Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PATOLOGI MULUT PRAKTIKUM

TUMOR JINAK

Disusun oleh : Amelia Yulandari (15-102)

Dosen pengampu:

drg. Utmi Arma, MDSc

drg. Maulida Hayati, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH PADANG
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Neoplasma atau tumor adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal


dan tidak dapat dikontrol oleh tubuh. Para ahli onkologis masih sering
menggunakan istilah tumor untuk menyatakan suatu neoplasma/neoplasia.

Ada dua tipe tumor, yaitu tumor jinak (benign neoplasm) dan tumor ganas
(malignant neoplasm). Tumor jinak adalah pertumbuhan jaringan baru yang
lambat, ekspansif, terlokalisir, berkapsul, dan tidak bermetastasis. Sedangkan
tumor ganas adalah tumor yang tumbuhnya cepat, infiltrasi ke jaringan sekitarnya,
dan dapat menyebar ke organ-organ lain/metastase. Tumor ganas sering disebut
kanker.

Banyak faktor penyebab/pendukung yang dapat merangsang terjadinya


tumor. Faktor-faktor ini digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu:

1. faktor internal, yaitu faktor yang berhubungan dengan herediter dan faktor-
faktor pertumbuhan.

2. faktor eksternal seperti bakteri, virus, jamur, bahan kimia, obat-obatan, radiasi,
trauma, panas, dingin, tembakau atau alcohol.

Manifesitasi klinis dari tumor jinak adalah sebagai berikut.

1) Pertumbuhan tumor jinak lebih cepat dari jaringan normal dan tumbuhnya
ekspansif.
2) Mempunyai batas yang jelas, berkapsul atau dipisahkan dari jaringan
sekitarnya, dan tidak invasi ke dalam jaringan normal. Biasanya secara
klinis dapat digerakkan.
3) Jaringan tumor/neoplasia mirip dengan jaringan normal dalam hal warna,
konsistensi dan tekstur.
4) Biasanya fungsinya sama seperti jaringan normal. Namun, dengan adanya
pertumbuhan yang luas dan tidak terkontrol menyebabkan hiperfungsi.

Diagnosis definitif dari tumor sangat ditentukan oleh pemeriksaan HPA,


dengan memerhatikan perubahan sel dengan teliti. Dengan melihat ada
tidaknya fibrous kapsul serta hubungan dengan jaringan sekitarnya,
pembentukan vaskularisasinya, adanya atipia sekelompok sel, keterlibatan
pembuluh saraf, sifat pertumbuhan abnormal, asal pertumbuhan tumor, dan
sebagainya merupakan faktor menentukan apakah kelainan termasuk tumor
jinak atau ganas. Berdasarkan asal pertumbuhan tumor dapat menentukan
nama kelainan tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

Tumor Jinak di Rongga Mulut

Tumor jinak adalah pertumbuhan jaringan baru yang lambat, ekspansif,


terlokalisir, berkapsul, dan tidak bermetastasis. Tumor jinak di rongga mulut
dapat berasal dari sel odontogen atau sel non odontogen.

1. Tumor Jinak Odontogen

Tumor jinak odontogen adalah tumor yang berasal dari se-sel atau epitel
odontogen (jaringan epitel gigi, jaringan ikat atau mesenkim, atau gabungan
keduanya). Tumor odontogen merupakan sekelompok lesi yang kompleks dan
mempunyai sifat klinis dan gambaran histologist yang bervariasi. Pada tumor
odontogen, jaringan keras gigi bisa terbentuk atau tidak terbentuk sama sekali.
Dapat dilihat klasifikasi tumor-tumor odontogen menurut WHO, 1992.

Asal sel atau jaringan tumor Nama tumor


A. Tumor yang berasal dari jaringan 1. ameloblastoma
epitel odontogen tanpa melibatkan 2. Pinborg tumor
ektomesenkim odontogen
B. Tumor yang berasal dari jaringan 1. ameloblastic fibro odontoma
epitel odontogen dan melibatkan 2. odontoma
ektomesenkim odontogen dengan atau
tanpa pembentukan jaringan keras
gigi.
C. tumor yang berasal dari 1. odontogenic myxoma
ektomesenkim odontogen dengan atau 2. cementoblastoma
tanpa melibatkan epitel odontogen
A. Tumor yang berasal dari jaringan epitel odontogen tanpa melibatkan
ektomesenkim odontogen

1. Ameloblastoma

Ameloblastoma adalah tumor odontogen yang berasal dari epitel enamel


organ (ameloblast) yang merupakan sel pembentuk gigi, yang merupakan tumor
secara klinis paling umum dijumpai. Tumor ini tumbuh lambat, lokal invasive,
dan sebagian besar bersifat jinak. Secara klinikoradiografi, ameloblastoma
dibedakan atas 3 tipe, yaitu:

1) Solid atau multikistik

Ameloblastoma multikistik atau solid secara histology dapat


menunjukkan beberapa tipe, yang paling umum adalah tipe follikular dan tipe
flexiform.

 Tipe follikular
Mengandung pulau-pulau epitel yang menyerupai epitel organ
enamel didalam stroma jaringan ikat fibrous yang matang. Sarang-sarang
epitel tersebut mengandung sebuah inti yang tersusun longgar menyerupai
stellate reticulum organ enamel.

Panah hijau : intraseluler space


Panah hitam : deposisi bahan kalsifikasi
Panah kuning : epitel lining
 Tipe flexiform
Mengandung lapisan atau epitel odontogen yang sangat panjang.
Lapisan epitel terdiri dari sel-sel kolumnar atau kuboid yang
tersusun sangat longgar. Tipe ini didukung jaringan stroma yang
sangat longgar dan mengandung pembuluh darah.

 Tipe akantotik
Adanya metaplasia sel-sel skuamos yang sangat luas. Seringkali adanya
pembentukan keratin (horn pearl) yang terjadi di bagian tengah pulau-
pulau epitel.

(1) Proliferasi sel-sel tumor membentuk prosessus (seperti jari)


(2) Pembentukan seperti keratin pearl yang eksentris di daerah tengah yang merupakan
diferensiasi dari sel sel basal tumor

 Tipe granular sel

Perubahan bentuk dari sel epitel menjadi sel


granular, sehingga memberikan gambaran
yang sangat kasar, granular dan eosinofilik.
Tipe ini sering melibatkan periferal sel
kolumnar dan kuoid.
 Tipe desmoplastik

Mempunyai pulau-pulau kecil yang mengandung


stroma kolagen yang padat. Sering terjadi pada
ameloblastoma yang terjadi pd bagian anterior
rahang atas.

 Tipe basaloid

Lesi ini tersusun dari sarang-sarang sel


basaloid yang seragam.sel perifernya
cenderung kuboid dari pada kolumnar.

Ket:

1. sel basaloid yg seragam

2. sel perifernya cenderung kuboid dari


pada kolumnar

2) Ameloblastoma Unikistik
3) Ameloblastoma Periferal
2. Pinborg Tumor

Merupakan lesi yang jarang, prevalensinya lebih kecil dari 1% dari seluruh
tumor-tumor odontogen. Meskipun tumor ini jelas berasal dari odontogen, tetapi
morfologinya mirip dengan sel-sel pada statum intermediet pada organ enamel.

Calcifying epithelial odontogenik tumor, yang menunjukkan suatu bahan hyaline


(tanda panah) di antara sel-sel epitel tumor yang berbentuk kuboid atau polyhedral

Calcifying epithelial odontogenik tumor, yang menunjukkan suatu bahan


perkapuran (liesegang ring) ditandai dengan tanda panah.
B. Tumor epitel odontogen dengan melibatkan jaringan ektomesenkim
odontogen

1. Ameloblastic fibro odontoma

• Menunjukkan masa jaringan Lunak yang keras dengan permukaan luar


yang halus.

• Kapsul bisa ada dan tidak ada.

• Mengandung jaringan mesenchim yang sangat banyak mirip dengan dental


papil yang primitif yang bercampur dengan epitel odontogen.

• Sel epitel berbentuk panjang dan kecil tetapi hanya mengandung terdiri
dari dua sel yang berbentuk kuboid dan kolumnar

2. Odontoma

A. Complex odontoma

B. Compound Odontoma

(1) sementum

(2) dentin

(3) spt pulpa


C. Tumor jaringan ektomesenkim odontogen dengan atau tanpa melibatkan
jaringan epitel odontogen.

1. Odontogenic myxoma/myofibroma

(1) Proliferasi sel-sel myxoid / star cells

(2) Fibrous kapsul

2. Cementoblastoma

Cementoblastoma, terlihat pembentukan lesi pada apeks gigi. Pulpa pd


apek gigi penyebab, masa dari lesi yang merupakan proliferasi dari sel-sel
cementoblast (seluller) dan mengandung sum-sum tulang dengan dipisahkan
oleh suatu kapsul jaringan ikat dari tepi tulang normal.
2. Tumor Non Odontogenik

Tumor Jinak Non Odontogen yang berasal dari epitel mulut

1. Papiloma skuamos

(1) Adanya proliferasi sel epitel skuamos yg tumbuh exopytic


membentuk papillary projection

(2) dengan didukung fibrous stroma yang tipis/sedikit dan

(3) terdapat vaskularisasi pada stroma

2. Veruka Vulgaris
Tumor Jinak Non Odontogen yang Berasal dari Nevus /Pigmen

Nevus pigmentasi

Melanosis, pada mukosa membrane, terlihat peningkatan jumlah sel-sel


melanin pada basal sel layer.

