Anda di halaman 1dari 46

Yogi Khoirul Abror, S.Tr.

AK
STIKES NGUDIA HUSADA
MADURA
Serologi
• Suatu ilmu yang mempelajari cara
mendeteksi suatu infeksi di dalam serum
pasien, misalnya adanya antibodi (Ab)
spesifik terhadap mikroba tertentu

• Dahulu serologi hanya untuk mendeteksi


adanya penyakit infeksi, tetapi sekarang
penyakit non-infeksi juga dapat dideteksi
secara serologi, misalnya penyakit otoimun
(ANA, Anti-DNA)
• Uji serologi didasarkan atas ikatan spesifik
antara antigen (Ag) dan antibodi (Ab)

 Ag yang telah diketahui akan


bereaksi/berikatan dengan Ab yang
belum diketahui di dalam serum

 Sebaliknya Ab yang telah diketahui dapat


digunakan untuk mendeteksi Ag dalam
serum pasien
• Reaksi Ag-Ab dapat diamati atas terbentuknya
presipitasi, aglutinasi atau dengan bantuan label
tertentu, misalnya label radioaktif, label enzims,
bahan kimia berfluorescen dll
Antibodi / Antigen yang terdeteksi dapat
bersifat:
- Kualitatif: pos. /neg.  adanya perubahan fisik
dari bahan pemeriksaan. (+/-)
- Semi kuantitatif ; ditentukan dengan pengenceran

serum secara progresif  Titer (1/10, 1/100, 1/640)


- Kuantitatif ; ditentukan dengan menggunakan
beberapa sera baku  kurva baku. Akurasi dicek
dengan serum kontrol. (100 pg/mL, 2 μL/mL)
IMUNOASAI

KADAR
KADARBAHAN
BAHAN

RENDAH ( ng/ml, pg/ml ) TINGGI (mg/ml,ug/ml)

Hasil reaksi tak tampak Hasil reaksi DAPAT


DILIHAT

FAKTOR PENGUAT (LABEL)
Presipitasi/RID

UJI AGLUTINASI
I RIA EIA ICA
F
Homogen Heterogen
= ELISA
JENIS IMUNOASAI
Ada 2 jenis imunoasai.
I. IMUNOASAI TAK BERLABEL
II. IMUNOASAI BERLABEL

I. IMUNOASAI TAK BERLABEL


 UJI PRESIPTASI
 UJI AGLUTINASI
 UJI FIKSASI KOMPLEMEN
 UJI NETRALISASI TOKSIN
Imunoasai tak berlabel
Uji Presipitasi
• Presipitasi adalah salah satu metode yang paling sederhana untuk mendeteksi
adanya reaksi antigen-antibodi, karena sebagian besar antigen adalah multivalen
sehingga memiliki kemampuan untuk membentuk agregat jika ditambahkan suatu
antibodi yang sesuai

• Pada prinsipnya reaksi presipitasi adalah reaksi antara antigen (larut) dengan
antibodi (pasti larut), menghasilkan suatu agregat yang terlihat dengan mata
telanjang
UJI PRESIPITASI

Ag yang
larut Antibodi

Presipitasi adalah bila Ag + Ab dalam


bentuk larutan menghasilkan suatu
agregasi yang terlihat dengan mata PRESIPITASI
Ag.

Inkubasi

Serum dengan Ab Presipitasi

Uji presipitasi tabung


Reaksi Presipitasi

• Interaksi antara antigen larut dengan


antibodi IgG atau IgM dan
mengakibatkan terjadinya reaksi
presipitasi

• Reaksi presipitasi adalah suatu reaksi


yang menghasilkan pembentukan
“lattice” (presipitat / agregat)
• The precipitin ring test is
performed in a small tube.
Kuantitas presipitat dapat diukur dengan berbagai
metode

• Metode tebaran cahaya (light scattering)

• Teknik imunodifusi pasif

• Teknik elektroforetik
Light Scattering
• Berdasarkan peralatan yang digunakan,
metode tebaran cahaya dibagi menjadi:

