Abstrak
Ameloblastoma adalah tumor odontogenik jinak dan bersifat agresif secara
lokal. Angka kejadian tumor ini sekitar 1% dari seluruh tumor pada tulang rahang.
Biasanya terjadi pada regio mandibula, dan hanya sedikit kasus di maksila.
Ameloblastoma mempunyai kecendrungan untuk rekurensi, karena itu sangat
diperlukan diagnosis yang akurat sebelum menentukan teknik pembedahan.
Gejala klinis dan radiologis ameloblastoma dapat menunjukkan gambaran yang
tidak spesifik, gambarannya bisa menyerupai odontogenic cyst dan tumor lain.
Fine Needle Aspiration Cytology (FNAB) merupakan suatu teknik yang
mudah dan tidak invasif dalam menegakkan diagnosis sebelum tindakan
pembedahan dilakukan pada ameloblastoma. Teknik ini juga merupakan suatu
tindakan yang dapat dilakukan dengan cepat dan menghasilkan diagnosis yang
akurat, serta dapat membedakan antara tumor jinak dan ganas. Sitologi dari
ameloblastoma terdiri atas kelompok-kelompok sel basaloid dengan single
spindle and stellate shaped cells.
Pendahuluan
Ameloblastoma merupakan suatu tumor jinak, tumbuh lambat namun
bersifat agresif lokal dengan manifestasi klinis berupa pembengkakan pada area
rahang dan tidak menimbulkan rasa nyeri, dapat ekspansi ke tulang kortikal,
menyebabkan perforasi pada buccal plates dan menginfiltrasi jaringan lunak.
Lokasi tumor tersering adalah pada area mandibula, jarang ditemukan pada
maksila, dan apabila tumbuh pada lokasi ini, maka akan memberikan gambaran
prognosis yang lebih buruk akibat dari infiltrasi yang luas pada tulang trabekula.
Ameloblastoma terdiri atas 6 gambaran subtipe histologi: folicular,
plexiform, acantomatous, granulose cell, basal cell dan desmoplasic. Tipe-tipe ini
dapat tersusun secara gabungan dan tidak ada hubungannya dengan prognosis
tumor. Secara makroskopis ameloblastoma terdiri atas 3 tipe: solid atau
multikistik, unikistik dan periferal. Bentuk multikistik atau intra-osseus
merupakan tipe yang tersering dan mempunyai aspek klinis yang bermakna pada
ameloblastoma dikarenakan gambaran invasi fokal serta dapat mengarah pada
terjadinya rekurensi dan metastasis.
Tinjauan Pustaka
Ameloblastoma
Ameloblastoma (adamantinoma) merupakan tumor odontogenik yang
berasal dari epitel odontogenik/ameloblas. Dapat juga berasal dari epitel pembatas
kista dentigerous, dari sisa lamina gigi (epitel yang akan membentuk crown gigi)
dan enamel, atau dari lapisan basal mukosa mulut.
Etiologi dari ameloblastoma belum sepenuhnya ditelusuri, kemungkinan
berhubungan dengan abnormalitas pada kontrol gen yang berperan pada
perkembangan gigi. Berbagai literatur menyebut trauma atau lesi sistik, karena
ameloblastoma berkembang pada basis dari folikular atau kista odontogenik
lainnya, dimana epitel dari dinding kista mengalami transformasi menjadi
ameloblastik.
Intraosseous:
o Follicular
o Plexiform
o Acanthomatous
o Multicystic
o Unicystic:
Granular cell
Basal cell
Desmoplastic
Extraosseous:
o Follicular
o Plexiform
o Basal cell
Sitologi Ameloblastoma
Pemeriksaan sitologi ameloblastoma dengan cara FNAB preoperasi masih
jarang dilakukan. Walaupun demikian, diagnosis ameloblastoma dapat ditegakkan
melalui sitologi sebelum operasi dilakukan. Salah satu komponen penting dalam
menegakkan diagnosis adalah pemilihan teknik biopsi, pilihannya harus suatu
teknik yang mudah, cepat, noninvasif dan aman.
Pengambilan sampel dengan teknik FNAB pada ameloblastoma dapat
dilakukan dengan mudah, dan menunjukkan gambaran sitologi yang jelas.
Sitologi dari ameloblastoma terdiri dari dua karakteristik tipe sel, yaitu: kelompok
sel epitel basaloid dan single spindle atau stellate shaped cells, bisa didapatkan
pula epitel skuamus, sel limfatik matur, dan fragmen stroma. Basal sel
menunjukkan inti hiperkromatik dengan sitoplasma tipis, spindle shape atau
stellate shape cells berinti spindle atau oval dengan kromatin halus dan anak inti
kecil di tepi. Kumpulan dari dua tipe sel ini tersusun dalam dua formasi, yaitu
kelompok-kelompok sel spindle dan stellate dengan bagian tepi gambaran sel
basaloid yang tersusun palisading, formasi yang lain adalah susunan sel tumor
dalam bentuk lajur-lajur. Bisa juga ditemukan adanya makrofag dari bahan
aspirasi yang mengandung cairan. Pada beberapa kasus dapat ditemukan pula
diferensiasi skuamus, yaitu sel yang terlihat besar dengan inti di tengah dan
sitoplasma luas yang mengandung keratohyalin.
Gambaran sitologi dari ameloblastic carcinoma menunjukkan
hiperselularitas yang padat, bertumpuk, dengan inti pleiomorfik, anak inti
prominen, terdapat abnormal mitosis dan ditemukannya area nekrosis.
Kesimpulan
Ameloblastoma merupakan tumor jinak odontogenik yang bersifat agresif
lokal dan rekuren, serta berpotensi untuk metastasis. Untuk meminimalisasi
kondisi ini, maka harus dilakukan penatalaksanaan yang tepat. Penegakkan
diagnosis yang akurat adalah hal yang sangat penting. FNAB adalah suatu
modalitas yang sangat berguna dalam menegakkan diagnosis ameloblastoma,
selain mudah dan tidak mahal, FNAB juga aman bagi pasien, dan yang terpenting
tindakan ini dapat dilakukan dengan cepat serta menghasilkan diagnosis yang
akurat, tentunya dengan bahan/sampel aspirasi yang memadai. Diagnosis yang
akurat dapat membantu para dokter ahli bedah dalam menentukan
penatalaksanaan secara ekstensif dan dengan tindakan operasi yang optimal dapat
mencegah rekurensi.