Anda di halaman 1dari 18

TUGAS RISET PEMASARAN

Disusun Oleh
Siska Wahyu Lestari NIM 180070600011009
Habsari Yusrindra Siwi NIM 180070600011011
Diana Aulia Rahmawati NIM 180070600011006

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan saling menciptakan
sebuah penawaran dan saling bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Dalam proses
ini kedua belah pihak saling diuntungkan karena terjadi sebuah kesepakatan. Manajemen
pemasaran merupakan suatu proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan,
pemberian harga, promosi, dan distribusi dari barang-barang maupun jasa dan gagasan
untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi kebutuhan,
tujuan pelanggan dan suatu organisasi yang dimana manajemen pemasaran mempunyai
tugas yaitu mempengaruhi tingkat, waktu dan komposisi permintaan untuk
membantuperusahaan mencapai sasarannya.
Didalam pemasaran produk tidak selamanya akan berjalan dengan lancar sesuai
keinginan perusahaan. Permasalahan produk meliputi banyak aspek seperti kualitas produk
(bentuk, rasa, warna, tekstur, aroma, kenampakan), harga, kemasan, ukuran produk dan
ukuran kemasan, kemudahan penggunaan/mengkonsumsi dan sebagainya, dimana
berbagai permasalahan tersebut tidak akan dapat diselesaikan secara sendiri oleh
perusahaan namun perlu bantuan konsumen terutama konsumen eksternal. Oleh karena itu
untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk diperlukan
suatu penelitian yang dinamakan riset pemasaran.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan Jurnal


A. Jurnal 1

1. Produk dan Alasan Dibalik Riset Produk


Fenomena globalisasi yang berdampak pada meluasnya lingkup kegiatan bisnis yang
semakin bersifat global menuntut perusahaan untuk bersaing melakukan kegiatan
pemasaran dengan sebaik-baiknya. Seiring berlangsungnya kegiatan bisnis di dalam pasar
global, banyak perusahaan asing yang kini telah memasarkan produknya di Indonesia.
Produk asing yang dipasarkan di Indonesia menjadi kompetitor bagi produk lokal yang
diproduksi oleh perusahaan- perusahaan di dalam negeri. Salah satunya adalah yang terjadi
pada industri kosmetik di Indonesia. Berdasarkan data Kementrian Perindustrian,
pertumbuhan kosmetik lokal Indonesia kalah besar jika dibandingkan dengan kosmetik
impor dan kosmetik merek global. Di Indonesia Pada tahun 2012, penjualan kosmetik
impor mencapai Rp 2,44 triliun atau naik 30 persen daripada 2011 sebesar Rp 1,87 triliun.
Tingginya permintaan konsumen lokal bagi produk premium atau bermerek global atau
internasional menjadi salah satu pendorongnya.
Peneliti membandingkan dua produk dengan merek yang berbeda, yakni merek global
dan merek lokal, Maybelline dengan Wardah, yang saling bersaing di pasar yang sama
yakni di Indonesia untuk melihat dampak dari penerapan strategi bauran pemasaran
(seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai
tujuan pemasaran dalam memenuhi target pasarnya) global (standardisasi/ adaptasi)
terhadap keputusan pembelian. Peneliti memilih produk Maybelline karena merupakan
produk make up merek global yang masuk kedalam 5 Most Desired Cosmetics Brand di
Asia yang juga telah memasuki pasar Indonesia. Sedangkan, Wardah merupakan produk
make up yang menduduki posisi Top Brand di Indonesia.

2. Pihak yang Terkait


Pihak yang terkait dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Universitas Brawijaya S1
angkatan 2012-2014 yang menggunakan salah satu merek produk make up, yakni
Maybelline atau Wardah.

3. Kerangka Masalah Riset

Globalisasi

Pemasaran Kosmetik

Pemasaran Global Pemasaran Domestik

Kosmetik Maybelline Kosmetik Wardah

Strategi bauran pemasaran

- 4P ( Products, Price, Place,


Promotion)
- Standardisasi / adaptasi

Keputusan pembelian produk pada konsumen


4. Metode Riset
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian explanatory
research (bersifat penjelasan dan bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis guna
memperkuat atau bahkan menolak teori atau hipotesis hasil penelitian yang sudah ada)
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah deskriptif, regresi dan komparatif. Metode yang digunakan adalah metode
survey, yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan sederhana
tentang produk/jasa yang akan dilakukan riset. Pemilihan responden biasanya dilakukan
secara acak dan berdasarkan kesukarelaan. Metode pengumpulan data yang dilakukan
peneliti adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner disebarkan secara online dalam
bentuk google docs. Link google docs disebarkan melalui media sosial. Jumlah kuesioner
yang kembali sebanyak 250 kuesioner namun yang sesuai dengan karakteristik populasi
hanya sebanyak 192, dengan rincian: 97 responden konsumen Maybelline, dan 95
responden konsumen Wardah.

5. Pemilihan Sampling dan Jumlah Sampling


Teknik sampling menggunakan Nonprobability Sampling (teknik yang digunakan
untuk pengambilan sampel yang tidak memberi kesempatan atau peluang yang sama bagi
setiap anggota populasi atau setiap unsur untuk dipilih menjadi sebuah sampel) yaitu
dengan pendekatan Purposive Sampling (salah satu teknik sampling non
random sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara
menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan
dapat menjawab permasalahan penelitian). Peneliti menggunakan rumus Lemeshow,
sebab jumlah populasi tidak diketahui.
n = Z2 x P (1-P)
d2
Keterangan:
n= Jumlah sampel
Z= Skor Z pada kepercayaan 95%= 1,96 (berdasarkan tabel distribusi nilai z)
P= Maksimal estimasi= 0,5
D= Sampling error 11%= 0,11
Dengan menggunakan rumus Lemeshow, sehingga diperoleh nilai n = 79,3 dan
dibulatkan menjadi 80. Artinya jumlah sampel minimum untuk masing-masing merek
adalah 80 responden atau total keseluruhan responden minimal adalah 160 responden.
Pada penelitian ini responden dideskripsikan berdasarkan usia, jenis kelamin, uang saku
perbulan, merek produk yang digunakan, lama waktu menggunakan produk, tingkat
frekuensi pembelian, dan jenis produk yang digunakan.

6. Hambatan dalam Riset


a. Peneliti harus memastikan bahwa sejumlah besar sampel memberikan respon (bebas
respon bias)
b. Sulitnya mengontrol responden dan perhitungan ganda responden sering menjadi
kelemahan survei melalui internet. Ada kemungkinan orang memanipulasi karkteristik
dirinya dalam menjawab survei melalui internet.

B. Jurnal 2
1. Produk dan Alasan Melakukan Riset Produk
PT. Bayer Indonesia memproduksi dan memasarkan berbagai produk farmasi (Obat
dengan resep dokter), produk nonresep dan produk untuk industri pertanian. Bayer
mengoperasikan dua pabrik di Indonesia yang merupakan bagian dari fasilitas supplay chain
fasilitas produksi bayer global. Sebagian besar produk dari kedua pabrik tersebut diekspor ke
negara-negara di seluruh dunia serta dipasarkan di Indonesia. Saat ini PT. Bayer Indonesia
(Obat dengan resep dokter) memiliki 2 (dua) departemen yaitu departemen Ethical dan
departemen Cusumer Care (produk non-resep). Adapun produk nifedipine gits yang masuk
dalam formularium di BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) yaitu Nifedipine 20mg
dengan pangsa pasar menguasai 35% ex : pada pasien usia lanjut (>65th) dan berat badan
dibawah normal, dan Nifedipine 30mg dengan pangsa pasar menguasai 65% ex : pada pasien
yang umurnya dibawah 65th.
PT. Bayer Indonesia adalah entitas bisnis yang mengambil peran dalam industri
kesehatan, sebagai Farmasi dengan segmentasi pasar di Rumah Sakit, Apotik dan instansi
pemerintah. Sehingga mau tidak mau PT. Bayer Indonesia memasukkan produknya di
formularium sistem BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). Mengingat semakin
bertambahnya waktu yang menyebabkan semakin bartambahnya jumlah pasien, diikuti dengan
meningkatnya jumlah perusahaan yang serupa sehingga menimbulkan persaingan antar sesama
perusahaan, mau tidak mau PT. Bayer Indonesia harus mengembangkan strategi pemasaran
obatnya untuk menjaga para pelanggannya (pasien) dengan cara meningkatkan kualitas
pelayanan, memperluas teknologi produk dan menentukan harga yang sesuai dengan keadaan
pasar.
Dalam mengatasi rendahnya tingkat kepuasan pelanggan, maka salah satu upaya yang
dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menerapkan strategi untuk meningkatkan kualitas
pelayanan. Mengingat tingkat persaingan terus meningkat, maka pihak perusahaan harus
meningkatkan kinerja perusahaan termasuk meningkatkan pelayanan, untuk membangun
hubungan jangka panjang dengan pelanggan atau calon pelanggan lain. Berkaitan dengan
pentingannya masalah pelayanan dan harga, maka hal ini perlu diperhatikan oleh PT. Bayer
Indonesia dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat dengan
perusahaan farmasi lainnya. Serta untuk lebih meningkatkan penjualan, maka perusahaan perlu
melakukan evaluasi mengenai kualitas pelayanan dan mengetahui harga yang diatur oleh
perusahaan. Melihat tantangan dan kenyataan dilapangan yang dihadapi perusahaan Bayer
Indonesia dalam menghadapi persaingan dunia bisnis, maka dilakukan penelitian pada
perusahaan PT. Bayer Indonesia dengan mangambil judul analisis strategi pengembangan
pemasaran obat nifedipine PT. Bayer indonesia pada sistem pelayanan BPJS.

