KEWIRAUSAHAAN
USAHA DAGANG PISANG KEJU KHAS BANYUMASAN
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
berjudul Usaha Dagang Pisang Keju Khas Banyumasan. Laporan praktikum ini
Demikian kata pengantar ini penulis buat, semoga bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
Pisang Keju khas Banyumasan merupakan salah satu usaha makanan yang
berlokasi di Jalan Banjarsari raya no 57. Usaha ini didirikan dan dipimpin oleh
Ibu Annisa. Ide awal Pisang Keju ini berawal dari inisiatif Ibu Annisa untuk
memunculkan inovasi makanan jenis gorengan. Bermodalkan uang dari tabungan
pribadi Ibu Annisa dan suami memberanikan diri untuk membuka usaha makanan
Pisang Keju khas Banyumasan. Pisang Keju mulai berdiri tahun 2013. Selama 2
tahun usaha ini dilaksanakan di Sumatera, tetapi karena kurang berkembang maka
Ibu Annisa mencoba peluang baru dengan pindah ke Semarang.
3.2. Manajemen Pemasaran
Produk makanan Pisang Keju khas Banyumasan yang diciptakan oleh Ibu
Annisa merupakan produk orisinil, memiliki rasa yang khas dan unik karena
pisang yang merupakan bahan baku dari produk ini didatangkan langsung dari
daerah Banyumas. Bahan baku dari daerah ini memiliki tekstur yang lebih lembut
dan rasa yang lebih manis dibandingkan pisang dari daerah lain. Dipadukan
dengan resep yang diracik sendiri oleh Ibu Annisa menciptakan inovasi produk
dengan rasa unik. Inovasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keputusan membeli. Hal ini sesuai dengan pendapat Agus (2013) yang
menyatakan bahwa inovasi produk merupakan pusat keberhasilan dari suatu
bisnis.
Setelah 2 tahun membuka usaha di Sumatera namun tidak berkembang,
Ibu Annisa mencari peluang dengan berpindah lokasi ke Semarang karena lebih
strategis dan ramai dekat kampus Undip Tembalang. Lokasi pertama usaha Pisang
Keju khas Banyumasan Ibu Annisa berada di Jalan Bulusan, namun dikarenakan
habis kontrak kemudian berpindah ke Jalan Banjarsari. Kedua lokasi yang
menjadi pilihan Ibu Annisa tersebut strategis karena dekat dengan konsumen yang
mayoritas mahasiswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Teguh (2010) yang
menyatakan bahwa lokasi usaha sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen
yang didapat, semakin dekat dengan pasar maka semakin tinggi minat pembeli
kaarena biaya transportasi untuk mendatangi lokasi usaha semakin kecil.
Promosi produk ini dilakukan secara langsung yaitu mulut ke mulut,
produk ini tidak memiliki akun media sosial khusus untuk mempromosikan
produk tetapi banyak konsumen yang mengeshare produk ini di akun mereka.
Sehingga secara tidak langsung produk tersebut banyak dikenal oleh masyarakat
khususnya kalangan mahasiswa. Cara promosi yang dilakukan oleh Ibu Annisa
kurang efektif, lebih baik Ibu Annisa memiliki akun sosial media sendiri untuk
memasarkan produknya agar dikenal masyarakat lebih luas dan meningkatkan
tingkat keputusan pembelian konsumen. Hal ini sesuai pendapat Agus (2013)
yang menyatakan bahwa promosi berfungsi sebagai alat komunikasi produsen dan
konsumen serta alat untuk mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian.
Salah satu komponen promosi adalah periklanan yang dapat melalui media sosial
Produk Pisang Keju khas Banyumasan milik Ibu Annisa dijual dalam
kemasan kotak dengan harga Rp 8000. Harga tersebut ditetapkan oleh Ibu Annisa
karena menyesuaikan dengan kondisi lingkungan yang mayoritas konsumennya
adalah para mahasiswa. Ibu Annisa berkomitmen untuk tetap mempertahankan
harga awal sebesar Rp 8000 meskipun harga bahan baku naik, ini dilakukan oleh
Ibu Annisa dengan tujuan untuk meningkatkan loyalitas konsumen dan
meningkatkan konsumen baru. Hal ini sesuai dengan pendapat Lupiyoadi (2006)
yang menyatakan bahwa penetapan harga bertahan merupakan usaha untuk tidak
melakukan tindakan-tindakan yang meningkatkan laba ketika perusahaan sedang
mengalami kondisi pasar yang sedang tidak menguntungkan. Usaha ini dilakukan
demi kelangsungan hidup perusahaan. Penetapan harga merupakan keputusan
kritis yang dapat menunjang keberhasilan suatu usaha.
Ibu Annisa juga memliki pandangan untuk memulai usaha lain untuk
jangka waktu tertentu namun untuk saat ini beliau masih ingin fokus untuk usaha
ini. Langkah selanjutnya untuk mengembangkan usaha ini adalah mencari izin
usaha agar bisa melakukan franchise. Permintaan untuk franchise mulai
berdatangan namun Ibu Anisa belum mampu menyanggupi hal tersebut karena
terkendala pada perizinan.
3.3. Tantangan Usaha
Usaha dagang Pisang Keju milik Ibu Annisa ini terdapat 11 karyawan, 7
karyawan berkerja di Jl. Banjarsari Raya no. 57, dan 4 karyawan bekerja di area
kampus UNNES. Usaha Pisang Keju ini buka setiap hari, dibuka mulai dari pukul
13.00 s/d pukul 00.00 WIB. Sehingga setiap karyawan mempunyai waktu jam
kerja selama 10 jam, dengan pergantian istirahat antar karyawan selama 1 jam.
Sesungguhnya jam kerja ini melampui ketentuan, karena maksimumnya kerja
adalah 7 jam per hari. Hal ini sesuai dengan pendapat NOSC (2007) yang
mendefinisikan bahwa shift kerja merupakan jadwal kerja yang berada diluar jam
kerja normal yang dimulai dari sekitar pukul 07.00 sampai pukul 18.00 dengan
lamanya jam kerja untuk seorang pekerja 7 - 8 jam dalam setiap shiftnya. Apabila
mlampaui batas jam kerja maka akan menyebabkan kelelahan atau gangguan
kesehatan tubuh. Setiap karyawan mempunyai kesempatan satu hari libur per
bulan. Ibu Annisa sebagai pemilik usaha Pisang Keju ini merekrut karyawan
dengan cara mulut ke mulut, bahkan kebanyakan karyawan itu saudara dan
tetangganya sendiri yang berasal dari daerah Banyumas. Membuka lapangan kerja
merupakan salah satu cara untuk memberdayakan masyarakat demi pembangunan
ekonomi. Hal ini sesuai dengan pendapat Muchtar (2007) yang menyatakan
bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan strategi pembangunan, dalam
perspektif pembangunan disadari bahwa betapa penting kapasitas manusia dalam
upaya meningkatkan kemandirian dan kekuatan internal atas sumber daya materi
dan material.
Terdapat pendelegasian wewenang usaha pisang keju, yang didelegasikan
kepada saudara Ibu Annisa sendiri baik yang di Jl. Banjarsari Raya no. 57 maupun
cabangnya yang berada di area kampus UNNES. Pendelegasian wewenang dalam
usaha Pisang Keju ini dilakukan agar Ibu Annisa bisa lebih mudah untuk
mengkoordinir kedua tempat usahanya dengan memberikan tanggungjawab pada
bawahannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Soegoto (2013) yang menyatakan
bahwa mendelegasikan merupakan memberi tanggungjawab sepenuhnya kepada
bawahan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan meminta pertanggung jawaban
dari pelaksaan pekerjaan. Struktur organisasi karyawan usaha pisang keju ini
terdiri dari ketua dan karyawan. Ketua bertugas untuk mengkoordinir jalannya
usaha baik dari awal memperoleh faktor produksi sampai pengaturan keuangan
berjalan. Pembagian tugas karyawan usaha dagang pisang keju di Jl. Banjarsari
Raya no. 57 ada satu karyawan yang bertugas mempersiapkan gerobak, satu
karyawan bagian membuat adonan dan bagian menyisir pisang, dua karyawan
bagian menggoreng, dua karyawan bagian mengemas, dan satu karyawan bagian
depan yang melayani konsumen. Setiap karyawan mendapat kompensasi dari Ibu
Annisa yaitu tempat tinggal di Semarang, uang makan karyawan laki-laki Rp
40.000,00 per hari dan perempuan Rp 30.000,00 per hari, dan mendapat uang
transport dari Banyumas menuju Semarang maupun sebaliknya. Upah gaji laki-
laki sebesar Rp 1.500.000,00 per bulan dan perempuan yang baru masuk kerja Rp
1.000.000,00 per bulan, sedang untuk karyawan perempuan yang senior
memperoleh gaji sebesar Rp 1.300.000,00 per bulan.
Cara Ibu Annisa me-manage karyawan agar tercipta suasana kerja yang
harmonis yaitu dengan cara kekeluargaan, menganggap semua karyawan sebagai
anak sendiri. Sehingga bisa lebih akrab satu sama lain, bisa saling terbuka, dengan
kebaikan Ibu Annisa kepada karyawan juga bisa meningkatkan sikap kejujuran
karyawannya. Cara Ibu Annisa memimpin karyawan agar mereka taat yaitu
dengan memberikan peraturan bahwa setiap karyawan harus jujur dan
bertanggungjawab, setiap karyawan harus bisa me-manage waktu dengan baik,
menegur apabila melakukan kesalahan, memberikan kesempatan kepada
karyawan di awal untuk jujur apabila mereka tidak nyaman bekerja disini.
BAB IV
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Kuesioner
b. Karyawan