Anda di halaman 1dari 153

9/18/2018

KULIAH ILMU BEDAH MULUT III

Prof. Dr. Peter Agus, drg., SpBM (K)

TUMOR dan NEOPLASIA RONGGA MULUT

DEFINISI:
1.TUMOR : menurut asal kata, arti harfiahnya adalah SETIAP LESI yang
berupa PEMBENGKAKAN
(termasuk misalnya pembengkakan dari proses keradangan).

2.NEOPLASIA/NEOPLASMA berarti: PERTUMBUHAN BARU.


(New Growth), (Neos = baru, Plasia= pertumbuhan)

Perkembangan Makna:
Dalam perkembangannya: istilah TUMOR konotasinya kemudian
menyempit untuk suatu jenis pembengkakan tertentu (dari hasil
proliferasi sel2), yaitu dapat berupa :

1) Non Neoplastic Cell Growth :


⚫ Hyperplasia → di rongga mulut, inilah yang terbanyak ditemui.
⚫ Metaplasia → di rongga mulut, jenis ini kadang-kadang ditemui.
⚫ Dysplasia → di rongga mulut, jenis ini kadang-kadang ditemui

1
9/18/2018

2) Neoplastic Cell Growth yaitu NEOPLASIA, di Rongga Mulut secara


Klinis dapat berupa :
◼ Bercak/Plaque→Perubahan warna
◼ Ulkus
◼ Dungkul
◼ Kombinasi yang tersebut di atas

◼ Sesuai dengan lesi-lesi di dalam Rongga Mulut, dalam kuliah ini:


⚫ Istilah Tumor dipakai utk Lesi Non-Neoplastic Cell Growth
⚫ Istilah Neoplasia : untuk Lesi Neoplastik (Neoplastic Cell Growth )

Catatan: Bahkan pemakaian istilah TUMOR oleh beberapa ahli maknanya


kemudian lebih menyempit lagi, sehingga tak jarang istilah ini :
identik dengan istilah NEOPLASIA/ NEOPLASMA

⚫ NEOPLASIA/ NEOPLASMA
Suatu pertumbuhan abnormal dari masa jaringan disebabkan oleh
karena adanya kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan
diferensiasi sel sehingga timbul proliferasi sel yang tak terkendali
atau bersifat otonom yang dapat merusak bentuk dan atau fungsi
organ yang ditumbuhinya.

SIFAT BIOLOGI NEOPLASIA YANG MENONJOL

1. Proliferasi sel-sel yang relatif Otonom → tak terkendalikan oleh


mekanisme Homeostasis ( mekanisme pengendali tubuh )
⚫ Proliferasi sel menyebabkan lesi membesar, sehingga
mendesak/merusak jaringan normal sekitarnya.
⚫ Proliferasi sel dapat bersifat:
a) Lokal/terbatas : → ciri Tumor Benign
b) Umum : → ciri Tumor Malignant:
→ terjadi penyebaran yaitu dengan terjadi-nya
metastasis (anak sebar),
dan bila tak tertolong berakhir dengan kematian

2. Bukan untuk kepentingan tubuh


(bahkan membebani/membahayakan tubuh).

Catatan:
Jelaslah bahwa: kemampuan proliferasi sel-sel tubuh ini menandakan
bahwa sel-sel yang bersangkutan telah mempunyai sifat/ perilaku sel
yang menyimpang dan tidak dapat dikendalikan oleh mekanisme
Homeostasis. Bandingkan dengan kemampuan proliferasi sel pada
proses regenerasi, yaitu pada proses kesembuhan luka !

2
9/18/2018

◼ Menurut SIFAT BIOLOGINYA , ada 2 Jenis Tumor/Neoplasia:


1. Benign/Jinak
Umumnya Tumor/Neoplasia Jinak bersifat Non-Invasive, Contohnya:
◼ Hyperplasia (karena iritasi khronis)
◼ "Fibroma" →bukan suatu Neoplasia→ tetapi sebagai akibat reaksi
Hyperplasia
◼ Lipoma
◼ Osteoma
◼ Chondroma
◼ Odontoma dll.
Perkecualian:
⚫ Dalam kenyataannya ada juga kelompok Neoplasia Jinak yang Invasive atau Infiltratif yaitu:
- Myxoma
- Rhabdomyoma
- Angioma
- Endothelioma
- Lymphangioma
- Pleomorphic adenoma
- Ameloblastoma dll.

Catatan : Adanya kenyataan ini membawa implikasi praktis shg prosedur operasi pd
jenis neoplasia ini hrs diusahakan sebersih mungkin,bila tidak akan terjadi
kekambuhan

2 . Malignant/Ganas/Cancer /KANKER :
→ Pertumbuhan secara lokal infiltratif maupun dapat
mengadakan metastasis jauh dr lokaL tumor primernya
→ Carcinoma (dari jaringan Epitel)
→ Sarcoma (dari jaringan Mesenkim)

❑ Dan ada suatu Bentuk di antara Tumor Benign dan Tumor


Malignant yaitu:
PRE-CANCEROUS LESIONS

→ di rongga mulut hanya khusus untuk jaringan epithel


yang diduga merupakan bentuk pendahulu dari suatu Cancer.
→ Tetapi perlu disadari bahwa : suatu Carcinoma tidak harus
di dahului oleh Lesi pre-cancer/pre-malignant /pra-ganas !

3
9/18/2018

PERBEDAAN CIRI-CIRI NEOPLASIA BENIGN dan MALIGNANT

NEOPLASIA BENIGN NEOPLASIA MALIGNANT

1.Kecepatan tumbuh : - Lambat - Cepat


2.Sifat tumbuh: - ekspansif - Infiltrative
3.Perjalanan pertumbuhan: - Latent
- Progressive
(Retrogressive) (jarang berhenti)
4.Batas - Jelas/kapsul - Tak jelas
5.Morphologis: - Khas - Tak khas (Atypic)
6.Necrosis/Ulcus: - Tak biasa - Biasa
7.Metastasis - Pd umumnya - Pada umumnya ada
tak ada

(Catatan: Ciri-ciri tsb bersifat umum! Dalam kenyataan sehari-hari


Akan selalu ada perkecualian dari apa yang tersebut di atas !)

◼ LEUKOPLAKIA

Courtesy of Neville ,et al, 2004

4
9/18/2018

◼ co

Courtesy of Prof Dr Peter Agus drg SpBm,2004

Courtesy of Prof Dr Peter Agus drg SpBm,2004

5
9/18/2018

◼ Courtesy of Prof Dr Peter Agus drg SpBm,2004


◼ Courtesy of Prof Dr Peter Agus drg SpBm,2004

Courtesy of Prof Dr Peter Agus drg SpBm,2004

Courtesy of Prof Dr Peter Agus drg SpBm,2004

6
9/18/2018

◼ Courtesy of Prof Dr Peter Agus drg


SpBm,2004

Courtesy of Prof Dr Peter Agus drg SpBm,2004

◼ Courtesy of Prof Dr Peter Agus drg


SpBm,2004

Courtesy of Prof Dr Peter Agus drg SpBm,2004

7
9/18/2018

EWING’S SARKOMA (PINET)

Courtesy of Prof Dr Peter Agus drg SpBm,2008

DAMPAK TUMOR/NEOPLASIA BENIGN (JINAK)


Tumor/neoplasia benign bukanlah tanpa menimbulkan problema:
o Ekstensi lokal dan kekambuhan setelah TINDAKAN BEDAH →
haruslah diperhitungkan.
❖ Transformasi sel jinak menjadi ganas dapat terjadi.
❖ Dengan berbagai derajat kemungkinan : yang tidak
biasa/sering terjadi (lihat lesi pre-malignant )
❖ Kadang-2 tumor/neoplasia benign dapat menimbulkan
komplikasi
misalnya:
➢ Tekanan pada jaringan syaraf didekatnya→terjadi
paraesthesi
➢ Terjadinya maloklusi di rongga mulut

➢ Gangguan pada fungsi fisiologis seperti : makan , bernafas

ataupun berbicara
➢ Kerusakan yang luas pada tulang→ tulang menjadi rawan

terhadap trauma !
➢ Fraktura spontan.

8
9/18/2018

AMELOBLASTOMA

Courtesy of Prof Dr Peter Agus drg SpBm,2008

RONSEN AMELOBLASTOMA

Courtesy of Prof Dr Peter Agus drg SpBm,2004

9
9/18/2018

CAUSA / PENYEBAB NEOPLASIA GANAS

Neoplasia Ganas mempunyai kausa yang Multifaktorial,


yang dapat dibagi menjadi 2 golongan
1. Faktor Internal , antara lain:
a) Kecenderungan (Predileksi)/ Faktor Genetis/ Faktor Herediter
b) Kondisi tubuh tertentu misalnya:
- Anemia
- Defisiensi makanan
2. Faktor Eksternal (karsinogen→materi yang dapat
menimbulkan karcinoma ):
- Kimiawi
- Biophysics
- Radiasi
- Virus

KANKER
TINJAUAN UMUM :
 Kanker : suatu penyakit kuno , sudah dikenal berabad-abad,
minimal 3,5 abad.
 Suatu penyakit umum bagi organisme hidup yg menimpa hampir
seluruh organisme multiseluler:→ manusia, binatang, tumbuh2an
 Dari segi Diagnostik & Therapy: sudah banyak kemajuan yang
dicapai.
 Dari segi Etiologi : Penyakit ini merupakan penyakit yang
Multifaktorial yaitu Faktor
- Internal : Genetik
- Eksternal : Karcinogen
(kimiawi, fisis, biologis ( diantaranya Virus )

 Dari segi Pathogenesis :


Relatif baru "sedikit" yang terungkap
Masih banyak yang tetap merupakan misteri
◼ CARA PERAWATAN :
Tersedia banyak cara perawatan
Tetapi Efektivitas Perawatan : kurang dari 30%

10
9/18/2018

◼ JENIS KASUS CA MULUT :


– Kasus Dini : →Jarang, Prosentase kesembuhan:
→ tinggi !
– Kasus Lanjut : → banyak sekali dijumpai :
– → Jarang yang sembuh total /
berlaku seterusnya sepanjang
hidup.

◼ DIMENSI KESEMBUHAN CA MULUT : adalah


◼ Ketidak-pastian, yang dinyatakan dengan "5 years survival
rate“ ( 5 YSR= berapa persen yang masih bertahan hidup
dalam jangka waktu 5 tahun → setelah dirawat ).

◼ MORBIDITAS/MORTALITAS : cukup tinggi


◼ Di A.S. (1981) : 1 dari 4 orang → akan terkena 1 jenis

Kanker
1 dari 5 orang → akan mati karena Kanker
◼ Di Negara Maju :

KANKER menduduki peringkat ke-2 Penyebab Kematian :


(Peringkat 1 : adalah oleh karena Penyakit kardiovaskuler)
FREKWENSI RELATIF KEMATIAN :
Dewasa : 20,4 %
Anak-anak : 11,3 %

Tergolong Penyakit yang sangat ditakuti : bahkan


hingga sampai kini.

11
9/18/2018

◼ PATHOGENESIS NEOPLASIA GANAS

◼ Pathogenesis Neoplasia ganas merupakan suatu:- Proses yang rumit, yaitu


antara lain menyangkut masalah faktor-faktor yang terlibat dan adanya
pentahapan dari suatu proses ( inisiasi, promosi,progresi )
◼ Faktor yang terlibat :
◼ Pada umumnya proses ini merupakan interaksi dari 2 macam faktor
yaitu:
◼ 1. Faktor internal :
◼ Umur
◼ Jenis kelamin
◼ Suku bangsa
◼ Gaya hidup
◼ Kondisi tertentu dll
◼ Faktor Genetik

◼ 2. Faktor eksternal: →karsinogen

◼ Tahapan proses:
◼ Proses pathogenesis merupakan suatu proses yang bertingkat atau
bertahap, bukan merupakan suatu proses yang terjadi secara mendadak.
◼ Memerlukan waktu: dapat mencapai waktu bulanan atau bahkan tahunan

DAMPAK KANKER SECARA


KLINIS/SOSIAL

– Kanker dapat menyebabkan akibat yang serius bagi


penderita, yaitu dari segi :
1. Fisik / Fungsional → Turunnya kemampuan fungsi →
Kualitas Hidup Menurun
2. Kejiwaan : → Terjadi Tekanan mental → yang
berkaitan dengan masa depan!
→ Bayangan akan segera berakhir dengan
Kematian
3. Ekonomi/ Sosial :
- Tekanan Sosial yang menyangkut aspek:
- Ekonomi keluarga : biaya perawatan, kemungkinan
tak dapat melanjutkan / kehilangan pekerjaan.
- Sosial : Kadang-kadang penolakan masyarakat
akibat turunnya Kualitas hidup penderita.

12
9/18/2018

◼ RINCIAN AKIBAT KANKER BAGI PENDERITA:


– 1.Disfigurement
(Bentuk ‘jelek” dari bagian yang terkena)
– 2.Diskontinuitas struktur
(Struktur jaringan terputus / tak utuh → diganti
jar. Kanker )
– 3.Gangguan mekanis fungsi normal
– 4.Gangguan fungsional karena penggantian jaringan
– 5.Kompetisi nutrisi
(antara sel normal dan sel pathologis)
– 6.Gangguan psychis akan “masa depan”
– 7.Kwalitas hidup menurun
– 8.Kematian

◼ CIRI-CIRI KLINIS KECURIGAAN TINGGI


ADANYA PROSES KEGANASAN :

– 1.Pembengkakan bersifat progresiv →


akan terus membesar !
– 2.Ulkus yang menetap / kronis yang
mempunyai ciri-ciri:
◼ indurative (mengeras)

◼ indolent (tak ada keluhan rasa sakit)

( Kasus yang dicurigai ganas, harus


ditegakkan Diagnosenya dengan
pemeriksaan HPA sebelum dilakukan
perawatan! )

13
9/18/2018

KARSINOMA WELL DIFF

Courtesy of Prof Dr Peter Agus drg SpBm,2004

KARSINOMA INTRA ORAL

Courtesy of Prof Dr Peter Agus drg SpBm,2004

14
9/18/2018

NEOPLASIA RONGGA MULUT


◼ JENIS NEOPLASIA:
1. Jinak :
– 1. Neoplasia Benign
– 2. Jenis antara N.Benign dan N.Malignant yaitu :
PRECANCEROUS LESIONS / CONDITIONS ( LESI PRA GANAS )
2. Ganas/kanker
– 1.Karsinoma →dari jaringan epitel
– 2.Sarkoma → dari jaringan mesenkim

◼ PROPORSI :
± 90 % KANKER RONGGA MULUT adalah karsinoma Primer → terbanyak
JENIS SQUAMOUS CELL CARCINOMA= EPIDERMOID CARCINOMA
– 10% Ca verrucousa, spindles cells, adeno-Ca, adenoid cystic Ca
(cylindroma), Sarcoma dan Carcinoma secondair/Metastatic
Carcinoma.
◼ LOKASI :
– Carcinoma bibir :sangat menonjol di Negara Barat, terutama pada ras
Caucasoid.
– Carcinoma lidah sangat menonjol di India dan beberapa negara
Amerika Latin → tetapi
– jarang sekali ditemui di Polandia

◼ TAHAP TERBENTUKNYA KANKER :


1 TAHAP INITIATON (INISIASI): waktu yang singkat →
pertama kali sel-sel terpapar karsinogen dalam dosis
terbatas.→Sel normal berubah menjadi initiated cells
dan bersifat irreversible.( sel inisiasi yang reversible )

◼ Terjadi perubahan sifat dan perilaku kanker


sebagai akibat adanya EKSPRESI ONKOGEN.

ONKOGEN akan menghasilkan onko-protein


( proto-onkogen ) yang berperan pada pengendalian
proliferasi,diferensiasi dan perkembangan
pertumbuhan sel melalui siklus sel serta mempunyai
kemampuan untuk menghasilkan protein yg dapat
merangsang diri sendiri ( autokrin ) dan kemudian
timbul heterogenitas pada sel kanker.

15
9/18/2018

2. TAHAP PROMOTION (PROMOSI):


terpaparnya initiated cells dengan
- initiator pertama atau initiator yang lain
(karsinogen/promoting agents).
Antara tahap 1 dan 2 ada selang waktu yang
lama/bertahun-tahun.
◼ Khusus untuk karsinogen kimiawi dapat
berlangsung sampai 20 th.
◼ Terjadi perkembangan sel kanker sehingga
terbentuk gerombolan sel kanker.
◼ Pada kanker kolorektal terjadi fenomena multihit
shg fenomena ini dipakai utk memahami konsep
bahwa kanker merupakan manifestasi dari
kumpulan mutasi gen dan merupakan evolusi yang
kompleks.

3. TAHAP PROGRESI :
- Perubahan protoonkogen menjadi onkogen ini
belum menjamin terjadinya tumor ganas
- Perkembangan kanker merupakan proses yang
kompleks yang mempunyai banyak tahapan
( multistep proses).

Selama masa perkembangan, sel kanker mengalami


berbagai perubahan mulai dari :
- kemampuan utk mempertahankan diri dan Invasi sampai
- peningkatan kemampuan untuk tumbuh dan metastasis

TIGA HAL YANG IKUT DALAM PERUBAHAN INI :


- 1. Kualitas sel kanker
- 2. Kondisi lingkungan mikro yang mendukung
- 3. Kualitas Immunosurveillance tubuh

Sel Kanker akan lebih cepat tumbuh pada lingkungan mikro yang
memenuhi kebutuhannya dan Immunosurveillance yang jelek.

16
9/18/2018

EPIDERMOID CARCINOMA / OSCC di dalam RONGGA


MULUT

Secara Kwantitatif relatif kecil dari kanker seluruh tubuh


Frekwensi relatif : - Relatif Kecil
Di A.S. : →2 - 3 % dari kasus Keganasan
2 - 3 % Kematian
Di Indonesia belum ada angka statistik secara nasional yang dapat dirujuk
Tetapi berdasarkan histopathological registration, 1988 di Indonesia angka kejadian
Kanker rongga mulut 3,57 % dari seluruh kanker tubuh, 90 % dr seluruh keganasan
pada rongga mulut.

Secara Kwalitatif :
Tergolong penyakit yang berdampak sangat besar yang dapat
menyebabkan penderitaan ( Fisik, Psikis dan Sosial ) bagi penderita/keluarga.

Etiologi :
1. Tembakau : → Pemakaian Tembakau dengan segala Cara, dalam jangka
panjang.(terdapat 2000 macam Zat Kimia, 29 di antaranya telah terbukti merupakan
karsinogen).
2. Alkohol :→ Pemakaian Alkohol yang berlebihan dalam jangka panjang.
3. Kondisi Umum Misalnya Liver Cirrhosis karena Pecandu Alkohol.
4. Bahan limbah industri tekstil (debu katun/wool)
5. Higiene gigi / mulut yang jelek.

◼ Klinis :
◼ Manifestasi dapat beragam, misalnya :
– Bercak/plaque (discolouration) dari lesi pra-ganas →misalnya :
Erythroplakia.
– Serupa kerak (crusty lesions)
– Lesi erosive → terutama yang menetap atau khronis, biarpun sudah
mendapatkan perawatan obat-obatan misalnya:
◼ Ulcus indolent (tidak terasa sakit) yang bersifat menetap.
◼ Lesi exophytic : nodule atau benjolan kecil / verrucous

◼ Prognosis :
▪ Tergantung kepada :
▪ 1. Tahap kanker mulai dirawat, → lebih dini → lebih bagus prognosisnya.
▪ 2. Jenis / sifat biologisnya. Jenis undifferentiated → biasanya lebih mudah
menyebar →terjadi metastasis→prognosis lebih jelek.
▪ 3. Lokasi asal kanker, ternyata Dasar mulut/lidah →lebih mudah timbul metastase
→pada umumnya prognosis lebih jelek.
▪ 4. Besarnya ukuran neoplasia dan luasnya jaringan yang terlibat → lebih besar
ukuran maupun luasnya jaringan sekitar yang terlibat, pada umumnya prognosis
lebih jelek
▪ 5.Ada dan luasnya metastasis → lebih luas → lebih jelek prognosisnya.

17
9/18/2018

TERAPI :
1. Pembedahan
2. Radioterapi
3. kemoterapi
4. Kombinasi 1 +- 2 + 3
5. Photodynamic Terapy
6. Cryosurgery / Laser beam (sinar Laser) therapy
untuk Carcinoma permukaan dan tahap dini.
7. Terapi Gen ?

Masing-masing cara perawatan mempunyai Indikasi dan Kontra-


indikasi.Juga ada kelebihan dan kekurangan dari masing-
masing cara tersebut! Dari berbagai cara tersebut secara relatif
:
Cara Pembedahan dan Radiasi, lebih banyak disukai oleh
penderita tetapi tergantung dari pada Stadium Kanker ( TNM)
sistem

18
9/18/2018

LESI-LESI PRA-GANAS BM III

JENIS :
1.Leukoplakia
2.Erythroplakia
Dua jenis pertama inilah yang para ahli sepakat merupakan lesi pra-ganas
untuk KARSINOMA EPIDERMOID, sedangkan nomer 3 dan seterusnya adalah jenis
yang belum seluruh ahli menyepakatinya)

3. Oral Submucous fibrosis


4. Candida albicans
5. Luetic glossitis / syphilitic leukoplakia
6. Oral lichen planus
7. Sideropenic dysphagia
8. Discoid lupus erythematosus
9. Dyskeratosis congenital
10.Ulcerasi khronis dari iritasi mekanis.

Prof. Dr. Peter Agus, drg., SpBM (K)

ETIOLOGI
1.Leukoplakia :
1. Tembakau : dari segala cara pemakaian → merokok
cerutu/pipa/sigaret, mengunyah atau mengulum tembakau,
reversed smoking.(merokok dengan ujung terbakar di
rongga mulut)
2. Alkohol : →- pada pecandu berat alkohol
3. Infeksi khronis Candida albicans
4. Virus
5. Bahan-bahan limbah industri, misalnya karet/debu jelaga

2.Erythroplakia : Belum diketahui

3.Oral submucous fibrosis : terdapat banyak di India/


Pakistan→ diduga oleh karena :
1. Tak tahan terhadap lombok yang dikonsumsi dalam jangka
panjang
2. Mengunyah buah pinang
3. Pemakaian tembakau
4. Deficiency vitamin.

1
9/18/2018

FREKUENSI/Angka kejadian LEUKOPLAKIA : sangat


beragam
– Di negara Barat: berkisar antara 3 – 11 %
– Di India :
1.LEUKOPLAKIA →Relatif jauh lebih sering terjadi dari pada
Erythroplakia.
2.Oral submucous Fibrosis: Jauh lebih sedikit lagi (Ditemui di
India/pada penderita keturunan India )

TRANSFORMASI KEGANASAN :
Leukoplakia :
1. Ada dinamika perubahan dalam perkembangannya yaitu:
1.Menyembuh → membaik
2.Tetap
3.Menyebar
4,Berubah menjadi KARSINOMA
2. Lokasi tertentu, seperti lidah, dasar mulut, bibir, mukosa buccal → lebih
besar kemungkinan berubah menjadi karsinoma
3. frekuensi transformasi ganas relatif kecil: kira-kira 3 – 7 %.

ERYTHROPLAKIA
1.Frekuensi Transformasi Keganasan →Jauh Lebih Besar !

⚫ Untuk Dysplasia berat/karsinoma in situ kira-kira : 40%


⚫ Karsinoma Yang Invasive : 51%

GAMBARAN KLINIS LESI PRA GANAS :


I. LEUKOPLAKIA
Manifestasi:
1. Simplex : bercak putih-homogen, sedikit lebih menonjol dari permukaan,
keratinisasi homogen → jenis yang paling banyak dijumpai.
2. Verrucosa: bercak putih verrucous, permukaan berkerut → sering
berubah ganas.
3. Erosiva/speckled Leukoplakia : bercak putih erosive, dengan daerah-
daerah erythematous di sekelilingnya, dan ada fissurae → seringkali
berubah menjadi ganas.
II. ERYTHROPLAKIA :
Manifestasi:
Bercak merah-cemerlang, berbatas jelas, mirip beludru → sering
Sekali berubah ganas.

2
9/18/2018

TERAPI LEUKOPLAKIA
Tergantung pada :
a. Hasil pemeriksaan HPA
b. Etiologi
c. Jenisnya

WUJUD KLINIS
ad.a. HPA :
1.Bila terjadi dysplasia ringan/sedang → dipantau paling sedikit 3-4
bulan/sekali ( chemoprevention di AS mulai dilakukan )
2.Bila dysplasia berat/Ca in situ →dirawat dengan :
• Chemoprevention ( mulai di AS,Di Inggris dilakukan ? )
• Pembedahan Excisi ( bila diameter lesi kecil)
• Cryosurgery/laser beam terapi (bila lesi sangat luas).
ad.b. Etiologi :
Bila diketahui etiologinya →harus disingkirkan (misalnya : dilarang
merokok/minum alkohol)
ad.c. Bila jenisnya verrucosa / erosiva
→ perlu kepastian diagnostik → dengan biopsi !
Bila positiv → dilakukan eksisi/Cryosurgery/laser beam terapi

LEUKOPLAKIA

3
9/18/2018

LEUK0PLAKIA TIPIS

Courtesy of Neville BW,Damn DD, Allen CM ,et al. Oral & Maxillofacial Patology,
ed2, Philadelphia,WB Sauders,2002

LEUKOPLAKIA TEBAL

Courtesy of Neville BW,Damn DD, Allen CM ,et al. Oral & Maxillofacial Patology,
ed2, Philadelphia,WB Sauders,2002

4
9/18/2018

GAMBARAN KLINIS ERITROPLAKIA

1. Karena transformasi keganasan tinggi maka :Harus ada kepastian


diagnostik secara HPA :
2. Bila Ca in situ/karsinoma invasive dilakukan → excisi secara radikal
(Erythroplakia →seringkali terjadi misdiagnosed (sering dikelirukan)
dengan lesi radang/ infeksi/ alergi !

DETEKSI DINI LESI GANAS


Arti deteksi dini:
1. Mengenali/mencurigai karsinoma mulut → terutama pada tahap
awal/dini
2. Mendiagnose Ca Mulut → terutama pada kasus-kasus yang
asymptomatik/masih dapat disembuhkan.

Harapan deteksi dini:


Menyelematkan penderita dari :
1. Akibat "efek samping" perawatan → mutilasi wajah, gangguan fungsi
organ-organ di dalam mulut → yang akan menurunkan kualitas hidup
penderita.
2. Resiko tinggi kematian dari kasus yang tak dapat dirawat.

ERITROPLAKIA

5
9/18/2018

RESIKO KARSINOMA MULUT TAHAP LANJUT


1.TURUNNYA KWALITAS HIDUP Oleh karena:
Terjadi gangguan fungsi organ-organ di dalam rongga mulut,
yaitu gangguan :
⚫ Fungsi Fisiologis Sistem Gnathus
(Rahang dan struktur pendukungnya)
• menghisap, menggigit, mengecap-merasakan,
mengunyah-mencerna, menelan, bernafas dan
bercakap-cakap.
⚫ Fungsi Estetik wajah bagian tengah/bawah →
wajah berubah menjadi ‘jelek’

2.STRESS PSIKIS → karena adanya resiko tinggi


kematian.

TUNTUTAN BAGI PARA PROFESSIONAL


(DRG./SPESIALIS)

TUNTUTAN PENANGANAN KASUS KEGANASAN ADALAH :

- Professionalisme dalam Aspek Diagnostik dan Terapi

- Kualitas hubungan Dokter-Penderita → yaitu Aspek


Affektif seperti: sikap hangat, ramah, berminat pada
masalah penderita, empathy dan tetap memberi
dorongan kepada penderita yang sedang
menghadapi resiko tinggi kematian !.

6
9/18/2018

PROPORSI & CIRI-CIRI PENDERITA KARSINOMA MULUT

I. KELOMPOK SADAR :

→ Proporsi penderita tergolong kecil !

CIRI-CIRI :

- Sadar akan pentingnya pemeriksaan berkala

- Melakukan pemeriksaan berkala 1-2x/tahun

dengan harapan kondisi tetap normal

- bila tak normal → masih dalam tahap AWAL.

2. KELOMPOK TAK SADAR :


→ proporsi penderita → sangat besar !

CIRI-CIRI :
-- Tak sadar pentingnya konsultasi BERKALA
-- Yakin gejala ringan/menetap tidaklah
penting, dengan harapan → dapat
menyembuh sendiri dengan berjalannya
waktu!
-- Baru mencari pertolongan bila gejala-klinis
sudah sangat mengganggu →
tragisnya saat itu justru TAHAP
KARSINOMA SUDAH LANJUT !.

7
9/18/2018

3. KELOMPOK YANG KETAKUTAN BERLEBIHAN :


→ Proporsi penderita kecil
(CANCEROPHOBIA!)

CIRI-CIRI :
-- Dihantui rasa ketakutan berlebihan tak reda
rasa takutnya, biarpun segala pemeriksaan
ternyata hasilnya adalah : Negative!
-- Problem psikiatri sangat menonjol !

CATATAN:
Dalam penanganan kasus:
-- harus diingat adanya fakta tersebut diatas !

KENDALA & PENYEBAB KELAMBATAN


DETEKSI DINI CA MULUT
1.Dari Pihak Penderita : → Inilah yang terbanyak !
A. Ketidak-tahuan akan masalah kanker mulut
B. Belum sadar akan pentingnya pemeriksaan
berkala, terutama pada orang dengan resiko
tinggi.
C. Kelengahan untuk segera berkonsultasi bila ada
keluhan ringan dan bersifat MENETAP/KRONIS!
D. Ketakutan akan betul-betul terkena kanker →
menunda-nunda konsultasi !

8
9/18/2018

2.Dari pihak Dr/Drg. : Prosentase kecil !


A. Misdiagnosed : dr/drg. tidak mengenali lesi-lesi
kanker mulut tahap awal→ karena tanda-tanda
tidak khas dan gejala minimal.
B. Mistreated cases : Dr/Drg. merawat kasus tsb
hingga berlarut-larut → kasus tsb dirawat sebagai
kasus radang/infeksi/alergi hingga berlarut-larut!
C. Pendekatan drg. terlalu "DENTALLY - ORIENTED“
→ memberat kepada jaringan gigi, dan terlalu
sedikit perhatian pada jaringan lunak mulut yang
lain . Lesi-lesi karsinoma dini akan terlewatkan/tak
terdeteksi/tak dikenali.

⚫ 3.Dari pihak Sistem Pelayanan Kesehatan :


⚫Sistem pelayanan kesehatan MEMBERAT ke arah
sistem Curative dari pada promotive/preventive →
menciptakan kondisi :
⚫ dr/drg. bersikap pasiv → menunggu penderita
untuk dirawat di tempat tempat perawatan. Dan
diperburuk dengan sikap penderita yang HANYA
berkonsultasi bila ADA keluhan !
⚫ dr/drg.cenderung TIDAK AKTIV melaksanakan
usaha-usaha promotive/ preventive→ tak akan
terjaring lesi-lesi pra-ganas/karsinoma dini pada
penderita- yang tidak punya keluhan sakit/berat !

9
9/18/2018

DETEKSI DINI KARSINOMA MULUT


Prinsip :
1. Metode Pemeriksaan : Inspeksi dan Palpasi
2. Dilakukan secara cermat dan menyeluruh : baik untuk
jaringan keras (gigi) dan jaringan lunak mulut.
3. Secara sistematis, konsisten dan rutin
4. Obyek Lesi-lesi pra-ganas: yaitu berbagai wujud klinis
karsinoma tahap dini yang mungkin saja tidak
mencurigakan.
5. Mencari kepastian diagnostik dengan cara biopsi !
Peralatan :
1. Lampu yang cukup terang
2. Sarung tangan
3. Kaca Mulut
4. Retraktor pipi
5. Kain kasa - untuk menarik lidah yang licin
6. Alat-alat lain yang diperlukan

TEKNIS DETEKSI DINI


ADA 4 TAHAP :
1.ANAMNESA CERMAT PADA PENDERITA RESIKO TINGGI
⚫ Laki-laki usia > 40 tahun,
⚫ Perokok/ pecandu berat alkohol,
⚫ Adanya keluhan pada Jaringan mulut.
⚫ Informasi penting mengenai :
⚫ Jenis / kuantitas, lamanya berlangsung
pemakaian tembakau/alkohol,
⚫ Status gizi,
⚫ Jenis pekerjaan,
⚫ Kesehatan gigi/mulut,
⚫ Paparan radiasi yang sebelumnya diterima
penderita.

10
9/18/2018

2. PEMERIKSAAN KLINIS DENGAN CERMAT !

◼Periksa & Palpasi daerah-daerah yang ber-


resiko Tinggi yaitu:
–Pinggiran Lidah kanan & kiri, Permukaan
ventral Lidah
–Dasar Mulut
–Radix Linguae

◼Periksa & Palpasi Jaringan Mulut yang lain :


–Mukosa bukal / labial, Palatum dan Bibir

◼Pemeriksaan Lainnya :
–Palpasi bimanual, palpasi kelenjar
regional wajah dan leher.

3. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LAIN :


◆ Pengecatan in vivo jaringan mulut yang
dicurigai →Toluidine Blue
◆ Oral exfoliative cytology (Oral Smear)
◆ Biopsi : → Inilah cara Pemeriksaan yang
pada umumnya Conclusive/memastikan.

4.RUJUKAN KEPADA PARA AHLI YANG MENANGANI


PENDERITA CA MULUT, → dan terakhir dilakukan

5.MONITORING/ PEMANTAUAN PENDERITA, yaitu


tentang apakah rujukan sudah betul-betul
dilaksanakan oleh penderita !

11
9/18/2018

DIAGNOSE NEOPLASIA RONGGA MULUT

 DERAJAT KESULITAN DIAGNOSTIK:

Secara umum diagnose kasus Neoplasia biasanya


SULIT
(kecuali pada kasus dengan tanda-tanda klinis yang
sudah cukup jelas!)

Harus di DD.-kan dengan:


⚫ Radang/infeksi

⚫ Kelainan Sistemik

12
9/18/2018

 CARA MEMBUAT DIAGNOSE:

◼Untuk membuat diagnose diperlukan :


INTEGRASI
informasi dari :
⚫ Anamnese

⚫ Tanda/Gejala Klinis/Laboratoris

⚫ Ronsenologis dan terutama sekali→:

⚫ HPA.

◼ Tanpa integrasi dari masing-masing


pemeriksaan SULIT ditegakkan DIAGNOSE
AKHIR

KESULITAN DIAGNOSE NEOPLASIA RONGGA


MULUT
terutama biasanya disebabkan oleh :
1.Tanda/Gejala Klinis/Ro-logis→ tidak khas
2.Lokasi lesi : jauh dari permukaan
3.Lesi tersebut secara statistik→ jarang sekali dijumpai
4.Lesi ditumpangi oleh proses Radang / Infeksi

ASPEK RONSENOLOGIS
⚫ Informasi Ro-logis sangat berguna untuk mengetahui adanya:
► Perluasan masa Neoplasia ke jaringan sekitar →
relevan untuk Rencana Perawatan
► Kerusakan anatomis akibat penyakit yang invasif/ malignan.
⚫ (Tetap harus diingat bahwa cara ini→Tidak selalu konklusif /
memastikan untuk diagnostik.)

13
9/18/2018

ASPEK PEMERIKSAAN HPA


I. PRE-OPERATIV : → untuk mendapatkan
spesimen:
 BIOPSI :
1. Insisional : → diambil sebagian kecil jaringan
patologis
→ ukuran Neoplasia besar
2. Eksisional : → diambil seluruh jaringan
patologis
→ ukuran Neoplasia kecil.
3. FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy)
→ Neoplasia yang jauh dari
permukaan

II. OPERATIVE :
→ Spesimen diambil dari :
 FROZEN SECTION :
→ dikerjakan pd waktu operasi
→ penentuan Neoplasia ganas
 TOTAL SPESIMEN :
→ dari jaringan yang dikeluarkan/diangkat ahli
bedah.

Pada umumnya :
Informasi yang didapat biasanya sangat
menentukan/Conclusive!

14
9/18/2018

CIRI-CIRI HPA PENTING NEOPLASIA GANAS:

 DYSPLASIA SAMPAI ANAPLASIA :


Perubahan yang terjadi pada sel-sel dewasa, yaitu
Adanya Variasi dalam :
 Bentuk/ukuran sel (pleomorphism)
 Arsitektur jaringan yang menyangkut:
 Komposisi
 Susunan

 ANAPLASIA = DE-DEFERENSIASI.
(Perubahan sel dewasa menjadi sel-sel yang
lebih primitif )

ADANYA VARIASI GAMBARAN HPA NEOPLASIA


DALAM :

Perbandingan (rasio) antara


 Sitoplasma : Inti Sel
o Bentuk
o Ukuran
o Jumlah sel
o Organisasi jaringan
o Adanya "sel atypic"/tak khas/tak
spesifik.

15
9/18/2018

◼ THERAPEUTIC MODALITIES (Modal Therapy)


UNTUK TUMOR/NEOPLASIA:
◼ dengan cara :
– 1.LOKAL
(inilah cara yang paling banyak dikerjakan)
yaitu dengan cara :
Memotong/mengambil seluruh jaringan
pathologis dan sebagian jaringan normal
sekitarnya yangsudah diinfiltrasi oleh sel-sel
ganas dengan memakai cara:
– Mekanis → pisau operasi/skalpel
– Elektris → dengan Elektrokauter
– Cara pemotongan/pengangkatan Neoplasia ini
dengan Prosedur Pembedahan, Prosedur
Pembedahan inilah yang paling banyak dikerjakan!

2) Merusak seluruh jaringan patologis


Tumor jinak dan sebagian Tumor
Malignan tahap dini dan terletak di
permukaan dengan cara :

a) TERMIS
Suhu tinggi → Electro coagulation
dengan alat Electro Cauter
Suhu sangat rendah → dibekukan
dengan cara Cryo Surgery

16
9/18/2018

b) Kimiawi :
Sclerosing Agents → cairan kimia →
terjadi sclerosis jaringan.

c) Radiasi Terapi :
Megavolatage Radiasi → Radiasi dengan
memakai Alat Ronsen Voltase sangat
tinggi.
Isotope Radioaktiv→ yang ditanamkan
pada jaringan Kanker

d) Laser Beam Terapi


(dengan memakai sinar Laser)

2.SISTEMIK :

→ Terbatas pada tumor malignan dan metastasenya


dengan Medikamentosa (Obat-obatan) untuk
mematikan Jaringan Neoplasia

3.KOMBINASI cara Lokal dan Sistemik


→ Pada kasus tumor malignan tahap lanjut

17
9/18/2018

18
9/18/2018

NEOPLASIA ODONTOGEN
KLASIFIKASI NEOPLASIA ODONTOGEN
Prof. Dr. Peter Agus, drg., SpBM (K)

A. Benign / Jinak antara lain :


1.Ameloblastoma
2.Adenomatoid odontogenic tumor (AOT)
3.Calcifying epithelial odontogenic tumor
(CEOT)
4.Ameloblastic Fibroma ( AF )
5.Dentinoma
6. Odontoma :
– Complex Composite Odontoma
– Compound Composite Odontoma

7. Ameloblastic Fibro-odontoma
X = Odonto-Ameloblastoma
X = Odontogenic Fibroma
8. Odontogenic Myxoma
9. Cementoma :
A.Benign Cementoblastoma
B.Cementifying Fibroma
C.Periapical Cemental Dysplasia
D.Gigantiform Cementoma
X = Melanotic Neuro-Ectodermal Tumor
of Infancy (Melano-Ameloblastoma)

1
9/18/2018

2. ADENOMATOID ODONTOGENIC TUMOR


(AOT)
FREKUENSI :
– Penderita USIA muda (dekade ke 2 – 3 )
JENIS LESI :
– Ada yang menggolongkan sebagai Neoplasia
benign
– Tetapi ada juga yang menggolongkannya sebagai
hamartoma
– Dan lesi ini harus betul-betul dibedakan dengan
Ameloblastoma.
– Lesi ini dulunya disebut Adeno-ameloblastoma.

– Penggolongan zaman dulu ini jelas tidak


tepat untuk memasukkan lesi ini ke-dalam
kategori ameloblastoma.
– Karena SIFAT BIOLOGISnya yang jauh
berbeda dengan Ameloblastoma
– Oleh karena itu sekarang lesi ini menjadi
entitas tersendiri, terpisah dari JENIS
ameloblastoma→KLINISi harus betul-betul
menyadari konsekuensi ini.

2
9/18/2018

JENIS KELAMIN :
– Laki-laki > wanita

LOKASI RAHANG :
– Maksila > Mandibula
– Terutama pada regio anterior
(Regio Insisive, C - P ) Maksila

KLINIS
– Tumor/ Pembengkakan
– Kecepatan tumbuh : tumbuh lambat dan
biasanya asimptomatik
– Mungkin dapat terjadi rasa sakit dan ada gigi
impaksi.
– Dilaporkan pula adanya lesi extra-osseous,
terutama pada gingiva anterior Maksila
( tapi sangat jarang terjadi).

3
9/18/2018

RONSENOLOGIS AOT
– kistik appearence yaitu monolokuler
(D.D : dengan Dentigerous Cyst) → sering
terlibat dengan gigi yang impaksi
– Pd beberapa kasus ada proses kalsifikasi
di dalam massa jaringan tumor, yg
menghasilkan radiopasitas yang agak
kabur.
SIFAT BIOLOGIS AOT
– Jinak / tidak infiltratif

ADENOMATOID ODONTOGENIC TUMOR

4
9/18/2018

HISTOPATOLOGIS AOT: Nice to know


– Lesi biasanya mempunyai kapsul yang baik dan mungkin
saja dapat solid atau sebagian kistik, dan pada beberapa
kasus tumor seluruhnya adalah kistik.
– Lesi terdiri dari mass yang berlapis-lapis, strands dan
whorled dari epithelium dan dapat dibedakan menjadi sel-
sel berbentuk columnar dan menyerupai ameloblast.
– Sel-2 columnar membentuk ductus atau menyerupai
tubulus (oleh karena itu disebut adenomatoid), dengan
rongga sentral yg berisi material homogen yg eosinophilic.
– Stroma pendukung sangat sedikit.
– Ada pusat kalsifikasi yang terletak tersebar di seluruh
massa tumor

TERAPI AOT :
– Pembedahan konservative → Enukleasi

3.CALCIFYING EPITHELIAL ODONTOGENIC


TUMOR (PINDBORG' TUMOR) = CEOT/PT
FREKUENSI :
– jarang terjadi
USIA :
– rata-rata pada USIA 40 tahun
SIFAT BIOLOGIS :
– Neoplasia benign, tetapi lokal invasiv
JENIS KELAMIN :
– laki-laki > wanita
LOKASI RAHANG :
– Mandibula > Maksila → terutama di regio
anterior M1.
– Kira-kira 75 % terjadi di intra-osseous, dan
sisanya di gingival atau jaringan lunak alveoler.

5
9/18/2018

KLINIS (COET= PT )
– Tumor (Pembengkakan)
– Kecepatan pertumbuhan : tumbuh lambat
– Keluhan KLINIS : tanpa rasa sakit
– Disertai adanya gigi impaksi

RONSENOLOGIS : bervariasi
– Stadium muda :
Radiolusensi batas jelas / multilokuler
– Stadium tua :
Radiopak mass (+)
Ada gigi impaksi didekat tumor

CALCIFYING EPITHELIAL ODONTOGENIC TUMOR


(CEOT ) = (PINDBORG' TUMOR= PT )

6
9/18/2018

CEOT = PINDBORG' TUMOR

HISTOPATOLOGIS :

– Lesi seringkali kistik, tetapi dapat juga solid.

– Rongga kistik dilapisi oleh epithelium yg


menunjukkan lapis basal yg berbatas jelas,
berbentuk columnar, sel serupa ameloblast dan
lapis-atas yg sel-selnya tersusun secara jarang yang
menyerupai stellate reticulum.

– Ciri khasnya adalah adanya di dalam lapisan pelapis


dari massa yg membengkak dan sel-2 epithelial yg
mengalami keratinisasi, yg biasanya disebut sebagai
“ghost”cells. Sel-ini dapat mengalami kalsifikasi

7
9/18/2018

SIFAT BIOLOGIS :
– Belum pasti, tetapi kebanyakan kasus bereaksi baik
dengan TERAPI konservative, seperti enukleasi atau
Kuretase. Beberapa kasus bersifat lebih agresif.
– Telah disarankan bahwa lesi ini terdiri dari 2 entitas : yaitu
yg dominant kistik dan mungkin bentuk ini yang
non-neoplastik,
– Sedangkan yg lain yang lebih solid dan mempunyai
potensi neoplasma yang agresif, dan yang untuk ini
diusulkan istilah : Denitinogenic Ghost Cells Tumor.
– Lesi ini dibandingkan dengan ameloblastoma : tidak
begitu agresif.
TERAPI :
– Eksterpasi atau mungkin Reseksi

4. AMELOBLASTIC FIBROMA (AO)


FREKUENSI : Jarang terjadi
USIA :
– Jauh lebih muda dari kebanyakan USIA penderita
ameloblstoma
– Jarang sekali terjadi pada USIA > 20 tahun
JENIS KELAMIN : Pria = Wanita
LOKASI PADA RAHANG :
– Mandibula > Maksila→ (Regio P & M)

KLINIS :
– Tumor (Pembengkakan)
– Kecepatan pertumbuhan cenderung tumbuh lambat
– Kapsul : mempunyai kapsul
– Kekambuhan : rendah

8
9/18/2018

RONSENOLOGIS :
– Radiolusensi yang kistik, unilokuler dan berbatas jelas
– mungkin sekali berhubungan dengan gigi impaksi →
sering didiagnose sebagai DENTIGEROUS CYST

HISTOPATOLOGIS
– Terdiri dari komponen epithel odontogen dan
komponen mesodermal celluler yang menyerupai
jaringan pulpa embryonal
– Kadang-kadang terjadi pembentukan kista dari
jaringan epithel
SIFAT BIOLOGIS :
– Neoplasia benign→ tumbuh ekspansiv, bukan invasiv
TERAPI :
– Kuretase / Enukleasi

AMELOBLASTIC FIBROMA

9
9/18/2018

5. DENTINOMA ( nice to know )


FREKUENSI :
– Sangat jarang sekali terjadi
USIA :
– Biasanya pada kelompok usia lebih muda, paling tua
kasus yang dilaporkan berusia 36 tahun
LOKASI DI RAHANG :
– Terbanyak di mandibula di regio M
KLINIS :
– Pembengkakan :
Neoplasia tumbuh lambat dan asimptomatik
– Sering sekali berhubungan dengan gigi impaksi
– Kapsul : seringkali berkapsul

RONSENOLOGIS :

– Daerah radiolusen yang sering terbatas jelas


dengan pinggir radiopak

– Beberapa kasus di dalam daerah radiolusen


ada bermacam-macam ukuran mass yang
radiopak.

- Di bawah daerah radiolusen seringkali ada gigi


impaksi

10
9/18/2018

HISTOPATOLOGIS :
– terdiri dari komponen epithel odontogen dan
jaringan ikat yang membentuk dentin yang
tidak matang.
– neoplasia antara ameloblastic fibroma dan
ameloblastic fibro-odontoma.
SIFAT BIOLOGIS :
– Neoplasia Benign tidak invasiv
TERAPI :
– Kuretase / Enukleasi.

6. ODONTOMA
SIFAT BIOLOGIS :
– Neoplasia benign, tumbuh ekspansif
FREKUENSI :
– Agak sering terjadi
USIA :
– Anak-anak atau dewasa
JENIS KELAMIN :
– Laki-laki > wanita
Lokasi Rahang :
– Mandibula > Maksila
MACAM ODONTOMA :
– A. Complex composite odontoma
– B. Compound composite odontoma

11
9/18/2018

ODONTOMA

A. COMPLEX COMPOSITE ODONTOMA

⚫ SIFAT BIOLOGIS :
► Neoplasia Benign, tumbuh ekspansif

⚫ USIA :
► Terutama pada usia 10 - 25 tahun

⚫ LOKASI RAHANG :
► Pada regio P & M pada Mandibula/Maksila

⚫ UKURAN :
► Kebanyakan berukuran kecil (beberapa mm)

12
9/18/2018

KLINIS CCO :
– Pada umumnya tanpa keluhan sakit
– Diketahui dengan pemeriksaan Ro-logis
atau setelah penderita mengeluh ada gigi
yang tak tumbuh.
– Bila ukurannya besar → dapat menembus
mukosa

RONSENOLOGIS :
– Massa radiopak tanpa bentuk (amorph) yang
berbatas jelas dengan jar.tulang yang normal.
– Sering dikelilingi dengan daerah radiolusen tipis
– Sering disertai gigi impaksi yang terhalang
tumbuh.

HISTOPATOLOGIS :
– terdiri dari dentine dan enamel

13
9/18/2018

COMPLEX COMPOSITE ODONTOMA

B. COMPOUND COMPOSITE ODONTOMA


SIFAT BIOLOGIS :
– Neoplasia Benign , tumbuh ekspansif
USIA : Pada dekade 2 sampai 3
Lokasi : Regio I sampai C (maksila >mandibula )
Ukuran : Kecil ( dapat diambil satu persatu)
KLINIS :
– Pada umumnya tanpa keluhan sakit
– Diketahui dengan pemeriksaan ronsen
– Pada umumnya ada keluhan gigi yang tidak
tumbuh.

14
9/18/2018

RONSENOLOGIS :
– Terlihat beberapa gigi malformasi / rudimentair,
kecil-kecil dan berbatas jelas
– Dikelilingi daerah radiolusen tipis
– Sering disertai gigi impaksi

HISTOPATOLOGIS:
– Seluruh jaringan gigi dapat dilihat

TERAPI :
– Enukleasi
(Kekambuhan : tak pernah terjadi)

B. COMPOUND COMPOSITE ODONTOMA

15
9/18/2018

7.AMELOBLASTIC FIBRO-ODONTOMA

SIFAT BIOLOGIS : Neoplasia jinak


FREKUENSI : Jarang terjadi
USIA :
– Pada dekade 1 dan 2
– jarang sekali terjadi pada USIA > 21 th

LOKASI PADA RAHANG :


– Lebih sering Maksila di regio P & M

KLINIS:
– Neoplasia yang tumbuh lambat
– Ada keluhan gangguan erupsi gigi
– Angka kekambuhan agak tinggi = 13-18%
RONSENOLOGIS
– Daerah Radiolusensi - batas jelas,
terisi massa Radiopak
– Benih gigi dapat terdesak jauh

16
9/18/2018

AMELOBLASTIC FIBRO-ODONTOMA

HISTOPATOLOGIS : ( Nice to Know)

– Terdapat komponen jaringan lunak


(pulpa dan epithel, enamel dan dentin).
– Jaringan epithel yang dominan dapat membentuk kista.
– Gambarannya mirip ameloblastoma tetapi sel stellate
kurang begitu banyak dan pembentukkan kista adalah
merupakan hal yang tidak biasa.
– Komponen mesensimal yang kaya sel adalah jauh
berbeda dengan stroma fibrous dari ameloblastoma.
– Mungkin ada zone yg bebas sel yg sempit dari jaringan
ikat hyaline yang membatasi komponent epitelial.
– Pada beberapa lesi mungkin ditemui dentin, dan
neoplasia tsb disebut ameloblastic fibrodentinoma.

17
9/18/2018

Catatan :
– Lesi ini harus dibedakan dengan
ameloblastoma.
– SIFAT BIOLOGISnya sangat berbeda.

TERAPI :
– Kuretase / enukleasi hingga bersih untuk
mencegah kambuh

8. ODONTOGENIC MYXOMA
(MIKSOFIBROMA)
JENIS :
– Myxoma jenis odontogen yg terbanyak ditemui.
Miksoma non-odontogen → jarang ditemui

SIFAT BIOLOGIS :
– Neoplasia benign
– Tumbuh invasiv

FREKUENSI :
– Kadang-kadang saja ditemui

18
9/18/2018

USIA :
– Pada umumnya terdapat pada kelompok
USIA dekade ke 2 & 3.
JENIS KELAMIN : Laki-laki = wanita
Lokasi Rahang :
– Mandibula > Maksila
– (Regio Posterior / ramus ascendens)

SIFAT BIOLOGIS :
– Jinak
– lokal invasiv

KLINIS :
– Pada umumnya tumbuh lambat
– Pembengkakan dapat menyebabkan deformitas
rahang
– Gigi yang terlibat dapat goyang
– Paraesthesi bibir bawah, bilamana kanalis
mandibularis terlibat invasi neoplasia.

RONSENOLOGIS :
Bentuk dapat :
Unilokuler
Multilokuler
(harus di DD kan dengan Ameloblastoma).

19
9/18/2018

ODONTOGENIC MYXOMA
(MYXOFIBROMA)

HISTOPATOLOGIS :
– Neoplasia tak berkapsul
– Sel-sel bulat / stellate dengan tonjolan sitoplasmik
panjang.
– Zat interseluler terdiri dari mucin

TERAPI :
– Pembedahan - Konservative :
Enukleasi / Kuretase
(Recurrence rate kira-kira → 25%)
– Pembedahan – radikal :
Reseksi
(ini yang tersering dikerjakan, atau bila dengan
cara konservatif mengalami kekambuhan atau
melibat tulang rahang yang luas)

20
9/18/2018

9. CEMENTOMA
A. BENIGN CEMENTOBLASTOMA
( TRUE CEMENTOMA )

FREKUENSI : AgakJarang terjadi


JENIS KELAMIN : Laki-laki > wanita
USIA : Kira-kira di bawah 25 tahun
Lokasi Rahang :
– Mandibula > Maksila (Regio P & M ) → dan
melekat pada akar gigi.
– Kebanyakan melibat M1 bawah.

KLINIS BENIGN CEMENTOBLASTOMA:


– tumbuh lambat
– pada umumnya tanpa keluhan sakit
– dimulai pada apikal gigi-gigi (akar gigi
biasanya menunjukkan resorbsi akar)
– bila membesar dapat menyebabkan
deformitas rahang.

21
9/18/2018

RONSENOLOGIS
BENIGN CEMENTOBLASTOMA
(TRUE CEMENTOMA ) :

– Radiopak mass pada apikal gigi-gigi P & M,


– Bentuk membulat.
– Dikelilingi daerah radiolusen tipis

HISTOPATOLOGIS : ( Nice to Know)

– Cementum yang luas pada apikal gigi,


yang dikelilingi kapsul.
– Tumor terdiri dari suatu massa jaringan
serupa cementum yg mengalami kalsifikasi
yang menunjukkan banyak sekali garis
bersilangan yg berisi sel-2 yg tersebar yg
terletak di dalam lacunae.
– Di sekeliling pingirnya dan bagian-2 lain yg
sedang tumbuh secara aktiv, terdapat
lapis-2 matrix yg tak terkalsifikasi
terbentuk oleh plump.
– Cementoblast yg tercat dengan baik dapat
ditemui.

22
9/18/2018

TERAPI BENIGN CEMENTOBLASTOMA

– Pembedahan konservatif :
Enukleasi dengan ekstraksi gigi yang
terlibat

9 B. CEMENTIFYING FIBROMA

FREKUENSI : Tidak sering dijumpai


USIA : Separuh baya
JENIS KELAMIN : Tak ada predisposisi sex
LOKASI RAHANG :
– Lebih banyak terjadi di mandibula
(di regio P & M)

23
9/18/2018

KLINIS :
– Pada umumnya asimptomatik
– Tumbuh lambat
– Pada umumnya soliter
– Tumor tumbuh dimulai di sentral
– Bila membesar mungkin dapat
menimbulkan deformitas rahang.

CEMENTIFYING FIBROMA

24
9/18/2018

RONSENOLOGIS :
– Bervariasi :
Lesi radiolusen solitair dengan masa
radiopak
Lesi radiopak dikelilingi radiolusen tipis.
HISTOPATOLOGIS :
– Mirip dengan Periapikal Cemental dysplasia
TERAPI :
– Pembedahan Konservatif
Enukleasi / Kuretase
– Pembedahan Radikal
Reseksi

CEMENTIFYING FIBROMA

Mirip PCD
PERIAPICAL CEMENTAL Mirip CEOT ( CAL.EPIT.ODONT. TU= PT )
ISPLASIA

25
9/18/2018

9C. PERIAPIKAL CEMENTAL DYSPLASIA


(PERIAPIKAL OSTEO-FIBROSIS = PERIAPIKAL
FIBROUS DYSPLASIA)

JENIS : neoplasia jinak → suatu Dysplasia


FREKUENSI :
Paling sering dijumpai ( 0,2 - 0,3% )
JENIS KELAMIN :
Laki-laki > wanita
USIA : Kira-kira 39 tahun

LOKASI RAHANG :
– Kebanyakan di Mandibula regio
Incisivus

KLINIS :
– Pada umumnya tanpa keluhan sakit
– Diketahui dengan pemeriksaan ronsen
– Tidak menyebabkan deformitas rahang
– Gigi-gigi yang terlibat vital

26
9/18/2018

RONSENOLOGIS :
Ada 3 tahap :
– TAHAP 1 (Dini/Awal) →
OSTEOLYTIC STAGE
multiple radiolusensi pada apikal gigi-gigi Incisiv
bawah dengan batas agak jelas.

– TAHAP 2 (Pertengahan) →
CEMENTOBLASTIC STAGE
multiple radiolusensi dengan di tengahnya ada
massa radiopak.
– TAHAP 3 (akhir) →
MATURE STAGE
daerah radiopak multipel dikelilingi oleh daerah
radiolusen tipis.

HISTOPATOLOGIS:
– Tahap 1 : jaringan fibrous
– Tahap 2 & 3 : jaringan fibrous dan
cementoblast dan cementum

TERAPI :
– Pada umumnya tidak memerlukan perawatan,
hanya diperlukan observasi saja
– Bila ada infeksi/keluhan lain → dilakukan tindakan
pembedahan konservative yaitu eksisi yang
mungkin disertai dengan Endodontic Treatment.

27
9/18/2018

PERIAPIKAL CEMENTAL DYSPLASIA

9D. GIGANTIFORM CEMENTOMA


(FAMILIAL MULTIPLE CEMENTOMA)

FREKUENSI : Jarang ditemui


USIA : Separuh baya
ETNIS : Kebanyakan terjadi pada Etnis Negro
JENIS KELAMIN : Laki-laki > Wanita
Lokasi Rahang : Maksila > mandibula
KLINIS :
– Neoplasia tumbuh lambat
– Tanpa keluhan sakit
– Dapat melibat beberapa anggota keluarga
– Dapat menyebabkan deformitas rahang

28
9/18/2018

RONSENOLOGIS :
– Massa Radiopak padat, lobulated, batas
Radiolusensi tidak jelas
– Melibatkan banyak kuadrat rahang / simetris

HISTOPATOLOGIS :
– Struktur massa : cementum

TERAPI :
– Observasi
– Bila ada deformitas rahang / infeksi →
pembedahan konservative (Enukleasi /Eksisi)

29
9/18/2018

GRADING & STAGING OF CANCER


Prof. Dr. Peter Agus, drg., SpBM (K)

⚫ GRADING ( GRADE I → IV)


⚫ GRADING :
Usaha untuk memperkirakan keagressivan / level
keganasan dari Cancer yang didasarkan kepada
bagaimana ciri-ciri Histopathologisnya
⚫ Grading didasarkan kepada:
⚫ Anaplasia yang tinggi
⚫ Differensiasi cytologis cell neoplasia
⚫ Jumlah mitosis

⚫ Salah satu contoh Grading of Cancer adalah


Broder’s Classification.

⚫ STAGING : (Tahap)
⚫ STAGING adalah
- Usaha untuk mengelompokkan kanker menurut
Tahap perkembangan Kanker secara Klinis, dan
meramalkan Prognose/ Perjalanan Penyakitnya
atas dasar Tahap Perkembangan Klinis tersebut.
⚫ Staging didasarkan kepada : → TNM system, di
mana :
⚫ T = Ukuran dari T (TUMOR) primair
⚫ N = Adanya perluasan /metastasis ke arah
Lymphe Node Regional
⚫ M = Ada atau tidak adanya DISTANT METASTASIS
⚫ T → Tumor Primair, dengan variasi sebagai berikut:

1
9/18/2018

⚫T i s = Adanya karsinoma in situ


⚫T0 = Tumor primer tidak ada
⚫T1 = Ukuran Tumor primer sama atau
kurang dari 2 cm
⚫T2 = T > 2cm
T < 4cm
⚫T3 = T > 4 cm
⚫T4 = T yang massive mengadakan
ekstensi ke arah sekitarnya yaitu
ke tulang / otot, dll.

N → metastasis ke Kelenjar Lymphe Regional


( Kelenjar Getah Bening Regional )
⚫ N0 = Tidak ada metastasis ke Lymphe Node ( KGB )
⚫ N1 = Adanya kecurigaan metastasis (KGBR ) atau
metastasis sudah positiv, 1 nodus, ipsilateral
Metastasis bersifat homolateral dan movable
⚫ N2 = Adanya metastasis yang :
⚫ Multipel nodus, ipsilateral
⚫ movable
⚫ N3 = Adanya metastasis yang teraba dan
fixed ( tak dapat digerakkan)
⚫ Multipel nodus, bilateral

2
9/18/2018

M→ Adanya Metastasis yang


jauh dari Tumor Primer
⚫ M 0 = Tak ada metastasis yang jauh
⚫ M 1 = Adanya metastasis yang jauh, yang dikenali
secara Klinis / Roentgenologis
⚫ Dari TNM System ini di kemudian hari berkembang
menjadi STNMP System
⚫ (dengan Tambahan S = Site (lokasi dari Neoplasia)
⚫ P = P (Pathology) → Menunjukkan Ciri-ciri Histo-
Pathologis
⚫ Semua ini ada kaitannya untuk meramalkan prognose
Kanker yang bersangkutan

⚫ Misalnya : → untuk Site → ternyata :


⚫ Lokasi di Lidah ternyata mempunyai
Prognose yang lebih jelek dibandingkan
dengan yang berada pada Mukosa buccal
⚫ Juga untuk P (Pathology) → yang
menunjukkan Tingkat differensiasi dari Sel-
sel Kanker
⚫ Misalnya :
⚫ Undifferentiated
⚫ Well Differentiated → dll

3
9/18/2018

STAGE ( STADIUM )
⚫ Staging untuk karsinoma :
⚫ STAGE 0 = Tis N0 M0
⚫ STAGE I = T1 N0 M0
⚫ STAGE II = T2 N0 M0
⚫ STAGE III =
⚫ T3 N0 M0
⚫ Setiap Kombinasi antara
⚫ T1
⚫ T2
⚫ T3 → dengan N1 M0
⚫ STAGE IV =
⚫ T4 N0 (N1) M0
⚫ Any T N2 (N3) M0
⚫ Any T, any N dan M1

1. KARSINOMA LIDAH
⚫ Frekwensi :
⚫ Seringkali terjadi (di A.S. : kira-kira 22 %)
⚫ Sex :
⚫ Laki-laki > Wanita
⚫ Usia :
⚫ Dekade 4 – 6
⚫ Lokasi :
⚫ Yang terbanyak adalah di:
⚫ CORPUS LINGUAE yaitu di :
⚫ 1/3 tengah Lidah (kira-kira 50 %) di Margo Lateralis (Pinggir Lidah)
⚫ 1/3 bag.Posterior : kira-kira 25 %
⚫ 1/3 bag.Anterior : kira-kira 20 %
⚫ DORSUM LINGUAE : Jarang (4 %)
⚫ RADIX LINGUAE : jarang terlibat

4
9/18/2018

KARSINOMA LIDAH TAHAP AWAL


(LEUKOPLAKIA)

⚫ KLINIS :
1. CORPUS LINGUAE :
⚫ Tahap Awal : bervariasi
⚫ BENTUK TAHAP AWAL :
⚫ 1. Leukoplakia
⚫ 2. Exophytic :
⚫ Papilloma
⚫ Verrucosa
⚫ 3. Ulcus superficial yang khronis
⚫ 4. Endophytic → tanpa perubahan banyak
pada
permukaan
⚫ Gejala Klinik : - Asymptomatic

5
9/18/2018

⚫ TAHAP TENGAH :
⚫ Bentuk :
→ Ulkus malignansi sampai dengan ukuran beberapa cm
yang
⚫ Kronis
⚫ Konsistensi keras → indurasi
⚫ Pada umumnya tak sakit→ indolent.
⚫ TAHAP LANJUT :
⚫ Bentuk :
⚫ Ulkus malignan yang :
⚫ Kronis, induratif, pinggir meninggi (rolled margin),
dasar : granuler, merah, mudah berdarah.
⚫ Rasa sakit bisa sampai ke telinga atau leher
⚫ Gangguan fungsi : - bicara dan/atau- menelan → karena
melibatkan otot-otot lidah
⚫ Lesi Endofitik yang akhirnya melibat otot-otot Lidah

KARSINOMA LIDAH TAHAP


LANJUT

6
9/18/2018

2.RADIX LINGUAE
⚫ SULIT DI DIAGNOSE
⚫ Prognose : → Jelek
⚫ Bentuk : → Endofitik
⚫ Ulkus : → Mulut bau +
⚫ TANDA/GEJALA KLINIS :
⚫ menjulurkan lidah tak dapat
(tendensi terjadi deviasi ke satu sisi)
⚫ indurasi pada palpasi
⚫ NODE METASTASIS :
⚫ Terjadi pada 50 - 60 % kasus
⚫ Sisi yang terlibat :
⚫ Unilateral
⚫ Bilateral
⚫ Lokasi :
⚫ yang dari Ujung lidah ke arah : lymphnode → Submental
⚫ yang dari Dorsum linguae → Submandibularis / pinggir Lidah
⚫ yang dari Radix Linguae → ke Colli / Leher

⚫ PROGNOSE :
⚫ Tergantung pada keadaan /status T & N.
⚫ 5 years survival rate :
⚫ Stage I : →70 %
⚫ Stage II : →35 %

⚫ TERAPI:
⚫ Bila dilakukan Pembedahan maka dapat
dilakukan :
⚫ EXCISI RADIKAL : - PARTIAL / TOTAL
GLOSSECTOMY
⚫ R.N.D. (Radical Neck Dissection) bila ada Node
Metastasis Regional

7
9/18/2018

BEDAH PARTIAL
GLOSEKTOMI

BEDAH PARTIAL
GLOSEKTOMI

8
9/18/2018

BEDAH PARTIAL
GLOSEKTOMI

RADIKAL NECK DISSECTION

9
9/18/2018

KULIAH TERACHIR
⚫ DON’T
⚫ MISS
⚫ IT

2.KARSINOMA DASAR MULUT


⚫ Frekwensi :
⚫ Sering terjadi (A.S. kira-kira 17 %)
⚫ Sex :
⚫ Laki-laki > Wanita
⚫ Usia :
⚫ Dekade 4 - 6
⚫ Lokasi :
⚫ Dari Bagian Anterior sampai bag.samping tengah
(Papilla salivaris)

10
9/18/2018

⚫ KLINIS : bervariasi
⚫ BENTUK :
1. Leukoplakia/Erythroplakia
Di regio ini transformasi menjadi ganas (Ca) adalah tinggi
2. Benjolan yang mengalami indurasi / mengeras
3. Ulkus
⚫ GEJALA KLINIS :
⚫ Fungsi bicara terganggu (karena invasi ke lidah)
Bila ekstensi ke lidah, gingiva atau mandibula

⚫ NODE METASTASIS CA. DSR MULUT :


⚫ kira-kira 50 - 60 % yang terlibat
⚫ sisi :
⚫ unilateral
⚫ bilateral (seringkali terjadi)
⚫ lokasi :
⚫ submandibularis
⚫ Colli/leher

⚫ PROGNOSA CA. DSR MULUT


⚫ Paling jelek :→ (5 years survival rate : hampir sama dengan
Ca lidah)
⚫ TERAPI CA. DSR MULUT
⚫ Bila diindikasikan untuk pembedahan :
⚫ Eksisi radikal tumor primer, dengan ektensinya ke lidah /
gingiva / mandibula
⚫ R.N.D : bila node metastasis regional → positiv

11
9/18/2018

3.KARSINOMA MUKOSA BUCCAL


⚫ FREKWENSI
⚫ jarang terjadi (A.S. kira-kira 2 %)
⚫ JENIS KELAMIN :
⚫ Laki-laki > wanita
⚫ USIA :
⚫ Dekade 4 - 6
⚫ LOKASI
⚫ Dari Commisura labialis →sepanjang planum occlusal
→ regio retromolar; (terbanyak di regio Posterior)
⚫ KLINIS :
BENTUK :
⚫ Lesi eksofitik
⚫ Lesi ulsero-infiltrative
→ seringkali melibat kulit pipi, dan dihasilkan
multiple sinus

⚫ LESI VERRUCOUS
⚫ Lesi
sering terkena trauma occlusal dengan ulkus dini
dan sering terkena infeksi sekunder

⚫ Mula-mula lesi tersembunyi (tetapi membahayakan),


kemudian kadang-kadang ada trismus oleh karena
infiltrasi melibat m.buccinator. Ke belakang melibat
isthmus faucium dan palatum molle, sehingga
memperburuk prognosenya

⚫ Lesi
verrucous / lesi eksofitik superfisial dengan invasi
ke dalam dan indurasi yang minimal, seringkali
menyerupai lesi yang benign. Jenis ini umumnya
mempunyai sifat Low - grade karsinoma
⚫ Lesispeckled leukoplakia seringkali berkaitan dengan
displasia sedang dan biasanya tumbuh lambat

12
9/18/2018

KARSINOMA MUKOSA BUKAL

⚫ NODE METASTASIS CA MUKOSA BUKAL:


⚫ Regio submental, submandibularis dan lateral
pharyngeal
⚫ Jenis verrucous : node metastasis → hanya pada
tahap lanjut
⚫ TERAPI CA MUKOSA BUKAL :
⚫ Bila dilakukan pembedahan :
⚫ Eksisi radikal (kemungkinan dengan rehabilitasi post-
operative dengan melakukan rekonstruksi memakai
skin graft atau flaps)
⚫ R.N.D : bila ada node metastasis

13
9/18/2018

3.KARSINOMA PALATUM DURUM


PROCESSUS ALVEOLARIS dan SINUS
MAXILLARIS

⚫ FREKWENSI :
⚫ Jarang terjadi (A.S. 5,5 % )

⚫ JENIS KELAMIN :
⚫ Laki-laki > Wanita

⚫ USIA :
⚫ Dekade 4 - 6

KARSINOMA PALATUM

14
9/18/2018

⚫ LOKASI CA PALATUM DURUM:


⚫ Di Palatum umumnya jarang terjadi, kecuali pada
negara dengan merokok cara reverse smoking
(India)
⚫ Ca dari sinus maxillaris pada tahap lanjut akan
menyebabkan ulcerasi yang melibatkan palatum
durum
⚫ KLINIS CA PALATUM DURUM
⚫ BENTUK
⚫ Benjolan : sessile yang mengalami ulcerasi pada
tahap lanjut
⚫ Tidak seperti Ca proc.alv. pada mandibula,
infiltrasi ke arah tulang rahang jarang terjadi

⚫ GEJALA KLINIS CA PALATUM DURUM:


⚫ Sering mengeluh : denture menyebabkan keluhan sakit
dan tidak pas lagi (ill fitting denture)
⚫ Bila melibat sinus maxillaris :→ tidak khas, seringkali
menyerupai sinusitis khronis, ada keluhan pada gigi
posterior atas, rasa sakit, pembengkakan dan
paraesthesi wajah, hidung tersumbat atau keluar cairan
atau perdarahan, gigi sakit/goyang,
⚫ Seringkali penderita datang dengan luka ekstraksi yang
gagal menyembuh atau oro-antral fistula
⚫ Trismus dapat terjadi bila ada ekstensi ke belakang →
yaitu regio pteryangoideus
⚫ NODE METASTASIS CA PALATUM DURUM:
⚫ Terjadi pada tahap lanjut dan prognosisnya memburuk
⚫ Mula-mula pada regio submandibular dan kemudian ke
arah colli profunda

15
9/18/2018

⚫ TERAPI CA PALATUM DURUM


⚫ Bila dilakukan pembedahan :
⚫ EKSISI RADIKAL : → MAXILLECTOMY sisi yang
terlibat yang mungkin memerlukan exenteratio
orbitae (pengangkatan bola mata)
⚫ R.N.D : bila ada node metastasis.
⚫ REHABILITASI :
→ dengan dental/maxillofacial prothesis
untuk perawatan post-operative

4.KARSINOMA BIBIR
⚫ FREKWENSI :
⚫ Paling banyak terjadi di Amerika (A.S 38 %)
⚫ (Di Asia Tenggara/India : jarang sekali terjadi)

⚫ JENIS KELAMIN:
⚫ Laki-laki > wanita
⚫ USIA :
⚫ Dekade ke 4 - 6

16
9/18/2018

⚫ LOKASI CA BIBIR:
⚫ Terbanyak di bibir bawah yaitu di bagian merah-
bibir.
⚫ karsinoma pada mukosa bibir : jarang terjadi
⚫ karsinoma di bibir atas : sangat jarang terjadi,
→tetapi prognosenya lebih jelek.
⚫ KLINIS CA BIBIR :
⚫ Seringkali didahului sebagai lesi pre-malignant :
⚫chronic cheilosis
⚫fissure dan kerak yang persistent,
⚫senile keratosis dan
⚫leukoplakia

⚫ BENTUK CA BIBIR :
⚫ Lesi papillair (nodule/verrucous)
⚫ Lesi ulcerative terjadi mula-mula tanpa keluhan
berarti, tetapi sudah melibat bagian submukosa
pada tahap awal. Keluarnya cairan tipis yang
membentuk kerak, sering terjadi. Bentuk ini lebih
ganas dari pada yang bentuk papiler

⚫ NODE METASTASIS CA BIBIR :


⚫ Ke regio submental dan submandibulair, seringkali
bilateral (kira-kira 6 - 52 %)

17
9/18/2018

KARSINOMA BIBIR

⚫ PROGNOSIS CA BIBIR :
⚫ Tergantung pada T & N. :
⚫ 5 y.surv.rate : 30 - 70 &

⚫ TERAPI CA BIBIR :
⚫ Pre-malignant : Vermilionectomy
⚫ Kaesinoma bila dilakukan pembedahan :
⚫ Excisi radikal dan rekonstruksi
⚫ R.N.D. bila ada node metastasis

18
9/18/2018

5.KARSINOMA TULANG
RAHANG
⚫ Karsinoma pada tulang rahang, maxilla atau mandibula,
sebagian besar adalah oleh karena perluasan dari karsinoma
dari Gingiva.
⚫ Jadi lesi di mulai dari luar (gingiva) kemudian meluas ke arah
dalam (tulang). Tetapi dapat pula terjadi melalui saluran lymphe
dari karsinoma bibir atau lidah/dasar mulut.
⚫ RO-FOTO :
⚫ penting untuk menentukan ada tidaknya perluasan ke arah
tulang rahang maupun luasnya daerah yang terlibat.
⚫ Terlihat sebagai daerah radiolusen tanpa batas tegas/kabur.
⚫ Bila melibat kanalis mandibularis : ada gejala paraestesi
⚫ PROGNOSE :
⚫ 5 YEAR SURVIVAL RATE : 50 %.
⚫ TERAPI : Reseksi rahang

KARSINOMA TULANG RAHANG

19
9/18/2018

KARSINOMA PIMAIR DARI DAERAH CENTRAL


TULANG
(Primary Intraalveolar Epidermoid karsinoma dari Tulang Rahang)
( Primary Intra Osseous Karsinoma)
⚫ FREKUENSI:
⚫ jarang terjadi.
⚫ ASAL :
⚫ dari epithel odontogen atau non-odontogen.
⚫ LOKASI :
⚫ terbanyak di rahang yaitu di mandibula
⚫ USIA :
⚫ PADA KELOMPOK USIA DEKADE KE 6 – 7.
⚫ PROGNOSIS :
⚫ sangat jelek

⚫ KLINIS CA TLG RAHANG:


⚫ Hanya tahap lanjut yang mengadakan ulcerasi
pada epithel permukaan.
⚫ Seringkali ada anamnese : luka ekstraksi gigi di
atasnya, tidak menyembuh, bahkan ada
→overgowth
⚫ RONSENOLOGIS CA TLG RAHANG
⚫ Radiolusen dengan batas tak teratur/tak jelas.

20
9/18/2018

METASTASIS
⚫ A. KE ARAH MULUT / RAHANG
⚫ FREKWENSI :kira-kira 1 % dari Oral malignancy
⚫ Jenis Kelamin :Laki-laki = Wanita
⚫ Usia : kira-kira 60 tahun.
⚫ Lokasi :
⚫ lebih sering terjadi ke tulang rahang daripada
ke jaringan lunak mulut.
⚫ Lesi lebih banyak soliter dari pada yang
multiple
⚫ Mandibula > Maxilla
⚫ (yaitu Regio P & M ), jarang terjadi di kondili

LOKASI :
⚫Tumor Primer
Urutannya terbanyak di :
⚫ Mamma
⚫ Paru-paru (bronchus) dan ginjal dan dalam
dan dalam prosentage kecil di :
⚫ Lambung, kolon, rektum, tiroid, prostat,
testis dan kulit melanoma

21
9/18/2018

⚫ RONSENOLOGIS :
⚫ Lebih banyak lesi osteolitik dari pada yang
osteoblastic :
⚫ Lesi osteolitik tanpa pinggir yang jelas, seringkali
menyerupai kista odontogen ataupun seperti di
makan rayap
⚫ Lesi ostoplastik (daerah sclerotic di sentral dengan
pinggir tak jelas) :
⚫ terutama berasal dari : Ca prostate, mammae dan
saluran kencing.

⚫ KLINIS :
⚫ Bendjolan yang sering melibat jaringan lunak
penutup
⚫ Geligi goyang
⚫ Rasa sakit atau paraesthesi bibir bawah
⚫ Ada anamnese : pernah mengalami operasi dari
karsinoma di bagian lain dari tubuh.
⚫ HISTO PATHOLOGIS. :
⚫ Jenisnya sesuai dengan Tumor primer
⚫ Terapi :
⚫ Palliative dengan Radioterapi

22
9/18/2018

⚫ KE ARAH JARINGAN LUNAK MULUT:


(jarang terjadi)
⚫ TUMOR PRIMER URUTANNYA :
⚫ Paru-paru
⚫ Ginjal dan Liver
⚫ dan dalam prosentase kecil : thyroid, trachea,
kulit, saluran lymphe, mammae, pancreas, testis
dan uterus.
⚫ LOKASI TERBANYAK DI :
⚫ Gingiva
⚫ Lidah
⚫ Bibir

⚫ B. DARI CAVUM ORIS :


⚫ Tumor primer terutama dari : tonsil, dasar mulut,
palatum dan lidah.
⚫ METASTASIS :
⚫ yang pada umumnya pada tahap lanjut, terbanyak
ke arah Paru-paru dan tulang-tulang kadang-
kadang ke arah : liver, gld adrenalis, jantung,
ginjal, otak
⚫ PROGNOSE :
⚫ jelek
⚫ TERAPI:
⚫ Sitostatika

23
9/18/2018

I.TUMOR JARINGAN LUNAK DI GINGIVA


(NON-NEOPLASTIC CELL GROWTH) ----NON ODONTOGEN )
Prof. Dr. Peter Agus, drg., SpBM (K)
1. Epulis Fibromatosa
2. Epulis Granulomatosa
3. Epulis Gravidarum
4. Epulis Giganto-Cellularis
5. Epulis Congenital
6. Hereditary-Gingival-Fibromatosis
7. Hydantoin-Gingival-Hyperplasia
8. Gingival Leukemic Enlargement
9. Sturge Weber Syndrome

EPULIS
= Reaksi hiperplasia yang biasanya terjadi pada
Jaringan ikat gingiva

1
9/18/2018

1.EPULIS FIBROMATOSA
Jenis : Non - neoplastic cell Growth
Frekuesi : Secara Statistik, jenis epulis inilah yang
sering dijumpai
Etiologi : Iritasi mekanis kronis lokal karena reaksi
radang → hiperplasia
Iritant : Sisi tajam dari
⚫ sisa akar
⚫ korona Dentis oleh proses caries
⚫ tumpatan yg jelek
⚫ klammer denture yg tidak baik
⚫ kalkulus

1.EPULIS FIBROMATOSA
Klinis : - Bentuk sessile
(seperti gunung → Basis lebar )
- Pedunculated (bertangkai)
(→ basis < dr massa tumor )
Warna : Merah muda → pucat
Konsistensi:
- Lunak/padat → keras (krn ossifikasi),
- tak mudah berdarah.
( ok didominasi oleh Jaringan Ikat )

2
9/18/2018

1.EPULIS FIBROMATOSA
Ronsenologi :
- Pada umumnya tak perlu dibuat
- perlu dibuat jika ada distruksi
tulang & biasanya ditandai dengan
resorbsi alveolar crest
Terapi : - Eksisi (skalpel/elektrokauter )
- Dressing luka operasi (peridontal pack)
Note : jarang dilakukan ekstraksi gigi terdekat tp
jika kambuh dilakukan ekstraksi gigi bila
seluruh jaringan patologis tidak terambil

2. EPULIS GRANULOMATOSA
Jenis : Non-neoplastic CG- cell inflamatory hiperplasia
Frekuensi : jarang ditemukan
Etiologi : Iritasi khronis dari trauma yang ringan
→Reaksi Radang → hyperplasia → jar.granulasi.
Lokasi : terbanyak di gingiva,bibir bawah, lidah.
palatum
Iritant : Idem Epulis Fibromatosa
Klinis :
Bentuk : Sessile & Pedunculated dapat mengalami ulserasi

3
9/18/2018

2. EPULIS GRANULOMATOSA
Warna : merah muda s/d gelap
Konsistensi :
- lunak - lembek , Mudah berdarah
Terapi :
- Eliminasi Causa
- Eksisi ( kalau tdk bersih –mudah kambuh
- Dressing (surgical/periodontal pack)
- Ekstraksi gigi yang terlibat

3. Epulis Gravidarum
(“Pregnancy tumor”)
▪ Jenis : Lesi Non-Neoplastic CG
▪ Frekwensi: terdapat pada kira-kira dari
1-2 % dari wanita hamil
▪ Etiologi :
▪ kecurigaan pada gangguan keseimbangan
hormonal
▪ hygiene mulut yang jelek
▪ nutrisi tak memadai

4
9/18/2018

3.EPULIS GRAVIDARUM
(“PREGNANCY TUMOR”)

▪ Klinis
▪ Bentuk : Pedunculated
▪ Warna : merah–gelap/kebiruan , akan memucat
bila ditekan dengan jari
▪ Konsistensi : Lunak, Compressible, Mudah
berdarah
⚫ Lokasi : di ginggiva ( dento alveolar ), dpt
tunggal atau ganda
⚫ Ukuran : dapat besar sekali

3.EPULIS GRAVIDARUM
(“PREGNANCY TUMOR”)
- Perkembangan : dapat membesar pd waktu
gravid & mengecil pd waktu post
partum ( melahirkan )
- Terapi :
- Eliminasi Causa
- Eksisi (terutama dgn Elektro kauter pd waktu hamil
sering berdarah utk mengunyah makanan keras)
- Eksisi pada post partum dilakukan jika menimbulkan
masalah pada kandungannya
( perdarahan waktu eksisi dapat diatasi dengan ditekan
bila memakai anestesi dengan vasokonstriktor
adrenalin )

5
9/18/2018

4. EPULIS GIGANTO - CELLULARIS :


(PERIPHERAL GIANT CELL GRANULOMA)
▪ Jenis : Lesi non neoplastic (ada yang
menganggap → termasuk Neoplastik)
▪ Frekwensi : Jarang dijumpai
▪ Klinis :
▪ Bentuk :
▪ Sessile
▪ pedunculated
▪ Warna : merah tua→ungu

4.Epulis Giganto - Cellularis :


(Peripheral Giant Cell Granuloma)

▪ Ukuran : dapat berukuran besar dan


▪ mengalami ulcerasi
▪ Angka kejadian terbanyak :
pada wanita dan anak-anak
▪ Lokasi :dapat mengenai jaringan periodontal
atau pd daerah
edentulous/periosteum
▪ Konsistensi : Lunak ( firm )
biasanya mudah berdarah

6
9/18/2018

4.Epulis Giganto - Cellularis :


(Peripheral Giant Cell Granuloma)

◼ Lesi ini seringkali menimbulkan distruksi tulang


superfisial
◼ Jenis kelamin :terjadi pada pria / wanita
◼ Terapi : -
▪ Eksisi / Exterpasi
▪ Ekstraksi gigi yang terlibat.

4.Epulis Giganto - Cellularis :


(Peripheral Giant Cell
Granuloma)

7
9/18/2018

5. EPULIS KONGENITAL
▪ Jenis:
▪ Lesi Non Neoplastic
▪ (ada yang berpendapat:→Neoplastic)
▪ Frekwensi : jarang terjadi
▪ Jenis kelamin: terutama terjadi pada wanita
▪ Klinis : -
▪ Bentuk : sessile
▪ Lokasi : predileksi pada maksila terutama pada
regio anterior
▪ Warna : merah

5. EPULIS KONGENITAL

▪ Konsistensi : lunak
▪ Pada bayi---biasanya dapat mengecil secara
spontan dengan berjalannya waktu
▪ Terapi :
▪ Observasi sampai erupsi gigi, bila ini
mungkin dilakukan
▪ Eksisi lesi →bila diperlukan

8
9/18/2018

6.Hereditary-gingival-Fibromatosis
(Idiopathic gingival hyperplasia,
Elephantiasis gingivae = Fibromatosis
Gingivae)
▪ Jenis : Lesi Non-Neoplastic
▪ Frekuensi: jarang ditemui
▪ Etiology : idiopathic / hereditair
(ada autosomal dominant trait)
▪ Klinis :
▪ terjadi gingival hyperplasia menyeluruh pada
rahang atas/bawah, manifestasinya :
▪ Corona geligi seolah “terbenam “ oleh
hyperplastic mass
▪ warna pucat

6.HEREDITARY-GINGIVAL-FIBROMATOSIS

▪ Konsistensi :
▪ lunak-padat
▪ jarang terjadi keradangan

▪ Terapi :
► gingivektomi (dengan skalpel atau
elektrocauter)
► biasanya dilakukan dressing dengan
periodontal pack

9
9/18/2018

6.HEREDITARY-GINGIVAL-FIBROMATOSIS

7. Hydantoin gingival hyperplasia


(Dilantin Sodium hyperplasia)

▪ Jenis : Lesi Non-Neoplastic


▪ Frekwensi : Jarang terjadi
▪ Etiologi
:
▪ Pemakaian Obat anticonvulsi untuk epilepsi
dalam jangka panjang,yaitu dengan memakai
obat Dilantin sodium phenytoin. Juga diduga
adanya iritasi lokal yang ikut berperan,
misalnya calculus

10
9/18/2018

7. Hydantoin gingival hyperplasia


(Dilantin Sodium hyperplasia)

▪ Klinis :
▪ Hampir sama dengan Fibromatosis
gingivae
▪ Pada anamnese didapatkan: penderita
epilepsi yang diterapi dengan dilantin
sodium dalam jangka waktu yang panjang
▪ Jaringan gingiva menjadi bulbous dan
gingival margin menumpul
▪ Lokasi: dapat setempat atau menyeluruh

7. Hydantoin gingival hyperplasia


(Dilantin Sodium hyperplasia)
▪ Terapi :
▪ Dianjurkan pada dokter yang merawat
epilepsinya kalau memungkinan untuk
mengganti obat epilepsi dari jenis yang
lain
▪ Dilakukan gingivectomy, bila diindikasikan
▪ Perawatan oral hygiene lokal →misal
dengan pembersihan Calculus

11
9/18/2018

7. Hydantoin gingival hyperplasia


(Dilantin Sodium hyperplasia)

8.Leukemic Gingival Enlargement

▪ Jenis : Lesi Non-neoplastic


(terjadi di gingiva →lokal !)
▪ Frekwensi : jarang terjadi
▪ Etiology : Suatu Cancer dari darah putih
→leukosit.
▪ Klinis : Terutama pada anak-anak.

1) Acute Leukemia dengan jenis:


▪ myeloid
▪ lymphatic
▪ monocytic

12
9/18/2018

8.LEUKEMIC GINGIVAL ENLARGEMENT

▪ Manifestasi klinis:
▪ Pyrexia tiba-tiba
▪ Pembesaran pada :
▪ Kelenjar Lymphe
▪ Limpa
▪ Di regio Oral terjadi pembesaran gingiva
yang bersifat menyeluruh

8.LEUKEMIC GINGIVAL ENLARGEMENT

▪ Warna : merah tua sampai ungu


▪ Konsistensi : lunak
▪ Pembesaran : massa menjauh dari geligi,
sehingga menghasilkan sulcus yang dalam dan
lebar. Edema dan hiperemia yang berkaitan
dengan gingivitis menambah ukuran dari
pembesaran gingiva
▪ Lesi mudah berdarah secara hebat dan
spontan
▪ Kadang-kadang terjadi nekrosis pada gingiva

13
9/18/2018

8.LEUKEMIC GINGIVAL
ENLARGEMENT

▪ Pada manifestasi lain dapat terjadi:


▪ Oral mucosa pucat (ada petechiae/-
ecchymosis Bleeding ekstensive post-
ekstraksi
▪ gigi-gigi goyang →nekrosis dari periodontal
ligamen.

8.LEUKEMIC GINGIVAL ENLARGEMENT

2)Chronic Leukemia :
dari jenis:
▪ Myeloid
▪ Lymphatic
▪ Manifestasi Oral Lesions:
▪ Acute/chronic:
▪ Gingivitis non specific
▪ Bleeding (gingiva) yang spontan

14
9/18/2018

8.LEUKEMIC GINGIVAL ENLARGEMENT

▪ Terapi :
▪ Systemic → untuk perawatan Leukemianya sendiri
▪ Lokal - biasanya perawatan untuk Calculus dan Oral
Hygiene
▪ Harus diingat bahwa: Gingivektomi adalah merupakan
kontra-indikasi
▪ Bilamana terpaksa dilakukan ekstraksi gigi harus
dilakukan di lingkungan Rumah Sakit, dengan Ahli dan
Peralatan yang menunjang untuk mengatasi bleeding
post ekstraksi yang mungkin saja tak dapat di
kendalikan.

9.STURGE-WEBER SYNDROME
(ENCHEPHALOFACIAL ANGIOMATOSIS)
▪ Jenis:
▪ Congenital vascular dysplasia
▪ adalah suatu variant dari hemangioma.
▪ Frekwensi:
▪ Jarang terjadi
▪ Klinis:
▪ Naevus Flammeus (port wine stain) pada kulit wajah yaitu
▪ →pada distribusi syaraf N.Trigeminus

15
9/18/2018

9.STURGE-WEBER SYNDROME
(ENCHEPHALOFACIAL ANGIOMATOSIS)
▪ Lesi yang dapat terjadi di dalam mulut yaitu:
Angiomatosis pada :
▪ bibir,mucosa buccal dan gingival →Hyperplasia
pada sisi yang sama dari lesi pada kulit, (tetapi
biasanya tidak melewati garis median)
▪ warna merah kebiruan→karena kaya pembuluh
darah
▪ konsistensi- lunak
▪ mudah berdarah→ terutama pada waktu makan
▪ ukurannya kadang-kadang dapat sangat besar
sehingga mengganggu menutup mulut
▪ Cerebral calcification di falx cerebri
▪ Mental Retardation
▪ Epileptic convulsion

▪ 9.STURGE-WEBER SYNDROME

16
9/18/2018

9.STURGE-WEBER SYNDROME

▪ Terapi:
▪ Excisi dengan Electro Cauter (kadang harus
dikerjakan di RS), atau dilakukan→
▪ Injeksi dengan Sclerotic Agents (solution)
▪ Sotradecol 1 % : - setiap 7 hari - diharapkan lesi
mengecil →hilang
▪ (Catatan: →Injeksi ini sangat sakit dirasakan
penderita!)

II. TUMOR dan NEOPLASIA BENIGN dari


JARINGAN LUNAK di dalam CAVUM ORIS
( TUMOR JINAK NON ODONTOGEN )

▪ 1.Denture irritation hyperplasia (Epulis Fissuratum)


▪ 2.Irritation “Fibroma”
▪ 3.Papilloma
▪ 4.Papillary palatal Hyperplasia (Papillomatosis)
▪ 5.Lipoma
▪ 6.Myoma :
▪ Rhabdo-Myoma
▪ Leio - Myoma
▪ 7.Hemangioma:
▪ Pada Jaringan lunak :
▪ Superficial
▪ Profunda
▪ Pada Jaringan tulang : →terletak di central →di dalam tulang
▪ 8.Lymphangioma

17
9/18/2018

1.Denture Irritation hyperplasia


(Epulis fissuratum)

▪ Jenis : Lesi Non Neoplastic


▪ Etiologi : Iritasi khronis ill fitting denture(basis denture
yang sudah longgar)
▪ Klinis :
▪ Jaringan hyperplasia yang pada umumnya dijumpai di: anterior
labial sulcus →dengan manifestasi:
▪ Bentuk:
▪ lipatan-lipatan sejajar processus alveolaris, dengan “parit-parit “di
antara-nya → (lesi dapat single ataupun multiple).
▪ Lesi ini menutupi pinggir sayap labial Full Denture →yang over-
extended pada mukosa yang bergerak
▪ pada “parit” mungkin didapatkan ulcus→ karena goresan dari sayap
labial denture yang sudah tidak pas lagi. (Pada kebanyakan kasus,
biasanya penderita sudah memakai denture untuk jangka waktu
bertahun-tahun.)

