Anda di halaman 1dari 25

PENYULUHAN KESEHATAN

Disusun oleh :
Mahasiswa Ners Umitra
Epidemiologi

 The national comorbidity study : 1 diantara 4 orang memenuhi kriteria


diagnosis untuk paling tidak salah satu gangguan anxietas, dengan rata-
rata prevalensi 1 tahunnya adalah 17,7%
 Wanita lebih sering mengalami anxietas dengan prevalaensi seumur hidup
sebesar 30,5%
 Kelompok usia dengan prevalensi tertinggi adalah 30-40 tahun, dan rata-
rata onset gangguan pertama kali adalah usia 11 tahun
Epidemiologi

 Data riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2013 untuk gangguan


mental emosional (gejala depresi dan cemas) yang di deteksi pada
penduduk usia ≥15tahun atau lebih, dialami oleh 6% penduduk
atau lebih dari 14 juta jiwa
 Data (RISKESDAS) dari kementrian kesehatan republik
indonesia (2018), prevalensi gangguan emosional pada penduduk
berusia 15 tahun keats, meningkat 6% ditahun 2013 menjadi 9,8%
ditahun 2018
 Komorbiditas gangguan anxietas dengan gangguan psikiatri
lainnya sangat tinggi. Yang paling sering adalah komorbiditas
dengan gangguan depresi
Askep Ansietas
 Ansietas adalah perasaan takut yang tidak menyenangkan dan
tidak dapat dibenarkan yang sering disertai dengan gejala
fisiologis

 Gangguan ansietas terkadang unsur penderitaan yang bermakna


dan gangguan fungsi yang disebabkan oleh kecemasan tersebut

 Gangguan ansietas dapat ditandai hanya dengan rasa cemas atau


dapat juga memperlihatkan gejala lain seperti fobia atau obsesif
dan kecemasan muncul apabila gejala utama tersebut dilawan

 Rasa takut juga brsifat universal dan dapat menimbulkan gejala


ansietas yang akut. Tetapi berbeda dengan ansietas penyebab rasa
takut biasanya jelas dan dapat dipahami
 Suatu gambaran yang lazim pada semua
gangguan ansietas adalah kualitas gejala yang
tidak menyenangkan dan tidak alami
(ansietas, fobia, obsesi) yaitu ego alien dan
ego disnotik. Gejala-gejala ini cenderung
menjadi konsidi relaps kronis

 Waspadailah terhadap kemungkinan bunuh


diri
 Ansietas diperantarai oleh suatu sistem
kompleks yang melibatkan (sedikitnya) sistem
limbik (amigdala, hipokampus) talamus,
korteks frontal secara anatomis dan
norepnetrin (lokus seruleus), serotinn
(nukleus, rate dorsal) dan GABA (reseptor
GABA berpasangan dengan reseptor
benzodazepin pada sistem neurokimia
Definisi
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak
menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang
sering diserti dengan gejala fisiologis. Gangguan
ansietas terkandung unsur penderitaan yang
bermakna dan gangguan fungsi yang disebabkan
oleh kecemasan tersebut
Tanda Gejala Ansietas
 Mulut kering
 Sakit kepala dan sulit tidur  Diare/konstipasi
 Berkeringat  Mual / rasa tidak enak
 Gemetar
dilambung
 Jantung berdebar
 Nyeri perut / dada
 Napas pendek
 Kepala terasa ringan
 Nadi dan tekanan darah
 Rasa tercekik
naik
Tingkat Ansietas

berhubungan dengan ketegangan


dalam kehidupan sehari-hari dan
menyebabkan seseorang menjadi
Ansietas ringan
waspada dan meningkatkan lahan
persepsinya

Ansietas dapat memotivasi belajar dan


menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas

Memungkinkan seseorang untuk memusatkan perhatian


pada hal penting dan mengesampingkan yang lain sehingga
Ansietas sedang
seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat
melakukan sesuatu yang lebih terarah.

