Anda di halaman 1dari 23

IMPETIGO KRUSTOSA

MUHAMMAD FIRDAUS : 15 10070100028


SARI RAHMA YENTI : 15 10070100030
SY. RAHMA FITRI SARI : 15 10070100045

Preceptor :
dr. Yolla Fadilla, Sp.DV
Defenisi

Impetigo adalah penyakit infeksi piogenik


kulit superfisial yang disebabkan oleh
stapylococcus aureus, streptococcus group
A beta-hemolitikus atau kombinasi
keduanya dan digambarkan dengan
perubahan vesikel berdinding tipis diskret
menjadi pustul dan ruptur serta mengering
membentuk krusta Honey-colored.
Bentuk Pioderma Superfisialis
IMPETIGO (terbatas pada epidermis).

 Impetigo Krustosa
KLASIFIKASI  Impetigo Bulosa
 Impetigo Neonatorum
EPIDEMIOLOGI

 Dalam sebuah penelitian di Inggris,


insiden dari impetigo adalah 2,8%
terjadi pada anak-anak diusia 4 tahun dan
1,6% pada anak-anak usia 5-15 tahun

Impetigo dapat mengenai semua umur,


namun yang paling sering dikenai adalah
anak-anak usia 2-6 tahun
EPIDEMIOLOGI
 Perbandingan antara jenis kelamin laki-
laki dan perempuan sama.

 Insiden infeksi sering terjadi di daerah


dengan kebersihan yang buruk dan
tepat tinggal yang padat penduduk.
ETIOLOGI

Bakteri streptococcus beta-hemolitikus


grup A dan staphylococcus aureus
GEJALA KLINIS

• Tempat predilesi diwajah sekitar


lubang hidung dan mulut
• Eritema
• Vesikel yang mudah pecah
• Krusta tebal berwarna kuning seperti
madu
• Jika krusta lepas terlihat erosi
DIAGNOSIS

• Anamnesa
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan darah rutin


• Pemeriksaan imunologis
• Pemeriksaan mikrobiologis
• Pewarnaan gram
• Kultur
DIAGNOSIS BANDING

• Dermatitis Atopik
• Dermatitis Kontak
• Herpes Simpleks
• Varisela
• Ektima
PENATALAKSANAAN

Umum
Khusus
1.Topikal
2.Sistemik
PENATALAKSANAAN
Umum
• Menjaga kebersihan agar tetap sehat
dan terhindar dari infeksi kulit.
• Mengurangi kontak dekat dengan
penderita
• Bila diantara anggota keluarga ada yang
mengalami impetigo diharapkan
dapat melakukan beberapa
tindakan pencegahan berupa:
PENATALAKSANAAN
• Mencuci bersih area lesi (membersihkan krusta)
dengan sabun dan air mengalir serta membalut lesi.
• Mencuci pakaian, kain, atau handuk penderita setiap
hari dan tidak menggunakan peralatan harian
bersama-sama.
• Menggunakan sarung tangan ketika mengolesi obat
topikal dan setelah itu mencuci tangan sampai bersih.
• Memotong kuku untuk menghindari penggarukan
yang memperberat lesi.
• Memotivasi penderita untuk sering mencuci tangan.
PENATALAKSANAAN

Topikal
Antibiotik topikal diberikan 2-3 kali
sehari selama 7-10 hari.
• Mupirocin 2%
• Asam fusidat 2%
• Basitrasin
• Retapamulin 1%
Pilihan Antibiotik Sistemik
 Pilihan Pertama ( Golongan ß lactam )
a. Golongan Penicillin ( Bakterisid)
Amoxisilin + asam klavulanat
Dosis 2 X 250-500 mg/hari (25 mg/kgBB) selama 10 hari.

b. Golongan Sefalosporin generasi ke 1 (bakteriasid)


• Sefaleksin
Dosis 4 X 250-500 mg/hari (40-50 mg/kgBB) selama 10
hari
• Kloksasilin
Dosis 4 x 250-500 mg/hari selama 10 hari
Pilihan Antibiotik Sistemik
 Pilihan kedua
Golongan makrolida ( bakteriostatik)

• Eritromisin
Dosis 30-50 mg/kgBB/hari

• Azitromisin
Dosis 500mg/hari untuk hari ke 1 dan 250 mg/hari ke 2
sampai hari ke 4.
PROGNOSIS
• Bila tidak ada penyakit lain sebelumnya
impetigo krustosa  membaik spontan dalam
2-3 minggu.
• Bila tidak diobati  menyebabkan lesi pada
tempat baru serta menyebabkan komplikasi 
ektima, dan dapat menjadi erisepelas, selulitis,
atau bakteriemi. Dapat pula terjadi
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
(SSSS) pada bayi dan dewasa yang
mengalami immunocompromised atau
gangguan fungsi ginjal.
KESIMPULAN
Impetigo krustosa merupakan
penyakit infeksi piogenik kulit superfisial
yang disebabkan oleh Staphylococcus
aureus, Streptococcus group A beta-
hemolitikus (GABHS), atau kombinasi
keduanya dan digambarkan dengan
perubahan vesikel berdinding tipis,
diskret, menjadi pustul dan rupture serta
mengering membentuk krusta Honey-
colored. dengan tepi yang mudah
dilepaskan.
Terjadinya penyakit impetigo krustosa di
seluruh dunia tergolong relatif sering banyak
terjadi pada anak - anak kisaran usia 2-5
tahun dengan rasio yang sama antara laki-laki
dan perempuan, untuk itu diperlukan ananmesa,
pemeriksaan fisik dan dapat dibantu dengan
pemeriksaan penunjang sepert pewarnaan Gram,
biakan kuman, dan tes serologi yang baik dalam
menegakkan diagnosa impetigo krustosa
sehingga penderita dapat diterapi dengan tepat
dan cepat serta mengurangi risiko untuk
menularkan penyakit tersebut kepada orang lain.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai