SUSU SAPI Oleh: Ns. Yeni Iswari, M.Kep., Sp.Kep.An DEFENISI
+Alergi susu sapi (ASS) adalah suatu reaksi yang tidak
diinginkan yang diperantarai secara imunologis terhadap protein susu sapi. +ASS adalah suatu penyakit yang berdasarkan reaksi imunologis yang timbul sebagai akibat pemberian susu sapi atau makanan yang mengandung susu sapi dan reaksi ini dapat terjadi segera atau lambat PENYEBAB ALERGI SUSU SAPI Penyebab utama alergi susu adalah terjadinya gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang salah mengidentifikasi protein pada susu sebagai zat yang membahayakan tubuh.
Memicu sistem kekebalan tubuh memproduksi Imunoglobilin E
menetralkan zat pemicu alergi tersebut dan melepaskan histamin ke dalam darahsehingga menimbulkan gejala alergi susu. KLASIFIKASI 1. Reaksi ImmunoglobulinE (IgE) Mediated Ig- E merupakan antibodi yang berperan dalam melawan alergi, berlangsung sekitar 20-30 menit setelah si kecil mengonsumsi protein susu sapi. gejala bisa muncul lebih dari 2 jam.
2. Reaksi Non Immunoglobulin E Mediated
Sel T atau sel darah putih ditafsir sebagai penyebab dari munculnya gejala alergi. Biasanya gejala muncul secara bertahap, dari 48 jam hingga 1 minggu setelah si kecil meminumnya. FAKTOR RESIKO ASS Faktor risiko yang dapat menjadi pemicunya antara lain: 1. Terdapat riwayat alergi pada anggota keluarganya, misalnya asma, eksim, rhinitis, atau hay fever. 2. Usia bayi dan anak-anak lebih mudah mengidap alergi susu, karena sistem pencernaan yang belum sempurna. Namun, kondisi ini akan membaik seiring pertambahan usia dan kematangan saluran pencernaan. 3. Terdapat riwayat dermatitis atopik atau peradangan kulit yang disebabkan alergi pada anak. 4. Mengidap alergi pada makanan atau minuman lain yang umumnya berkembang setelah alergi susu timbul. TANDA & GEJALA Gejala ASS pada umumnya dimulai pada usia 6 bulan pertama kehidupan 28% timbul setelah 3 hari minum susu sapi dan 41% setelah 7 hari dan 68% setelah 1 bulan1.
Menimbulkan manifestasi klinis pada 3 sistem organ tubuh yang
paling sering terkena yaitu: a. Kulit b. Saluran napas, c. Saluran Cerna PENATALAKSANAAN ASS 1. Menghindari susu atau produk makanan yang mengandung susu. 2. Mengganti susu formula sapi susu hidrosilat kasein, formula berbasis amino (NEOCATE) 3. Obat-obatan untuk mengurangi gejala alergi adalah: a. Antihistamin: mengurangi rasa tidak nyaman akibat gejala yang disebabkan oleh reaksi alergi. b. Epinefrin : mengatasi gejala alergi berat atau anafilaksis PENCEGAHAN
PRIMER SEKUNDER
TERSIER PENCEGAHAN PRIMER
+ Dilakukan sejak pranatal pada janin dari keluarga yang mempunyai
bakat atopik. + Penghindaran susu sapi berupa pemberian susu sapi hipoalergenik, yaitu susu sapi yang dihidrolisis secara parsial, supaya dapat merangsang timbulnya toleransi susu sapi di kemudian hari karena masih mengandung sedikit partikel susu sapi, misalnya dengan merangsang timbulnya IgG blocking agent. + Tindakan pencegahan ini juga dilakukan terhadap makanan hiperalergenik lain SEKUNDER + Dilakukan setelah terjadi sensitisasi tetapi belum timbul manifestasi penyakit alergi. + Saat tindakan yang optimal adalah usia 0 sampai 3 tahun. + Hindari susu sapi non alergenik + Ganti susu sapi susu kedele supaya tidak terjadi sensitisasi lebih lanjut hingga terjadi manifestasi penyakit alergi. + Pemberian probiotik s + Hindari asap rokok.
Tindakan ini bertujuan mengurangi dominasi sel limfosit Th2, diharapkan
dapat terjadi dalam waktu 6 bulan TERSIER
+ Pencegahan dilakukan pada anak yang sudah mengalami sensitisasi
dan menunjukkan manifestasi penyakit alergi yang masih dini misalnya: dermatitis atopik atau rinitis tetapi belum menunjukkan gejala alergi yang lebih berat misalnya asma. + Optimal dilakukan pada usia 6 bulan sampai 4 tahun. + Hindari pemberian susu sapi yang dihidrolisis sempurna atau pengganti susu sapi + Tindakan lain: Pemberian obat pencegahan misalnya setirizin, imunoterapi, imunomodulator serta penghindaran asap rokok. MANAJEMEN KEPERAWATAN PENGKAJIAN 1. Anamnesis · a. Jangka waktu timbulnya gejala setelah minum susu sapi/ makanan yang mengandung susu sapi · b. Jumlah susu yang diminum/makanan mengandung susu sapi · c. Kaji Riwayat Keluarga dengan penyakit atopic: asma, rinitis alergi, dermatitis atopik, urtikaria, alergi makanan, dan alergi obat. d. Kaji asupan cairan/makanan: Bila ASI Ekslusif: Tanyakan asupan diet ibu PENGKAJIAN 2. Pemeriksaan fisik a. Gejala klinis pada kulit seperti urtikaria, dermatitis atopik, rash b. Saluran napas: batuk berulang terutama pada malam hari, setelah latihan asma, rinitis alergi c. Saluran cerna, muntah, diare, kolik dan obstipasi d. Pernafasan: Wheezing e. Anak Rewel PENGKAJIAN Kaji Tanda & gejala, meliputi: 1. Apakah terdapat satu atau lebih tanda dan gejala 2. Waktu pertama kali gejala muncul 3. Durasi, frekuensi dan berat ringannya gejala 4. Reproduksitifas dan paparan ulang 5. Perubahan dalam pemberian makan/diet dan responnya 6. Penatalaksanaan sebelumnya meniputi: pengombatan, tanda & gejala serta respon PENGKAJIAN 3. Pemeriksaan penunjang a. Darah tepi, hitung jenis eosinofil >3% atau eosinofil total >300/ml. b. AnalisisnFeses melihat adanya perdarahan c. Kadar IgE spesifik susu sapi IgE RAST (Radio allergo sorbent test): positif bila nilainya ≥ 1. d. Uji kulit; uji kulit gores, uji tusuk dan uji kulit intradermal MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TERJADI 1. Pola nafas Tidak Efektif 2. Gangguan Integritas Kulit 3. Gangguan Rasa nyaman: Gatal 4. Resiko Defisit Nutrisi 5. Resiko Hipovolemia 6. Diare 7. Konstipasi PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN Disesuaikan dengan masalah serta gejala yang terjadi: 1. Penanganan masalah pernafasan 2. Mempertahankan asupan cairan & nutrisi 3. Penanganan gangguan integritas kulit 4. Penanganan diare & konstipasi 5. Edukasi & Konseling Orang tua EDUKASI & KONSELING 1. Mengidentifikasi potensi terjadinya alergi susu 2. Konseling orang tua formula pengganti Kenalkan secara bertahap selama beberapa hari 3. Yakinkan bahwa bayi akan mendapat nutrisi lengkap dengan susu formula pengganti 4. Edukasi: Menghindari semua produk makanan yang berasal dari susu sapi Panduan Pemberian Makanan