Turbidimetri
Nefelometri
Turbidimetri (turbidimetry)
• Turbidimetri adalah cara pengukuran suatu
kekeruhan (turbidity / cloudiness) di dalam
larutan. Kompleks antigen-antibodi dalam
bentuk presipitat/endapan dapat menimbulkan
kekeruhan

• Larutan yang dimaksud dapat berupa partikel


padat dalam air (suspensi) atau partikel koloid
dalam air (koloidal)
• Kedua partikel tersebut bila terkena
cahaya, dapat mengabsorbsi atau
menebar (scattered) cahaya tersebut

• Apabila cahaya dilewatkan melalui


suatu larutan yang memiliki kekeruhan,
maka intensitas cahaya tersebut akan
berkurang karena refleksi, absorbsi
atau tebaran (scatter)
• Absorbsi cahaya oleh kekeruhan dapat
dideteksi menggunakan alat
turbidimeter atau spektrofotometer

• Oleh spektrofotometer dinyatakan


dalam unit absorben (absorbance units)

• Besarnya absorben sebanding dengan


banyaknya presipitat (kompleks
antigen-antibodi yang terbentuk)
Nefelometri
• Jika yang diukur adalah cahaya yang ditebar
atau dipantulkan pada suatu sudut tertentu,
metode tersebut dinamakan nefelometri

• Alat yang dipakai dinamakan nefelometer


TURBIDIMETRI
Kalau yang diukur
adalah cahaya yang
diteruskan
(ditransmisikan),
berarti sama dengan
mengukur cahaya
yang diabsorbsi
NEFELOMETRI

Kalau yang diukur


adalah cahaya yang
disebarkan/
dipantulkan pada
sudut pantul tertentu
(700)
• Nefelometri banyak diaplikasikan untuk
pengukuran secara kuantitatif imunoglobulin,
seperti: IgG, IgM, IgA dan IgE, termasuk juga
pengukuran rantai ringan antibodi kappa dan
lambda.

• Aplikasi yang lain untuk mengukur CRP (C-


reactive protein), komponen dari komplemen
dan beberapa faktor pembekuan darah

• Sekarang sudah banyak dilakukan otomatisasi


untuk metode nefelometri
Aglutinasi
• Berbeda dengan presipitasi, reaksi aglutinasi
adalah reaksi antara antigen yang tidak larut
dengan antibodi yang larut

• Dapat juga antigen yang bereaksi adalah


antigen larut, tetapi diikat oleh suatu
pembawa (carrier) yang tidak larut, misalnya:
sel darah merah, butiran latex dll
UJI AGLUTINASI
Ag. pada permukaan sel Aglutinasi
Ab.

Tak larut
+ -
Uji Aglutinasi Slide
Susp.
Ag

Inkubasi

Aglutinasi

Serum ( Ab )

Uji Aglutinasi tabung


Tipe Tes Aglutinasi
• Aglutinasi langsung (Direct agglutination)
• Aglutinasi pasif (Passive agglutination)
• Aglutinasi pasif terbalik (reverse passive
agglutination)
• Hambatan aglutinasi (agglutination inhibition)
• Ko-aglutinasi (coagglutination)
Aglutinasi langsung
(Direct agglutination)
• Antigen yang digunakan adalah antigen yang dalam
bentuk aslinya berupa partikel, misalnya suspensi
bakteri

• Contoh aglutinasi langsung: tes Widal untuk demam


tifoid. Antigen yang dipakai adalah suspensi dari
bakteri Salmonella enterica var typhosa yang telah
dimatikan

• Titer aglutinasi adalah pengenceran tertinggi dari


serum pasien yang masih memberikan reaksi
aglutinasi (+)
• Jika reaksi aglutinasi melibatkan sel
darah merah, dinamakan hemaglutinasi

• Contoh hemaglutinasi yang terkenal


adalah penentuan golongan darah ABO

• Kit Hemaglutinasi banyak digunakan


untuk mendeteksi antibodi anti-virus,
misalnya: hepatitis A, hepatitis B,
hepatitis C, HIV I dan II
Aglutinasi pasif
(Passive agglutination)

• Disebut juga sebagai aglutinasi tidak langsung


(indirect agglutination)

• Antigen dilekatkan pada suatu pembawa


(carrier) berupa partikel (partikel inert),
seperti: latex, gelatin, silikat dll., agar hasil
reaksi dapat terlihat dengan mata
• Aglutinasi pasif banyak digunakan
untuk pemeriksaan: faktor rhematoid,
antibodi anti-nuclear, antibodi
terhadap antigen streptococcus grup
A, antibodi terhadap Trichinella
spiralis dan terhadap Treponium
pallidum, antibodi terhadap berbagai
virus seperti: CMV, Rubella, Varicella-
zoster, HIV-1 dan HIV-2
Koaglutinasi
(Coagglutination)
• Sama seperti aglutinasi pasif, bedanya pada
partikel “inert” yang dipakai.

• Partikel “inert” memakai bakteria,


kebanyakan menggunakan Staphylococcus
aureus, karena memiliki protein di permukaan
luarnya yang dinamakan protein A yang
secara natural mampu mengadsorbsi Fc
(fragmen crystallizable) dari molekul antibodi
Fc portion dari molekul antibodi melekat pada protein A di permukaan
Staphylococcus aureus. Jika ditambahkan antigen (larut) dari pasien
akan membentuk aglutinasi
Metode ini banyak diaplikasikan untuk identifikasi antigen dari
Streptococci, Neisseria meningitidis, N. gonorrhoeae, Vibrio cholera
0139 dan Haemophylus influenzae
Aglutinasi pasif terbalik
(reverse passive agglutination)

• Yang dilekatkan pada partikel “carrier” adalah


antibodi (bukan antigen)

• Banyak digunakan untuk mendeteksi adanya


antigen dalam serum, urine maupun spinal
fluid
• Contoh kit: identifikasi cepat
terhadap antigen pada infeksi :
Streptococcus grup B,
Staphylococcus aureus, Neisseria
meningitidis, Haemophyllus
influenzae, rotavirus,
Cryptococcus neoformans, Vibrio
cholerae 01, Leptospira.
Hambatan aglutinasi
(agglutination inhibition)

• Reaksi hambatan aglutinasi didasarkan pada


kompetisi antara”particulate” dengan antigen
larut terhadap “combining site” antibodi yang
terbatas

• Reaksi jenis ini melibatkan hapten yang


membentuk kompleks dengan protein, yang
selanjutnya dilekatkan pada “carrier”
Reagen antibodi
ditambahkan pada
sampel pasien
Bila terdapat antigen,
akan membentuk
reaksi antigen-
antibodi
Bila partikel latex
yang dilapisi antigen
ditambahkan, maka
aglutinasi tidak
terjadi, berarti hasil
tes terdapat
Pada hasil tes negatif (serum pasien tidak positif
antigen), penambahan partikel latex yang dilapisi antigen
memberikan reaksi aglutinasi (+)
Aglutinasi dengan penambahan antiglobulin
(Antiglobulin-mediated agglutination)

• Tes antihuman globulin juga dikenal sebagai Coomb’s test

• Teknik ini bertujuan untuk mendeteksi antibodi “nonagglutinating” dengan cara


menambahkan ikatan dengan antibodi kedua

• Terdapat 2 macam tes: Direct antiglobulin test dan Indirect antiglobuln test
Tes antiglobulin langsung
(Direct antiglobulin test = DAT)
• Disebut “direct”, karena yang diuji adalah sel
darah merah yang langsung diambil dari
pasien

• Tes ini bertujuan untuk menentukan adanya


IgG yang melekat pada sel darah pasien,
terutama pasien penderita anemia hemolitik
otoimun, penyakit hemolitik pada bayi,
sensiitisasi sel darah merah oleh obat,
Antihuman globulin dicampurkan dengan sel darah merah
pasien yang telah dilapisi antibodi in vivo
Tes antiglobulin tidak langsung
(Indirect antiglobulin test = IAT)

• Dikenal sebagai indirect Coomb’s test

• Terdapat 2 tahap reaksi:


1) Sel darah merah (reagen) ditambah dengan
serum pasien (antibodi), diinkubasi 370C, dicuci
untuk menghilangkan antibodi yang tidak terikat
2) Antihuman globulin (IgG) ditambahkan, untuk
memperbesar (enhance) aglutinasi

Anda mungkin juga menyukai