Anda di halaman 1dari 17

Rhinitis Alergi Pada Anak

Oleh :
Destitiya 1410070100127

Preseptor : dr. Irwandi, Sp.A


Definisi
 Rinitis adalah inflamasi mukosa hidung yang ditandai oleh
satu atau lebih gejala hidung seperti bersin,gatal,rinorea
atau hidung tersumbat.

 Rinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan


oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya
sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama serta
dilepaskannya satu mediator kimia ketika terjadi paparan
ulangan dengan alergen spesifik.
Epidemiologi
 Rinitis alergi penyakit inflamasi yang banyak ditemui prevalensi bervariasi
15-20%.
 Di Indonesia : 40 % anak-anak, 10-30% dewasa.
 Prevalensi terbesar usia 15-30 tahun.
Etiologi
 Adanya riwayat atopi
 Kontak dengan alergen
 Inhalasi : debu rumah,tungau, rontokan bulu hewan, serbuk sari, cuaca dingin.
 Ingestan : makanan  susu ,telur, coklat,ikan dan udang.

Pada bayi dan anak-anak sering disebabkan oleh alergen makanan, sedangkan alergen
inhalasi lebih berperan pada anak yang lebih besar.
Klasifikasi menurut ARIA ( Allergic Rhinitis And its Impact
on Asthma, 2008)
Patofisiologi
Tahap sensitisasi

Reaksi alergi

Reaksi alergi fase cepat


Reaksi alergi fase lambat (RAFL)
(RAFC)
Alergen Permukaan Fragmen pendek Komplek peptida
mukosa hidung peptida MHC kelas II

Th0 Dipresentasikan
Th2IL-3,IL-4,IL-5, APC melepas
berproliferasi pada sel T helper
dan IL-13 sitokin (IL-1)
Th1 & Th2 (Th0)

IL-4 dan IL-13diikat di Sel limfosit B


Produksi IgE Sirkulasi darah
permukaan sel limfosit B aktif

Diikat di permukaan sel


Sel mediator jaringan
mediator (sel
tersensitisasi
mast/basofil)

Fase sensitisasi
Paparan igE mengikat Lepasnya mediator
kimia Degranulasi mastosit
alergen alergen spesifik
dan basofil
ulang
Newly formed
mediators
histamin

Rangsangan pd Merangsang Hipersekresi kelenjar


Akumulasi sel
mukosa hidung resptor H1 mukosa dan sel goblat,
eosinofil dan netrofil
permeabilitas
di jaringan target
Pengeluaran inter kapiler
Rasa gatal pada
cellular adhesion
hidung dan bersin Rinorea
molecule 1 (ICAM 1)

Reaksi alergi fase cepat


(RAFC)
Faktor spesifik Iritan oleh faktor
(alergen) non spesifik

Meningkat jumlah sel


inflamasi di mukosa hidung
Reaksi alergi fase lambat
(RAFL)

Meningkat sitokin seperti IL-


3,IL-4,IL-5,GM-CSF & Memperlambat gejala
ICAM1 pada hidung

Eosinofil dgn mediator Hiperaktif/hiperrespo


inflamasi dari granulnya nsif hidung
Diagnosis
 Anamnesa
 Rasa gatal dihidung,telinga,palatum,tenggorok dan mata
 Bersin
 Rinorea ,sekret hidung jernih
 Hidung tersumbat
 Bernapasan melalui mulut atau mengorok
 Gejala sinusitis : post nasal drip,sakit kepala
 Mimisan
 Batuk kronis
 Riwayat atopi pada keluaraga
 Adanya faktor pencetus
 Pemeriksaan fisik
• Allergic shiner  bayangan gelap di saerah bawah mata

• Allergic salute  anak menggosok-gosok hidung dengan punggung tangan


• Allergic crease  garis melintang di dorsum nasi bagian sepertiga bawah

• Facies adenoid  gangguan pertumbuhan gigi geligi

• Rinoskopi anterior : ukosa edea,basah,bewarna pucat disertai adanya sekret


encer yang banyak.
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang ditujukan untuk mencari :


 Komplikasi sinusitis ( pencitraan sinus ) , asma (uji fungsi paru).
 Faktor penecntus : skin prick test atau IgE spesifik dasar.
 Pemeriksaan secret hidung  sel eosinofil yang meningkat > 3 %
Tatalaksana
 Tatalaksana rinitis alergi meliputi penghindaran alergen
penyebab,medikamentosa dan imunoterapi.
 Antihistamin H1 generasi oral ( ceterizine, loratadin, levoceterizine,
desloratadin) mengurangi gejala bersin,batuk,dan rinorea.
 Kortikosteroid topikal  mengontrol gejala alergi persisten.
 Kortikosteroid oral untuk jangka pendek (5-7 hari),mengatasi gejala berat
atau pasien dengan polip nasi.
 Dekongestan topikal untuk jangka pendek ( tidak lebih dari 5 hari).
 Ipratropium bromide  mengurangi gejala rinorea.
 Imunoterapi dipertimbangkan pada pasien yang tidak membaik dengan
kombinasi penghindar alergen dan pengobatan.
Prognosis
Rinitis alergi dapat semakin memberat dengan bertambahnya usia dan
menjadi masalah di saat dewasa. Menghindari alergen penyebab dikombinasi
dengan medikamentosa profilaksis dapat mengurangi kekerapan timbulnya
gejala.

Anda mungkin juga menyukai