Anda di halaman 1dari 32

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
1. IKHTERUS
- Penimbunan pigmen empedu dalam
tubuh menyebabkan perubahan warna
jaringan menjadi kuning
- Jaringan yang mudah terkena pertama
kali  jaringan kaya elastin seperti sklera
dan permukaan bawah lidah
- Bilirubin terbentuk dari pemecahan
eritrosit tua atau akibat destruksi eritrosit
Mekanisme Patofisiologi Ikterik

 Pembentukan bilirubin yang berlebihan


 Gangguan pengambilan bilirubin tak
terkonjugasi oleh sel hati
 Gangguan konjugasi bilirubin
 Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi
dalam empedu akibat faktor
intrahepatik dan ekstrahepatik atau
obstruksi mekanis
2. HEPATITIS VIRUS
Penularan:
- Hep A (HAV), merupakan virus RNA,
dideteksi dalam feses pada akhir masa
inkubasi dan praikhterik, ditularkan
peroral dengan menelan makanan
yang sudah terkontaminasi feses
- Hep B, merupakan virus DNA, penyebab
utama hepatitis akut, kronis, sirosis, dan
ca hati. Penularan melalui parenteral
dan menembus membran mukosa,
terutama melalui hubungan seksual.
- Hep C, merupakan virus RNA, ditularkan
melaui parenteral dan transfusi darah
- Hep D, Virus RNA, penularan terutama
melalui serum
- Hep E, virus RNA, ditularkan secara
enterik mallaui fekal-oral
Gambaran Klinis

- Gejala prodormal (1-2 minggu petama) :


rasa malas, malaise, anoreksia, sakit
kepala, demam ringan.
- Fase ikhterik (4-6 minggu), sebelum
terjadi ikhterus, penderita merasa lebih
sehat, nafsu makan meningkat, demam
mereda disertai urin menjadi gelap dan
feses memucat
Hasil Pemeriksaan

- Hati membesar
- Terasa nyeri
- Limfa terasa membesar
- Peningkatan SGOT dan SGPT
Pencegahan

- Penyediaan makanan dan minuman


yang bersih dan aman
- Pemakaian kateter, jarum suntik, spuit
sekali pakai
- Imunisasi sebelum dan setelah pajanan
virus
- Pemberian vaksinasi dna imunoglobulin
3. SIROSIS HATI

 Penyakit hati kronis yang ditandai


dengan distorsi arsitekstur hati normal
(fibrosis dan nodul sel hati menggantikan
parenkim normal) dan hilangnya fungsu
 Penyakit ini bersifat irreversibel dan tidak
dapat disembuhkan kecuali dengan
transplantasi hati
Penyebab

- Alkoholisme kronis (sirosis laennec)


- Hepatitis virus (sirosis postnekrotik
terutama infeksi HCV dan HBV)
- Penyakit biliar (sirosis biliar)
Gambaran Klinis

- Sirosis bersifat laten selama bertahun


tahun, dan perubahan patologis yang
terjadi berkembang lambat
- Gejala dini tidak spesifik : kelelahan,
anoreksia, dispepsia, flatulen,
perubahan kebiasaan defekasi
(konstipasi atau diare), BB sedikit
berkurang, mual muntah umumnya
pada pagi hari, hati mengeras
4. KOLELITIASIS dan KOLESISTITIS

Kolelitiasis (batu empedu)  endapan


satu atau lebih komponen empedu

Kolesistitis  peradanagn kronis pada


empedu
KOLELITIASIS
Penyebab
- Faktor predisposisi yang terpenting adalah gangguan
metabolik yang menyebabkan terjadinya perubahan
kompisisi empedu, statis empedu, dan infeksi kandung
empedu
Gambaran Klinis
- Gejala timbul bila batu menyumbat aliran empedu
- Terdapat nyeri hebat mendadak pada epigastrium,
atau abdomen kuadran atas kanan
- Nyeri berlangsung lama, nyeri menyebar ke punggung
dan bahu kanan, berkeringat banyak, nausea dan
muntah
Pengobatan
- Menghindari makanan yang mengandung lemak tinggi,
istirahat, pemberian cairan iv, analgetik dan antibiotik
1. PANKREATITIS
- Sering disebut inflamasi pankreas
- Akan mengalami rasa nyeri pada bagian
pankreas
- Disebabkan karena aktifnya enzim
pankreas secara prematur yang
mengakibatkan pankreas menjadi
autodigestif
- Gejala: rasa nyeri pada perut bagian
abdomen hingga punggung, perut yang
terlihat kaku dan datar, mual, muntah dan
menurunnya tekanan darah
2. FIBROSIS KISTIK
- Muncul karena masalah genetis 
Terjadinya kelainan serius pada paru-
paru dan pankreas  Menyebabkan
diabetes atau masalah pencernaan
3. DIABETES TIPE 1 dan TIPE 2

- Tipe 1  sistem imun menyerang sel-sel


pankreas yang menghasilkan insulin,
sehingga pada penderita diabetes tipe
1 dibutuhkan suntikan insulin seumur
hidup
- Tipe 2  tubuh tidak menggunakan
insulin sebagaimana seharusnya
(resisten) dan gula darah naik. Pankreas
juga kehilangan kemampuan
memproduksi dan melepaskan insulin
sesuai dengan kebutuhan tubuh
4. KANKER PANKREAS

- Pada pankreas terdapat beberapa


macam sel dengan tipe yang berbeda,
dan masing-masing berpotensi untuk
menjadi ganas
- Yang paling sering berkembang menjadi
kanker adalah sel yang terdapat pada
saluran pankreas
5. PSEUDOKISTA PANKREAS

- Rongga berisi cairan yang disebut


dengan pseudokista dapat terbentuk
setelah terjadinya serangan pankreatitis
- Kondisi ini dapat diatasi denagn
melakukan bedah drainase, namun
pada sebagian penderita dapat
sembuh dengan sendirinya.
1. GASTRITIS
- Keadaan peradangan atau perdarahan
mukosa lambung
- Gastritis akut  penyakit jinak yang sering
terjadi disebabkan infeksi H.Pylori dan iritan
lokal seperti kafein, alkohol atau aspirin
- Gastritis atrofik kronik  atrofi progresif
epitel kelenjar, hilangnya sel chief dan
parietal dan hipokhlorihidria atau
akhlorhidria
2. ULKUS PEPTIKUM / DUODENUM

- Putusnya kontinuitas mukosa lambung yang


meluas sampai di bawah epitel
- Infeksi H.pylori dianggap sebagai
penyebab sejumlah besar ulkus peptikum
- Metode yang digunakan untuk mendeteksi
adanya infeksi H.pylori adalah dengan uji
napas urea dan pemeriksaan serologi.
- Didiagnosis melalui pemeriksaan endoskopi
- Gambaran klinis utama : nyeri epigastrik
intermitten kronis (biasanya terjadi 2 – 3 jam
setelah makan atau di malam hari)
1. DEFISIENSI LAKTASE

- Gangguan malabsorpsi yang berkaitan


dengan intoleransi terhadap susu dan
produk susu (mengandung laktosa)
- Gejala khas : Kram perut, kembung dan
diare setelah minum susu
2. APENDISITIS

- Peradangan apendiks (sisa apeks sekum


yang tidak memiliki fungsi) yang
mengenai semua lapisan dinding organ
- Merupakan [penyakit bedah yang
paling sering ditemukan dan lebih sering
terjadi pada remaja dan dewasa muda
Gejala
- Nyeri paraumbilikalis yang terletak pada
kuadran kanan bawah abdomen
3. OBSTRUKSI USUS

- Gangguan aliran normal isis usus sepanjang


saluran usus

Perubahan patofisiologik
- Penimbunan gas dan cairan dlaam lumen
yang letaknya proksimal dari letak obstruksi
- Peregangan abdomen
- Tekanan dalam lumen yang dipertahankan
sehingga menyebabkan terjadinya iskemia
dinding usus
- Hilangnya cairan peritoneum
- Lepasnya bakteri dan toksin dari usus nekrotik
ke dalam peritoneum dan sirkulasi sistemik
- Peritonitis dan septikemia
Keadaan patologi usus besar cenderung
dihubungkan dengan dengan gejala
eliminasi, konstipasi, diare, perubahan
ukuran atau warna tinja dan darah dalam
tinja merupakan gejala dan tanda penting
yang berkaitan dengan kolon dan rektum
1. POLIP KOLON

- Sering terjadi dan menempati posisi


intermediet antara neoplasma jinak dan
ganas
- Sering terjadi di kolon sigmoid dan
meningkat seiring bertambahnya usia
- Polip tumbuh dari permukaan mukosa
dan meluas ke luar
2. KANKER KOLON
- 60% terjadi di daerah rektosigmoid kolon
- 25% terletak di sekum dan kolon
asundens
- Secara histologis hampir semua kanker
kolon adalah adenokarsinoma
- Secara struktur kanker kolon berbentuk
polipoid (lebih sering di sekum) atau
berbentuk anular-seperti cincin (lebih
sering di daerah rektosigmoid)
Gejala Dan Tanda Kanker Kolon Kiri

- Perubahan yang nyata pada kebiasaan


usus (konstipasi atau diare, tinja berbentuk
pensil atau pita, tenesmus)
- Darah makroskopis pada tinja
- Nyeri (rektal, punggung kuadran kiri
bawah)
- Anemia dan penurunan berat badan
- Massa yang dapat diraba dan terdeteksi
dengan pemeriksaan digital atau
endoskopik
Gejala Dan Tanda Kanker Kolon Kanan

- Darah samar pada tinja


- Nyeri alih ke umbilikus atau punggung
- Anemia dan penurunan berat badan
- Massa abdomen yang dapat diraba di
kuadran kanan bawah
3. HEMOROID/WASIR

- Vena varikosa pada kanalis ani (Interna


dan eksterna)
- Hemoroid interna  varises vena
hemoroidalis superior dan media,
terletak di atas sfingter rektum interna
- Hemoroid eksterna  varises vena
hemoroidalis inferior, terletak di luar
sfingter ani.
Penyebab
- Gangguan aliran balik vena dari vena
hemoroidalis yang disebabkan oleh
kehamilan, konstipasi atau diare atau
keduanya, kanker rektum dan sirosis
hepatis

Penyulit hemoroid  perdarahan,


trombosis, dan strangulasi
4. FISURA ANI
- Retaknya lapisan anus disebabkan
regangan akibat lewatnya tinja yang
keras

5. ABSES ANOREKTAL
- Infeksi lokal dengan pengumpulan pus di
daerah anoorektal

Anda mungkin juga menyukai