( Studi Kasus Usaha Kerupuk Bawang " Vang Production MAKGOR "Kelurahan Dukuh
Pakis, Kecamatan Dukuh Pakis, Kota Surabaya )
ABSTRAK
Pemasaran merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan dalam menjalankan suatu
usaha.Tanpa pemasaran sebuah produk yang dihasilkan tidak akan sampai ditangan konsumen
dan usaha yang dijalankan akan terhambat. Keadaan usaha yang dijalankan oleh ibu Evi Yulia
selaku pemilik Vang Production masih mengalami berbagai permasalahan, salah satunya adalah
masih belum luasnya jangkauan pasar yang dimiliki. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
memberi sebuah solusi kepada ibu Evi Yulia untuk bisa mengembangkan usaha Vang Production
dengan melakukan perbaikan pada pemasaran. Metode yang kami gunakan adalah menjelaskan
bagaimana cara pemasaran dalam pengembangan usaha. Rancangan kegiatan dilakukan dengan
meningkatkan kegiatan pemasaran secara online dengan menggunakan media sosial dan
pengembangan kemasan produk. Artikel ini diharapkan bisa memberi manfaat bagi pelaku
UMKM, khususnya bagi ibu Evi Yulia sebagai pemilik usaha.
ABSTRACT
Marketing is a main activities to do in order to run a business. Without marketing,
product will not reach to consumers and the business will obstructed. The business, Vang
Production that run by Ibu Evi Yulia has many problems, one of them is the market reach is not
wide yet. The objective of our presence is to give solutions to Ibu Evi Yulia to develop her
business,Vang Production by improving the marketing aspect.The method thatwe use is giving
explanation about how marketing can develop the business. The design of our activities is
improving marketing aspect with online through social media and improving the design of
product’spackage. This article is expected to give benefit for all UMKM’sowner, especially Ibu
Evi Yulia as the business owner.
PENDAHULUAN
1. Kurang dalam Pemasaran Produk Persaingan dalam pemasaran produk merupakan hal
yang wajar dan sebenarnya dapat dihindari apabila pemilik usaha “Vang Production”
mampu meningkatkan lingkup pemasaran. Pemilik usaha “Vang Production” kurang
dalam mengeksplor kreatifitas yang ada untuk mengembangkan usahanya. Inilah yang
menjadi hambatan beliau dalam memasarkan produknya. Maka diperlukan adanya
pengembangan sistem pemasaran seperti:
a. Pemasaran online melalui instagram, twitter, dan facebook Pemasaran produk
melalui media online berpeluang dapat meningkatkan penjualan dan memudahkan
penjual dalam melakukan transaksi dengan pembeli.
b. Penjualan langsung Di samping pemasaran online, kita juga dapat melakukan
penjualan langsung dengan cara berjualan produk di pameran UMKM atau CFD (Car
Free Day).
2. Desain Kemasan yang Kurang Menarik Desain kemasan merupakan aspek utama
dalam pemasaran. Kemasan produk harus dibuat sebaik mungkin agar mampu menarik
banyak konsumen. Menurut Dinas Perdagangan, kemasan dari produk “Vang
Production” masih kurang menarik. Oleh karena itu, kami mencoba membantu pemilik
usaha untuk membuat kemasan produk yang lebih menarik. Karena sebelum mencoba
suatu produk, biasanya konsumen akan melihat kemasannya terlebih dahulu.
3. Produksi Pada aspek produksi UMKM Vang production Pada produksi pemilik
UMKM memiliki keterbatasan waktu di karenakan mempunyai pekerjaan tetap sehingga
produksi di lakukan di malam hari tanpa adanya SDM (Sumber Daya Manusia) yang
membantu proses produksi. Pemilik akan memproduksi jika hanya ada pesanan dari
beberapa mitra kerja, kemauan mitra tersebut juga di respon pada aspek desain
packaging, branding, dan labeling mengingat produk yang di hasilkan akan sangat
mempengaruhi dari sisi kemasan dan label sehingga mampu menarik konsumen untuk
membeli.
