peniliti berasumsi bahwa a pada usia remaja seseorang dapat menerima pembelajaran
mengenai BHD yang disertai dengan kekutan-kekuatan yang optimal untuk melakukan
RJP sebagai bystander dalam melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD).
hasil penelitian ini angkatan responden terbanyak terdapat pada
semester 4 sebesar 47,1%, semester 6 terdapat 30,0% dan yang paling
sedikit yaitu semester 2 terdapat 22,9%. Tradition of Excellenc
Menurut American Heart Association (2015) bantuan hidup dasar
dapat dialakukan oleh siapapun tidak harus tenaga kesehatan
intensi Bantuan hidup dasar (BHD) menjadi penting karena
diajarkan tentang bagaimana teknik dasar penyelamatan korban
dari berbagai musibah sehari-hari yang bisa di jumpai.
Hasil penelitian dalam bentuk kuisioner yang diberikan pada mahasantri didapatkan hasil
sebagai berikut. Nilai sikap yang paling tinggi terdapat pada nilai sikap positif yaitu dengan
nilai rata-rata 6,6 sebanyak 49 orang.
C.L. Chen dkk., (2017) terdapat hasil sikap positif terhadap intensi. Sehingga sikap positif
dapat ditentukan untuk menjadi prediktor intensi dalam menerapkan family-Witnessed
Resuscitation. Sikap perilaku positif dan demografis mempunyai hubungan, misalnya
seseorang yang dengan pelatihan Advanced Cardiovaskular Life Support (ACLS)
mencetak 0,16 poin yang lebih rendah untuk sikap perilaku positif daripada seseorang
yang tanpa pelatihan ACLS.
(Ajzen, 2005) Dengan demikian intensi dapat memainkan peran yang khas
dalam mengarahkan perilaku yaitu menghubungkan antara perilaku yang
diinginkan oleh seseorang dengan perilaku tertentu. Intensi menjadi Tradition
kuat of Excellenc
karenakan motivasi yang di terima oleh mahasantri dijadikan keyakinan intensi
yang kuat. Sikap yang negatif dikarenakan persepsi individu yang dengaruhi
oleh teman, keadaan yang ada di sekitar dan trauma psikis pada masa lalu
individu tersebut .
Peneliti berasumsi bahwa bahwa pemberian bantuan hidup dasar sangat bermanfaat
untuk mahasantri dalam pertolongan pertama pada kasus henti nafas dan henti
jantung. Salah satu pendukung dari hasil nilai sikap positif yang ditunjukkan mahasantri
pada data kuisioner adalah dengan memberikan video perkenalan tentang bantuan
hidup dasar (BHD) seperti memberikan pengertian, tujuan dan manfaat serta tata cara
melakukan bantuan hidup dasar (BHD).
HASIL DAN PEMBAHASAN Tradition of Excellenc
Nilai Norma Subyektif yang tertinggi terdapat rata-rata 6,7 yang ditunjukkan oleh 52 orang
menyatakan sangat setuju bahwa melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) terhadap orang
yang membutuhkan sangat penting.
(Ajzen, 2005) Terdapat Theory Behavior Of Planned Behavior bahwa tidak hanya
menekankan pada tingkah laku seseorang, tetapi juga beliefs bahwasanya target tingkah
laku berada di bawah kontrol seseorang, misalnya kesempatan untuk mengemukan tingkah
laku tersebut atau adanya hal yang mendukung dan menghambat untuk menampilkan
tertentu. Seseorang tersebut mengevaluasi perilaku secara positif ditambah mendapat
tekanan dari social untuk melakukan perilakunya, dan memiliki kesempatan untuk
melakukan perilaku tersebut, sehingga intensi seseorang akan terlebih dahulu terbentuk
sebelum melakukan suatu perilaku
Tradition of Excellenc
TERIMAKASIH