Anda di halaman 1dari 11

Akhlak sosial :*

a. Pandangan Islam tentang kehidupan sosial ; b.


Masyarakat dambaan Islam ; c. Toleransi inter dan antar
umat beragama dalam Islam; d. Prinsip-prinsip Islam
dalam mewujudkan kesejahteraan sosial : kemiskinan,
kebodohan, dan pengangguran.
A.    Pandangan Islam Tentang Kehidupan
Sosial
• Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang
mudah dilakukan, tanpa banyak pertimbangan atau pemikiran. Dan akhlak sosial islami adalah suatu perilaku
atau suatu perangai yang baik dalam pandangan islam, baik akhlak kepada Allah SWT maupun akhlak kepada
manusia.
• Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia memiliki rasa saling ketergantungan antara
yang satu dengan yang lain sehingga mereka pun saling berinteraksi agar dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya. Sebagai makhluk sosial, manusia hidup berdampingan dengan manusia yang lain. Manusia tidak
dapat menjalani hidupnya secara individual. Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya tidak
dapat terlepas dari interaksi, sosialisasi, dan komunikasi yang pada akhirnya membentuk sebuah kelompok.
• 8 akhlak sosial islami sbb (3):
• 1.      Saling menyayangi
• 2.      Beramal saleh
• 3.      Saling menghormati
• 4.      Berlaku adil
• 5.      Menjaga persaudaraan
• 6.      Berani membela kebenaran
• 7.      Tolong menolong
• 8.      Musyawarah
•  
B.     Masyarakat Dambaan Islam
Yang dimaksud dengan masyarakat dambaan Islam adalah masyarakat
dengan semangat Islam sebagai penyatunya. Masyarakat Islam mempunyai
sebutan khusus yaitu ummat. Masyarakat dambaan Islam merupakan
masyarakat yang memiliki semangat Islam untuk membentuk tatanan-
tatanan yang bersumber dari hukum yang dibawa oleh Nabi Muhammad
Saw. Tatanan- tatanan tersebut yang dimaksud yaitu minimal bersendikan:
• 1.    Tauhidullah
• 2.    Ukhuwah Islamiyyah
• 3.    Persamaan dan Kesetiakawanan
• 4.     Musyawarah dan Tasamuh
• 5.    Jihad dan Amal shaleh
• 6.    Istiqamah
C.    Toleransi Inter Dan Antar Umat
Beragama Dalam Islam
• Ø   Pengertian Toleransi
• Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata “toleran” (Inggris: tolerance; Arab: tasamuh) yang berarti batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih
diperbolehkan. Secara etimologi, toleransi adalah kesabaran, ketahanan emosional, dan kelapangan dada. Sedangkan menurut istilah (terminology), toleransi yaitu bersifat atau bersikap
menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan) yang berbeda dan atau yang bertentangan dengan pendiriannya.
• Jadi, toleransi beragama adalah  sikap sabar dan menahan diri untuk tidak mengganggu dan tidak melecehkan agama atau sistem keyakinan dan ibadah penganut agama-agama lain.
• 
• Ø  Karakteristik Toleransi
• Toleransi menurut Syekh Salim bin Hilali memiliki karakteristik sebagai berikut:
• o    Kerelaan hati karena kemuliaan dan kedermawanan
• o    Kelapangan dada karena kebersihan dan ketaqwaan
• o    Kelemahlembutan karena kemudahan
• o    Muka yang ceria karena kegembiraan
• o    Rendah diri dihadapan kaum muslimin bukan karena kehinaan
• o    Mudah dalam berhubungan sosial (mu'amalah) tanpa penipuan dan kelalaian
• o    Menggampangkan dalam berda'wah ke jalan Allah tanpa basa basi
• o    Terikat dan tunduk kepada agama Allah Subhanahu wa Ta'ala tanpa ada rasa keberatan.
•   
• Ø  Toleransi Dalam Islam
• Kaidah toleransi dalam Islam berasal dari ayat Al-Qur'an laa ikraaha fi al-diinyang berarti tidak ada paksaan dalam agama. Toleransi mengarah kepada sikap terbuka dan mau mengakui adanya
berbagai macam perbedaan. Landasan dasar pemikiran ini adalah firman Allah dalam QS. Al-Hujurat ayat 13:
• Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.
• 
• Toleransi antar umat beragama yang berbeda termasuk ke dalam salah satu risalah penting yang ada dalam system teologi Islam. Karena Tuhan senantiasa mengingatkan kita akan keragaman
manusia, baik dilihat dari sisi agama, suku, warna kulit, adat-istiadat, dsb.  Toleransi beragama harus dipahami sebagai bentuk pengakuan kita akan adanya agama-agama lain selain agama kita
dengan segala bentuk system, dan tata cara peribadatannya dan memberikan kebebasan untuk menjalankan keyakinan agama masing-masing. Keyakinan umat Islam kepada Allah tidak sama
dengan keyakinan para penganut agama lain terhadap tuhan-tuhan mereka. Demikian juga dengan tata cara ibadahnya. Bahkan Islam melarang penganutnya mencela tuhan-tuhan dalam agama
manapun. Maka kata tasamuh atau toleransi dalam Islam bukanlah “barang baru”, tetapi sudah diaplikasikan dalam kehidupan sejak agama Islam itu lahir.
•  
Lanjutan ...
• Ø  Toleransi Inter Sesama Muslim
• Dalam firman Allah SWT QS. Al-Hujurat ayat 10
• Artinya: “Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat”.
• Dalam surat diatas Allah menyatakan bahwa orang-orang mu’min bersaudara, dan memerintahkan untuk melakukan ishlah (perbaikan hubungan) jika seandainya terjadi kesalahpahaman
diantara 2 orang atau kelompok kaum muslim.
• Dalam mengembangkan sikap toleransi secara umum, dapat kita mulai terlebih dahulu dengan bagaimana kemampuan kita mengelola dan menyikapi perbedaan (pendapat) yang (mungkin)
terjadi pada keluarga kita atau pada keluarga/saudara kita sesama muslim. Sikap toleransi dimulai dengan cara membangun kebersamaan atau keharmonisan dan menyadari adanya perbedaan.
Dan menyadari pula bahwa kita semua adalah bersaudara. Maka akan timbul rasa kasih sayang, saling pengertian dan pada akhirnya akan bermuara pada sikap toleran. Dalam konteks pendapat
dan pengamalan agama, al-Qur’an secara tegas memerintahkan orang-orang mu’min untuk kembali kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnah).
• 
• 
• Ø  Toleransi Antar Umat Beragama
• Toleransi hendaknya dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup bersama masyarakat penganut agama lain, dengan memiliki kebebasan untuk menjalankan prinsip-prinsip keagamaan
(ibadah) masing-masing, tanpa adanya paksaan dan tekanan, baik untuk beribadah maupun tidak beribadah, dari satu pihak ke pihak lain. Sikap toleransi antar umat beragama bisa dimulai dari
hidup bertetangga baik dengan tetangga yang seiman dengan kita atau tidak. Sikap toleransi itu direfleksikan dengan cara saling menghormati, saling memuliakan dan saling tolong-menolong.
• Allah juga menjelaskan tentang prinsip dimana setiap pemeluk agama mempunyai system dan ajaran masing-masing sehingga tidak perlu saling menghujat.
• 
• §  Contoh toleransi dalam kehidupan di masyarakat antara lain, yaitu:
• o   Adanya sikap saling menghormati dan menghargai antara pemeluk agama.
• o   Tidak membeda-bedakan suku, ras atau golongan.
• §  Adapun toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain:
• o   Merasa senasib sepenanggungan.
• o   Menciptakan persatuan dan kesatuan, rasa kebangsaan atau nasionalisme.
• o   Mengakui dan menghargai hak asasi manusia.
• o   Membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan.
• o   Menghindari Terjadinya Perpecahan
• o   Memperkokoh Silaturahmi dan Menerima Perbedaan
• §  Fakta historis toleransi juga dapat ditunjukkan melalui Piagam Madinah. Piagam ini adalah satu contoh mengenai prinsip kemerdekaan beragama yang pernah dipraktikkan oleh Nabi
Muhamad SAW di Madinah. Di antara butir-butir yang menegaskan toleransi beragama adalah sikap saling menghormati di antara agama yang ada dan tidak saling menyakiti serta saling
melindungi anggota yang terikat dalam Piagam Madinah. 