18
9/18/2018

1.Denture Irritation hyperplasia


(Epulis fissuratum)
▪ Warna:
▪ Lesi tertutup mucosa yang berwarrna normal (merah
muda)→sama dengan mukosa sekitarnya.
▪ Mudah-tidaknya berdarah:
▪ Lesi tidak mudah berdarah
▪ Keluhan sakit
▪ umumnya tak menimbulkan rasa sakit (ada keluhan sakit
→bila terjadi ulcus pada dasar lipatan
▪ Konsistensi
▪ konsistensi lesi→lunak-padat (firm consistency).
▪ Lokasi
▪ (lokasi di maxilla lebih sering terjadi daripada di
mandibula)
▪ Lesi terletak di daerah permukaan→superficial

1.Denture Irritation hyperplasia


(Epulis fissuratum)

▪ Terapi :
▪ Eksisi jaringan tumor →dengan
skalpel/electrocauter (Eksisi jaringan →jangan
sampai mengurangi kedalaman vestibulum oris
!)
▪ Koreksi denture →dari basisnya yang sudah
longgar tersebut.

19
9/18/2018

2.Irritation "Fibroma"

▪ Jenis : Lesi Non Neoplastic


▪ Etiologi : Iritasi kronis mekanis
▪ Klinis :
▪ Predileksi lokasi pada
▪ Palatum
▪ Lidah
▪ pipi / bibir
▪ gingiva
▪ Bentuk:
▪ Benjolan berbatas jelas dengan bentuk
▪ Pedunculated
▪ Sessile
▪ Ukuran : biasanya ukurannya kecil
▪ Konsistensi:
▪ soft fibroma → lunak
▪ hard fibroma → padat/kenyal
▪ Mukosa penutup: warna normal

20
9/18/2018

▪ Histopatologis:
▪ Sekelompok jaringan ikat kolagen yang
berjalan ke segala arah
▪ Tertutup oleh lapisan epithel berlapis pipih.
▪ Terapi : -
▪ Eliminasi/menghilangkan kausa
▪ Eksisi

21
9/18/2018

3.Papilloma
▪ Jenis :
▪ Neoplasia Epithel Benign (ada yang berpendapat
sebagai pre-malignant lesion →yaitu dapat berubah
menjadi cacinoma)
▪ Etiologi : diduga oleh karena virus
▪ Klinis :
▪ lokasi di :
▪ Lidah
▪ Bibir
▪ mucosa buccal / gingiva
▪ terutama palatum durum
▪ bentuk : benjolan
▪ pedunculated
▪ sessile
▪ ukuran : biasanya ukurannya kecil 2 mm → sebesar
buah cherry
▪ permukaan berombak
▪ villi/jarum : positive →seperti kutil

22
9/18/2018

▪ Histopatologis : nice to know


▪ Epithelium yang berproliferasi menonjol
keluar→membentuk lipatan-lipatan yang banyak
sekali
▪ Epithelium mempunyai sifat uniform dengan lapisan
basal sel yang utuh dan tercat dengan warna gelap
▪ Setiap lipatan ditopang oleh inti dari jaringan ikat
fibrous yang tipis dan vaskuler
▪ Terapi : Eksisi ( must know )

4.Papillary palatal hyperplasia


(Papillomatosis)

▪ Jenis :
▪ Lesi Non Neoplastic (karena radang → dari denture (iritasi
khronik)
▪ D.D : dengan verrucous – Carcinoma
▪ Etiologi:
▪ Oleh karena iritasi kronik dari pergerakan denture dan
ditambah pula oleh pengumpulan debris pada basis denture.
▪ Klinis :
▪ Multiple polypoid elevation pada mucosa palatum durum,
warna merah kuat, konsistensi lunak dan dengan mudah
bebas bergerak→ karena ill fitting denture (terutama yang
mempunyai relief chamber). Bila denture tidak dipakai untuk
beberapa hari, maka keradangan akan menyurut, dan
ukuran dari nodul yang papillomatous akan mengecil

23
9/18/2018

▪ Histopatologis:
▪ Epitel permukaan hiperplastik dengan rete pegs yang
panjang/ramping meluas ke dalam lamina propria
▪ Lamina propria sangat vaskuler, dengan infiltrasi
berat dari sel-sel radang
▪ Terapi :
▪ Karena jarang menghilang secara spontan, maka
pada perawatan:
▪ Dilakukan koreksi – Denture
▪ Pembedahan dengan Excisi, terutama dengan
memakai electro surgical loop.

5.Lipoma
▪ Jenis : Lesi Neoplasia - Benign (dari jaringan
lemak)
▪ Klinis : - ditempat dimana terdapat
jaringan lemak. Umumnya terdapat di bawah
kulit di badan, extremitas dan leher
▪ lokasi dapat terjadi pula di rongga mulut
(frekwensinya lebih rendah) yaitu di:
▪ lidah / pipi
▪ dasar mulut, mucosa buccal (ini yang terbanyak)
▪ bibir (dapat menyebabkan macrocheilia),
▪ palatum atau kadang-kadang di gingiva

24
9/18/2018

5.LIPOMA
- Bila terjadi pada→superficial : warna
mukosa
biasanya kekuningan
-Bila terjadi pada→profunda → (agak sulit
didiagnose)
-Bentuk benjolan: bulat dengan konsistensi
sangat lunak (Pseudo fluktuasi)
-Kecepatan tumbuh: lambat. Transformasi
ganas
jarang terjadi
-Mukosa penutup: mukosa yang licin ,warna
normal →kekuningan
▪ Terapi :
▪ Eksisi

25
9/18/2018

III. TUMOR JARINGAN PADA RONGGA MULUT

I. MYOMA (MYOBLASTOMA
• Jenis : Lesi Neoplasia - Benign dari jaringan otot
1. Rhabdo - Myoma
2. Leio – Myoma
• Klinis :
– Lokasi : - terutama Lidah (paling banyak terjadi)
- bibir / pipi
- dasar mulut
- palatum /uvula
- gingiva ( terjadi pada waktu bayi → disebut
( Epulis Kongenital ).

Prof. Dr. Peter Agus, drg., SpBM (K)

Ukuran : biasanya kecil → 5-6 mm


Bentuk : benjolan – lunak yang tertutup mukosa
yang halus, berwarna merah

LEIO MYOMA

1
9/18/2018

2. Hemangioma
• Jenis : Lesi Non-Neoplastic
(hamartoma dari jar. Pembuluh darah)
→ developmental vascular malformation.

• Lokasi di tubuh:
- Terbanyak di kulit wajah dan leher,
tetapi di rongga mulut bisa sering terjadi.

• HISTOPATOLOGIS :
1. Capillary Hemagioma ( rongganya lbh kecil )
2. Cavernous Hemangioma ( rongga lebih besar)
3. Mixed Hemangioma

• Klinis :
⚫ di Rongga Mulut dapat terjadi di :
 jaringan lunak dapat terletak di – Superfisial
- Profunda
⚫ Lokasi di Jaringan lunak mulut adalah :
⚫ Pada bibir, lidah, mukosa bukal.

⚫ Lokasi di Jaringan tulang rongga mulut yaitu :


⚫ Terjadi di daerah sentral (tulang)
• Bentuk :
⚫ yang SUPERFISIAL mempunyai manifestasi sebagai
 Benjolan
 Warna merah kebiruan

2
9/18/2018

– konsistensi : lunak dan ada fluktuasi


– warna lesi memucat bila dilakukan tekanan pada
palpasi (collaps pada tekanan
palpasi→compressible)
Yang Profunda :
- Tertutup mukosa warna normal
- Konsistensi lunak → agak sulit di diagnosa.
CATATAN :
---Pungsi untuk tujuan diagnostik adalah kontra
indikasi krn dpt terjadi bleeding tak terkendali →
hingga berakhir fatal.
---Sifat biologis tumor adalah : infiltratif
• Hemangioma dan lymphangioma merupakan
penyebab utama dari makroglosia

3
9/18/2018

• HISTOPATOLOGIS (nice to know)


Hemangioma

– Parensim terlihat sebagai beberapa rongga


besar dengan dinding tipis yang dilapisi
lapisan endothelial yang berisi banyak
sekali sel-sel darah merah/ eritrosit
(jenis cavernous).

– Dipercayai bahwa rongga-rongga tersebut


saling berhubungan.

• Terapi Hemangioma :
dapat dipilih beberapa alternatif yaitu :
1. Pembedahan
- Terutama yg superfisial & kecil
- Biasanya dilakukan di RS. Dengan
General Anesthesi (dengan Diathermy)

2. Skleroterapi : → injeksi dengan bahan :


a. Sclerosing agents
- sediaan oxylate / morrhuate 5%
→ vol:1 - 5 ml →pada afferent vessel
b. Alkohol / Air mendidih ( jarang dilakukan )
3. Cryosurgery
– Dibiarkan dan diobservasi→bila lesi sangat
luas

4
9/18/2018

3. LYMPHANGIOMA
• Jenis : Lesi Non - Neoplastic
• (hamartoma dari jaringan pembuluh lymphe)

• Klinis:
– Daerah lokal :
⚫ lidah → terjadi macroglossia
⚫ bibir atas → terjadi macrochelia
– Bentuk : benjolan lunak - fluktuasi
– Warna : superfisial, merah muda pucat
kuning kecoklatan
– Anamnese : benjolan sudah dimulai sejak lahir

• HISTOPATOLOGIS :
– Hemangioma simplex
– Hemangioma cavernosum
– Terlihat rongga-rongga yang dilapisi
beberapa sel endothelial yang memipih,
dan berisi materi homogen dari limfe.

– Lymphangioma dapat dibedakan dengan


hemangioma karena pada lesi ini tidak
didapatkannya eritrosit di rongga-rongga
tersebut.

5
9/18/2018

• Terapi :
dapat dipilih beberapa alternatif :
– Eksisi (bila dimungkinkan secara teknis)

– Kauterisasi berulang dengan Diathermy


knive ( electrosurgical knive)

– Dibiarkan dan diobservasi→ bila lesi


sangat luas

• 3. LYMPANGIOMA

6
9/18/2018

TUMOR & NEOPLASIA BENIGN


pada TULANG

I. Osteogenik Neoplasia ( Lesi2 Tulang


Neoplastik )
1. Osteoma :
1. Durum
2. Spongioseum
2. Osteoid Osteoma & Osteoblastoma
3. Chondroma
4. Fibro - Osteoma (Ossifying Fibroma)

II. LESI-LESI TULANG NON-NEOPLASTIC


.1. SENTRAL :
1. Fibrous Displasia
- Monostatic Fibrous Displasia
- Polyostatic Fibrous Displasia, di antaranya
→ Albright’s Syndrome
2. Cherubism
3. Central Giant Cell granuloma
4. Hyperparathyroidism
5. Histiocytosis - X :
–A. Hans - Schuler Christian’s disease
–B. Eosionophilic Granuloma
–C. Letterer – Siwe’s - disease

7
9/18/2018

II.2. SUPERFISIAL :
1.Torus :

- A.Torus Palatinus
- B.Torus Mandibularis

2. Exostosis

I.1.OSTEOMA

• Jenis : Neoplasia benign/ tumor jinak


• HISTOPATOLOGIS :
1.Osteoma.durum / compacta
2.Osteoma spongiosum / Trabekuler
• Klinis lesi :
– Single
– Multiple , →antara lain Gardner's syndrome:
• multiple osteoma (pada tulang)
• kolon polyposis (pada usus besar)
• tumor kulit.

8
9/18/2018

I.1.1.OSTEOMA DURUM/ COMPACTA


• Klinis :
– usia : 50 - 60 tahun
– jenis kelamin : wanita > laki-laki
– lokasi : mandibula > maksila
– Bentuk : benjolan yang
• sessile
• pedunculated - perifer → (ada tangkainya )
- sentral
(terletak di dalam tulang)

– Pertumbuhan : tumbuh → lambat


– Konsistensi : keras
– Mukosa penutup : permukaan licin, warna
normal
– Ukuran : beragam,
umumnya tak begitu besar
Tetapi dapat pula ukurannya besar
sehingga menyebabkan asimetri
wajah

9
9/18/2018

• RONSENOLOGIS :
– Mass sklerotik padat
– Pinggir radiolusen tipis, kapsul
– Dapat terjadi resorbsi akar gigi

• HISTOPATOLOGIS:
– Tulang dewasa yang lameler

• TERAPI :
– Eksisi (kadang observasi saja !).

I.1.2. OSTEOMA SPONGIOSUM/


TRABEKULER
• Klinis. :
– lokasi :
• Terutama di maksila → di daerah vestibulum oris
• Prosesus alveolaris → di regio Premolar
• T.M.Joint → akan ada limitasi (keterbatasan)
gerakan Rahang (menutup/membuka mulut)
• Terbentuk secara :
– sub periosteal atau di daerah sentral

10
9/18/2018

⚫ Usia :
– Jenis kelamin : → laki-laki > wanita
– Kecepatan pertumbuhan →tumbuh lambat
( 10 - 20 tahun)

• RONSENOLOGIS :
– Perifer : sessile/ Pedunculated
– Sentral : mass radiopak dengan batas
tajam

• HISTOPATOLOGIS:
- terbesar pars.spongiosa

• TERAPI :
– Perifer : dilakukan →eksisi
(untuk perawatan prostodontia)
– Sentral : dilakukan →observasi

11
9/18/2018

1.2.OSTEOID OSTEOMA &


OSTEOBLASTOMA

• JENIS : Neoplasia Tulang yang benign


• HISTOPATOLOGIS : Tak dapat dibedakan antara
• kedua lesi tsb
• KLINIS :
– Ukuran :
• Osteoid Osteoma : kecil, ukurannya < 1 cm
• Osteoblastoma > besar, ukurannya > 1 cm
– Usia : terutama pada 10 - 20 tahun
– Jenis kelamin : laki-laki : wanita = 2 - 3 : 1

– LOKASI :
• Osteoid Osteoma : terutama femur, tibia
juga pd mandib./maksila
• Osteoblastoma : vertebra, sentral,
kadang pada maksila
(bagian spongiosum).
– RASA SAKIT
• Osteoid. Osteoma :
⚫ dull pain (rasa sakit yang tak tajam) dan
⚫ berdenyut
• Osteobalstoma : ada rasa peka /sensitif

12
9/18/2018

• RONSENOLOGIS :
– Osteoid Osteoma :
⚫ nodus radiolusen kurang lebih 1 cm,
dengan pinggir sklerotik
– Osteoblastoma dini :
⚫ radiolusen, pinggir tajam yang agak padat.

• HISTOPATOLOGIS :
– Jaringan osteogenik, kaya pembuluh darah
– proliferasi : osteoblastic, osteoid.

• TERAPI :
– Reseksi Lokal
(karena secara lokal → bersifat agak agresif)

• OSTEOBLASTOMA

13
9/18/2018

I.3. CHONDROMA
• Jenis :
– Neoplasia benign → tulang. rawan
– Jarang terjadi di Rahang
• Klinis :
– Usia : 50 -60 tahun
– Jenis kelamin laki-laki = wanita
– Lokasi :
• Mandibula. : Regio Posterior, prosesus
koronoideus/ kondilideus.
• Maksila : Anterior (meluas ke daerah nasal,
sinus, paru-paru)

– Kecepatan tumbuh : lambat


– Rasa sakit:

• Bila menyangkut pada TMJ


(menyebabkan terbatasnya pergerakan Rahang

– Destruksi tulang/gigi goyang →


menandakan → lesi lebih aggresive.

14
9/18/2018

• HISTOPATOLOGIS :
– sel-sel tulang yang uniform
– ada kecenderungan : transformasi →
Chondro sarkoma

• TERAPI :
– Reseksi, karena :
• agak aggresive
• cenderung kambuh
• dapat mengalami transformasi →ganas.

