Anda di halaman 1dari 8

Wulandari

2018.A.09.0785

KELOMPOK 3
Ayu Asari 2018.A.09.0751
Dewi Puspita Sari 2018.A.09.0754
Dian Anggraini 2018.A.09.0755
Elmi Puji Pangetu 2018.A.09.0756
Jumiati 2018.A.09.0761
Lely Wulan Puranamasari 2018.A.09.0763
Lulu Magdhalena 2018.A.09.0764
Rusma 2018.A.09.0774
Tanti Furnama Sari 2018.A.09.0779
Wulandari 2010.A.09.0785
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“PENANGANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA BERAT”

Topik : Asfiksia Berat


Sub Topik : 1. Pengertian Asfiksia
2. Penyebab Asfiksia
3. Tanda dan gejala Asfiksia
4. Penanganan pada bayi asfiksia
Sasaran : Mahasiswa
Hari/Tanggal : Rabu,10 Desember 2019
Jam : 09.30 WIB
Waktu :30 Menit
Penyuluhan : 10 menit
Tanya jawab : 15 menit
Penutup : 5 menit
 Pengertian Asfiksia
 Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan
teratur.
 Asfiksia Sedang
APGAR skor 4-6, pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung lebih dari  100X/menit,
tonus otot kurang baik, sianosis, reflek iritabilitas tidak ada.
 Asfiksia Berat
APGAR skor 0-3, pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi tonus otot buruk, sianosis berat, reflek
iritabilitas tidak ada.Pada asfiksia dengan henti jantung yaitu bunyi jantung fetus menghilang tidak
lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap atau bunyi menghilang post partum.
 Penyebab Asfiksia
a. Faktor ibu
Preeklampsia dan eklampsia
Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
Partus lama atau partus macet
Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan).
b. . Faktor Tali Pusat
Lilitan tali pusat
Tali pusat pendek
Simpul tali pusat
Prolapsus tali pusat
c. Faktor Bayi
Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
Kelainan bawaan (kongenital)
Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
 Gejala dan Tanda-tanda Asfiksia

 Tidak bernafas atau bernafas megap-megap


 Warna kulit kebiruan
 Kejang
 Penurunan kesadaran
 Diagnosis

1.Denyut jantung janin


 Peningkatan kecepatan denyut jantung umumnya tidak banyak artinya, akan tetapi apabila
frekuensi turun sampai ke bawah 100 kali per menit di luar his, dan lebih-lebih jika tidak
teratur, hal itu merupakan tanda bahaya
2. Mekonium dalam air ketuban
 Mekonium pada presentasi sungsang tidak ada artinya, akan tetapi pada presentasi kepala
mungkin menunjukkan gangguan oksigenisasi dan harus diwaspadai. Adanya mekonium dalam
air ketuban pada presentasi kepala dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan
bila hal itu dapat dilakukan dengan mudah.
3. Pemeriksaan pH darah janin
 Dengan menggunakan amnioskop yang dimasukkan lewat serviks dibuat sayatan kecil pada
kulit kepala janin, dan diambil contoh darah janin. Darah ini diperiksa pH-nya. Adanya
asidosis menyebabkan turunnya pH. Apabila pH itu turun sampai di bawah 7,2 hal itu
dianggap sebagai tanda bahaya gawat janin mungkin disertai asfiksia.
 Penanganan Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

 Memastikan saluran terbuka


– Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu diganjal 2-3 cm.
– Menghisap mulut, hidung dan kadang trachea.
– Bila perlu masukkan pipa endo trachel (pipa ET) untuk memastikan saluran pernafasan
terbuka. 
 Memulai pernafasan
– Memakai rangsangan taksil untuk memulai pernafasan
– Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa ETdan balon atau mulut ke
mulut (hindari paparan infeksi).
 Mempertahankan sirkulasi
– Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara
– Kompresi dada.
– Pengobatan
KESIMPULAN

 Penanganan bayi baru lahir dengan asfiksia berat yaitu kebutuhan O2 -> O2
terpasang, mencegah hipotermi à  meletakkan bayi pada inkubator,
memberikan antibiotik à  Cefotaxime telah diberikan secara I.V.
 Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada bayi dengan asfiksia berat maka
dapat diambil kesimpulan bahwa bayi dengan asfiksia berat harus ditangani
dengan sebaik-baiknya agar terhindar dari apnoe atau kematian.

Anda mungkin juga menyukai