D.    Prinsip-Prinsip Islam Dalam
Mewujudkan Kesejahteraan Sosial
• Ekonomi syariah adalah ekonomi islam yaitu merupakan ilmu yang mempelajari prilaku ekonomi
manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama islam  dan didasari dengan tauhid
sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun islam.tujuan ekonomi islam berpedoman pada
segala aturan yang diturunkan Allah swt dalam sistem islam mengarah pada tercapainya kebaikan,
kesejahteraan,keutamaan, serta menghapuskan kejahatan kesengsaraan dan kerugian pada seluruh
ciptaannya. Adapun dalam hal ekonomi tujuannya adalah membantu manusia mencapai kemenangan
di dunia dan di akhirat. Dengan memiliki  Prinsip-prinsip Islam sbb:
• ·         Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt kepada
manusia.
• ·         Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
• ·         Kekuatan penggerak utama ekonomi islam adalah kerja sama.
• ·         Ekonomi islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang saja.
• ·         Ekonomi islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk
kepentingan banyak orang.
• ·         Seorang muslin harus takut kepada Allah swt  dan hari penentu diakhirat.
• ·         Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab)
• ·         Islam melarang riba dalam segala bentuk.
E.     Pandangan Islam Terhadap Beberapa Persoalan:
Kemiskinan, Kebodohan, dan Pengangguran
• 1.      Pandangan  Islam Terhadap Kemiskinan
• Kemiskinan adalah salah satu sebab kemunduran dan kehancuran suatu bangsa. Bahkan Islam memandang kemiskinan merupakan suatu ancaman dari setan. Allah Swt.. berfirman:
•  
‫ق‬ َ َ‫ال َّش ْيطَانُ يَ ِع ُد ُك ُم ْالف‬ •
  •
• Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan (QS. Al-Baqarah [2]: 268)
•  
• Alquran menggambarkan kemiskinan dengan 10 kosakata yang berbeda, yaitu al-maskanat (kemiskinan), al-faqr (kefakiran), al-’ailat (mengalami kekurangan), al-ba’sa (kesulitan hidup), al-imlaq (kekurangan
harta), al-sail (peminta), al-mahrum (tidak berdaya), al-qani (kekurangan dan diam), al-mu’tarr (yang perlu dibantu) dan al-dha’if (lemah). Kesepuluh kosakata di atas menyandarkan pada satu arti/makna
yaitu kemiskinan dan penanggulangannya.Karena itulah, Islam sebagai risalah paripurna dan sebuah ideologi yang shahih, sangat consen terhadap masalah kemisikinan dan upaya-upaya untuk
mengatasinya. Dalam fiqih, dibedakan antara istilah Fakir dan Miskin. Menurut pengertian syara’, Fakir adalah orang yang tidak mempunyai kecukupan harta untuk memenuhi kebutuhan pokoknya seperti
makanan, pakaian dan tempat tinggal. Sedangkan Miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai apa-apa. Karena itulah dalam pembahasan selanjutnya, kedua istilah tersebut dilebur dalam satu
istilah yaitu miskin, dengan pengertian orang-orang yang tidak mempunyai kecukupan harta untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, berupa pangan, sandang dan papan. Kemiskinan, menurut Islam,
disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya karena keterbatasan untuk berusaha (Q.S. Al-Baqarah/2: 273), penindasan (QS Al-Hasyr/59: 8), cobaan Tuhan (QS Al-An’am/6: 42), dan pelanggaran terhadap
hukum-hukum Tuhan (QS Al-Baqarah/2: 61).[8]
• Syariat Islam telah menetapkan kebutuhan pokok (primer) bagi setiap individu adalah pangan, sandang, dan papan. Allah Swt. berfirman:
•  
  •
‫وف‬ ِ ‫س َوتُهُنَّ بِا ْل َم ْع ُر‬ ْ ‫َو َعلَى ا ْل َم ْولُو ِد لَهُ ِرزْ قُهُنَّ َو ِك‬ •
  •
• Kewajiban ayah memberikan makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. (QS. al-Baqarah [2]: 233
•  
• a.    Cara Islam Mengatasi Kemiskinan
• Allah Swt. sesungguhnya telah menciptakan manusia, sekaligus menyediakan sarana-sarana untuk memenuhi kebutuhannya. Bahkan tidak hanya manusia; seluruh makhluk yang telah, sedang, dan akan
diciptakan, pasti Allah menyediakan rizki baginya. Tidaklah mungkin, Allah menciptakan berbagai makhluk, lalu membiarkan begitu saja tanpa menyediakan rizki bagi mereka. Allah Swt. berfirman:
‫هللاُ ال َّ ِذي َخلَقَ ُك ْم ثُ َّم َر َزقَ ُك ْم‬ •
  •
• Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberikan rizki.(QS. ar-Rum [30]: 40)
•  
•  
[‫] َو َما ِمنْ دَابَّ ٍة فِي اْألَرْ ضِ إِال َّ َعلَى هللاِ ِرزْ قُ َها‬ •
• Tidak ada satu binatang melata pun di bumi, melainkan Allah yang memberi rizkinya. (QS. Hud [11]: 6)
•  
• Jika demikian halnya, mengapa terjadi kemiskinan? Seolah-olah kekayaan alam yang ada, tidak mencukupi kebutuhan manusia yang populasinya terus bertambah. Dalam pandangan ekonomi kapitalis,
problem ekonomi disebabkan oleh adanya kelangkaan barang dan jasa, sementara populasi dan kebutuhan manusia terus bertambah. Akibatnya, sebagian orang terpaksa tidak mendapat bagian, sehingga
terjadilah kemiskinan. Pandangan ini jelas keliru, bathil, dan bertentangan dengan fakta.
• Secara i’tiqadiy, jumlah kekayaan alam yang disediakan oleh Allah Swt. untuk manusia pasti mencukupi. Hanya saja, apabila kekayaan alam ini tidak dikelola dengan benar, tentu akan terjadi ketimpangan
dalam distribusinya. Jadi, faktor utama penyebab kemiskinan adalah buruknya distribusi kekayaan. Di sinilah pentingnya keberadaan sebuah sistem hidup yang shahih dan keberadaan negara yang
menjalankan sistem tersebut.
• Islam adalah sistem hidup yang shahih. Islam memiliki cara yang khas dalam menyelesaikan masalah kemiskinan. Syariat Islam memiliki banyak hukum yang berkaitan dengan pemecahan masalah
kemiskinan; baik kemiskinan alamiyah, kultural, maupun sruktural. Hanya saja, hukum-hukum itu tidak berdiri sendiri, melainkan memiliki hubungan sinergis dengan hukum-hukum lainnya. Jadi, dalam
menyelesaikan setiap masalah, termasuk kemiskinan, Islam menggunakan pendekatan yang bersifat terpadu. Bagaimana Islam mengatasi kemiskinan yaitu sebagai berikut:
• 
• 
• Jaminan Pemenuhan Kebutuhan Primer
•   Pengaturan Kepemilikan
• Penyediaan Lapangan Kerja
• Penyediaan Layanan Pendidikan
• 
• 2.      Pandangan Islam terhadap Kebodohan[9]
• Bodoh di sini tidak dapat memahami agama Islam bukan karena IQ rendah, namun karena seseorang tidak mau menggali ilmu agama yang dapat menguatkan imannya. Bisa juga karena belum sampainya
hidayah Allah kepadanya.
• 
• Uwes Al-Qorni mengatakan ada dua kebodohan dalam agama :
• 
• 1. Bodoh Basith, yaitu kebodohan seseorang dalam meyakini sesuatu yang diyakininya, karena dia benar-benar tidak tahu. Seperti orang-orang jaman jahiliyyahmemilih Tuhan yang mereka sembah serta
keyakinan mereka tentang benar-tidaknya hukum yang mereka ciptakan sendiri.
• Dalam Al-Quran, orang-orang yang bodoh dalam memahami agama Islam disebut sebagai orang-orang yang tidak berakal. 
• 
  •
• 22. Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah; orang-orang yang pekak dan tuli[604] yang tidak mengerti apa-apapun.(QS. Al-Anfal : 22)  
• 
• 2. Bodoh Murakkab, yaitu kebodohan seseorang dalam meyakini sesuatu yang diyakininya dan dia benar-benar meyakini kebenarannya itu sehingga sangat sulit diluruskan. Bodoh Murakkab artinya bodoh
yang tersusun dari dua materi: pertama, dalam keyakinannya, dan kedua, dalam meyakini sesuatu yang salah.
• Contohnya para Yahudi dalam meyakini bahwa Uzair adalah anak Allah, sedangkan orang Nasrani dengan akidahnya bahwa Isa adalah anak Allah juga, dan Majusi dengan keyakinan sesatnya bahwa api
Tuhan adalah sumber segala kekuatan. 
•  
• Kebodohan kategori ini amat berbahaya, karena termasuk penyakit hatiyang harus djauhi oleh para Mukmin agar terhindar dari penyimpangan akidah.
•  
• a.       Solusi Islam Mengatasi Kebodohan[10]
•  
• Semoga umat Islam cepat sadar dari keadaan dan penyakit yang berbahaya dan mengerikan ini untuk kemudian meraih kehidupan yang diridhoi Allah SWT.Segala penyakit mempunyai penawarnya. Ada beberapa
hal yang bisa dilakukan ketika kita ingin menghindari atau ingin menyembuhkan kebodohan dalam diri yakni dengan :
• ü  Menuntut Ilmu dan Banyak Bertanya
• Jalan terbaik untuk menghilangkan keadaan bodoh adalah mempelajari ilmu-ilmu yang bermanfaat. Karena kebodohan adalah penyakit hati yang tidak ada obatnya kecuali dengan ilmu, sebagaimana sabda
Rasulullah SAW “Tidak lain obatnya kebodohan selain bertanya“ (HR Ibnu Majjah dan Ahmad). Ada banyak sekali ilmu yang berkembang saat ini, pelajarilah sebanyak mungkin ilmu-ilmu yang membawa
kemaslahatan bagi manusia dan diridhai Allah SWT. Carilah guru atau orang-orang pandai yang bisa menjadi tempat kita bertanya. Janganlah berhenti setiap kali menemukan kesulitan. Ketekunan mempelajari
banyak ilmu akan membawa kita pada kedewasaan berpikir dan bertindak, sehingga kita bisa menjadi umat yang bisa membangun masyarakat yang maju dan adil.
•  
• ü  Menjadikan Al quran sebagai Obat
• Oleh karena itu Allah SWT menurunkan Quran sebagai obat bagi segala penyakit hati, sebagaimana firman Allah SWT :“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu nasihat dari Tuhanmu dan penyembuh
bagi penyakit-panyakit dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS Yunus 10:57) Al Quran tak lain adalah dokter yang kita butuhkan yaitu dokter hati. Perlunya hati terhadap ilmu
seperti perlunya nafas terhadap udara bahkan lebih besar. Ilmu bagi hati laksana air bagi ikan, apabila hilang air, maka matilah ikan. Jadi kedudukan ilmu bagi hati tak ubahnya cahaya bagi mata, mendengarnya
telinga terhadap ucapan lisan. Apabila semua ini hilang maka hati itu laksana mata yang buta, telingan yang tuli dan lisan yang bisu.
•  
• Pandangan Islam Tentang Pengangguran
•  
• [11]Islam  telah memperingatkan  agar umatnya jangan sampai ada yang menganggur dan terpeleset kejurang kemiskinan, karena ditakutkan dengan kemiskinan tersebut seseorang akan berbuat apa saja
termasuk yang merugikan orang lain demi terpenuhinya kebutuhan pribadinya, ada sebuah hadist yang mengatakan “ kemiskinan akan mendekatkan kepada kekufuran. Namun kenyataannya, tingkat
pengangguran di negara – negara yang mayoritas berpenduduk muslim relatif tinggi. Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang buruknya pengangguran, baik bagi individu,  masyarakat ataupun negara, akan
meningkatkan motivasi untuk bekerja lebih serius.
• Walaupun Allah telah berjanji akan menaggung rizqi kita semua, namun hal itu bukan berarti tanpa ada persyaratan yang perlu untuk dipenuhi. Syarat yang paling utama adalah kita harus berusaha untuk mencari
rizqi yang dijanjikan itu, karena Allah SWT telah menciptakan “sistem”  yaitu siapa yang bekerja maka dialah yang akan mendapatkan rizqi dan barang siapa yang berpangku tangan  maka dia akan kehilangan
rizqi.Artinya, ada suatu proses yang harus dilalui untuk mendapatkan rizqi tersebut. Oleh karena itu semua potensi yang ada harus dapat dimanfaatkan untuk mencari, menciptakan dan menekuni pekerjaan.
• Menurut Qardhawi (2005:6-18) pengangguran dapat dibagi menjadi dua kelompokkan, yaitu:
•  
• a). Pengangguran jabariyah (terpaksa)
•  
• suatu pengangguran diamana seseorang tidak mempunyai hak sedikitpun memilih status ini dan terpaksa menerimanya. Pengangguran seperti ini umunya terjadi karena seseorang tidak mempunyai keterampilan
sedikitpun, yang sebenarnya bisa dipelajari sejak kecil sebagai modal untuk masa depannnya atau seseorang telah mempunyai suatu keterampilan tetapi keterampilan ini tidak berguna sedikitpun karena adanya
perubahan lingkungan dan perkembangan zaman.
•  
• b). Pengangguran khiyariyah
•  
• Seseorang yang  memilih untuk menganggur padahal dia pada dasarnya adalah orang yang mampu untuk bekerja, namun pada kenyataanya dia memilih untuk berpangku tangan dan bermalas-malasan hingga menjadi beban bagi orang lain. Dia
memilih hancur dengan potensi yang dimilki dibandingkan  menggunakannya untuk bekerja . Dia tidak pernah mengusahakan suatu pekerjaan dan mempunyai pribadi yang lemah hingga menjadi “ sampah masyarakat”.
•  
•               Adanya pembagian kedua kelompok ini mempunyai kaitan erat dengan solusi yang ditawarkan islam untuk mengatasi suatu pengangguran. Kelompok pengangguran jabariyah perlu mendapatkan perhatian dari pemeintah agar mereka
dapat bekerja. Sebaliknya, Islam tidak mengalokasikan  dana dan bantuan untuk pengangguran khiyariyah karena pada prinsipnya mereka memang tidak memerlukan bantuan karena pada dasarnya mereka mampu untuk bekerja hanya saja
mereka malas untuk memanfaatkan potensinya dan lebih memilih menjadi beban bagi orang lain.
•  
• a.       Dampak Bagi Pengangguran
•  
•  Qardhawi (2005:4-5) telah merinci dampak buruk pengangguran dalam dua tingkatan, yaitu:
• 1). Dampak buruk pengangguran bagi individu:
•       a). secara ekonomi tidak memiliki pemasukan ataupun penghasilan.
•       b). secara kesehatan akan mengurangi gerak tubuh
•       c). secara kejiwaan seseorang akan hidup dalam kekosongan waktu dan  
•            akan menimbulkan perasaan dengki dan iri terhadap keberhasilan orang
•            lain
•       d). dampak buruk pengangguran bagi kehidupan keluargannya.`
•  
• 2). Dampak buruk pengangguran bagi masyarakat sekitarnya:
•       a). perkembangan ekonomi akan terhambat karena dalam masyarakat terdapat
•            kerusakan dan kekurangan daya produksi
•       b). dampak terhadap interaksi sosial dimana seseorang yang pengangguran akan
•            merasa kehilangan semua kemampuannya dan akan selalu merasa pesimis dalam
•            hidupnya
•       c). dampak terhadap moralitas dalam masyarakat yaitu munculnya kecenderungan
•            atau indikasi untuk berbuat kriminalitas karena seseorang yang menganggur  pada
•            umumnya akan memiliki banyak kekosongan dan kekhawatiran.
•  
• b.      Kebijakan yang Perlu Lakukan
•             Untuk aplikasinya ada baiknya pemerintah tetap mendata pengangguran dan kemiskinan secara tepat tanpa kepentingan apapun dan sekaligus mencari jalan keluar untuk masalah ini. Mungkin banyak hal yang dapat dilakukan pemerintah
mengatasi masalah pengangguran.
• Pertama, menjaga stabilitas politik dan ekonomi. Keadaan politik dan ekonomi yang stabil harus terus dipertahankan agar dunia usaha baik pengusaha dalam dan luar negri merasa nyaman dalam menjalankan usahanya. Bangkitnya dunia usaha
(sektor riil) akan menyerap pengangguran yang ada. Administrasi birokrasi harus seefesian mungkin. Jangan jadikan biriksasi yang bertele-tele membuat pengusaha jadi enggan dalam memulai suatu usaha. Apalagi cara ini akan meningkatkan
biaya produksi perusahaan.
• Kedua, meningkatkan kemampuan kerja. Pengangguran di Indonesia disebabkan salah satunya karena kemampuan tenaga kerja (skill) kita yang rendah. Untuk hal ini pemerintah harus terus menjaga kualitas pendidikan dan pelatihan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
 

•  
• http://hilyaitsnainmumtaza.web.unej.ac.id/2015/09/27/islam-dan-kehidupan-
sosial-masyarakat/
• http://kiasuki.blogspot.co.id/2011/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1
•  
• http://asri-jail.blogspot.co.id/2011/06/makalah-pandangan-islam-tentang.html
•  
• http://www.solihudin.com/2013/05/konsep-masyarakat-islam.html
•  
• http://tugaskuliahdesi.blogspot.co.id/2016/05/toleransi-inter-dan-antar-umat-
beragama.html
• http://hilmanemira.blogspot.co.id/2013/05/sistem-ekonomi-islam-dan-
kesejahteraan.html?m=1
•  

Anda mungkin juga menyukai