Anda di halaman 1dari 20

SYOK

Oleh :
Mery Andika Putri
1410070100015

Preseptor :
dr. Irwandi Sp.A
Syok adalah sindrom klinis akibat kegagalan sistem
sirkulasi dalam mencukupi kebutuhan nutrien dan
oksigen baik dari segi pasokan maupun utilisasinya
untuk metabolisme seluler jaringan tubuh, sehingga
terjadi defisiensi akut oksigen di tingkat seluler.

Untuk mempertahankan sirkulasi normal, dibutuhkan


volume intravaskular yang adekuat serta fungsi
pompa jantung dan sistem vaskular normal. Pada
anak, hipotensi biasanya baru terjadi pada syok yang
telah lanjut, oleh karena itu hipotensi tidak keharusan
untuk diagnosis syok.
Pada fase awal, terjadi kompensasi tubuh secara
klinis dijumpai :
 Takikardi
 Ekstremitas dingin
 Pulsasi perifer melemah
 Tekanan darah masih normal
Ketika mekanisme kompensasi tidak dapat lagi
mempertahankan hemeostatis tubuh, akan dijumpai :
 Penurunan kesadaran
 Hipotermia/hipertermia
 Produksi urine berkurang
 Asidosis metabolik
DIAGNOSIS
 Anamnesis
1. Kejadian akut atau tiba-tiba
2. Trauma
3. Perdarahan
4. Riw.penyakit jantung bawaan/ rematik
5. Riw. Diare
6. Beberapa penyakit yang disertai demam
PEMERIKSAAN FISIK

Diagnosis syok dapat ditegakkan bila :


 Takikardi
 Pulsasi nadi perifer lemah
 Penurunan kesadaran
 CRT > 2 detik
 Produksi urin menurun
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Saturasi oksigen mixed vein


 Pemantauan kadar laktat darah arteri dan saturasi
vena sentral
 Foto rontgen thorak pada syok kardiogenik dapat
menunjukkan edema paru
TATALAKSANA
 Pertahankan jalan nafas
 Pasang akses vaskular secepatnya (60-90 detik), lalu berikan
kristaloid 20ml/KgBB dalam 10 menit. Nilai respon denyut
nadi
 Pasang kateter urin untuk menilai sirkulasi dengan memantau
produksi urin
 Pemberian cairan resusitasi dapat diulang, bila syok belum
teratasi hingga volume intravaskular optimal
Target resusitasi cairan :
 CRT < 2 detik
 Kualitas nadi perifer dan sentral sama

 Akral hangat

 Produksi urin >1ml/kg/jam


 Kesadaran normal
 Pemberian cairan resusitasi dihentikan bila
penambahan volume tidak lagi menimbulkan
perbaikan hemodinamik, dapat disertai ronki
 Bila syok belum teratasi, pasang vena sentral. Bila
tekanan vena sentral <10mmHg, pemberian cairan
resusitasi dilanjutkan sampai 10mmHg
 Jika masih belum teratasi berikan dopamine 2-10
mg/kg/menit atau dobutamine 5-20mg/kg/menit
 Bila masih belum teratasi berikan epinephrine 0,05-
2mg/kg/menit atau norepinephrine 0,05-2mg/kg.menit
 Jika masih belum teratasi pertimbangkan pemberian
hidrokortison atau metilprednisolon atau
dexamethason terutama pada anak yang mendapat
terapi steroid lama ( asma / penyakit auto imun)
 Bila syok maish belum teratasi, dibutuhkan
pemasangan pulmonary artery catheter (PAC) untuk
pengukuran dan intervensi lebih lanjut
 Bila kadar laktat tetap >2mmol/L, saturasi vena
sentral <70% dan hematokrit <30% dapat
dilakukan tranfusi packed red cells disertai upaya
menurunkan konsumsi oksigen
TATALAKSANA UNTUK SYOK ANAFILAKTIK
 Tindakan segera
Identifikasi dan menghentikan segera kontak
alergen yang diduga. Kemudian lakukan
penilaian ABC.

Airway :
-jalan napas dijaga agar tetap bebas.
-posisi kepala dan leher diatur agar lidah tidak
jatuh kebelakang (pasien tidak sadar)
Breathing:
- beri nafas bantuan apabila tidak ada tanda tanda
bernapas spontan.

Circulation :
- Bila nadi tidak teraba segera lakukan kompresi
jantung.
 Obat-obatan

- obat pilihan pertama adalah adrenalin. Adrenalin bekerja


pada reseptor adrenergic diseluruh tubuh sehingga mempunyai
kemampuan memperbaiki kontraktilitas otot jantung, tonus
pembuluh darah dan otot polos bronkus. Dosisnya :

dewasa : 0,3-0,5 mg

anak : 0,01 ml/kg BB

Dosis dapat diulang beberapa kali tiap 5-15 menit sampai nadi
dan tekanan darah membaik
 Pada saat pasien tampak sangat kesakitan serta
kemampuan sirkulasi dan absorbsi injeksi
intramuskuler yang benar-benar diragukan, adrenalin
mungkin diberikan dalam injeksi intravena lambat
dengan dosis 500 mcg (5 ml dari pengenceran injeksi
adrenalin 1:10000) diberikan dengan kecepatan 100
mcg/menit dan dihentikan jika respon dapat
dipertahankan.
 . Pada anak-anak dapat diberi dosis 10 mcg/kg BB (0.1 ml/kg
BB dari pengenceran injeksi adrenalin 1:10.000) dengan injeksi
intravena lambat selama beberapa menit.

 Pengobatan tambahan dapat diberikan pada penderita


anafilaksis, obat-obat yang sering dimanfaatkan adalah
antihistamin, kortikosteroid, dan bronkodilator. Pada keadaan
anafilaksis berat antihistamin dapat diberikan intravena, seperti
simetidin (300mg) atau ranitidun (150mg) harus diencerkan
dengan 20 ml NaCl 0.9% dan diberikan dalam waktu 5 menit.
 Kortikosteroid digunakan untuk menurunkan
respon keradangan, kortikosteroid digunakan untuk
memperpendek episode anafilaksis atau mencegah
anafilaksis berulang. Metilprednisolon 125 mg
intravena dapat diberikan tiap 4-6 jam sampai
kondisi pasien stabil (yang biasanya tercapai
setelah 12 jam), atau hidrokortison intravena 7-10
mg/kg BB, dilanjutkan dengan 5 mg/kg BB setiap 6
jam, atau deksametason 2-6 mg/kg BB.
 Apabila terjadi bronkospasme yang menetap
diberikan aminofilin intravena 4-7 mg/kg BB selama
10-20 menit, dapat diikuti dengan infus 0.6 mg/kg
BB/jam diberikan perlahan-lahan sekitar 15 menit.
Pilihan yang lain adalah bronkodilator aerosol
(terbutalin, salbutamol). Larutan salbutamol atau
agonis β2 yang lain sebanyak 0.25 cc –0.5 cc dalam
2-4 ml NaCl 0.99% diberikan melalui nebulisasi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai