Anda di halaman 1dari 14

• Penelitian Kuantitatif

Presented by : Bintarti
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Jimmi Copriady,
M.Si
Master degree program
Chemistry education
Riau university
2020
Hakikat Penelitian Kuantitatif

 Menurut Sugiyono (2013: 13), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

 sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

 Filsafat Positivisme memandang realitas/ gejala/ fenomena dapat diklasifikasikan, relatif tetap,
konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat, Realitas adalah hal yang
tidak berubah, dapat diukur, dan diverifikasi.
 Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel
tertentu yang representatif. Proses penelitian bersifat deduktif, dimana untuk
menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat
dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan
data lapangan. Untuk mengumpulkan data digunakan instrumen penelitian. Data
yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan
menggunakan statistik deskriptif atau inferensial sehingga dapat disimpulkan
hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian kuantitatif pada
umumnya dilakukan pada sampel yang diambil secara random, sehingga
kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi di mana sampel
tersebut diambil
 Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan
data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.
(Kasiram (2008: 149) dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif).

 penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data kuantitatif, yang dinyatakan
dalam bentuk angka atau nilai atau jumlah, yang bisa diukur dengan pasti besar kecilnya,
serta sifatnya obyektif, sehingga penafsirannya sama bagi setiap orang. 
Karakteristik penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut (Nana Sudjana dan
Ibrahim, 2001: 6-7; Suharsimi Arikunto, 2002 : 11; Johnson, 2005; dan Kasiram
2008: 149-150):
a. Menggunakan pola berpikir deduktif (rasional – empiris atau top-down), yang
berusaha memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan konsep-konsep
yang umum untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang bersifat khusus.
b. Logika yang dipakai adalah logika positivistik dan menghindari hal-hal yang
bersifat subjektif.
c. Proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan.
d. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyususun ilmu nomotetik yaitu
ilmu yang berupaya membuat hukum-hukum dari generalisasinya.
e. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang dibutuhkan, serta
alat pengumpul data yang dipakai sesuai dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya.
f. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan mengguna-kan alat yang
objektif dan baku.
g. Melibatkan penghitungan angka atau kuantifikasi data.
h. Peneliti menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian, dalam arti dirinya
tidak terlibat secara emosional dengan subjek penelitian.
i. Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul.
j. Dalam analisis data, peneliti dituntut memahami teknik-teknik statistik.
k. Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, lepas dari konteks waktu dan situasi.
l. Penelitian jenis kuantitatif disebut juga penelitian ilmiah
TUJUAN

 Tujuan dari penelitian kuantitatif ini adalah


mengembangkan atau membuktikan teori
maupun fenomena dan hubungan-
hubungan yang terjadi secara matematis.
Prosedur Penelitian kuantitatif
Langkah-langkah penelitian kuantitatif menurut Suharsimi Arikunto (1998:17) adalah sebagai berikut:

a. Memilih Masalah

b. Melakukan Studi Pendahuluan

c. Merumuskan Masalah Rancangan Penelitian

d. Merumuskan Hipotesis

e. Memilih Pendekatan

f. Menentukan Variabel dan Sumber Data

g. Menentukan dan Menyusun Instrumen

h. Mengumpulkan Data

i. Menganalisis Data Pelaksanaan

j. Menarik Kesimpulan

k. Menulis Laporan Pembuatan Laporan


Desain Penelitian Kuantitatif

 Eksperimental
 Correlational
 Survei
 Eksploratif
Design Eksperimental
 Pre Experimental Design
 A. One-Shot Case Study
 b. One Group Pretest-Postest
 c. Intact-Group Comparison.
 True Experimental Design
 Factorial Experimental
 Quasi Experimental Design
 Korelasional. Tujuannya adalah untuk mencari hubungan di antara variabel-variabel yang diteliti,
atau meneliti sejauh mana variabel satu berhubungan dengan variabel lainnya. Contoh penelitian
Korelasional Korelasi Keterampilan Proses Sains Dengan Hasil Belajar Mahasiswa Pada
Praktikum Kinetika Reaksi Berdasarkan hasil penelitian ada korelasi antara keterampilan
proses sains dengan hasil belajar siswa.

 Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi keterampilan proses sains dengan hasil belajar
mahasiswa pada praktikum kimia dasar II (kinetika reaksi) yang dibuktikan oleh nilai r hitung

 (0,1743) > r tabel (0,1676) dengan taraf signifikan 5%.

 Bila variabel yang dicari hubungannya hanya terdiri atas dua variabel, korelasinya disebut korelasi

sederhana (simple correlation). Lebih dari dua, kita menggunakan korelasi ganda (multiple correlation)

(Jalaluddin Rakhmat, 1985:37-38)


Desain Penelitian Survey
 Ada dua jenis survei menurut Borg dan Gall (1989) yaitu survey crosssectional dan survey longitudinal. Dalam
survey cross-sectional data dikumpulkan dari sampel dari populasi yang telah ditentukan (Borg dan Gall,
1989). Informasi dikumpulkan pada satu titik waktu meskipun sebenarnya waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan mungkin mengambil lebih dari satu hari atau satu bulan. Umumnya, hal itu dapat dianalisis
dalam dua cara, yaitu deskripsi tunggal variabel dan eksplorasi hubungan. Dalam deskripsi variabel tunggal,
data mencerminkan hasil dari total sampel yang didistribusikan mencakup banyak tanggapan alternatif dalam
kuesioner tunggal.

 Dalam tipe kedua, survey longitudinal digunakan untuk mengeksplorasi hubungan antara dua atau lebih
variabel (Borg dan Gall, 1989). Kuesioner bisa merujuk kepada fenomena masa lalu, sekarang dan masa depan.
Dalam survey longitudinal, data dikumpulkan pada berbagai titik dalam waktu (Borg dan Gall, 1989). Tujuan
dari survey tipe ini adalah untuk memungkinkan perubahan atau asosiasi waktu pada saat pembelajaran.
Sementara studi cross-sectional dibatasi oleh faktor waktu, survey longitudinal tidak. (Borg dan Gall, 1989).
Studi Kinerja Guru Lulusan Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Negeri
Yogyakarta di Daerah Istimewa Yogyakarta

 Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bertujuan untuk:(1) mengetahui kinerja guru lulusan Program Studi Pendidikan
Kimia FMIPA UNY yang mengajar di SMA dan SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta ditinjau dari kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial dan profesional dan(2) mengetahui kinerja guru lulusan Program Studi Pendidikan Kimia FMIPA UNY
dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran di SMA dan SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

 Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kinerja guru kimia pada kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional
memiliki kriteria baik. (2) kinerja guru kimia hasil observasi mengenai perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran
memiliki kriteria baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kinerja guru kimia lulusan program studi pendidikan kimia UNY di
SMA dan SMK di DIY secara umum adalah baik.

 Desain : Cross Sectional


Eksploratif
 Metode penelitian eksploratif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk studi penjajakan dalam
pemantapan konsep yang akan digunakan dalam ruang lingkup penelitian yang lebih luas dengan jangkauan
konseptual yang lebih besar.
 Metode eksploratif ini bertujuan untuk menemukan variabel yang berarti di lapangan, menemukan hubungan diantara
variabel-variabel, dan meletakkan dasar kerja untuk penelitian selanjutnya. Karena itulah penelitian eksploratif
memiliki fungsi strategis dalam kerangka penelitian yang lebih kompleks. Rancangan penelitian yang baik dan benar
sangat diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian.
 Penerapan Peta Konsep IPA Terpadu untuk Mengukur Minds-On and Hands-On Activity Siswa Sekolah Menengah
Pertama
 Untuk mengetahui kemampuan siswa, yaitu seberapa besar siswa dalam memahami konsep fisika yang telah diajarkan
oleh gurunya diperlukan suatu kegiatan evaluasi. Tujuan penelitian ini untuk mengukur Minds-On Activity dan Hands-
On Activity siswa. Jenis penelitian ini yaitu penelitian eksploratif dengan menggunakan metode penelitian berupa
eksploratif-deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa kelas VIII D dan VIIIE pada materi usaha dan energi
lebih mudah memahami konsep dengan menggunakan peta konsep tipe melengkapi, sedangkan untuk materi tekanan
lebih mudah menggunakan peta konsep tipe menyusun.

Anda mungkin juga menyukai