24185650A 01 Permasalahan Kasus Permasalaahan pada kasus yaitu dilihat dari pemeriksaan Bawasda Pemerintah Propinsi bulan Juni 2017 ditemukan obat rusak dan kadaluwarsa senilai Rp. 82.210.626,00. Adanya penumpukan sejumlah obat, obat yang tidak diresepkan tinggi dan stock out tinggi. Waktu pengadaan obat cukup lama (1-3 bulan), frekuensi pengadaan obat kecil (1-2) kali setahun, prosedur pengadaan melalui beberapa tahapan yang baku. Hal tersebut mengakibatkan penumpukan obat yang tinggi (tahun 2015; 2016; 2017 nilainya 54%; 46%; 30%), obat tidak diresepkan tinggi (tahun 2015; 2016; 2017 nilainya 29,01%; 26,02 %; 16,59%), stock out obat lama (15-276 hari), obat rusak/ kadaluarsa tinggi (tahun 2015; 2016; 2017 nilainya 21,81%; 28,02%; 26,69%), dan nilai TOR setiap tahun rendah (tahun 2015; 2016; 2017 nilainya 3,44; 3,71; 3,88). Solusi Proses seleksi perlu memperhatikan obat yang akan dilakukan perencanaan seperti, jenis obat yang mau dipilih harus seminimal mungkin dan menghindari kesamaan obat agar tidak terjadinya over stock atau stok yang berlebihan. Pembelian obat se-efektif mungkin sehingga dapat mengurangi tingkat stock out obat Memilih obat berdasarkan formularium rumah sakit agar obat mudah dikenali, menguntungkan, dan kalau bisa obat prduksi local agar pengiriman cepat dan penyimpanan pengiriman terjamin. Dalam perencanaan dan pengadaan, melihat data obat tahun sebelumnya sehingga tidak terjadinya penyetokan obat yang sama dalam jumlah yang besar. Melakukan pengadaan obat yang sekiranya benar-benar dibutuhkan saja sehingga tidak mubazir Meletakkan obat yang tingkat kadaluarsanya rcepat didepan obat yang kadaluarsanya lebih lama sehingga meminimalisir banyaknya stok obat yang tidak digunakan yang menyebabkan kadaluarsa. Melakukan evaluasi untuk mengetahui apakah strategi yang digunakan benar-benar berjalan atau tidak. 02 Metode apakah digunakan Metode perencanaan yang digunakan yaitu metode konsumsi, dikarenakan Rumah Sakit A menggunakan data obat sebelumnya sebagai acuan pertimbangan perencaanan obat selanjutnya. Tujuan 03 Perencanaan Tujuan melakukan perencanaan yaitu untuk menghindari kekosongan obat berdasarkan data konsumsi, epidemiologi dan kombinasi keduanya. Selain itu untuk menentukan jumlah periode pengadaan, pemilihan obat yang effisien, tepat jenis, tepat jumlah dan tepat waktu. 04 Metode Yang Cocok Metode yang tepat dalam pengadaaan barang sesuai kasus tersebut yaitu pelelangan sederhana. Berdasarkan Perpres No 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Pasal 1 ayat 25 berbunyi “Pelelangan Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).” Pada kasus tersebut pengadaan untuk tahun 2018 yang dilakukan merupakan pengadaan obat tambahan dari perencanaan sebelumnya dengan total pengadaan sekitar Rp. 89.459.000,00 (delapan puluh sembilan empat ratus lima puluh sembilan juta rupiah) sehingga memenuhi syarat dari pelelangan sederhana (paling tinggi dua ratus juta rupiah) 05 Keuntungan metode pelelangan sederhana yaitu : Pengadaan barang dapat dilakukan paling tinggi dua ratus juta rupiah (Perpres No 54 Tahun 2010, Pasal 37 Ayat 1 Point a) sehingga dengan harga <200 juta rupiah dapat melakukan pengadaan barang.
Pelelangan Sederhana diumumkan sekurang-kurangnya di website K/L/D/I, dan
papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya (Perpres No 54 Tahun 2010, Pasal 37 Ayat 3) sehingga dengan mudah serta banyak pilihan untuk menemukan penyedia barang yang sesuai dengan keinginan TERIMA KASIH