Tumor jinak non odontogen yang berasal dari jaringan ikat mulut.

1. Fibroma

Terlihat peningkatan jumlah sel sel fibrous dengan inti yang berbentuk
spindle, teratur, dan uniform.
2. Neurilemoma/Schwannoma

3. Lipoma

1. Proliferasi sel-sel adiposa dgn dibungkus fibrous kapsul

2. Inti sel terletak di perifer

3. Beberapa pembuluh darah normal juga bisa terlihat di dalam lesi.


Tumor Jinak Non Odontogen yang Berasal dari Kelenjar Ludah

 Pleomorphic adenoma/mixed tumor

 Whartin’s Tumor

Menunjukkan proliferasi sel-sel onkosit 2 lapis, yang melapisi struktur seperti


rongga kistik, yang tertanam dalam stroma jaringan limfoid.
DAFTAR PUSTAKA

Ash, M.M. dan M.L. Ward. 1992. Neoplasm". Dalam Oral Pathology an Introduction to
General and Oral Pathology for Hygienist, 6h Philadelphia: Lea and Febringer. p. 126-43,

Good. A. R. 1995. Oral Cancer". Dalam General and Oral Pathology (Duncan, L and J.
Salway Eds.). Missouri: Mosby-Year Book Inc. p. 123 42 Hamner II, J. E. 1977. "Oral
Cancer". Dalam Burket's Oral Medicine, Diagnosisand Treatment. (Lynch, M. A. Ed.). 7
edn. Philadelphia: J. B. LippincottCompany, p. 636-47

Miller, R. L 1995. Neoplastic Cell Growth". Dalam General and Oral Pathology for the
Dental Hygienist. (Duncan, L and J. Salway Eds.). Missouri Mosby-Year Book
Incorporated. p. 87.

Nevill, B. W. Douglas, D. D. Carl M. A. Jerry, E. B. 1995. Oral and Maxillofacial


Pathology. Philadelphia: W.B. Saunders Company. p. 511-36.

Pinborg, J. J. 1980. Oral Cancer and Precancer. Bristol: John Wright. p. 51-61. Regezi, J.
A. dan J. J. Sciubba. 1989. Ulcerative Conditions. Dalam Oral Pathology. (Regezi, J. A
dan Sciubba J. J. Eds.) London: W.B. Saunders Company, p. 68-110

Rubin, E., Gorstein, F., Rubin, R., Schwarting, R., Strayer D. 2005. Rubin's Pathology:
Clinicopathologic Foundations of Medicine. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins. p. 12681303

Bernier, JI. Thompson HC. 1946. The histogenesis of the cemento AmJ Orshadra Swy
p32:543-555.

Cakir, B, Karadayi N. 1991. Ossifying fibroma in the nasopharynx. A c report on Image


p. 15:290-292. Eversole, LR. Leider AS, Nelson K. 1985. Ossifying fibroma:A clinico
pathologic study of sixty-four cases. Oral surg. Oral Med. Oral Poup. 60:505-11

Fanibunda, K and Reed MF. 1997. "Cemento-ossifying fibroma of mandible".


Dentomaxillofacial Radiology, p. 26: 246-8, Jung, SL., Choi KH, Patk YH, Song HC
Kwon MS. 1999. "Cemento-ossifyingfibromu presenting as a mass of the parapharyngeal
and masticator spaceAm J Neuroradiol. p. 20: 1744-46.

Mohammadi-Araghi, H. Henry C. 1993. "Fibro-osseous lesions of craniofacial bones.


The role of imaging". Radiol Clin North Am. p. 31:121-34. Neville, BW, Damon DD,
Allen CM, et al. Oral and Maxillofacial Pathology.1"edition. W.B. Saunders. pp. 460-
469.

Ogunsalu, CO, Lewis A, Doonquah L. 2001. Benign fibro-osseous lesions of the jaw
bones in Jamaica analysis of 32 cases". Oral diseases. p. 7: 155-162.

Anda mungkin juga menyukai