Anda di halaman 1dari 14

TERAPI ANTIKOAGULAN

PADA STROKE ISKEMIK


PEMBIMBING :
D R . F I L E M O N TA R I G A N , S P. S

DISUSUN OLEH :
F I T R AT U L A Z N I ( 1 0 2 1 1 9 0 1 0 )
STROKE ISKEMIK
DEFENISI

Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan


jaringan otak yang disebabkan kurangnya alirah darah ke otak
sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan
otak
KLASIFIKASI
Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya:
• TIA ( Transient Ischemic Attack )
• Trombosis serebri
• Emboli serebri.
Berdasarkan stadium/ pertimbangan waktu :
• TIA ( Transient Ischemic Attack )
• RIND ( Reversible Ischemic Neurologic Deficit)
• Progressing stroke atau Stroke-in-evolution
• Completed stroke
Berdasarkan sistem pembuluh darah :
• Sistem karotis
• Sistem vertebrobasiler
EPIDEMIOLOGI

Stroke sebesar 10% dari seluruh kematian di dunia merupakan


penyebab kematian nomor 3 di negara maju. Prevalensi stroke di
Amerika Serikat adalah sekitar 7 juta(3,0%).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Rikesda, 2013) bahwa
prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan sebesar 7 per 1000 penduduk dan yang terdiagnosis
tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per 1000 penduduk.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

a. Tidak dapat di modif c. Potensi modif


 usia Gangguan nafas
Jenis kelamin Sindrom metabolik
Riwayat keluarga Migran dengan aura
Alkohol
b. Dapat di modifikasi Hiperlipoprotein
Merokok Infeksi
Alkohol
Hipertensi
Penyakit kardiovaskular
GAMBARAN KLINIS

• Hemiparise, yaitu pasien mengalami kelemahan atau mati rasa


pada salah satu bagian tubuh seperti pada wajah, lengan, kaki
pada salah satu sisi tubuh.
• Aphasia, yaitu tidak dapat berbicara.
• Hemoanopsia, yaitu penglihatan terganggu (gelap atau ganda
sesaat).
• Vertigo, yaitu pusing yang menetap dan dapat mengakibatkan
penderita tidak sadar
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA
STROKE ISKEMIK
Terapi antikoagulan sering menjadi pertimbangan dalam terapi
akut stroke iskemik, Antikoagulan sebagian besar digunakan
untuk pencegahan sekunder jangka panjang pada pasien dengan
fibrilasi atrium dan stroke kardioemboli.
OBAT ANTIKOAGULAN
1. Heparin
Mekanisme kerja : heparin memiliki efek antikoagulasi, hal ini
disebabkan karena heparin meningkatkan aktivitas anti trombin,
sebaliknya menurunkan aktivitas thrombin dan faktor-faktor
koagulasi.
Kontraindikasi : Heparin dikontraindikasikan pada pasien
penderita trombositopenia yang dicetuskan oleh heparin,
hipersensitif terhadap obat ini, perdarahan aktif, hemofilia,
trombositopenia yang signifikan, dan lain-lain.
Efek Samping: Efek samping utama adalah perdarahan akibat
efek antipembekuan berlebihan.
2. Heparin Berat Molekul Rendah (LMWH = Low Molecular
Weight Heparin)
Mekanisme kerja : Mekanisme kerjanya dengan
meningkatkan efek antitrombin lebih selektif pada
faktor Xa daripada trombin.
 Enoxapirin, dalteparin, tinzaparin, fondaparinux.
3. Warfarin
• mekanisme kerja : obat ini menghambat koagulasi dengan
jalan mencegah reduksi vitamin K secara enzimatik didalam
hati.
Kontraindikasikan: kondisi kehamilan, perdarahan,, otak,
spinal atau prostatektomi, trauma atau operasi luka,
perdarahan serebrovaskular, aneurisma (serebral, diseksi
aorta), perikarditis dan efusi perikardial,
ANTIKOAGULAN ORAL BARU

Rivaroxaban
Apixaban
Dabigitran
Argatroban
Ximelagatran
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai