Anda di halaman 1dari 11

“Om Swastyastu”

Anggota Kelompok :
• A. A. Mirah Prami Alviola

(1914201001)

• Dyah Cristhy Nataly (1914201004)

• I Gede Nova Saputra (1914201009)


• Ni Luh Putu Erna Diari​​ (1914201039)
• I Gusti Ayu Anggi Zenia (1914201010)
• Ni Made Rismayuni (1914201045)
• I Gusti Ayu Ari Sintia. D ​(1914201011)
• Ni Putu Ayuni Puspa Sari ​(1914201051)
• I Kadek Juniarta (1914201014)
• Ni Putu Melinda Indrayani (1914201056)
• Ni Kadek Devina Wardani (1914201030)
• Ni Wayan Sri Wahyuni ​(1914201061)
• Ni Kadek Jesica Putri (1914201031)
Konseptual model dalam keperawatan jiwa
termasuk prevensi primer, sekunder dan tertier
pada usia anak-anak
Model Konseptual Keperawatan Jiwa
Suatu kerangka rencangan terstruktur untuk melakukan praktik
pada setiap tenaga kesehatan mental. Hal ini merupakan upaya
yg dilakukan baik oleh tenaga kesehatan mental maupun perawat
untuk menolong seseorang dalam mempertahankan kesehatan
jiwanya melalui mekanisme penyelesaian masalah yg positif untuk
mengatasi stressor atau cemas yang dialaminya.
Definisi Prevensi
• Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin praevenire,
yang artinya “datang sebelum” atau “antisipasi” “mempersiapkan
diri sebelum terjadi sesuatu” atau “mencegah untuk tidak terjadi
sesuatu”.
• Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi dimaknakan sebagai
upaya yang secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya
gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau
masyarakat.
Prevensi Keperawatan Jiwa

Prevensi Fokus
Primer Pelayanan keperawatan jiwa pada peningkatan

kesehatan dan pencegahan terjadinya gangguan jiwa.


Sekunder Deteksi dini masalah psikososial dan gangguan jiwa

serta penanganan dengan segera. Dilakukan untuk

mengurangi durasi kasus gangguan mental.


Tersier Peningkatan fungsi dan sosialisasi serta pencegahan

kekambuhan pada pasien gangguan jiwa.


Prevensi pada Usia Anak-Anak

Prevensi Primer
Tujuan Mencegah terjadinya gangguan jiwa, mempertahankan dan meningkatkan

kesehatan jiwa.
Target Kelompok usia anak yang belum mengalami gangguan jiwa.

Aktivitas 1. Pendidikan kesehatan jiwa kepada kelompok anak.

2. Program dukungan sosial pada anak dengan masalah tertentu.

3. Program stimulasi perkembangan kelompok usia anak.

4. Penyuluhan kesehatan jiwa dengan metode yang menarik seperti video

pembelajaraan dan gambar-gambar agar mudah dipahami oleh kelompok usia

anak.
Prevensi pada Usia Anak-Anak

Prevensi Sekunder
Tujuan Menurunkan kejadian gangguan jiwa pada kelompok usia anak.

Target Kelompok usia anak yang beresiko atau memperlihatkan tanda-tanda masalah

dan gangguan jiwa.


Aktivitas 1. Menemukan kasus pada anak sedini mungkin.

2. Melakukan penjaringan kasus pada kelompok usia anak dengan mengkaji

respon anak.

3. Melakukan pendekatan dan konsultasi untuk mengatasi gangguan jiwa yang

dialami anak dengan tetap mempertahankan lingkungan dan komunikasi

terapeutik.
Prevensi pada Usia Anak-Anak

Prevensi Tersier
Tujuan 1. Mencegah agar masalah atau gangguan jiwa pada anak tidak berlangsung

terus-menerus.

2. Mengurangi keparahan, kecacatan atau ketidakmampuan akibat gangguan

jiwa pada kelompok usia anak agar dapat pulih kembali.


Target Kelompok usia anak yang mengalami gangguan jiwa pada tahap pemulihan.

Aktivitas 1. Memberikan dukungan sosial pada anak guna mempercepat proses

penyembuhan.

2. Program rehabilitasi dengan memberdayakan pasien (anak) dan keluarga

(khususnya orang tua) hingga mandiri.

3. Program mencegah stigma (meminimalisir adanya stigma pada pasien anak).


Sumber Jurnal
https://

jurnal.poltekkes-soepraoen.ac.id/index.php/HWS/article/download/105
/39/231
“Om Santih, Santih,
Santih, Om”

Anda mungkin juga menyukai