Tanda dan gejala :


Fokus menyempit, jantung berdebar-debar, peningkatan
frekuensi denyut nadi dan pernafasan, berkeringat,
gangguan pencernaan termasuk peniingkatan asam lambung
(helen myers)
Ansietas ini sangat mengurangi lahan persepsi
Ansietas berat seseorang. Seseorang cenderung untuk
memusatkan perhatian pada hal kecil saja dan
mengabaikan hal lain. Individu tidak mampu
berpikir berat lagi

Tanda dan gejala :


Menggigil, jantung berdebar-debar,
hiperventilasi, perasaan seperti mau kiamat
(helen myers)

Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror.


lahan persepsi sudah terganggu sehingga individu tidak
Panik dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan
.apa-apa walaupun sudah diberi pengarahan atau tuntutan

: Tanda dan gejala


Kehilangan orientasi pada realita, berteriak-teriak,
menjerit, mungkin halusinasi, perilaku menentu, merasa
diri sekarat/mau matu (heken myers)
Faktor resiko

 Pernah mengalami terauma, misalnya KDRT serta


perundungan/bullying
 Adanya aktivitas berlebihan dibagian otak yang mengendalikan
emosi dan tingkahlaku
 Senyawa serotonin dan noradrenalin yang tidak seimbang dalam
otak pengidap
 Faktor keturunan mereka yang memiliki kerabat dekat dengan
gangguan kecemasan umum memiliki resiko 5 kali lebih besar
untuk mengalami kondisi sejenis
 Jenis kelamin wanita juga dipercaya lebih rentan untuk mengidap
gangguan ini
 Pernah menggunakan obat-obatan terlarang atau mengonsumsi
minuman keras.
A. Faktor biologis Otak mengandung reseptor khusus untuk
mengatur ansietas Ansietas mungkin disertai dengan
gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan seseorang
untuk mengatasi stresorr.

B. Faktor psikologis
Pandangan psikoanalitik : ansietas adalah konflik emosional
yang terjadi antara 2 elemen kepribadian ID dan Superego.
Fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
Faktor • Pandangan interpersonal Ansietas timbul dari perasaan
predisposisi takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan
interpersoal. Ansietas berhubungan dengan perpisahan dan
kehilangan yang menimbulkan kelemahan spesifik.
• Pandangan prilaku Ansietas merupakan produk frustasi
yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
• Sosial budaya Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui
dalam keluarga. Faktor ekonomi, latar belakang pendidikan
berpengaruh terhadap terjadinya ansietas.
Faktor presipitasi

A. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi


ketidakmampuan fisiologis yanga akan datang atau
menurunnya kapasistas untuk melakukan aktivitas hidup
sehari-hari

B. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat


membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang
terintegritas seseorang.
Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah upaya yang dilakukan
sebagai manajemen stress. Penting bagi konselor
Konsep dalam kondisi ini untuk melakukan upaya
pencegahan primer.

 Mekanisme koping yang berfokus pada masalah, yang


melibatkan tugas, yang mengarahkan upaya untuk
mengatasi ancaman, mis: negosiasi, konfrontasi, dan
mencari nasehat
Jenis  Mekanisme koping yang berfokus pada kognitif, diana
mekanisme individu berusaha untuk mengontrol makna dari masalah
koping dan kemudian menetralisisrnya. Mis: melakukan
perbandingan positif, pengabaian selektif, penggantian
reward dan mendevaluasi objek yang diinginkan
 Koping mekanisme yang berfokus pada emosi, mis:
menggunakan mekanisme pertahanan ego
Contoh mekanisme pertahanan ego
 Kompensasi  Proyeksi
 Denial  Rasionalisasi
 Displacement  Reaksi formasi
 Disosiasi  Regresi
 Identifikasi  Represi
 Intelektualisasi  Spilitting
 Introyeksi  Sublimasi
 Isolasi  Supresi
 Undoing
Tindakan

Tujuan :

1. Klien mampu mengenal ansietas

2. Klien mampu mengatasi ansietas melalui tehnik


relaksasi

3. Klien mampu memperagakan den menggunakan tehnik


relaksasi untuk mengatasi ansietas
Tindakan untuk pasien

Sp 1 pasien

1. Bina hubungan saling percaya

2. Bantu klien mengenal ansietas :

a. Bantu klien untuk mengidentifikasi dan menguraikan


perasaannya
b. Bantu klien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
c. Bantu klien mengenal penyebab ansietas
d. Bantu klien menyadari perilaku akibat ansietas
Sp 1 pasien

