Anda di halaman 1dari 29

Akut Skrotum dan

Torsio Testis pada


Anak : Penelitian
Retrospektif pada
satu institusi

Keiichiro Tanaka, Yuki Ogasawara, Koki Nikai,


Shunsuke Yamada, Kentaro Fujiwara,
Tadaharu Okazaki
Pendahuluan
Akut Skrotum

–Diagnosa Banding:
–Salah satu keluhan yang –Torsio Testis
–Torsio appendiks testis
sering muncul di IGD anak –Torsio appendiks epididymis
–Epididymitis
atau bedah anak –Trauma
–Sering terjadi sekunder –Varicocele
–Hydrocele komunikans
dari vascular compremise –Akut hydrocele
–Hernia inguinalis
dan lesi inflamasi pada –Trauma
testis –Tumor
Torsio Testis

– Kondisi emergensi yang membutuhkan penangan operasi secepatnya


– Insidensinya diantara pasien akut skrotum antara 3%-72%
– > 6 jam  testis tidak dapat dipertahankan
– Sulit dibedakan karena kemiripan keluhan dan gejala
– USG Doppler  sensitif dan spesifik
– Laparotomi eksplorasi  Tosrio testis tidak dapat disingkirkan
Tujuan

– Menentukan Insidensi
– Mengevaluasi temuan dari pemeriksaan klinis
– Menentukan Etiologi
– Menentukan Prediktor klinis
– Menilai Angka Testis dapat diselamatkan
– Mengetahui penanganan pasien akut skrotum
Bahan dan Metode
Bahan

– Retrospektif review pada semua pasien akut skrotum dengan usia ≤ 15 tahun
– Antara Januari 2012 hingga Juni 2019
– Pasien akut skrotum dengan gejala nyeri skrotum, eritema skrotum, dan
pembengkakan skrotum
– Dilakukan pemeriksaan USG Doppler untuk evaluasi skrotum dan aliran darah testis
– Jika torsio testis atau torsio tidak dapat disingkirkan  operasi
– Akut Skrotum yang bukan torsio testis  terapi konservatif, cephem (2-3 hari)
– Manual detorsi dengan external rotasi tidak dilakukan
Bahan

– Seluruh operasi dilakukan dengan general anastesi dan posisi supine


– Intra operasi ditemukan torsio testis  pelepasn torsio,  jika aliran darah
testis tidak membaik  orchiectomy
– Fiksasi dari kontralateral testis ke fascia dartos dilakukan pada semua kasus
yang dilakukan operasi
– Semua luka ditutup tanpa menggunakan drainase dan pemberian cephem
sebagai profilaksis
Metode

– Analisis berdasarkan
– usia,
– terapi,
– diagnosa,
– lamanya keluhan,
– Sisi yang terkena,
– ada tidaknya testis yang tidak dapat diselamatkan,
– derajat torsio,
– musim saat dilakukannya operasi dan pemeriksaan darah.
Metode

– Statistik dengan program statistik (Stat View software ver 5.0)


– Perbandingan menggunakan nonparametric statistik analisis dengan
– Student’s T-test,
– Chi-square test,
– Mann-Whitney U test
– Fisher’s exact test untuk variable kategori.
– P<0.05 di anggap signifikan secara statistik
Hasil
Detail Pasien dengan Akut Skrotum

Umur (tahun) 9.4 ± 0.6


Final Diagnosa Operasi Konservatif
Torsio appendix testis 72 (43.6%) 51 21
Epididymitis 44 (26.7%) 19 25
Torsio Testis 38 (23.0%) 38 0
Torsio appendix 5 (3.0%) 5 0
epididymis
Scrotal dermatitis 2 (1.2%) 0 2
Torsio dari tumor 1 (0.6%) 1 0
spermatic cord
Akut Hydrocele 1 (0.6%) 1 0
Trauma 1 (0.6%) 0 1
Total 165 (100%) 0 1
Detail Pasien dengan Akut Skrotum

Sisi Terkena
Sisi Kanan 66 (40.0%)
Sisi Kiri 93(56.4%)
Kedua Sisi 6 (3.6%)

