Anda di halaman 1dari 31

PENINGKATAN KUALITAS

PENDIDIKAN PERAWAT ANASTESI UNTUK


MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

Oleh:
dr. Kirana Pritasari, MQIH

Disampaikan pada:
MUKERNAS IPAI IX 2015, Jakarta 31 Oktober 2015
VISI DAN MISI PRESIDEN
VISI DAN MISI PRESIDEN
SEKTOR
MANUSIA, SEKTOR

TRISAKTI:
KEWILAYAHAN
DAN KEWILAYAHAN
PEMBANGUNAN MANUSIA,

Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik;

NORMA
NORMA PEMBANGUNAN
Berkepribadian dlm budaya

PEMBANGUNAN KABINET
PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN

9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)


PEMERATAAN DAN

Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas


UNGGULAN, PEMERATAAN

Hidup Manusia Indonesia

KABINET KERJA
DIMENSI PEMBANGUNAN:

PROGRAM INDONESIA KERJA


PROGRAM INDONESIA PROGRAM INDONESIA PROGRAM INDONESIA
PINTAR SEHAT
UNGGULAN,

SEJAHTERA

KERJA
PARADIGMA PENGUATAN
33 DIMENSI

SEHAT YANKES JKN

DTPK KOTA

KELUARGA SEHAT 2
PROGRAM INDONESIA SEHAT

Paradigma Penguatan JKN


Sehat Yankes
Program
Program • Benefit
Program • Peningkatan Akses • Sistem
• Pengarusutamaan terutama pd FKTP pembiayaan:
kesehatan dalam • Optimalisasi Sistem asuransi – azas
pembangunan Rujukan gotong royong
• Promotif - Preventif • Peningkatan Mutu • Kendali Mutu &
sebagai pilar utama Kendali Biaya
upaya kesehatan Penerapan pendekatan • Sasaran: PBI & Non
• Pemberdayaan continuum of care PBI
masyarakat
Intervensi berbasis Tanda
resiko kesehatan kepesertaan
(health risk) KIS
3
Visi Nasional untuk
Layanan Kesehatan Primer
(Permenkes No. 75 Tahun 2014)

Transformasi dari situasi masa lalu menuju visi masa depan

Medical Selective Comprehensive


Model PHC PHC
Master Plan Penguatan
UU Kesehatan No. 23/1992 UU Kesehatan No. 36/2009
Sistem Kesehatan
Kepmenkes No 128/2004 Permenkes No. 75/2014
Nasional (1969)

Menuju Kepesertaan Semesta (UHC) 2019


Arah Pengembangan Tenaga Kesehatan (2005-2024)

RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV


2005-2009 2010-2014 2015-2019 2020-2024

Universal
Coverage
Upaya Kuratif Masyarakat
Sehat Yang
Mandiri Dan
motif
f, P
ro Berkeadilan
nti
re ve
pa ya P
U

Pendukung/penunjang

Arah pengembangan tenaga kesehatan sejalan dengan arah pengembangan upaya


kesehatan, dari tenaga kuratif bergerak ke arah tenaga preventif, promotif sesuai
kebutuhan. 5
SINERGI DAN HARMONISASI
DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN

Pemerintah
Prov – Kab/Kota

Nilai Sosial
Bersama
komunitas
Sektor Akademisi &
Swasta Masy. Madani
6
Tiga Pilar Pembangunan Berkelanjutan
LINGKUNGAN
EKONOMI

Iklim
Lapangan kerja Air
Aset Ekonomi berkelanjutan
Sumber daya alam
Investasi Biodiversitas
Kemakmuran Pembangunan
Berkelanjutan
Keadilan Lingkungan
sosial sehat

Kesehatan & keamanan


Tenaga kerja terampil
Komunitas pendukung

MASYARAKAT
PENDIDIKAN TINGGI
KESEHATAN

KESIAPAN KEMENKES
MENGHADAPI MEA
• Diarahkan pada penyiapan Sesuai dengan
tenaga yg dibutuhkan dalam kebutuhan program
pelaksanaan pembangunan pelayanan kesehatan
kesehatan nasional dan global
Dihasilkannya
Bagian dari Tenaga Kesehatan
Pembangunan yang Berkualitas
Kesehatan dan Profesional

PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN
Bertujuan untuk Pendidikan tenaga
menghasilkan kesehatan yang
tenaga kesehatan bermutu diperoleh
yg Profesional. dari upaya optimal
• Nakes Profesional adalah Nakes selama proses
yang: pendidikan
• Mandiri
• Self Development INPUT PROSES 
• Ber-etika OUTPUT  OUTCOME
Sinkronisasi Pendidikan Tinggi Kesehatan
dan Sistem Kesehatan
Sistem Kesehatan Nasional
Standar
Primer Pelayanan

an?
Per
Sekunder
an?
STR stem

Standar Standar
Per

T Pendidikan Kompetensi
it Sy

nsi

er
Lise
Mer
an?

si •

Mutu prodi  Lulusan
Kompetensi yang diperoleh
Per

er • Kerangka Kualifikasi Nasional


Indonesia bidang kesehatan
Vokasi Akademik Profesi
Pendidikan Tinggi
MUTU PENDIDIKAN

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (SNPT)

Standar Nasional
Standar Nasional Standar Nasional
Pengabdian kepada
Pendidikan; Penelitian
Masyarakat
Tujuan
SNPT

mendorong agar perguruan


tinggi di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik
Indonesia mencapai mutu
pembelajaran, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat
melampaui kriteria yang
ditetapkan dalam SNPT secara
berkelanjutan

menjamin agar pembelajaran menjamin tercapainya tujuan


pada program studi, penelitian, pendidikan tinggi yang berperan
dan pengabdian kepada strategis dalam mencerdaskan
masyarakat yang kehidupan bangsa, memajukan
diselenggarakan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan menerapkan nilai
perguruan tinggi mencapai
humaniora serta pembudayaan
mutu sesuai dengan kriteria dan pemberdayaan bangsa
yang ditetapkan SNPT Indonesia yang berkelanjutan
HARMONISASI SISTEM PENDIDIKAN & Memperbaiki
Derajat
PELAYANAN KESEHATAN Kesehatan
Masyarakat
KONTEKS NASIONAL
Sistem Pendidikan Memperkuat Sistem
Sistem kesehatan
yang terintegrasi
Kesehatan
dan Sistem Kesehatan dengan sistem
pendidikan

Kesiapan Kolaborasi Pelayanan


Kolaborasi Kesehatan
Pelayanan
Pelayanan
yang Optimal

Tenaga
Tenaga Kesehatan Kesehatan
Saat Ini dan Akan
Datang
Pendidikan
an Inter-Profesi
si did ik
a
fo rm Pen
Re tem
Sis
KEBUTUHAN
Sistem kesehatan KESEHATAN NASIONAL
terfragmentasi dari
sistem pendidikan
PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN
Konsep Diknakes Bermutu :
Conceptualization - Productivity-Usability
Conceptualization
merupakan konsep hubungan dan relevansi antara profesi kesehatan yang
dihasilkan oleh pendidikan terhadap kebutuhan oleh sistem pelayanan
kesehatan yang akan memanfaatkannya
Productivity
merupakan proses pembelajaran yang sudah selayaknya diterima oleh
peserta didik untuk mendapatkan kompetensi sesuai profil lulusan
pendidikan tinggi tiap bidang kesehatan
Usability
merupakan upaya dari institusi pendidikan tinggi agar lulusannya dapat
diterima secara optimal oleh sistem pelayanan kesehatan dan pengguna
jasa lainnya (misal : industri) melalui pembaharuan yang berkelanjutan
terhadap kompetensi dan profil lulusan
Continuous Quality Improvement
(CQI)
SPME Intervensi yang
(akreditasi) Sistematik &
Perbaikan Terencana
berkelanjutan

SPMI
LULUSAN

Pembelajaran Sepanjang Hayat

Knowledge based Economy


Tantangan Globalisasi &
UMPAN BALIK

IMPLEMENTASI
BUDAYA MUTU

PERGURUAN TINGGI &


PROGRAM STUDI
PRODUK ILMIAH

HUBUNGAN SPMI, SPME & IMPLEMENTASI BUDAYA MUTU


PEMBAGIAN PERAN DALAM SISTEM PENJAMINAN MUTU
PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN

PROGRAM STUDI
(ASOSIASI INSTITUSI PROFESI & PRAKTISI
QC/I PENDIDIKAN (ORGANISASI PROFESI)
TINGGI)

QA LAM PSKes LPUK


Prodi Uji Kompetensi

PEMANGKU
QR KEMDIKBUD KEPENTINGAN K/L Terkait
(KKI, KFN, MTKI)

QC : Quality Culture/Implementor
PENDIDIKAN PELAYANAN/PROFESI
QA : Quality Assurance
QR : Quality Regulator
PERAN KEMENKES DALAM PEMBINAAN
PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN
Peran Kemendikbud :
Ijin Penyelenggaraan
PEMBI
NAAN
NAAN
Pendidikan, Standar
AKADE
AKADE
MIK
Pendidikan, Standar
Kurikulum, Jabatan
Akademik Dosen,
Penjaminan Mutu. Pendid
an
Tinggi
Keseha
Peran Kemenkes : an
Teknis
PEMBINAAN
keprofesionalan utk
TEKNIS
mencapai
kompetensi yg Khusus Poltekkes :
dibutuhkan Kemenkes tetap melaksanakan Pengelolaan
dan pengembangan SDM, anggaran, sarana
pelayanan.
dan prasarana, dan kepemilikan aset
STANDAR PROFESI
PERAWAT ANASTESI

KESIAPAN KEMENKES
MENGHADAPI MEA
Standar Profesi Perawat Anestesi sesuai KKNI

• Saat ini Pustanserdik dan IPAI sedang menyusun


Standar Profesi Perawat Anestesi yang sesuai
dengan KKNI.
• Badan PPSDM Kesehatan sedang mengembangkan
pendidikan Anestesi pada KKNI level 6 atau setara
dengan D-IV.
• Berdasarkan kajian dari Pusrengun SDM Kes dan Pusat
Kajian Informasi UI, kebutuhan tenaga perawat anestesi
sejumlah 22.000.
• Tenaga perawat anestesi yang saat ini ada 2.800.
Standar Profesi
PERAWAT ANESTESI

Batasan Minimal Kemampuan

Alat Ukur Kinerja


T
u
Dasar Penetapan Kurikulum Pendidikan
j
u
Perawat Anestesi
Acuan Akreditasi Institusi Pendidikan
a
n
Acuan Pengembangan Profesi

Acuan Standar Tindakan (Reward & Punish)


Komponen Rumah Sakit PONEK
Siap 24 jam
Kamar
bersalin
Tim
Ruang siap Tim siap Protokol Koordinasi
No Provinsi Kamar Pelayanan Radio Farmasi & operasi Operasi Ponek Internal
Ponek
Lab Pemuli
Operasi Darah logi Penunjang < 30
han
Menit

1 Aceh 84,00 64,00 84,00 72,00 56,00 80,00 72,00 80,00 44,00 36,00 44,00
2 Sumut 72,22 44,44 55,56 53,70 42,59 51,85 48,15 75,93 29,63 40,74 32,08
3 Sumbar 72,73 50,00 68,18 63,64 59,09 63,64 72,73 72,73 36,36 36,36 47,62
4 Riau 59,09 42,86 63,64 63,64 50,00 54,55 59,09 59,09 31,82 40,91 45,45
5 Jambi 84,62 69,23 76,92 76,92 69,23 69,23 76,92 84,62 46,15 53,85 69,23
6 Sumsel 53,85 50,00 57,69 50,00 50,00 65,38 50,00 65,38 34,62 34,62 42,31
7 Bengkulu 58,33 30,77 23,08 30,77 23,08 23,08 23,08 46,15 7,69 0,00 7,69
8 Lampung 100,00 76,92 92,31 61,54 61,54 100,00 84,62 100,00 30,77 76,92 53,85
9 Babel 57,14 71,43 14,29 14,29 28,57 42,86 57,14 28,57 14,29 42,86 42,86
10 Kepri 77,78 44,44 66,67 66,67 66,67 66,67 66,67 77,78 22,22 22,22 11,11
11 DKI Jakarta 77,78 61,11 72,22 72,22 72,22 72,22 72,22 77,78 55,56 61,11 44,44
12 Jabar 80,00 64,44 71,11 64,44 55,56 64,44 62,22 84,44 55,56 57,78 59,09
13 Jateng 76,27 67,80 76,27 72,88 69,49 81,36 77,97 84,75 42,37 52,54 64,41
14 Yogyakarta 77,78 66,67 88,89 55,56 77,78 100,00 66,67 77,78 66,67 77,78 66,67
15 Jawa Timur 89,33 57,33 77,33 72,00 76,00 84,00 80,00 90,67 45,95 52,00 56,00
16 Banten 66,67 55,56 55,56 55,56 55,56 55,56 77,78 77,78 55,56 55,56 44,44
17 Bali 100,00 92,31 100,00 100,00 92,31 100,00 100,00 92,31 53,85 61,54 69,23
Komponen Rumah Sakit PONEK
Siap 24 jam
Kamar
bersalin
Tim
siap Tim siap Protokol Koordinasi
No Provinsi Ruang Ponek
Kamar Pelayanan Radi Farmasi & operasi Operasi Ponek Internal
Lab Pemuli
Operasi Darah ologi Penunjang < 30
han
Menit