3. Ajarkan cara melakukan latihan nafas dalam


a. Posisi duduk dilantai atau kursi dengan tibuh rileks dan
tidak ada tekanan pada otot yang menghambat aliran
darah
b. Tarik nafas melalui hidung dengan sangat perlahan
c. Tiup melalui mulut dengan dangat perlahan
d. Tiup sambil menghempaskan perut
e. Lakukan berulang kali
f. Mata boleh dibuka atau dipejamkan

4. Buat jadwal latihan nafas dalam

5. Motivasi pasien melakukan nafas dalam saat cemas


Tindakan untuk pasien

Sp 2 pasien

1. Evaluasi ansietas pasien dan pelaksanaan latihan nafas


dalam serta hasilnya

2. Cara mengatasi cemas dengan teknik distraksi


a. Melihat pemandangan alam daerah pantai atau
pegunungan
b. Mendengar suara alam sepert bunyi air mengalir, suara
burung berkicau, musik instrumental, atau musik lembut
c. Melakukan kegiatan menontonnfilm seperti komedi,
kartun, membaca novel, membaca kata-kata dengan
huruf terbalik, mengunyah permen karet, melihat benda-
benda sekitar, mendekatkan dua jari sedekat mungkin
berulang-ulang

3. Buat jadwal latihan untuk medistraksi cemas

4. Motivasi pasien melakukan nafas dalam dan distraksi saat


cemas
Sp 3 pasien

1. Evaluasi ansitas, plaksanaa tarik nafas dalam dan distraksi, serta hasilnya
2. Jelaskan cara mengatasi ansietas dengan latihan hipnotis 5 jari

3. Ajarkan cara melakukan latihan hipnotis 5 jari


a. Posisi duduk atau berbaring dengan mata ditutup dan tubuh rileks.
Pikiran kosongkan
b. Sentuh ibu jari dengan telunjuk. Mulai membayangkan sedang
berolahraga dan memiliki tubuh yang sehat
c. Sentuhkan ibu jari dengan ibu tengah. Mulai membayangkan sedang
bertemu dengan orang yang disukai dan memiliki hubungan yang akrab
d. Sentuhkan ibu jari dengan jari manis. Mulai membayangkan saat
mendapat pujian dan memiliki kemampuan yang dibanggakan
e. Sentuhkan ibu jari dengan jari kelingking. Mulai membayangkan
pemandangan alam yang indah dan sedang berasa disana

4. Buat jadwal latihan hipnotis 5 jari


5. Motivasi pasien melakukan hipnotis 5 jari saat cemas
Sp 4 pasien

1. Evaluasi ansietas, pelaksanaan nafas dalam


distraksi, hipnotis 5 jari.
2. Latih Cara mengatasi cemas dengan spiritual
3. Buat jadwal latihan dengan spiritual
4. Motivasi pasien melakukan spiritual saat cemas
Sp 5 pasien

1. Evaluasi ansietas, pelaksanaan nafas dalam


distraksi, hipnotis 5 jari dan spritual.
2. Latih hingga membudaya
3. Nilai kemampuan melaksanakan cara-cara
mengatasi ansietas
4. Nilai apakah ansietas teratasi
Tujuan :
1. Keluarga mampu mengenal masalah ansietas pada anggota
keluarganya
2. Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah
Tindakan ansietas
untuk 3. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
keluarga mengalami ansietas
4. Keluarga mampu mempraktikan cara merawat klien dengan
ansietas
5. Keluarga mampu menunjuk anggota keluarga yang
mengalami ansietas

1. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam


merawatnya
2. Diskusikan tentang proses terjadinya ansietas serta tanda
Tindakan dan gejala
3. Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas
4. Diskusikan cara merawat klien dengan ansietas dengan
cara mengajarkan teknik distraksi, relaksasi, hipnotis 5
jari, spiritual
Terapi ansietas
 Psikofarma : Obat-obatan secara bermakna
dapat menurunkan gejala pada 60% atau
lebih: klomipramin (Anafril) 150-250 mg/hari,
Fluoksetinn40-80 mg hari, mungkin
selanjutnya dapat ditambah dengan buspiron
(5-20mg, 3x/hari) atau klonazepam (0,5-2,5
mg, 2-3x/hari)

Anda mungkin juga menyukai