• CONDROSARKOMA ( TUMOR GANAS )

15
9/18/2018

I.4.FIBRO-OSTEOMA
(OSSIFYING FIBROMA)
• Jenis : Neoplasia benign
• Klinis:
– Usia : pada umumnya usia dekade 3 -4 (dapat pada
usia < 15 tahun) →Juvenile Ossifying fibroma.
– Gejala Klinis : asimtomatik
– Kecepatan tumbuh : tumbuh lambat
– Sifat pertumbuhan : terlokalisir
– Bentuk : pembengkakan keras →tak sakit
– Lokasi : mandibula > maksila.
– lokasi di rahang : - regio periapikal

• RONSENOLOGIS, bervariasi :
– daerah radiolusen bulat dengan pinggir sklerotik.
– berisi bervariasi ukuran materi yang radiopak.

• HISTOPATOLOGIS :
• sulit dibedakan dengan Fibrous displasia.
– (Kapsul : ada → diketahui pada waktu dilakukan
operasi atau pemeriksaan HISTOPATOLOGIS)

• TERAPI :
– Sklerotik - konservatif/ Kuretase (kekambuhan <<)
– Eksisi radikal → juvenile ossifying Fibroma yang
tumbuh sangat cepat (terutama pada
maksila).

16
9/18/2018

II.1.1. Fibrous displasia


• Jenis : Lesi Non Neoplastic (karena cacat pertumbuhan)

– Dalam literatur lama dikenal Kelompok Fibro-


osseous lesions : yaitu
• Osteitis - fibrosa :→ diduga karena proses
radang
• Fibrous displasia
• Hyperparathyroidism

⚫Tetapi sekarang pada umumnya tidak


diikutipembagian seperti tsb di atas.

• MACAM LESI :
– Monostatic Fibrous displasia. :
→ bila melibat pada satu jenis tulang
– Polyostatic fibrous displasia:
→ melibat beberapa/banyak tulang→ dari
kelompok ini ada yang disebut
Albright's syndrome
(yang didapatkan pada 10 % dari Polycystic Fibrous
displasia) yaitu adanya :
• Gangguan endokrin : yaitu pubertas praecox
maupun mungkin hyperthyroidism atau diabetes
mellitus
• Pigmentasi kulit /mukosa yaitu
bercak coklat = cafe an lait (kopi-susu)
• Melibat banyak tulang

17
9/18/2018

• ADULT MONOSTOTIK FIBROUS DISPLASIA

• POLIOSTOTIK FIBROUS DISPLASIA

18
9/18/2018

• POLIOSTOTIK FIBROUS DISPLASIA

• KLINIS :
– Usia : pada umumnya : pada anak-anak/dewasa
muda
– Bentuk: pembengkakan yang menyebabkan
deformitas tulang:yang terlibat
– Batas : tak ada batas yang tegas dengan
struktur tulang normal sekitarnya
– Kecepatan pertumbuhan: tumbuh lambat
– Rasa sakit : tak sakit pada palpasi

19
9/18/2018

– Lokasi : maksila > mandibula (P + M )


– Jenis kelamin : wanita > laki-laki

– Predileksi :
 Kebanyakan terdapat pada tulang tangan / kaki →
deformitas tulang
 dapat terjadi di vertebra, pelvis, costa
 tengkorak kepala/ rahang

– Kapsul :
 tidak ada
(tidak ada batas dengan jaringan tulang normal)

• RONSENOLOGIS : bervariasi
– radiolusen dengan daerah-daerah radiopak di
dalamnya
– ground-glass appearance
(gambaran seperti kaca buram)
– radiopak massive.

20
9/18/2018

• TERAPI :
– Pembedahan konservatif
– Eksisi untuk - rekontouring/remodelling
– Ditunggu s/d usia dewasa : →karena
pertumbuhan biasanya berhenti sendiri
– kontra indikasi untuk Radiasi TERAPI: →
dapat mengalami transformasi →sarkoma
(Fibro –sarkoma, Chondro sarkoma, Osteo-
sarkoma).

II.1.2 CHERUBISM
• Jenis : Gangguan genetik (herediter)
Familial osseous displasia pada rahang
• Klinis :
– Jenis Kelamin: laki-laki > wanita
– Usia : terutama pada anak-anak
pada dewasa : pertumbuhan berhenti
– Bentuk : pembengkakan mandibula → maksila
simetris
– Kecepatan tumbuh : tumbuh lambat
– Rasa sakit : tak sakit
– Regio: M2/M3 sering terlibat
Gigi lain sering mengalami
displacement atau impaksi

21
9/18/2018

• CHERUBISM

• RONSENOLOGIS :
– serupa kista→multilokus
– terutama pada regio M atau angulus mandibula
– dapat terjadi resorbsi akar
• HISTOPATOLOGIS :
– kaya akan jaringan - fibroblastic cellulair
– agak vaskuler
– tersebar giant cells
• TERAPI : ada 2 pilihan:
– ditunggu sampai dewasa →sampai proses pertumbuhan
tubuh berhenti
– Kuretase / surgical recontruring

22
9/18/2018

II.1.3.CENTRAL GIANT CELL


GRANULOMA
• JENIS :

– Lesi Non Neoplastic → tetapi destruktif ( biarpun bersifat


benign)
– Idiopathic ( ada yang berpendapat sebagai Reparative
process)
– bukanlah merupakan true giant cell tumor →lesi yang
terakhir ini jarang sekali terjadi di tulang rahang

• KLINIS :
– Jenis kelamin : wanita > laki-laki (2:1)
– Usia : < 25 tahun (dekade 2-3)

– Lokasi:
- mandibula>maksila (2:1)
- di regio anterior (antara 5/5)
- Asymptomatic
– Bentuk:
• Pembengkakan : tumbuh lambat, dimulai
dari dalam (sentral)
• lesi solitair (kadang-kadang multiple→
melibat tulang.panjang)
• gigi-gigi migrasi/goyang → mengalami
divergensi
• jarang terjadi perforasi pada tulang kortikal.

23
9/18/2018

• Central Giant Cell Granuloma

• RONSENOLOGIS :
– radiolusen : batas tak jelas
– Bila besar : multilokuler (ada septa-septa)
– Gambaran soap bubble appearence
– Lamina dura dari prosesus alveolaris→menghilang
– kadang-kadang → ada resorbsi akar gigi
→ D.D. : dengan Ameloblastoma

• Operative : pada waktu operasi didapatkan:


– jaringan lunak serupa spons, warna merah-kecoklatan,
rapuh,
– lesi mudah berdarah →hingga dapat terjadi profuse
bleding

24
9/18/2018

• HISTOPATOLOGIS :
bervariasi :
– jaringan stroma → serabut collagen (bentuk
spindle)
– myxomatous
– collagenous
– mitosis (beberapa ratus)
– banyak sekali giant cells tersebar
– vascular → ekstravasasi
– terbentuk osteoid → trabecular kecil.

– D.D. : dengan HYPERPARATHYROIDISM


• TERAPI :
– Kuretase hingga bersih
– Gigi yang terlibat → ekstraksi
– Chemical agents → untuk sisa jaringan
pathologis yang tertinggal,menggunakan
Carnoy's solution :
– alkohol absobute - 6 cc
– chloroform - 3 cc
– glascial acetic acid - 1 cc
- Elektrokauter

• Catatan:
– Recurrence rate : kurang lebih 33%.

25
9/18/2018

II.1.4.HYPERPARATHYROIDISM
(BROWN TUMOR)
• Jenis lesi :
– Merupakan kelainan sistemic
→ Hypersekresi : parathyroid hormon
karena adanya Adenoma glandula.
Parathyroid

– Atau karena Disfungsi Ginjal Khronis


→secondary Hyperparathyroidism

• KLINIS :
– Usia : 40 - 50 tahun
– Jenis kelamin : wanita > laki-laki
– Tanda klinis lain :
• Urolithiasis
• Bone pain
• Hypertensi
• Parathyroid hormon→ meninggi
• Serum kalsium phosfat→meninggi
– Lokasi : maksila/mandibula :
– Bentuk :
 bendolan tak sakit,
 tak berbatas tegas,
 warna kemerahan /coklat

26
9/18/2018

• RONSENOLOGIS :
– radiolusen →bersifat umum/menyeluruh
– penipisan tulang cortical ( densitas tulang
kurang)
– Predileksi lokasi:
• tulang panjang
• phalanges
• maksila / mandibula :
– menghilangnya lamina dura pada geligi
– lesi dapat unilokuler atau multilokuler.

• HISTOPATOLOGIS :
– Tak dapat dibedakan dengan Giant Cell
granuloma
• TERAPI :
– Paratiroidektomi
dan ditunggu physiologic remodelling
→ butuh waktu sehingga tulang yang terlibat
dapat normal kembali
→ tak dibutuhkan perawatan bedah secara
lokal pada tulang yg terlibat

27
9/18/2018

II.1.5 HISTIOCYTOSIS - X
(NON-LIPID RETICULOENDOTHELIOSIS)
• Jenis lesi : kelainan sistemik pada jaringan.
Reticulo Endothelial System.
(pada umumnya dianggap sbg lesi
Non-Neoplastic)
• Etiologi : diduga karena berbagai sebab misalnya:
– Kelainan metabolisme
– Infeksi → oleh karena virus
– Karena proses neoplastik

• Ada 3 jenis Histiocytosis :


- A. Eosinophilic Granuloma of Bone
- B. Handschuller Christian’s Disease
- C. Letterer Siwe’s Disease

28
9/18/2018

II.1.5 A.EOSINOPHILIC GRANULOMA OF BONE


(LOCALIZED HISTIOCYTOSIS-X)

• JENIS :
– paling ringan dari Histiocytosis X
– paling bagus prognosanya
• KLINIS :
– usia : dekade ke 3 :
– bayi, dewasa
– Jenis kelamin : laki-laki > wanita
– Bentuk lesi : solitair monostatic,
multiple polystatic

– PREDILEKSI LOKASI :
• tulang.pipih, tulang tengkorak kepala
• costae
• pelvis
• pada kulit/paru
– Manifestasi pada rahang :
 terutama pada mandibula → regio angulus

– Manifestasi pada gingiva/mukosa mulut →


dapat terjadi → serupa periodontal disease.
Sehingga tak jarang sering didiagnose
sebagai Periodontal disease.

29
9/18/2018

• Histiocytosis-X

• RONSENOLOGIS. :
– radiolusen berbatas jelas
– resorbsi tulang alveol → serupa periodontal
disease
• TERAPI :
– lokal : - Kuretase granuloma →bone graft
→utk mengisi defect yg terjadi
- Ekstraksi gigi yang terlibat.

30
9/18/2018

II.1.5.B.Hans- Schuller - Christian's Disease

• JENIS :
– Tahap pertengahan dari : Eosinophilic
Granuloma - Letterer Siwe’s disease.
– Prognosa : moderate antara Eosinophilic
Granuloma dan Letterer Siwe’s disease

• KLINIS :
– Bentuk kronis, menyebar
– Usia : pada anak-anak
– Jenis kelamin : laki-laki > wanita

– Bila terjadi - trias classic


(terdapat pada 10% kasus ) maka akan
ditemui :
• Defect alveolaris
• Exophthalmus
• Diabetes insipidus

– Organ lain yang dapat terkena HSCD:


Kelenjar lymfe
Paru-paru, kulit, hepar ,Limpa

31
9/18/2018

• Manifestasi pada tulang rahang →


• Terutama Di Mandibula
• Gingiva :
• gingiva bengkak, merah serupa spons.
• Menyerupai periodontal disease.

• Ronsenologis :
– Gigi-gigi seperti melayang (floating in space)
– Tulang tengkorak kepala : → punched - out lesions
“ map cranium"

• Histo Patologis :
– lapis-lapis histiocytes
– eosinophil cells

• Terapi :
– Lokal → Bedah → kuretase
→ Radiasi → x-ray
– Sistemik : dengan obat-obatan
• Obat steroid
• Obat antineoplastik → vinblastine sulfate.

32
9/18/2018

II.1.5.C.LETTERER-SIWE'S DISEASE
(AKUT DISSEMINATED HISTIOCYTOSIS=
MALIGNANT HISTIOCYTOSIS)

Jenis : - Prognosa paling jelek → kurang lebih


100% penderita akan meninggal
Klinis :
 Perjalanan penyakit dapat akut atau sub
akut
 Usia 1 -3 tahun
(jarang yang dapat bertahan sampai usia 10 th)
 Jenis kelamin : wanita = laki-laki

– Jaringan yang terlibat cukup luas


misalnya :
– Kulit / Mukosa
– Kel. Limfe
– Hepar
– Limpa
– Paru-paru

33
9/18/2018

• Gejala sistemik :
- Demam,
- Anorexia,
- Pancytopenia.
• Manifestasi oral :
– Gingivitis/stomatitis
– Gingival inlargements
– Gigi-gigi goyang sehingga akhirnya - lepas

• Terapi :
– Sama dengan Hans.Schuller - Christian Disease.

• II.2.1.A. TORUS PALATINUS

JENIS : Lesi Non - Neoplastik


(dianggap sebagai Hyperostosis)

ETIOLOGI diduga karena :


▪ Stress Fungsional
▪ Heriditer
▪ Aktivitas Pertumbuhan Berkelanjutan
▪ Gangguan Nutrisi

34
9/18/2018

• KLINIS
– Jenis kelamin : wanita > laki-laki ( 2 :1 )
– Bentuk : tonjolan tulang
( sessile, pedunculated )
– Lokasi terletak pada :
• Palatum Durum
• Simetris di Median Line
• Regio C – P / M
– Konsistensi : Keras
– Mukosa Penutup : permukaan licin, warna normal

• GEJALA KLINIS :
– Pada umumnya → negative / tak ada
• Bila positive → biasanya karena ada proses
ulserasi

• HISTOPATOLOGIS
– Jaringan tulang yang Normal

35
9/18/2018

• TERAPI :
– Pada umumnyanya tak dilakukan Terapi
– Dilakukan Eksisi bila :
• Sering mengalami ulserasi →menimbulkan rasa sakit
• Ada gangguan bicara (karena ukuran yang besar)
• Untuk persiapan perawatan prostodonsia
(Preprostetik Surgery ) →bila mengganggu retensi
denture

– Catatan : Teknis operasi → dengan :


Bur, Tatah → massa dibagi kecil-kecil dengan bur
untuk kemudian diangkat massa torusnya)

36
9/18/2018

II.2.1.B. TORUS MANDIBULARIS


• Jenis : Lesi Non Neoplastik (hyperostosis)
• Etiologi : Heriditer
• Klinis :
– Insidens : lebih jarang terjadi dibandingkan
dengan Torus palatinus
– Manifestasi : Tonjolan tulang : bentuk - sesiile
– Lokasi : Simetris Di Lingual Plate, Regio C-P
– Konsistensi : Keras
– Mukosa penutup : Normal

GEJALA KLINIS :
• Pada umumnya tak ada
• Positive /ada → bila ada- ulkus atau
adanya gangguan fungsi bicara.

HISTOPATOLOGIS :
• Tulang yang Normal.

TERAPI :
• Sama dengan Torus Palatinus.

37
9/18/2018

II.2.1.A.
II.2.1.B. EKSOTOSIS
• JENIS :
Lesi Non Neoplastik

• ETIOLOGI :
diduga karena:
• Radang
• Trauma

38
9/18/2018

• KLINIS :
– Bentuk :
- Pada umumnya sessile → single / multiple
→ tonjolan tulang yang kecil-kecil
– Lokasi :
- Di permukaan luar prosesus alveolaris →
terutama terjadi di maksila.
– Konsistensi : keras
– Mukosa Penutup :
→permukaan licin, warna normal
– Gejala klinis lain: tak ada

• TERAPI :
– 1. Pada umumnya : tak dilakukan Terapi
– 2. Eksisi (terutama untuk persiapan
pemasangan Denture )

39
9/18/2018

40

Anda mungkin juga menyukai