18 NTB 77,78 77,78 77,78 77,78 66,67 88,89 77,78 88,89 66,67 55,56 66,67
19 NTT 82,35 64,71 76,47 76,47 52,94 88,24 58,82 88,24 35,29 58,82 88,24
20 Kalbar 83,33 66,67 61,11 55,56 38,89 50,00 66,67 83,33 16,67 22,22 16,67
21 Kalteng 62,50 81,25 81,25 75,00 56,25 87,50 31,25 43,75 31,25 18,75 50,00
22 Kalsel 72,22 44,44 61,11 44,44 38,89 77,78 38,89 72,22 22,22 22,22 22,22
23 Kaltim 60,00 45,00 60,00 55,00 50,00 65,00 60,00 60,00 25,00 30,00 15,00
24 Sulut 43,75 37,50 37,50 31,25 31,25 56,25 31,25 50,00 12,50 18,75 31,25
25 Sulteng 73,33 53,33 73,33 46,67 53,33 80,00 66,67 80,00 20,00 33,33 60,00

26 Sulsel 70,59 55,88 58,82 48,48 42,42 63,64 50,00 64,71 36,36 39,39 36,36

27 Sultra 53,33 20,00 33,33 26,67 33,33 53,33 26,67 53,33 6,67 33,33 20,00
28 Gorontalo 66,67 66,67 50,00 50,00 66,67 50,00 50,00 66,67 16,67 16,67 33,33
29 Sulbar 66,67 66,67 66,67 66,67 0,00 33,33 66,67 66,67 0,00 0,00 0,00
30 Maluku 64,29 28,57 42,86 28,57 21,43 35,71 42,86 64,29 7,14 21,43 21,43
31 Malut 25,00 41,67 25,00 25,00 16,67 25,00 16,67 33,33 8,33 8,33 25,00
32 Papua Barat 40,00 40,00 30,00 10,00 20,00 10,00 30,00 20,00 0,00 10,00 10,00
33 Papua 72,22 22,22 55,56 55,56 33,33 66,67 33,33 66,67 33,33 55,56 33,33
INDONESIA 72,77 55,06 64,93 58,78 53,42 67,41 60,03 73,55 34,72 41,67 44,25
Harapan Kepada Perawat Anestesi

BE A PROFFESIONAL NURSE ANESTHETISTS


Dasar Hukum Terkait Perawat
Anestesi
• UU 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan
• UU 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi
• UU 36/ 2009 tentang Kesehatan
• UU 44/2009 tentang RS
• UU 20/ 2003 tentang Sisdiknas
• Perpres 8/2012 tentang Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia
• Permendikbud 73/2013 Penerapan KKNI Bidang Pendidikan Tinggi
• Permenkes 31/2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perawat
Anestesi
• Kepmenkes 519/2011 tentang Pedoman Pelayanan Anestesi dan
Reaminasi di RS
• Kepmenkes 46/ 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
AREA KOMPETENSI
Etik legal dan
keselamatan
pasien
Keterampilan
klinis dalam
pekerjaan

PA Komunika
si efektif

Landasan ilmiah
pekerjaan
Perawat
Anestesi

Pengembangan
diri dan
profesionalism
e
Harapan sesuai Peran Perawat Anestesi
Peraturan Menteri Kesehatan No. 519 Tahun 2011 dan No. 31 Tahun 2013

Peran
Perawat Anestesi

Berkolaborasi Berkolaborasi dengan


dengan dokter Membantu dokter NAKES lain bila dokter
lain Anestesi Anestesiberhalangan/
tidak ada

Pra Intra Pasca


Anestesi Anestesi Anestesi

* Melindungi pasien
* Melaksanakan secara tepat dan benar
* Profesional dan bertanggung jawab
PENUTUP
KESIMPULAN
Perawat Anestesi  Penata Anestesi
Pendidikan  D IV Anestesi
Kewenangan
◦ Membantu Dokter Anestesi
◦ Melakukan pelayanan anestesi pada situasi dan
kondisi terbatas dan berkolaborasi dengan
dokter anestesi dan dokter lainnya.
◦ Bekerja sama dengan NAKES lain
dalam pelayanan anestesi
 Dr operator
 Perawat
 Tenaga kesehatan lain
TINDAK LANJUT
Pemenuhan kebutuhan Kemkes  pelayanan prima
Kebutuhan dan pertumbuhan rumah sakit 
jumlah kamar bedah
Jumlah dr Anestesi dan distribusi
Pelaksanaan keahlian dan kewenangan sesuai KKNI
IPAI tergabung dalam asosiasi internasional (IFNA)
 Globalisasi
Kebijakan atau Peraturan perundangan
Pengembangan pendidikan anestesi  D-IV
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai