Sumber : K. Bertens
1
MATERI ETIKA BISNIS
1. Pendahuluan
2. Definisi dan ruang lingkup Bisnis dan Etika
3. Teori Etika
4. Quiz
5. Ekonomi dan Keadilan
6. Liberalisme dan Sosialisme
7. Tujuan Perusahaan
8. Kewajiban karyawan dan perusahaan
9. U T S
10. Etika seputar konsumen
11. Iklan dan Etika
12. Tanggung jawab sosial perusahaan
13. Bisnis, lingkungan hidup dan Etika
14. Etika Bisnis Internasional
15. Peranan Etika dalam Bisnis
16. U A S
LITERATUR
Kedua hal ini pondasi penting untuk etika bisnis yang fair.
Secara makro
Etika bisnis mempelajari aspek–aspek moral dari sistem
ekonomi secara keseluruhan (misalnya masalah keadilan).
Secara meso (madya/menengah)
Etika bisnis mempelajari masalah–masalah etis di bidang
organisasi (perusahaan/serikat buruh/perhimpunan profesi)
Secara mikro
Etika bisnis difokuskan pada hubungan individu dengan
ekonomi atau bisnis (tanggung jawab etis bawahan–
manajer, produsen–konsumen, investor–pemasok).
10
Sudut pandang Bisnis
• Sudut pandang Ekonomi
– Kegiatan tukar–menukar, jual–beli, memproduksi –memasarkan,
bekerja–mempekerjakan, interaksi manusia lainnya (bertujuan
cari untung bukan karya amal – cth : money changer & bengkel).
• Sudut pandang Hukum
– Bisnis terikat oleh praktek hukum yang timbul dalam taraf
nasional dan internasional. Hukum bersifat normatif (boleh/tidak
dilakukan) lebih jelas tidak mengatur sampai hal detail, etika yg
membatasi.
• Sudut pandang Moral
– Bisnis yang baik adalah secara moral (perilaku baik sesuai
norma). Jual beli mobil : katakan buruk jika produknya buruk.
• Banyak hal bersifat tidak etis, menurut hukum tidak dilarang. Contoh :
mencontoh jawaban teman/ menyontek saat ujian, pencurian kecil-kecilan,
menadah/ meminta-minta.
Tolok ukur 3 sudut pandang bisnis
13
Etika Bisnis dalam praktek di Indonesia
Pengendalian diri.
Pengembangan tanggung jawab sosial (Social Responsibility)
Mempertahankan jati diri.
Menciptakan persaingan yang sehat.
Menerapkan konsep “Pembangunan Berkelanjutan.
Menghindari sifat 5K (katabelece, kongkalikong, koneksi, kolusi
dan komisi).
Mampu menyatakan yang benar itu benar.
Menumbuhkan sikap saling percaya antar polongan pengusaha.
Konsekuen dan konsisten dengan aturan main bersama.
Memelihara kesepakatan.
Menuangkan ke dalam hukum positif (kaidah hukum tertulis &
tidak tertulis mengikat secara umum)
Berikut beberapa contoh kasus/situasi bisnis kongkret dilihat dari sudut pandang
berbeda (ekonomi, hukum, moral)
Kasus 1
• ‘Rahasia bank’ merupakan suatu prinsip etis yang umum dan hampir
semua negara memilik peraturan hukum yang mengatur kerahasiaan.
Relasi antara nasabah dan bank merupakan suatu relasi kepercayaan.
• Bank tentu tidak etis bila memberitahukan kepada pihak lain tentang
kekayaan nasabahnya yang telah dititipkan. Kewajiban bank menjaga
kerahasiaan tentu mengenal batas sebab ada kepentingan lain yang
harus diperhatikan kecuali kepentingan nasabah (tidak menghiraukan
asal-usul atau halal tidaknya dana tersebut).
• Peraturan hukum tentang kerahasiaan bank di setiap negara berbeda
(lunak/ketat). Banyak negara yang memungkinkan dinas pajak
misalnya untuk mengontrol apakah nasabah bank membayar pajak
dari depositonya.
• Melindungi rahasia bank merupakan salah satu upaya untuk menarik
nasabah dari luar negeri, tetapi cara ini ada bahaya bahwa rahasia
bank disalahgunakan.
• Dana yang diperoleh dengan cara kurang etis (baron, obat bius,
koruptor) ‘aman’ terhadap pelacakan dari luar. Instansi nasional yang
memerangi kriminalitas tidak dapat masuk ke situ apalagi instansi LN.
Kasus 3
‘Mengincar pesangon’