Diagnosa Awal
Torsio Testis Bukan Torsio Testis
Diagnosa Akhir Torsio Testis 38 0
Bukan Torsio Testis 23 127
Sensitivity 38/38 (100%)
Spesifisitas 127/150 (84.7%)
Detail Pasien dengan Torsio Testis

p Value
Usia (tahun) 10.55 ± 1.47
0-3 4
4-7 5
8-11 6
12-15 23 < 0.01
Lama Keluhan (jam) 41.44 ±29.35
(rentang 1-504)
Detail Pasien dengan Torsio Testis

p Value
Sisi Terkena
Sisi Kanan 9 (23.7%)
Sisi Kiri 29 (76.3%) < 0.01
Testis Dipertahankan 23 (60.5%)
Testis Diangkat 15 (39.5%)
Musim
MusimSemi 8
Musim Panas 8
Musim gugur 8
Musim Salju 14 NS
Perbandingan Antara Torsio Testis
dan Selain Torsio Testis
Torsio Testis Selain Torsio P Value Adjusted OR
Testis (95% CI)
Pasien 38 127
Usia (tahun) 10.55 ±4.48 9.13±3.59 0.006 0.49 (0.15-1.67)
0-3 4 11 0.373 0.32 (0.11-0.95)
4-7 5 21 0.048 0.13 (0.05-0.34)
8-11 6 64 <0.001 1.0 (referensi)
12-15 23 31 0.49 (0.15-1.67)
WBC (sel/mm3) 10.105± 3.68 8.131±3.609 0.003
WBC > 12.000 14 12 <0.001 5.59 (2.33-
sel/mm3 13.41)
Perbandingan Antara Torsio Testis
dan Selain Torsio Testis
Torsio Testis Selain Torsio P Value Adjusted OR
Testis (95% CI)
CRP (mg/dl) 0.55±0.72 0.41±0.52 0.719
CRP > 1.0 mg/dl 5 6 0.129 3.06 (0.93-
10.08)
Sisi Terkena
Sisi Kanan 9 57 0.014 0.35(0.16-0.79)
Sisi Kiri 29 64 1.0 (referensi)
Kedua Sisi 0 6 0.176 0.15 (0.00-1.48)
Perbandingan antara Testis yang dapat
diselamatkan dan tidak pada pasien torsio testis

Tidak terselamatkan Dapat diselamatkan P Value


Pasien 15 23 0.412
Usia (Umur) 9.53±5.36 11.12±3.78 0.622
WBC 10.500±3.608 9.847±3.788 0.028
CRP 0.99±1.01 0.27±0.09 <0.001
Lama keluhan (jam) 84.3±128.0 (range 2- 14.2±19.9 (range 1-
504) 96)
Derajat Torsiop 441.8±259.1 168.3±141.80.412 0.005
Prediktif Faktor pada testis yang tidak
dapat diselamatkan
Tidak Dapat diselamatkan P Value Adjusted OR (95%
Terselamatkan CI)
Pasien 15 23
Usia (tahun)
0-3 3 1 0.32 4.00 (0.46-31.9)
4-7 2 3 1.00 0.89 (0.15-5.61)
8-11 1 5 0.62 0.33 (0.04-2.78)
12-15 9 14 1.0 (referensi)
WBC > 12.000 5 8 1.00 0.94(0.30-3.59)
CRP > 1.0 5 0 0.006 24.6 (1.29-487.1)
Lama Keluhan > 6 jam 13 13 0.08 5.00 (1.00-24.00)
Derajat Torsi > 180 8 7 0.19 2.61 (0.70-9.81)
Diskusi
Insidensi dan Terapi

– Insidensi  3.8 : 100.000 laki-laki dibawah 18 tahun dan – 165 anak dalam 7 tahun
1:4000 laki-laki dibawah 25 tahun – 115 pasien operasi dan 50 pasien terapi
– Dianjurkan angka keberhasilan dalam waktu 6 jam dari konservatif
– 38 pasien dengan torsio testis dan 1
keluhan muncul, 80%-100% testis dapat diselamatkan, 20%
pasien dengan torsio epididymis
pada 12 jam setelah keluhan muncul, dan 10<% setelah
dilakukan operasi
24jam setelah keluhan muncul
– 76 pasien menjalani operasi yang
– Suatu studi eksperimental menyatakan, infark dari testis seharusnya tidak diperlukan
dimulai dalm 2jam setelah okulsi dari arteri testicular, – 51 pasien dengan torsio appendiks testis
irreversible infark setelah 6 jam dan infark total setelah 24 dan 5 pasien torsio appendix epididymis
jam sembuh tanpa operasi
Insidensi dan Terapi

