Anda di halaman 1dari 37

IMPETIGO KRUSTOSA

Puja Kamtala Syafti


Atika Mulya Fahmi
Siti Hardiyanti

Prereceptor :
dr. H. Yosse Rizal, Sp.KK
DEFENISI
 Impetigo adalah penyakit infeksi piogenik kulit superfisial
yang disebabkan oleh stapylococcus aureus, streptococcus
group A beta-hemolitikus atau kombinasi keduanya dan
digambarkan dengan perubahan vesikel berdinding tipis
diskret menjadi pustul dan ruptur serta mengering
menbentuk krusta Honey-colored.
Bentuk Pioderma Superfisialis
IMPETIGO (terbatas pada epidermis).

 Impetigo Krustosa
KLASIFIKASI  Impetigo Bulosa
 Impetigo Neonatorum
EPIDEMIOLOGI

 Dalam sebuah penelitian di Inggris,insiden dari impetigo


adalah 2,8% terjadi pada anak-anak di usia 4 tahun dan 1,6%
pada anak-anak usia 5-15 tahun

Impetigo dapat mengenai semua umur, namun yang paling


sering dikenai adalah anak-anak usia 2-6 tahun

 Perbandingan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan


sama.
Impetigo ditularkan melalui kontak langsung, pakaian, barang-

barang dan benda lain yang sering bersentuhan dengan kulit.


Penderita dapat menyebarkan infeksinya ke bagian kulit lain atau

orang lain setelah menggaruknya.


Insiden terbanyak terjadi pada musim panas, dan infeksi sering

terjadi di daerah dengan kebersihan yang buruk dan tepat tinggal


yang padat penduduk.
ETIOLOGI
 Bakteri staphylococcus aureus dan streptococcus
beta-hemolitikus grup A
GEJALA KLINIS

 Tempat predilesi diwajah sekitar lubang hidung dan


mulut
 eritema
 vesikel yang mudah pecah
 Krusta tebal berwarna kuning seperti madu
 Jika krusta lepas terlihat erosi
DIAGNOSIS
 Anamnesa
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan penunjang
DIAGNOSA BANDING
 Dermatitis Atopik
 Dermatitis Kontak
 Herpes Simpleks
 Varisela
 Ektima
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan darah rutin
 Pemeriksaan imunologis
 Pemeriksaan mikrobiologis
 Pewarnaan gram
 Kultur
PENATALAKSANAAN
 umum
 Khusus
1.Topikal
2.Sistemik
PENATALAKSANAAN
 Umum
 Menjaga kebersihan agar tetap sehat dan terhindar dari infeksi kulit.
 Mengurangi kontak dekat dengan penderita
 Bila diantara anggota keluarga ada yang mengalami impetigo diharapkan
dapat melakukan beberapa tindakan pencegahan berupa:
 Mencuci bersih area lesi (membersihkan krusta) dengan
sabun dan air mengalir serta membalut lesi.
 Mencuci pakaian, kain, atau handuk penderita setiap
hari dan tidak menggunakan peralatan harian bersama-
sama.
 Menggunakan sarung tangan ketika mengolesi obat
topikal dan setelah itu mencuci tangan sampai bersih.
 Memotong kuku untuk menghindari penggarukan yang
memperberat lesi.
 Memotivasi penderita untuk sering mencuci tangan.
TOPIKAL
 Antibiotik topikal diberikan 2-3 kali sehari selama 7-10
hari.
 Mupirocin 2%
 Asam fusidat 2%
 Basitrasin
 Retapamulin 1%
SISTEMIK
Penisilin dan semisintetiknya Dewasa Anak

Penisilin G prokain 1,2 juta per hari, i.m -

Ampisilin (5-7 hari) 4 x 500-1000 mg Setengah dari dosis dewasa


Sediaan : KapTab 250 mg, 500
mg, Dry Syrup 125 mg/5 ml, 250
mg/ 5 ml, Serbuk Inj. 500
mg/vial, 1000 mg/ vial.

Amoksisilin (5-7 hari) 3 x 250-500 mg 15 mg/KgBB/hari terbagi dalam


Sediaan : Kapsul 250 mg, 3 dosis
KapTab 500 mg, Dry Syrup 125
mg/5 ml, 250 mg/ 5 ml

Penisilin resisten penisilinase - 4 x 250 mg – 500 mg / hari 50 mg/KgBB/hari terbagi dalam


(oksasilin, kloksasilin, - kloksasilin 3 x 250 mg per 4 dosis
dikloksasilin, flukloksasilin)  hari sebelum makan
5-7 hari
2. LINKOMISIN DAN
KLINDAMISIN

Linkomisin Klindamisin

Dws : 3 x Dws : 4 x
500 mg/hr 150 mg

Linkomisin tidak dianjurkan lagi dan diganti dengan klindamisin karena potensi
antibakterianya lebih besar, efek samping lebih sedikit, pada pemberian oral tidak
terlalu dihambat oleh adanya makanan dalam lambung
3. ERITROMISIN
Dosis dewasa Dosis Anak
4 x 250-500 mg/hari Dosisi lazim th/ = < 2 thn : 125
ATAU 500-1000 mg (tiap 12 jam) mg (tiap 6 jam)
Dosis max = 4 g/ hari - 2-8 thn : 250 mg (tiap 6 jam)
- > 8 Thn : sama dgn Dosis
Dewasa
Atau
20-50 mg/KgBB/hari

Efektivitasnya kurang dibandingkan dengan linkomisin/klindamisin dan obat


golongan penisilin resisten penisilinase. Obat ini cepat menyebabkan
resistensi. Sering memberi rasa tak enak di lambung.
SEFALOSPORIN
Dewasa Anak
2 x 500 – 1000 mg/hari selama 5- 10-25 mg/KgBB/hari terbagi
7 hari dalam 3 dosis, selama 5-7 hari

• digunakan pada pioderma yang berat atau yang tidak memberi respons
dengan obat-obat tersebut di atas,
• Ada empat generasi yang berkhasiat untuk kuman gram positif ialah
generasi 1, juga generasi IV. Ex: cefadroksil (generasi I), dengan dosis
dewasa 2 x 500 mg atau 2 x 1000 mg sehari.
PILIHAN ANTIBIOTIK
a. Pilihan Pertama ( Golongan ß lactam )
Golongan Penicillin ( Bakterisid)
 Amoxisilin + asam klavulanat

Dosis 2 X 250-500 mg/hari (25 mg/kgBB) selama 10 hari.

Golongan Sefalosporin generasi ke 1 (bakteriasid)


 Sefaleksin

Dosis 4 X 250-500 mg/hari (40-50 mg/kgBB) selama 10 hari


 Kloksasilin

Dosis 4 x 250-500 mg/hari selama 10 hari


PENATALAKSANAAN

b. Pilihan kedua
Golongan makrolida ( bakteriostatik)
 Eritromisin

Dosis 30-50 mg/kgBB/hari

 Azitromisin

Dosis 500mg/hari untuk hari ke 1 dan 250


mg/hari ke 2 sampai hari ke 4.
PROGNOSIS
Pada beberapa individu, bila tidak ada penyakit lain sebelumnya
impetigo krustosa dapat membaik spontan dalam 2-3 minggu. Namun, bila
tidak diobati impetigo krustosa dapat bertahan dan menyebabkan lesi pada
tempat baru serta menyebabkan komplikasi berupa ektima, dan dapat
menjadi erisepelas, selulitis, atau bakteriemi. Dapat pula terjadi
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS) pada bayi dan dewasa yang
mengalami immunocompromised atau gangguan fungsi ginjal. Bila terjadi
komplikasi glomerulonefritis akut, prognosis anak- anak lebih baik
daripada dewasa.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

 Nama : An. A
 Umur : 3 tahun
 Jenis Kelamin : laki-laki
 Alamat : Bukittinggi
 ANAMNESIS
Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun berobat ke poliklinik
kulit dan kelamin RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
dibawa ibunya pada tanggal 16 agustus 2020 dengan :
 
 Keluhan Utama :
Ruam merah yang terasa gatal dan nyeri pada area hidung
dan mulut.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Ruam merah yang terasa gatal dan nyeri pada area hidung dan
mulut pertama kali muncul 5 hari yang lalu disertai demam. Ibu
pasien mengatakan bahwa sebelumnya tidak pernah mengobati
keluhan anaknya dengan apapun. Riwayat mengoleskan sesuatu
pada daerah tersebut (-), riwayat batuk pilek 1 minggu sebelum
keluhan muncul.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Pasien belum pernah menderita penyakit yang sama
 Tidak ada riwayat atopi
 Tidak ada riwayat alergi makanan.
Riwayat Penyakit Keluarga
 kakak pasien mengalami keluhan serupa 2 minggu yang lalu.
Riwayat Pengobatan :
 Belum pernah berobat sebelumnya.
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalisata
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : composmentis cooperatif
 Pemeriksaan Thorak : diharapkan dalam batas normal
 Pemeriksaan Abdomen : diharapkan dalam batas
normal
Status Dermatologikus
 Lokasi : Hidung, bibir atas dan dagu
 Distriibusi : Regional
 Bentuk/Susunan : Tidak Khas/tidak khas
 Batas : Tegas
 Ukuran : Lentikuler-numular
 Efloresensi : Plak eritem, Krusta
 Status venereologikus : tidak terdapat kelainan
 Kelainan kelenjar limfe : tidak terdapat kelainan
 Kelainan selaput : tidak terdapat kelainan
 Kelainan kuku : tidak terdapat kelainan
 Kelainan rambut : tidak terdapat kelainan
PEMERIKSAAN ANJURAN :
 Pemeriksaan darah rutin

diharapkan ditemukan Leukositosis


 Pewarnaan Gram :

diharapkan ditemukan Coccus Gram positif (+)


 Kultur:

diharapkan ditemukan koloni Staphylococcus aureus dan


Streptococcus group A beta-hemolitikus (Streptococcus pyogenes)
 
 DIAGNOSIS
Impetigo Krustosa
 
 DIAGNOSIS BANDING
 Dermatitis Atopik
 Dermatitis Kontak
 Herpes Simpleks
 Varisela
 Ektima
TERAPI
Umum :

 Jangan menggaruk daerah lesi

 Memotong kuku dan menjaga kebersihan kuku

 Menjaga kebersihan agar tetap bersih dan terhindar dari infeksi kulit lainnya

 Gunakan handuk dan peralatan sehari-hari khusus untuk pasien sendiri

 Mengkonsumsi makanan bergizi serta buah-buahan dan sayur


Khusus :
Topical :
 Krim Asam fusidat 2% oleskan pada lesi 2 x sehari

Sistemik:
 Amoxicilin syr 3 x 125 mg
PROGNOSA :
 Quo ad vitam : Bonam
 Quo ad sanam : Dubia et bonam
 Quo ad kosmetikum : Dubia et bonam
 Quo ad functionam : bonam
Dr. ANH
RSUD ACHMAD MOCHTAR
Ruangan Poliklinik : Kulit dan Kelamin
Dokter : dr. L
Sip No. 123/sip/2013

Bukittinggi, 16 agustus 2020


 

R/ Amoxicillin syr 125mg/5ml No. II


S3dd cth 1

R/ Asam Fusidat Cream 2% tube No. I


Sue

Pro : An. A
Umur : 3 tahun
Alamat : Bukit tinggi
 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai