Anda di halaman 1dari 10

Cedera kepala berat

Belvi Ibrahim
KELOMPOK 4 Dede isun
Della meilia
Elka hastija
Fitriani hanifah
Nina putriyana
Nuraeni
Lala aprilia
Randy resmana
Yustika aprillia
Yuliyanti padillah
Definisi cedera kepala

Cedera kepala merupakan proses dimana terjadi


trauma langsung atau deselerasi terhadap kepala
yang menyebabkan kerusakan tengkorak dan
otak.Cedera otak primer merupakan kerusakan
yang terjadi pada otak segera setelah trauma. Cedera kepala berat merupakan
cedera kepala yang mengakibatkan
penurunan kesadaran dengan skor
GCS 3 sampai 8, mengalami
amnesia > 24 jam (Haddad, 2012).
Etiologi

Trauma tajam

Trauma oleh benda tajam


dapat menyebabkan cedera
setempat dan menimbulkan Trauma tumpul
cedera lokal. Kerusakan lokal
meliputi kontusio serebral, Trauma oleh benda
hematom serebral, kerusakan tumpul dan
otak sekunder yang menyebabkan
disebabkan perluasan masa cedera menyeluruh
lesi, pergeseran otak atau (difusi).
hernia.
Patofisiologi

Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan glukosa dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan
di dalam sel-sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak mempunyai cadangan oksigen, jadi
kekurangan aliran darah ke otak walaupun sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula
dengan kebutuhan oksigen sebagai bahan bakar metabolisme otak tidak boleh kurang dari 20 mg % karena
akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga
bila kadar glukosa plasma turun sampai 70% akan terjadi gejala-gejala permulaan disfungsi serebral seperti
kesulitan dalam berbicara,nyeri di kepakla dan bola mata, tampak berkeringat, bisa muntah, dan terjadi
kerusakan fungsi motorik. Dari sini dapat muncul masalah keperawatan gangguan perfusi jaringan serebral.

Pada saat otak mengalami hipoksia, tubuh berusaha memenuhi kebutuhan oksigen melalui proses metabolik
anaerob yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Pada kontusio berat, hipoksia atau kerusakan otak
akan terjadi penimbunan asam laktat akibat metabolisme anaerob. Hal ini akan menyebabkan asidosis
metabolik.

Akibat adanya perdarahan otak akan mempengaruhi tekanan vaskuler, dimana penurunan tekanan vaskuler
menyebabkan pembuluh darah arteriol akan berkontraksi. Pengaruh persarafan simpatik dan parasimpatik
pada pembuuh darah arteri dan arteriol otak tidak begitu besar.
Tanda dan gejala

1. Fraktur Kranium 2. Lesi fokal adalah 4. Perdarahan Epidural 6. Kontusio serebri


Fraktur tulang tengkorak perdarahan epidural, Perdarahan ini sering Kontusio serebri sering
(cranium) dapat perdarahan subdural, terjadi pada area terjadi (20% sampai 30%
terjadi pada atap atau kontusio (hematom temporal dan biasanya dari cedera otak berat).
dasar tengkorak intraserebral), dan disebabkan oleh robeknya Sebagian besar terjadi di
(basiscranii). Fraktur perdarahan intra serebral. arteri meningea media lobus frontal dan lobus
cranium terbuka akibat fraktur tulang temporal, meskipun dapat
dapat mengakibatkan 3. Cedera otak difus berat tengkorak. juga terjadi pada setiap
adanya hubungan biasanya diakibatkan oleh bagian dari otak.
antara laserasi kulit hipoksia, iskemi otak 5. Perdarahan subdural
kepala dengan karena syok yang Perdarahan ini sering
permukaan otak berkepanjangan atau terjadi akibat robekan
karena robeknya periode apneu yang pembuluh darah atau
selaputdura(ATLS,200 terjadi segera setelah vena -vena kecil di
8). trauma. permukaan korteks
serebri.
Studi diagnostik
- Foto polos kepala
- CT-Scan
- MRI
- EGG
- X-Ray
Penatalaksanaan
a. RE S U S I TA S I JA N TU N G PA RU ( A I RWAY, B REATH I N G , CI R CU L AT I O N = A BC)
b. T ER A PI D I U R ET I K
c. T ER A PI B A RB I T U RAT ( FE N O B A RB I TA L )
d. D R A IN A SE
e. S T ERO I D
f. POSISI TIDUR
g. M EN JA G A K ES EI MB A N G A N CA I RA N E L EK T RO LI T
Konsep asuhan keperawatan

2. Riwayat Penyakit

Pengkajian a. Keluhan Utama


c. Riwayat Penyakit Dahulu
Cedera kepala berat mempunyai keluhan atau
Klien dengan cedera medulla
gejala utama yang berbeda-beda tergantung letak
spinalis bias disebabkan oleh
lesi dan luas lesi. Keluhan utama yang timbul
beberapa penyakit seperti
seperti nyeri, rasa bebal, kekakuan pada leher atau
Reumatoid Artritis,
punggung dan kelemahan pada ekstremitas atas
pseudohipoparatiroid, Spondilitis,
maupun bawah.
Ankilosis, Osteoporosis maupun
tumor ganas.
b. Riwayat Penyakit Saat Ini
Pengkajian ini sangat penting dalam menentukan
1. Identitas pasien d. Riwayat Penyakit Keluarga
derajat kerusakan dan adanya kehilangan fungsi
Perlu ditanyakan riwayat penyakit
neurologik. Medulla spinalis dapat mengalami
keluarga yang dapat memperberat
cedera melalui beberapa mekanisme, cedera
cedera medulla spinalis.
primer meliputi satu atau lebih proses berikut dan
gaya : kompresi akut, benturan, destruksi, laserasi
dan trauma tembak.
Lanjutan….

4. Pemeriksaan penunjang
3. Pemeriksaan fisik b. Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik mengacu pada pengkajian B1-B6 a. Pemeriksaan diagnostik laboratorium
dengan pengkajian fokus ditujukan pada gejala- 1) X-ray/CT Scan : hematoma serebral, 1) AGD : PO2, pH, HCO3
edema serebral, perdarahan 2) Elektrolit serum
gejala yang muncul akibat cedera kepala berat.
intracranial, fraktur tulang 3) Hematologi : leukosit,
Keadaan umum (Arif muttaqin 2008) pada keadaan tengkorak
cedera kepala berat umumnya mengalami Hb, albumin, globulin,
2) MRI : dengan/tanpa menggunakan
penurunan kesadaran. Adanya perubahan pada protein serum
kontras
tanda-tanda vital, meliputi bradikardi dan hipotensi. 3) Angiografi Serebral : menunjukkan 4) CSS : menentukan
kelainan sirkulasi serebral kemungkinan adanya
a. B1 (BREATHING) 4) EEG : memperlihatkan keberadaan perdarahn subarachnoid
b. B2 (BLOOD) atau berkembangnya gelombang (warna, komposisi,
patologis tekanan)
c. B3 (BRAIN)
5) BAER (Brain Auditory Evoked 5) Pemeriksaan
d. B4 (BLEDDER) Respons) : menentukan fungsi
e. B5 (BOWEL) toksikologi
korteks dan batang otak
f. B6 (BONE) 6) Kadar antikonvulsan
6) PET (Positron Emission
Tomography) : menunjukkan darah
perubahan aktivitas metabolisme
pada otak
Diagnosa Keperawatan Menurut Arif Muttaqin, (2008)

1. K ET I D A K EF E K T I FA N P O L A N A PA S YA N G BER H U B U N G A N D E N G A N
K EL EMA H A N O TO T- O TO T P ER N A PA SA N ATA U K EL U M PU H A N O TO T
D I A F RA G MA .
2. K ET I D A K EF E K T I FA N P EM B ERS I H A N J A L A N N A PA S YA N G
B ER H U BU N G A N D EN G A N P EN U M P U K A N SP U T U M , P EN I N G K ATA N
S E K RE SI S E K RE T, D A N PE N U R U N A N K EM A M P U A N B AT U K
( K ET I D A K M A M P U A N B AT U K / BATU K E FE K T I F ) .
3. P E N U R U N A N P E RF U S I J A RI N G A N SE RE BRA L YA N G
B ER H U BU N G A N D EN G A N C ED ERA K E PA LA A K U T.
4. N Y ER I BE RH U B U N G A N D E N G A N K O M P RE SI S A R A F, CE D E RA
N EU R O MU S K U L A R , D A N R EF LE K S S PA S M E O TO T SE K U N D E R.
5. K ET I D A K S EI M B A N G A N N U T RI SI K U RA N G D A R I K EB U TU H A N
T U BU H YA N G B ER H U B U N G A N D E N G A N K EM A M P U A N M E N CE RN A
MA K A N A N D A N P EN I N G K ATA N K EB U T U H A N M E TA BO LI S M E

Anda mungkin juga menyukai