– Murphy et al  operasi segera pada seluruh pasien akut skrotum akan


meminimalkan kehilangan testis dan terapi operatif pada appendiks yang terpuntir
cukup aman
– Hasil false-postif dan tindakan operasi yang tidak perlu  dapat terjadi 
mengurangi keterlambatan penanganan karena misdiagnosis dari torsio testis
– Sesuai penelitian sebelumnya,  menunjukan bahwa usia 12-15 tahun adalah
factor resiko dan testis yang paling sering terkena adalah sisi kiri
– Dari hasil penelitian juga didapatkan usia, leukosit dan sisi terkena merupakn factor
yang signifikan membedakan Torsio testis dengan penyebab akut skrotum yang lain
USG Doppler

– Sensitivitas (85%-100%) dan Spesifitas (85%-100%)  diagnostik preoperasi,


dan modalitas imaging yeng paling sering digunakan
– Evaluasi ukuran, bentuk, echogenitas dan perfusi kedua testis
– Evaluasi penurunan atau hilangnya aliran darah pada testis yang terkena 
mengindikasikan operasi eksplorasi segera
– Sebuah penelitian terdahulu mengatakan 92%-97% pasien dengan Torsio testis
memiliki aliran darah yang normal pada testis yang terkena  menganjurkan
operasi eksplorasi pada seluruh pasien dengan akut skrotum agar mengurangi
kejadin pengangkatan testis
Musim dan kejadian Torsio testis

– Penelitian sebelumnya  paling tinggi pada musim dingin


– Srinivasan AK et al  suhu rendah lebih sering terjadi  musim semi dan
musim dingin.
– Pada penelitian ini tidak didapatkan perbedaan signifikan
– Lebih jauh lagi perlu dipikirkan beberapa factor lain seperti suhu ruangan, suhu
diudara terbuka, waktu menetap dalam suatu ruangan, onset munculnya
keluhan dan pakaian yang dikenakan
– Lama waktu keluhan secara – Terkait  beratnya onset dari
signifikan mempengaruhi kondisi iskemia
testis – Penelitian sebelumnya  angka
– Semakin lama waktu keluhan  testis dapat dipertahankan
kondisi testis tidak dapat dipengaruhi lama keluhan dan
dipertahankan derajat dari torsio
– Semakin tinggi derajat  kondisi
testis tidak dapat diselamatkan
– Rata-rata durasi dari pasien datang – Friedman et al melaporkan bahwa
hingga dilakukan operasi adalah 3.1 hanya 34% dari orang tua yang
jam anaknya pernah mengalami torsio
– Untuk testis agar dapat dipertahankan testis yang pernah mendengar
pasien  ke rumah sakit dalam waktu torsio testis
3 jam saat mengeluhkan nyeri testis
– Diagnosa awal dan terapi yang
– Kondisi dapat memburuk  menahan
cepat dan tepat  mengedukasi
nyerinya, tidak terdiagnosa, dan tidak
dokter anak, petugas triage,
mendapatkan informasi yang cukup
residen dan tenaga medis lainnya.
Kesimpulan
– Dari hasil menunjukan bahwa usia (lebih dari 12 tahun), leukosit (12.000 sel/mm 3)
dan sisi yang terkena (sisi kiri) adalah factor yang signifikan yang membedakan
torsio testis
– Pada perbandingan antara testis yang dapat dipertahankan dan testis yang harus
diangkat, level CRP, durasi keluhan dan derajat torsi secara signifikan berbeda.
– Angka testis dapat dipertahankan dipengaruhi lama keluhan dan derajat torsio.
– Angka testis yang dapat diselamatkan meningkat dengan dilakukannya edukasi
kepada orang tua, pasien dan tenaga kesehatan tentang diagnose awal dan
penanganan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai