Anda di halaman 1dari 19

HIPERPLASIA

SEBASEA

Mutiara Putri Andyla


102119018
Pembimbing :
Dr. Hj. Hervina, Sp.KK, FINSDV, MKM

DEPARTEMEN / SMF ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
RSUD DR R.M DJOELHAM BINJAI
2020
1. DEFINISI

Trikoepitelioma (TE) adalah tumor jinak pada


adneksa kulit.

TE adalah tumor jinak hemartomatous dari


folikel pilosebaseus yang biasanya muncul
pada masa kanak-kanak, masa remaja, dan
dewasa dimana lesi terdapat pada muka, jarang
terjadi pada kulit kepala, leher dan badan

(Menaldi, 2017)
2. Etiologi
Kasus yang diturunkan secara
familial sehubungan dengan
adanya mutasi gen yang disandi
oleh supresi tumor pada pita
kromosom 9p21. Gen yang terlibat
dalam karsinoma sel basal (PTCH,
human patched gene yang terdapat
pada pita kromosom 9q22.3) juga
berperan dalam pathogenesis TE

(Adhi et al., 2018)


3. Faktor Risiko

Trikoepitelioma akan terjadi


pada usia awal dewasa, tetapi
kadang-kadang dapat terjadi pada
anak-anak, Biasanya timbul pada
saat atau setelah masa pubertas.
Tumor ini juga dapat mengenai
semua ras

(Menaldi, 2017)
4. Epidemiologi
Prevalensi pasti belum dapat
diketahui. Di amerika serikat, suatu
laboratorium dermatologi melaporkan
terdapat 2,14 dan 2,75 kasus per
tahunnya (9000 spesimen). Baik laki-
laki maupun perempuan dapat terkena,
akan tetapi karena laki-laki jarang
dikeluhkan sehingga sebagian besar
pasien adalah wanita.

(Menaldi, 2017)
5. CARA PENEGAKKAN DIAGNOSIS

a. Anamnesa
b. Pemeriksaan Fisik:
Tidak gatal, tidak nyeri, tidak
panas tapi hanya merasa tidak
nyaman. Papul atau nodul single atau multiple
yang tumbuh lambat.
Lesi biasanya berderet, bentuk papul atau
nodul dengan diameter 2 – 5 mm (dapat
mencapai 5 mm pada muka dan telinga,
bahkan dapat berukuran 2 – 3 cm ditempat
lain), konsistensi keras, bagian tengah
dapat membentuk cekungan, bilateral dan
jarang terjadi ulserasi.
(Perdoski, 2017)
2. Tipe Multiple biasanya bersifat
b. Pemeriksaan Fisik: autosomal dominan sehingga perlu
ditanyakan adakah riwayat keluarga
• Lesi yang paling sering dijumpai dengan gejala serupa.
Lesi akan muncul pada masa
biasanya sewarna dengan kanak-kanak atau remaja dan seraca
kulit, tapi terkadang dapat berangsur-angsur bertambah luas
sesuai dengan bertambahnya usia.
berwarna coklat, kuning, merah Biasanya lesi terjadi di daerah lipatan
jambu, atau kebiru-biruan nasolabial, tetapi dapat juga timbul
pada daerah dahi, dagu dan
dengan permukaan licin preaurikular.

Trikoepitelioma terdiri dari 3 bentuk 3. Trikoepiteloma tipe soliter tampak sebagai


1. Trikoepiteloma tipe desmoplastik biasanya
papul kecil berukuran 5-8 mm, sewarna kulit,
single, konsistensi keras dan berbentuk biasanya pada muka terutama sekitar hidung,
papul yang ditekan plequ diatasnya yang diatas bibir dan pipi pada dewasa.
berlokasi pada muka berukuran 1 cm. Kadang-kadang lesi terdapat pada badan,
leher, kulit kepala dan ekstremitas bagian
bawah
(Perdoski, 2017)
c. Pemeriksaan Penunjang :

1. Histologi
kista berisi keratin, tampak pula
Untuk melakukan pemeriksaan adanya gambaran mitosis dan apoptosis.
histopatologi perlu dilakukan punch biopsi
dengan cara melakukan irisan kecil
sehingga dapat mengambil jaringan untuk
pemeriksaan histologi
Yang didapatkan di pemeriksaan :
Tampak beberapa kumpulan sel-
Berupa kista keratinosa dan massa sel embrional yang sel struama basalis yang berisi
sama dengan sel-sel stratum keratin dan stoma fibrosa
basalis atau selubung keras akar rambut. Massa sel ini
membentuk kista yang berisi
zat tanduk dan sel-sel stratum basalis bentuk kecil-kecil
dan matang, kadang-kadang berada dalam stadium mitosis
(Budgeon et al., 2017)
Patogenesis

akumulasi luas
akumulasi luas yang yang abnormal
Diduga diawali dari
Menghasilkan abnormal pada sel-sel Menghasilkan pada sel-sel
mutasi gen yang sering
melanosit sepanjang jalur melanosit
terjadi di sel progenitor.
migrasi sepanjang
jalur migrasi

kan
eb ab
y
terjadinya Me
n

perubahan sel
pigmen dan non
pigmen

(Imam. 2014)
9

7.Patofisiologi
Gen yang berhubungan gen untuk perkembangan
dengan Trikoepitelioma menyebabkan
trikoepitelioma juga
adalah lengan pendek menyandi supresor tumor
dari kromosom 9
Terjadilah

proliferasi seluler akan


Mutasi pada gen CYLD
meningkat karena
menghasilkan peningkatan Terjadilah kurang baiknya fungsi
ekspresi NF β dan
atau bahkan ketiadaan
menyebabkan apoptosis
dari supresi tumor
dan tumor dari
trichoepithelioma

(Imam. 2014)
8. DIAGNOSIS BANDING
Etiologi Subjek Predileksi Efloresensi
HIPERPLASIA Menurunnya Tidak gatal, tidak Di wajah terutama pada Papul berdiameter 2-5 mm, bewarna
SEBASEA sirkulasi androgen nyeri, keluhan dahi. Walaupun sangat kekuningan atau sewarna kulit,
yang berhubungan umumnya masalah jarang, dapat juga soliter atau multipel. Lesi hiperplasia
dengan proses estetika dan khawatir terjadi pada daerah sebasea mempunyai telangiektasis
penuaan adanya keganasan aerola, puting susu, dan umbilikasi di tengah
penis, leher, dan dada

ADENOMA SEBASEA Penyebab penyakit ini Benjolan awalnya Terjadi terutama di Papul atau nodul multiple berukuran
tidak diketahui secara kecil dan semakin daerah wajah, kulit 2-10 mm, warna eritematosa atau
pasti. membesar, tidak kepala dan leher kuning berkilap dengan bentuk
Faktor risiko usia tua nyeri bulat, menonjol dan mempunyai
> 50 tahun. dasar yang luas, kadang-kadang
berbentuk polipoid dengan cekungan
(umbilikasi) dibagian tengah

TRIKOEPITELIOMA Adanya mutasi gen Tidak gatal, tidak Di wajah terutama Papul atau nodul yang multipel,
yang disandi oleh nyeri, keluhan lipatan nasolabia, berukuran 2 mm – 3 cm, berwarna
supresi tumor pada umumnya adalah kelopak mata, dan bibir. seperti kulit normal dengan
pita kromosom 9p21 masalah Juga dapat terjadi pada konsistensi padat.
estetika/kosmetik kulit kepala, leher dan
badan bagian atas.
9. PENATALAKSANAAN

Non Farmakologi
Penatalaksanaan bedah, penatalaksanaan meliputi :
Eksisi bedah dengan penjahitan primer
Elektrodesiccation
Laser karbondioksida dengan menggunakan
metode lubang jarum dari aplikasi atau ablasi laser
Dermabrasi

Farmakologi
(-)

(Khairina, 2015)
10. EDUKASI DAN KOMUNIKASI

Menyampaikan kepada pasien


walaupun penyakit tersebut tidak berbahaya
namun tetap harus selalu menjaga
kebersihan tubuh dan lingkungan agar
terhindar dari penyakit kulit yang berisiko
terhadap kesehatan.
11. KOMPLIKASI

Meskipun jarang, tumor juga dapat


berkembang menjadi karsinoma stadium
lanjut dan mixed tumor

(Prieto, 2016)
12. Prognosis
Prognosis biasanya baik. Akan tetapi
apabila penghilangan lesi hanya
sebagian akan mengakibatkan lesi yang
persisten atau rekuren. Meskipun jarang,
tumor juga dapat berkembang menjadi
karsinoma stadium lanjut dan mixed tumor
(epitelial/sarkomatous).

(Perdoski, 2017)
13. Profesionalisme

Membantu mengontrol kesembuhan


pasien dengan edukasi yang baik
14. KESIMPULAN

Definisi Penegakkan Diagnosis

a. Anamnesis : Tidak gatal, tidak nyeri,


TE adalah tumor jinak
tidak panas tapi hanya merasa tidak
hemartomatous dari folikel nyaman.
pilosebaseus yang biasanya b. Pemeriksaan Fisik : Papul atau
nodul single atau multiple yang tumbuh
muncul pada masa kanak-kanak, lambat.
masa remaja, dan dewasa Lesi biasanya berderet, bentuk papul
dimana lesi terdapat pada muka, atau nodul dengan diameter 2 – 5 mm

jarang terjadi pada kulit kepala, c. Pemeriksan Penunjang :


Histopatologi
leher dan badan
Terapi Komplikasi

Eksisi bedah dengan penjahitan primer Meskipun jarang, tumor juga dapat


 Elektrodesiccation berkembang menjadi karsinoma stadium lanjut
dan mixed tumor

Edukasi Prognosis

Menyampaikan kepada pasien walaupun Prognosis biasanya baik. Akan


penyakit tersebut tidak berbahaya namun tetap tetapi apabila penghilangan lesi
harus selalu menjaga kebersihan tubuh hanya sebagian akan
mengakibatkan lesi yang
persisten atau rekuren

Anda mungkin juga menyukai