Anda di halaman 1dari 14

a

b Hubungan Anemia dan


Transfusi Darah
c Terhadap Respons
Kemoradiasi pada
Karsinoma Serviks
d Uteri Stadium IIB-IIIB

Kelompok 19
e
Disususn Oleh:
Elsa Sintia
(KHGC18017)
Kasus Pengantar
Selama 6 bulan didapatkan 60 pasien, 74,19% dengan gambaran
histologi sel skuamosa dan 75,81% stadium III B. Toksisitas
hematologi yaitu anemia terjadi pada 45,97% orang, leukopenia
32,27% dan trombositopenia 13,70%. Transfusi darah diberikan
pada 52 (86,67%) orang, 44 orang (73,33%) satu macam dan 8
orang (26,67%) mendapatkan ≥ 2 macam transfusi darah. Respon
komplet / remisi terjadi pada 26 orang (43,3%). Anemia tidak
berhubungan dengan respon komplet, baik anemia sebelum
kemoradiasi (OR 2,38 ; 95% CI 0,71-8,15; p=0,116) maupun
anemia selama kemoradiasi (OR 2,63 ; 95% CI 0,63-11,66;
p=0,136).
Latar belakang

Karsinoma serviks uteri (KSU) merupakan keganasan kedua


terbanyak pada wanita di seluruh dunia. Radiasi dan kemoterapi
yang diberikan secara bersama sama akan memberikan efek
supradiktif dalam membunuh sel kanker, tetapi dapat mengakibatkan
berbagai efek antara lain anemia, leukopenia dan trombositopenia.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek anemia dan
toksisitas hematologi terhadap respon terapi kemoradiasi lengkap
pada karsinoma serviks uteri stadium IIB–IIIB.
Kenapa Akibat Kemoradiasi Menjadi Anemia?
Kemoterapi bekerja membunuh dengan cepat sel-
sel yang membelah. Sel ini termasuk sel kanker
yang terus membelah membentuk sel yang baru
serta sel sehat yang pembelahannya cepat seperti
pada sel tulang, saluran pencernaan, sistem
reproduksi dan folikel rambut. Kemoterapi dapat
mengakibatkan berbagai efek antara lain anemia,
leukopenia dan trombositopenia
- Kadar hemoglobin pasa wanita dewasa 12.0 g\dl
dan pada pria dewasa sebesar 13,o g\dl (WHO,
2010)
- Penderita anemia dengan kadar hemoglobin <8,0
g\dl dianjurkan melakukan transfusi darah
- PRC mampu meningkatkan kadar Hb
- Berapa kantung darah yang dapar meningkatkan
kadar Hb pada kasus tersebut?
Abstrak

Karsinoma serviks uteri (KSU) merupakan keganasan kedua


terbanyak pada wanita di seluruh dunia. Radiasi dan kemoterapi
yang diberikan secara bersama sama akan memberikan efek
supradiktif dalam membunuh sel kanker, tetapi dapat mengakibatkan
berbagai efek antara lain anemia, leukopenia dan trombositopenia.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek anemia dan
toksisitas hematologi terhadap respon terapi kemoradiasi lengkap
pada karsinoma serviks uteri stadium IIB–IIIB.
Tahun Judul Pengarang Tujuan Metode Hasil
Penelitian
2012 Hubungan M. Saiful Mengetahui Penelitian kohort Selama 6 bulan didapatkan 60
Anemia dan Hadi, T. Analisis Artikel 1
nTransfusi prospektif dilakukan di pasien, 74,19% dengan gambaran
Transfusi Mirza darah bangsal Obstetri histologi sel skuamosa dan 75,81%
Darah terhadap Iskandar mampu Ginekologi RSUP Dr. stadium III B. Toksisitas hematologi
Respons mengatasi Kariadi pada bulan yaitu anemia terjadi pada 45,97%
Kemoradiasi toksisitas Agustus 2010 Januari orang, leukopenia 32,27% dan
pada hematologi 2011. Kriteria inklusi trombositopenia 13,70%. Transfusi
Karsinoma selama adalah pasien KSU darah diberikan pada 52 (86,67%)
Serviks Uteri terapi stadium IIB–IIIB yang orang, 44 orang (73,33%) satu
Stadium IIb – kemoradiasi mendapatkan terapi macam dan 8 orang (26,67%)
IIIb kemoradiasi. mendapatkan ≥ 2 macam transfusi
Pemeriksaan darah. Respon komplet / remisi
laboratorium dilakukan terjadi pada 26 orang (43,3%).
setiap 5 kali radiasi Anemia tidak berhubungan dengan
sebelum brakhiterapi. respon komplet, baik anemia
Respons terapi sebelum kemoradiasi (OR 2,38 ;
dievaluasi selama 3 95% CI 0,71-8,15; p=0,116)
bulan setelah maupun anemia selama kemoradiasi
kemoradiasi. (OR 2,63 ; 95% CI 0,63-11,66;
p=0,136).
Tahun JUdul Pengarang Tujuan Penelitian Metode Hasil

2015 HUBUNG Ayu Menganalisis Penelitian crossectional yang Berdasarkan hasil uji Rank
AN Nurjanah*, hubungan dilakukan pada 42 pasien Spearman, tidak terdapat
JUMLAH
FRAKSI
Etika Ratna
Noer*, Niken Analisis Artikel 1
antara jumlah
fraksi
kanker serviks yang
menerima radioterapi di
hubungan antara jumlah fraksi
radioterapi, stadium kanker,
RADIOTE Puruhita*, radioterapi RSUP dr Kariadi. Data kadar kejadian penyakit kronis lainnya,
RAPI Ahmad dengan kadar Hb, jumlah fraksi, dan asupan makanan (protein, besi,
DENGAN Syauqy* Hb pada variabel perancu meliputi seng, tembaga, vitamin B6, asam
KADAR   pasien kanker stadium kanker, kejadian folat, vitamin B12, vitamin C,
HEMOGL serviks. perdarahan dan kejadian dan vitamin A) dengan kadar Hb
OBIN (HB) penyakit kronis lainnya (p>0.05). Namun, terdapat
PASIEN didapatkan melaluui rekam korelasi negatif dan signifikan
KANKER medis. Asupan makanan antara kejadian perdarahan
SERVIKS subjek yang juga merupakan dengan kadar Hb (p<0.05).
DI RSUP variabel perancu (protein, zat
DR besi, seng, tembaga, vitamin
KARIADI B6, asam folat, vitamin B1,
vitamin C dan Vitamin A)
didapatkan dengan semi
quantitative food frequency
questioner.
 
Tahun Judul Pengarang Tujuan Metode Hasil
penelitian
2016 Latar Belakang Yetty Movieta Mengetahui Penelitian Terdapat peningkatan rerata
Penyakit pada Nency, Dana hubungan retrospeksti utilisasi darah 5678 unit darah per
Penggunaan Sumanti antara latar f tahun. Terdapat peningkatan
Transfusi belakang penggunaan selama 3 tahun
Komponen penyakit terakhir, secara berurutan adalah
Darah pada dengan 3751, 6496, dan 6787 unit darah
Anak penggunaan (p<0,001)
transfusi Pasien leukemia merupakan
komponen pengguna komponen darah
darah terbanyak dengan rerata pemakaian
per tahun 2098 unit, diikuti oleh
sepsis 893 unit, dan thalassemia
568 unit. Rasio kebutuhan PRC
terbanyak untuk kasus penyakit
jantung (2,23) diikuti penyakit
ginjal (2,25) dan thalassemia (1,7).
Untuk penggunaan TC, terbanyak
berturut-turut adalah ITP (14,70
unit), anemia aplastik (9,8 unit),
dan leukemia (6 unit). Terdapat
hubungan antara diagnosis
penyakit dengan penggunaan
transfusi komponen PRC, TC, dan
plasma (p<0,001)
Indikasi Pemberian Transfusi

pemberian transfusi darah pada apabila terdapat indikasi terjadi


perdarahan akut dengan gangguan hemodinamik, pasien dengan
Hb < 7 g/dL dan tidak memungkinkan pemberian EPO, transfusi
darah juga dapat diberikan pada pasien dengan defisiensi besi
ketika preparat besi IV/IM belum
target Hb pada transfusi darah adalah 7 sampai 9 g/dL.
Pemberian transfusi yang melebihi target hingga 10 sampai 12
g/dL tidak direkomendasikan karena tidak terbukti (Ismatulloh,
2014)
whole blood
disediakan hanya untuk transfusi pada perdarahan masif.
Whole blood biasa diberikan untuk perdarahan akut, shock hipovolemik serta bedah
mayor dengan perdarahan lebih dari 1500 ml.
Whole blood akan meningkatkan kapasitas pengangkutan oksigen dan peningkatan
volume darah.
Transfusi satu unit whole blood akan meningkatkan hemoglobin 1 g/dl (Astuti dan
Laksono 2013, p.9).
Menurut Sudoyo, dkk (2006, p.685) indikasi pemberian darah lengkap untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah dan volum plasma dalam waktu yang
bersamaan, misalnya pada perdarahan aktif dengan kehilangan darah lebih dari 25 –
30% volume darah total.
Tetapi pemberian darah lengkap pada keadaan tersebut tidak menjadi pilihan utama,
karena pemulihan segera volume darah pasien jauh lebih penting daripada
penggantian sel darah merah, sedangkan menyiapkan darah untuk transfusi
memerlukan waktu
PRC
PRC mengandung hemoglobin yang sama dengan whole blood, bedanya
adalah pada jumlah plasma, dimana PRC lebih sedikit mengandung plasma.
PRC biasa diberikan pada pasien dengan perdarahan lambat, pasien anemia
atau pada kelainan jantung (Astuti dan Laksono 2013, p.9).
Penelitian yang dilakukan oleh Nency & Sumanti (2011) PRC diberikan pada
pasien dengan penyakit dasar thalasemia, leukimia, sepsis, tindakan
perioperatif, keganasan non leukemia, sindrom syok dengue, anemia aplastik,
hemofilia, penyakit jantung dan penyakit ginjal
Kesimpulan

Sebagian besar pasien karsinoma serviks uteri pada


penelitian ini yang mendapatkan kemoradiasi lengkap
mengalami komplikasi hematologi dan mendapatkan
transfusi darah. Transfusi darah mampu mengatasi efek
prognostik negatif dari toksisitas hematologi dan kadar
nadir hematologi selama terapi kemoradiasi pada pasien
karsinoma serviks uteri. Tidak ada perbedaan yang bermakna
antara pasien yang mengalami anemia dan pasien yang tidak
terjadi anemia sebelum dan selama pemberian kemoradiasi
dengan respon terapi. Namun pada kasus kanker yang
lainnya ada yang tidak menggunakan transfusi juka anemia
yang di alami masih bisa di imbangi dengan nutrisi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai