Anda di halaman 1dari 21

Oleh

Irdaningsih
1410070100051

Prereseptor
dr. Irwandi Sp. A
DEFINISI
Alergi susu sapi (ASS) adalah suatu reaksi yang tidak
diinginkan yang diperantarai secara imunologis
terhadap protein susu sapi.Alergi susu sapi biasanya
dikaitkan dengan reaksi hipersensitivitas tipe 1 yang
diperantarai oleh IgE, walaupun demikian ASS dapat
diakibatkan oleh reaksi imunologis yang tidak
diperantarai oleh IgE ataupun proses gabungan antara
keduanya.
EPIDEMIOLOGI
Prevalens alergi susu sapi sekitar 2-7,5% dan terjadi
pada 0,5% pada bayi yang mendapat ASI eksklusif.
Sebagian besar reaksi alergi susu sapi diperantarai
oleh IgE dengan prevalens 1.5%, sedangkan sisanya
adalah tipe non-IgE. Gejala yang timbul sebagian
besar adalah gejala klinis yang ringan sampai sedang,
hanya sedikit (0.1-1%) yang bermanifestasi klinis
berat.
KLASIFIKASI
 IgE mediated, yaitu: Alergi susu sapi yang
diperantarai oleh IgE. Gejala klinis timbul dalam
waktu 30 menit sampai 1 jam (sangat jarang > 2 jam)
mengkonsumsi protein susu sapi. Manifestasi klinis:
urtikaria, angioedema, ruam kulit, dermatitis atopik,
muntah, nyeri perut, diare, rinokonjungtivitis,
bronkospasme, dan anafilaksis. Dapat dibuktikan
dengan kadar IgE susu sapi yang positif (uji tusuk
kulit atau uji RAST). 
 Non-IgE mediated, yaitu: Alergi susu sapi
yang tidak diperantarai oleh IgE, tetapi
diperantarai oleh IgG dan IgM. Gejala klinis
timbul lebih lambat (1-3 jam) setelah
mengkonsumsi protein susu sapi.
Manifestasi klinis: allergic eosinophilic
gastroenteropathy, kolik, enterokolitis,
proktokolitis, anemia, dan gagal tumbuh
DIAGNOSA
ANAMNESA
• Alergi susu sapi dapat menyebabkan beragam gejala
dan keluhan, baik pada saluran -cerna, saluran
napas, maupun kulit. Luasnya gejala yang timbul
dapat mempersulit pengenalan, menyebabkan
misdiagnosis atau kadang-kadang overdiagnosis.
• Awitan gejala ASS, waktu antar pemberian susu sapi
dan timbulnya gejala, dan jumlah -susu yang
diminum hingga menimbulkan gejala.
• Riwayat atopi pada orangtua dan saudara
kandung perlu ditanyakan. Risiko atopi
-meningkat jika ayah/ibu kandung atau
saudara kandung menderita atopi, dan bahkan
risikonya lebih tinggi jika kedua orangtua
sama-sama penderita atopi.
• Riwayat atau gejala alergi sebelumnya.
 Gejala pada saluran cerna
• Edema dan gatal pada bibir, mukosa oral, dan faring
terjadi jika makanan yang -mensensitisasi kontak dengan
mukosa.
• Muntah dan/atau diare, terutama pada bayi, bisa ringan,
melanjut, atau -intractabledan dapat berupa muntah atau
buang air besar berdarah. Alergi susu sapi dapat
menyebabkan kolik infantil. Jika hipersensitivitas berat,
dapat terjadi kerusakan mukosa usus, dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit, dan penurunan berat badan.
• Konstipasi kronik yang tidak responsif terhadap laksatif.
 Gejala pada kulit
• Dermatitis atopi merupakan kelainan kulit
paling sering dijumpai pada alergi susu sapi,
-menempati urutan kedua setelah gejala
saluran cerna. Erupsi yang kemerahan pada
umumnya terjadi setelah sensitisasi 1-2
minggu dan sering mengalami eksaserbasi.
• Urtikaria dan angioedema.
 Gejala pada saluran napas
• Rinitis kronis atau berulang, otitis media,
batuk kronis, dan mengi merupakan
-manifestasi alergi susu sapi yang cukup
sering.
 Gejala hematologi
• Pucat akibat anemia defisiensi karena
perdarahan mikro pada saluran cerna.
PEMERIKSAAN FISIK

• Kondisi umum: status gizi, status hidrasi,


kadang tampak pucat
• Kulit: dermatitis atopi, urtikaria, angioedema
• Saluran napas: tanda rinitis alergi (konka
edema dan pucat) atau asma (mengi), otitis
-media efusi
• Saluran cerna: meteorismus, skibala, fisura ani
PEMERIKSAAN PENUNJANG
IgE spesifik
• Uji tusuk kulit (Skin prick test )
• IgE RAST (Radio Allergo Sorbent Test)
• Uji eliminasi dan provokasi
• Pemeriksaan darah pada tinja
TATALAKSANA
Prinsip utama dalam tata laksana ASS adalah
menghindari susu sapi dan makanan yang
mengandung susu sapi sambil mempertahankan
diet bergizi dan seimbang untuk bayi dan ibu
yang menyusui. Pada bayi yang diberikan ASI
eksklusif, ibu perlu mendapat penjelasan
berbagai makanan yang mengandung protein
susu sapi yang perlu dihindari. Konsultasi
dengan ahli gizi perlu dipertimbangkan.
Pada anak yang mendapat susu formula,
diberikan susu pengganti berupa susu
terhidrolisis sempurna/ekstensif atau susu
formula asam amino pada kasus yang berat.
Susu formula kedelai dapat dicoba untuk
diberikan pada anak berusia di atas 6 bulan
apabila susu terhidrolisis ekstensif tidak
tersedia atau terdapat kendala biaya.
Indikasi rawat
• Dehidrasi berat
• Gizi buruk
• Anafilaksis
• Anemia yang memerlukan transfusi darah
PROGNOSIS
Pada umumnya alergi susu sapi tidak menetap, sebagian
besar penderita akan menjadi toleran sesuai dengan
bertambahnya usia. Umumnya diketahui bahwa ASS akan
membaik pada usia 3 tahun: sekitar 50% toleran pada usia 1
tahun, 70% usia 2 tahun, dan 85% usia 3 tahun. Pada anak
dengan alergi yang tidak diperantarai IgE, toleransi lebih
cepat terjadi yaitu pada usia sekitar 1 tahun yang dapat
dibuktikan dengan memakai metode uji provokasi. Pada anak
dengan alergi yang diperantarai IgE sebaiknya pemberiannya
ditunda lebih lama lagi dan untuk menentukan waktu yang
tepat, dapat dibantu dengan panduan tes alergi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai