Belvi Ibrahim
KELOMPOK 4 Dede isun
Della meilia
Elka hastija
Fitriani hanifah
Nina putriyana
Nuraeni
Lala aprilia
Randy resmana
Yustika aprillia
Yuliyanti padillah
Definisi cedera kepala
Trauma tajam
Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan glukosa dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan
di dalam sel-sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak mempunyai cadangan oksigen, jadi
kekurangan aliran darah ke otak walaupun sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula
dengan kebutuhan oksigen sebagai bahan bakar metabolisme otak tidak boleh kurang dari 20 mg % karena
akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga
bila kadar glukosa plasma turun sampai 70% akan terjadi gejala-gejala permulaan disfungsi serebral seperti
kesulitan dalam berbicara,nyeri di kepakla dan bola mata, tampak berkeringat, bisa muntah, dan terjadi
kerusakan fungsi motorik. Dari sini dapat muncul masalah keperawatan gangguan perfusi jaringan serebral.
Pada saat otak mengalami hipoksia, tubuh berusaha memenuhi kebutuhan oksigen melalui proses metabolik
anaerob yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Pada kontusio berat, hipoksia atau kerusakan otak
akan terjadi penimbunan asam laktat akibat metabolisme anaerob. Hal ini akan menyebabkan asidosis
metabolik.
Akibat adanya perdarahan otak akan mempengaruhi tekanan vaskuler, dimana penurunan tekanan vaskuler
menyebabkan pembuluh darah arteriol akan berkontraksi. Pengaruh persarafan simpatik dan parasimpatik
pada pembuuh darah arteri dan arteriol otak tidak begitu besar.
Tanda dan gejala
2. Riwayat Penyakit
4. Pemeriksaan penunjang
3. Pemeriksaan fisik b. Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik mengacu pada pengkajian B1-B6 a. Pemeriksaan diagnostik laboratorium
dengan pengkajian fokus ditujukan pada gejala- 1) X-ray/CT Scan : hematoma serebral, 1) AGD : PO2, pH, HCO3
edema serebral, perdarahan 2) Elektrolit serum
gejala yang muncul akibat cedera kepala berat.
intracranial, fraktur tulang 3) Hematologi : leukosit,
Keadaan umum (Arif muttaqin 2008) pada keadaan tengkorak
cedera kepala berat umumnya mengalami Hb, albumin, globulin,
2) MRI : dengan/tanpa menggunakan
penurunan kesadaran. Adanya perubahan pada protein serum
kontras
tanda-tanda vital, meliputi bradikardi dan hipotensi. 3) Angiografi Serebral : menunjukkan 4) CSS : menentukan
kelainan sirkulasi serebral kemungkinan adanya
a. B1 (BREATHING) 4) EEG : memperlihatkan keberadaan perdarahn subarachnoid
b. B2 (BLOOD) atau berkembangnya gelombang (warna, komposisi,
patologis tekanan)
c. B3 (BRAIN)
5) BAER (Brain Auditory Evoked 5) Pemeriksaan
d. B4 (BLEDDER) Respons) : menentukan fungsi
e. B5 (BOWEL) toksikologi
korteks dan batang otak
f. B6 (BONE) 6) Kadar antikonvulsan
6) PET (Positron Emission
Tomography) : menunjukkan darah
perubahan aktivitas metabolisme
pada otak
Diagnosa Keperawatan Menurut Arif Muttaqin, (2008)
1. K ET I D A K EF E K T I FA N P O L A N A PA S YA N G BER H U B U N G A N D E N G A N
K EL EMA H A N O TO T- O TO T P ER N A PA SA N ATA U K EL U M PU H A N O TO T
D I A F RA G MA .
2. K ET I D A K EF E K T I FA N P EM B ERS I H A N J A L A N N A PA S YA N G
B ER H U BU N G A N D EN G A N P EN U M P U K A N SP U T U M , P EN I N G K ATA N
S E K RE SI S E K RE T, D A N PE N U R U N A N K EM A M P U A N B AT U K
( K ET I D A K M A M P U A N B AT U K / BATU K E FE K T I F ) .
3. P E N U R U N A N P E RF U S I J A RI N G A N SE RE BRA L YA N G
B ER H U BU N G A N D EN G A N C ED ERA K E PA LA A K U T.
4. N Y ER I BE RH U B U N G A N D E N G A N K O M P RE SI S A R A F, CE D E RA
N EU R O MU S K U L A R , D A N R EF LE K S S PA S M E O TO T SE K U N D E R.
5. K ET I D A K S EI M B A N G A N N U T RI SI K U RA N G D A R I K EB U TU H A N
T U BU H YA N G B ER H U B U N G A N D E N G A N K EM A M P U A N M E N CE RN A
MA K A N A N D A N P EN I N G K ATA N K EB U T U H A N M E TA BO LI S M E