2. Pihak yang Terlibat


Pihak internal PT. Bayer Indonesia yang melakukan audit internal dan eksternal untuk
menentukan analisa SWOT industri.

3. Kerangka Masalah

PT. Bayer Indonesia

Obat Nonresep Obat Resep Produk Pertanian


ex : Redoxon ex : nifedipine ex : Quantum
(racun semut)

Obat yang masuk dalam Kriteria pemilihan obat :


formularium BPJS, melakukan 1. Bermutu
penetapan jenis berdasarkan 2. Aman
kriteria pemilihan obat 3. Berkhasiat
4. Cost-effectiveness

Persaingan dengan
perusahaan farmasi lain
semakin ketat

Mengembangkan strategi pemasaran


dengan cara meningkatkan kualitas
pelayanan, produk dan harga sesuai
dengan keadaan pasar.

Menigkatkan hubungan
jangka panjang yang baik
dengan pelanggan atau calon
pelanggan lain

Jumlah penjualan
meningkat
4. Metode
Penelitian ini dilakukan di PT.Bayer Indonesia dengan menggunakan metode penelitian
desktriptif dengan melakukan observasi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
metode penelitian lapangan dan kepustakaan. Untuk menganalisis data dari lapangan,
digunakan metode desktriptif dengan menggunakan Analisis SWOT
(Strength,Weakness,Opportunity,Threat) melalui analisa EFAS (External Strategic Factor
Analysis Summary) dan IFAS(Internal Strategic Factor Analysis Summary). Strategi
Pemasaran yang dilakukan oleh PT. Bayer Indonesia adalah Strategi Agresif atau peluasan
untuk memaksimalkan kekuatan internal dan eksternal perusahaan dengan melakukan
pengembangan pasar, pengembangan produk, dan inovasi.

5. Hambatan
1. Memerlukan pertimbangan dan waktu yang cukup lama untuk menentukan kekuatan
dan kelemahan melalui faktor internal industri (IFAS) serta menentukan peluang dan
ancaman melalui faktor eksternal industri (EFAS)
2. Data untuk menentukan IFAS dan EFAS diperoleh secara subyektif, sehingga akan
meningkatkan resiko bias
C. Jurnal 3

1. Produk dan alasan dibalik riset produk tersebut


Pada tahun 2015 kosmetik Wardah ditetapkan sebagai kosmetik yang paling populer di
Indonesia dengan persentase yang cukup besar, yakni 37,8% dari 1183 responden di 20 kota,
dibandingkandengan pesaing yang paling dekat, yaitu hanya 10,1%. Wardah merupakan salah
satu merek kosmetik PT Paragon Technology and Innovation. Wardah terbilang cukup unik
karena merek tersebut merupakan salah satu merek kosmetik asli Indonesia yang 100% halal.
Market share kosmetik Wardah untuk jenis dekoratif sekitar 30% atau yang nomor
satu di Indonesia, sementara dari jenis skin care sebesar 10-15% atau yang nomor tiga di
Indonesia. Tingginya potensi pangsa pasar dan penghasilan menimbulkan adanya persaingan
pada industri kosmetik. Persaingan tersebut dapat timbul dikarenakan adanya kompetitor baru.
Saat ini, distribution centre kosmetik Wardah di Kota Surabaya ingin melakukan
peningkatan peforma penjualan dengan mengupayakan pengembangan strategi pemasaran.
Lebih lanjut, untuk membantu peningkatan penjualan produk wardah di toko-toko yang ada di
Surabaya, pihak distribution centre merasa perlu adanya inovasi dalam memasarkan produk
wardah secara aplikatif. Untuk itu, distribution centre kosmetik Wardah Kota Surabaya ingin
meningkatkan peforma dari strategi pemasaran dengan alternatif outsourcing. Akan tetapi,
perlu dilakukan penelitian lebih dalam mengenai ketepatan penggunaan strategi outsourcing
untuk kondisi yang telah ada. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan
justifikasi pemilihan strategi pemasaran yang tepat dari alternatif yang ada.
2. Pihak yang terlibat
Pihak yang terlibat adalah stakeholder distribution centre PT. Paragon Technology
Innovation dan akademisi
3. Kerangka masalah riset

PT. Paragon Technology


Innovation

Produk kosmetik wardah

Tingginya potensi pasar dan


penghasilan

Menimbulkan persaingan yang


kompetitif

Distributor centre kosmetik


wardah ingin melakukan
peningkatan performa penjualan

Strategi pemasaran outsourcing Strategi pemasaran in house

Justifikasi pemilihan strategi


pemasaran yang tepat
4. Metode Riset
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode studi lapangan yang
didapatkan dari mengamati objek secara langsung dengan wawancara dan studi pustaka
menggunakan media buku, jurnal. Untuk data lapangan menggunakan SWOT-AHP. SWOT
yang meliputi strength, weakness, opportunity dan threat. Kemudian faktor-faktor SWOT
tersebut perlu diidentifikasi besaran dampaknya terhadap tujuan perusahaan, yakni strategi
pemasaran. Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu metode yang dapat
menterjemahkan karakter kualitatif faktor-faktor SWOT menjadi karakter yang kuantitatif.
Dengan menggunakan metode SWOT-AHP setelah menentukan SWOT dari strategi
pemasaran kosmetik wardah lalu menggunakan AHP agar mengetahui strategi pemasan yang
paling efektif untuk dijalankan dan dapat meningkatkan penjualan.
5. Pemilihan sampling dan jumlah sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah expert sampling yang
merupakan salah satu contoh purposive sampling yang masuk dalam kategori non-probability
sampling. Dengan menggunakan teknik ini, maka memilih sampling berdasarkan pendapat
ahli dan dalam menentukan jumlah sampel sangat bergantung pada pendapat ahli yang
bersangkutan
6. Hambatan dalam riset
1. Periset kurang kompeten karena terdapat pernyataan yang kurang reliable yang
disebabkan periset tidak melampirkan data pendukung di dalam artikel penelitian
tersebut

2.2 Perbandingan
A. Metode Riset Pemasaran
1. Metode Observasi
a. Kelebihan
 Data diperoleh secara langsung dari objek penelitian
 Pencatatan informasi yang mendukung proses pengumpulan data dapat
dilakukan dengan segera setelah terjadi atau saat berlangsungnya kejadian
tersebut
b. Kekurangan
 Membutuhkan kurun waktu yang lama untuk mendapatkan hasil pengamatan
dari suatu kejadian
 Pengamatan berlangsung lama, karena tidak dapat dilakukan dalam kurun
waktu satu hari
 Hasil penelitian bersifat subjektif
2. Metode Survey
a. Kelebihan
 Relatif murah
 Hasil penelitian yang menggambarkan pada populasi skala besar
 Menjangkau lokasi terpencil dengan menggunakan surat, email atau telepon
 Menggambarkan hasil yang signifikan secara statistik bahkan ketika
menganalisis beberapa variabel
 Fleksibilitas tinggi
 Menggunakan suatu pertanyaan standar sehingga membuat pengukuran lebih
tepat
 Memiliki kemampuan tinggi dalam mengeliminasi subjektivitas penelitian
b. Kekurangan
 Standarisasi metodologi memaksa penelitian merancang pertanyaan standar
sehingga menghapus keunikan tiap responden
 Survey yang fleksibel membutuhkan desain administrasi yang stabil sepanjang
pengumpulan data
 Peneliti harus memastikan bahwa sejumlah besar sampel memberikan respon
 Sulit bagi rsponden untuk mengutarakan kebenaran tentang pertanyaan yang
kontroversial
Berdasarkan hasil penjabaran mengenai kelebihan dan kekurangan metode riset
pemsaran menggunakan metode obsevasi dan survey di atas, dapat dikatahui bahwa
metode yang paling baik digunakan adalah metode survey. Hal tersebut dikarenakan
hasil penelitian dapat mewakili dari keseluruhan populasi yang besar, menggambarkan
hasil yang signifikan secara statistik, dan memberikan hasil yang resiko
subjektivitasnya minimal.
B. METODE SURVEY
1. Kuisioner online
a. Kelebihan
 Biaya murah
Hal ini karena tidak memperlukan hardcopy seperti kertas kuisioner,
baik dalam pendistribusian maupun pengiriman data kembali.
 Akses data otomatis dan real time
Responden memasukkan data mereka dan saat itu juga secara otomatis
akan disimpan ke dalam software dalam bentuk data elektronik. Dengan
demikian analisis data menjadi lebih mudah dan efisien karena data
langsung tersedia.
 Waktu yang cepat
Pendistribusian kuisioner dan feed back data online dilakukan dengan
cepat. Hal ini tidak dapat dilakukan dengan menggunakan model survei
konvensional.
 Kenyamanan responden
Melalui survei online, responden dapat menjawab pertanyaan sesuai
dengan jadwal mereka sendiri, dengan cara mereka sendiri, dan bahkan
dapat mengisi survei pada satu waktu, berhenti dan melanjutkannya
kembali hingga selesai. Disamping itu, responden juga akan lebih terbuka
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi seperti:
pendidikan, pekerjaan, atau status ekonomi karena tidak bertemu secara
langsung dengan peneliti.
 Kejadian error minimal
Pertanyaan survei dapat diatur sedemikian rupa sehingga responden
tidak akan melewatkan pertanyaan yang harus dijawab. Terdapat
pengaturan jenis jawaban apakah termasuk pilihan tunggal, ganda, skala,
bahkan jawaban terbuka. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya,
karena program yang bekerja, sehingga kemungkinan terjadinya error
menjadi sangat rendah.

b. Kekurangan
 Keterbatasan jumlah sampel dan responden
Pada populasi tertentu mungkin hanya sedikit yang memiliki akses
internet dan atau merespon kuisioner online.
 Screening yang lemah
Pada survei dengan topik tertentu, memerlukan feedback dari responden
dengan kriteria tertentu pula. Misalnya: untuk menjawab tentang kepuasan
terhadap suatu produk tertentu, responden haruslah orang yang pernah
menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut. Pada survei
konvensional, tahapan screening ini bisa dilakukan secara langsung baik oleh
peneliti untuk memastikan bahwa responden memiliki kriteria seperti yang
telah ditentukan.
 Pelaku cheating
Cheating atau perilaku curang karena tidak melibatkan peneliti.
2. Kuisioner langsung (Konvensional)
a. Kelebihan
 Responden dapat bertanya kepada peneliti jika ada hal yang kurang
dipahami dalam kuisioner tersebut
 Menjangkau lokasi terpencil
 Screening yang kuat karena peneliti dapat memastikan secara langsung
bahwa responden memenuhi kriteria seperti yang telah ditentukan
b. Kekurangan
 Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan
yang terlewati tidak terjawab
 Kuisioner yang dikirim lewat pos pengembaliannya sangat rendah
 Waktu pengembaliannya tidak sama-sama, bahkan terkadang sada yang
terlalu lama mengembalikan sehingga terlambat
Berdasarkan penjelasan di atas tentang metode survei yang menggunakan kuisioner
online dan kuisioner langsung (konvensional) maka dapat diketahui bahwa metode yang paling
baik digunakan adalah metode kuisioner online. Hal tersebut dikarenakan data yang diperoleh
memiliki subjektivitas yang minimal karena tidak ada pengaruh dari peneliti.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdsarkan dari data yang telah dianalisis, dapat disimpulkan bahwa metode
riset pemasaran yang digunakan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Berdasarkan hasil penjabaran mengenai kelebihan dan kekurangan metode riset pemsaran
menggunakan metode obsevasi dan survey di atas, dapat dikatahui bahwa metode yang paling
baik digunakan adalah metode survey. Sedangkan, metode survey yang paling baik digunakan
adalah metode kuisioner online. Hal tersebut dikarenakan data yang diperoleh memiliki
subjektivitas yang minimal karena tidak ada pengaruh dari peneliti.
DAFTAR PUSTAKA

Dosen Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Pamulang. Analisis Strategi Pengembangan


Pemasaran Obat Nifedipine Gits PT. Bayer Indonesia (Pada Sistem Pelayanan BPJS).
EDUKA Jurnal Pendidikan, Hukum dan Bisnis, 2017, 2(4): 75-99.
Julianingtias, Y., Suharyono, dan Abdillah, Y. Analisis Perbandingan Merek Global dan Merek
Lokal terkait Bauran Pemasaran dan Pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian.
Jurnal Administrasi Bisnis, 2016, 37(2): 81-90.
Prakoso, A.B., Negoro, N.P., dan Persada, F.S. Analisis Strategi Pemasaran Produk Kosmetik
Wardah dengan Pendekatan SWOT-AHP (Analytic Hierarchy Process). Jurnal Sains dan
Seni ITS, 2017, 6(1): 68-72.

Anda mungkin juga menyukai