4. Manajemen pemasaran ini merupakan salah satu program kerja yang telah
dilaksanakan dalam proses Kuliah Kerja Nyata Kelompok Dukuh Pakis. Tujuan dari
adanya program kerja ini yaitu dengan mengetahui bagaimana tanggapan mengenai
adanya produk ini setelah mengetahui masalah yang diungkapkan oleh pelaku usaha dan
pembuatan akun media sosial. Beberapa hal yang ingin dicapai yakni menjadikan produk
kerupuk dari, “Vang Production” semakin diketahui oleh masyarakat dan produk ini
sesuai dengan kebutuhan pasar.
Selain itu, Revolusi Industri 4.0 yang telah digencarkan oleh pemerintah
menjadikan proses digitalisasi yang terjadi di Indonesia semakin gencar dan
implikasinya, pelaku usaha dituntut untuk mampu masuk dalam era tersebut dengan
mulai memanfaatkan mesin dalam proses produksi untuk meningkatkan efektivitas usaha
dan dalam aspek pemasaran yakni dengan menggunakan media sosial agar lebih mudah
dan cepat terekspansi dan diketahui secara meluas oleh masyarakat. Berdasarkan
beberapa alasan tersebut, maka proses manajemen pemasaran yang telah dilakukan oleh
kelompok kami menjadi sangat penting dalam proses usaha.
Dalam mewujudkan tujuan yang telah dicanangkan oleh kelompok kami, adapun
yang telah dilaksanakan yaitu survey penjualan. Dalam survei penjualan, proses awal
yang dilakukan adalah dengan mewawancarai pelaku usaha tentang kondisi dari usaha ini
yang meliputi tingkat pesanan, jumlah laba rugi, dan pemasukan maupun pengeluaran.
Beberapa hal yang kami catat dari hasil survey penjualan ini adalah pemilik usaha yang
mengatakan tidak adanya tenaga dalam usaha yang membantu dalam proses pemasaran
melalui media sosial menjadi kendala dalam berkembangnya UMKM ini.
Selanjutnya, tidak adanya platform atau wadah dari pemerintah kelurahan maupun
kecamatan untuk menampung hasil UMKM ini yang sudah lengkap perizinannya dari
SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), P-IRT (Produksi Industri Rumah Tangga Pangan),
TDP (Tanda Daftar Perusahaan), Nama Produk, dan Halal. Itulah yang pada akhirnya
menyebabkan jumlah proses produksi dari UMKM ini terkesan konstan dengan hanya
memasarkan melalui door to door dan menyetorkan ke hotel-hotel di wilayah Surabaya.
Disisi lain, dalam proses pembuatan akun media sosial untuk produk usaha ini telah kami
realisasikan melalui instagram, dengan ini pula kelompok kami berupaya untuk
memasarkan dan mengenalkan pada masyarakat meskipun dalam kenyataannya adapun
kendala sedikitnya followers menyebabkan yang mengetahui belum seberapa banyak dan
harapannya ke depan dengan upaya sosialisasi yang berkelanjutan, produk ini dapat
dikenal dan diketahui masyarakat secara luas.
Setelah melakukan proses survey penjulan dan pembuatan akun media sosial,
kelompok mendapati bahwa kendala pertama bahwa tidak adanya tenaga yang membantu
dalam proses pemasaran melalui media sosial telah teratasi dengan adanya akun
instagram yang telah kami buat dan akan dilanjutkan oleh Bu Evi selaku pemilik usaha
dan berdasarkan penilaian kelompok kami, penyebab dari jumlah pesanan yang terkesan
konstan dikarenakan kalah saingnya dalam hal pemasaran oleh produki sejenis lainnya
dan harapannya adanya akun media sosial ini dapat membantu dalam pemasaran ke
depan yang akan berefek pada tingkat pesanan.
Selanjutnya, tidak adanya platform atau wadah oleh pemerintah kelurahan atau
kecamatan untuk menampung produk usaha ini membuat Bu Evi selaku pemilik usaha
menjadikan UMKM ini sebagai pekerjaan sampingan saja dan menunggu ada pesanan
baru produksi. Beberapa evaluasi dari kami, tidak adanya tanda-tanda rumah produksi
seperti banner di rumah dan informasi yang menunjukkan bahwa Bu Evi memiliki
UMKM menjadi salah satu kendala dan langkah yang kami ambil adalah dengan
memberikan banner dan x banner di depan rumah agar diketahui banyak orang dan untuk
platform dari pemerintah menurut kelompok kami tidak bisa digantungkan oleh UMKM
ini dan langkah ekonomi kreatif harus segera dilakukan seperti digitalisasi produk dan
perbaikan dari segi kemasan.
Rencana ke depan yang akan kami lakukan selaku kelompok Kuliah Kerja Nyata
Dukuh Pakis adalah dengan terus memanfaatkan media sosial sebagai tonggak utama
proses pemasaran. Selanjutnya, pemasangan banner dan x banner di rumah produksi
harus dilakukan untuk memberitahu warga sekitar dan masyarakat yang melewati daerah
rumah produksi agar informasi tersampaikan secara langsung dan diketahui warga
sekitar. Lalu, menginformasikan kepada pemilik UMKM untuk mengadvokasikan kepada
Dinas Perdagangan ketika ada event menjadi sangat penting untuk mengentas masalah
dalam grass root ini dengan mengusulkan adanya bazar UMKM yang rutin diadakan
setiap bulan dan bukan hanya pelatihan saja sebagaimana yang telah dilaksanakan oleh
Pemerintah Kota Surabaya.
Langkah selanjutnya, menjadikan balai kelurahan sebagai tempat pengenalan dan
penjualan produk dengan menempatkan rak makanan yang dijaga oleh perwakilan
UMKM secara bergantian mengingat segala aktivitas pelayanan masyarakat selalu
bermula dari keluarahan atau desa dan akan banyak warga yang datang. Dengan hal
tersebut, maka warga kelurahan akan mengetahui bahwa dalam kelurahan Dukuh Pakis
terdapat UMKM yang dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Itulah beberapa rencana dan solusi yang kami ajukan untuk menyelasaikan
permasalahan UMKM ini.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa keadaan usaha yang dijalankan pemilik UMKM Vang
Production ini memiliki beberapa kendala, diantaranya cara pemasaran produk yang
kurang maksimal, seperti pemasaran secara door to door, dijual secara eceran, dalam hal
produksi, pemilik UMKM memproduksi jika ada pesanan saja. Selain itu rendahnya
kreativitas dalam pengembangan produk yaitu desain kemasan yang kurang menarik.
Beberapa kendala diatas mempengaruhi pendapatan pemilik UMKM dan tidak bisa
memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga pemilik UMKM mencari pekerjaan tetap
lainnya, dan menjadikan usaha yang dijalankannya menjadi pekerjaan sampingan.
SARAN
Solusi yang kami berikan untuk membantu pemilik UMKM dalam beberapa
aspek permasalahan diantaranya, pada aspek cara pemasaran yaitu dengan memanfaatkan
media sosial berupa instagram sebagai salah satu cara untuk memperluas pasar dan
mempromosikan produk hasil UMKM Vang Production, membantu pemilik UMKM
memasarkan hasil produk di acara CFD, memfasilitasi pemilik UMKM dengan
memberikan x-banner yang berisi informasi produk sehingga apabila ada event UMKM
x-banner tersebut dapat menarik calon pembeli serta memberikan informasi produk,
menyarankan pemilik untuk aktif ikut serta dalam kegiatan pameran UMKM. Dalam
aspek produksi yaitu menyarankan pemilik UMKM untuk tetap melanjutkan usahanya
dengan merekrut SDM lain, sehingga pekerjaan tetap dan UMKM berjalan keduanya.
Selain itu dalam aspek kreativitas produk, kami menyarankan desain kemasan yang
menarik sehingga dapat menarik pembeli dan selanjutnya diharapkan meningkatkan
omset penjualan produk UMKM Vang Production.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis dan peserta Kuliah Kerja Nyata mengucapkan terima kasih kepada
Pemerintah Kota Surabaya dan Lembaga Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat
Universitas Airlangga atas dukungan penuh selama menjalankan KKN. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada ibu Evi Yuli Anggraeni yang turut mendukung kegiatan
yang telah kami jalankan.
DAFTAR PUSTAKA
Angipora, Marius. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi Kedua. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta. Dharmesta dan Irawan. 2001. Manajemen Pemasaran Modern. Edisi
Kedua. Liberty. Yogyakarta. Kotler, Philip. 1993. Manajemen Pemasaran Analisis
Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. PT Prenhallindo. Jakarta.