Anda di halaman 1dari 16

PEMBIAYAAN KESEHATAN

DI RUMAH SAKIT
KELOMPOK III

Heru Ardianto 1 2 Oktariya

Tuti Trisnawati 3 4 Pipin Yudistira

Fildzah Fakhrana 5 6 Tri Intan Lestari

Erianda Saputri 7 8 Juliana


Pembiayaan Kesehatan

Pembiayaan kesehatan didefinisikan sebagai suatu sistem yang mengatur tentang


besarnya dan alokasi dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau
memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat.

Implementasi strategi pembiayaan kesehatan di suatu negara diarahkan


kepada beberapa hal pokok yakni :
1. kesinambungan pembiayaan program kesehatan prioritas
2. reduksi pembiayaan kesehatan secara tunai perorangan (out of pocket
funding)
3. menghilangkan hambatan biaya untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan
4. pemerataan dalam akses pelayanan
5. peningkatan efisiensi dan efektifitas alokasi sumber daya (resources)
6. serta kualitas pelayanan yang memadai dan dapat diterima pengguna
jasa.
Tujuan Pembiayaan Kesehatan

Tujuan pembiayaan kesehatan adalah tersedianya pembiayaan kesehatan


dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil dan termanfaatkan
secara berhasil-guna dan berdaya-guna, untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
Dalam pembiayaan kesehatan terdapat unsur-unsur sebagai berikut:

1 DANA 2 SUMBER DAYA

PENGELOLA DANA
3
KESEHATAN
KONSEP BIAYA

1. Pembagian biaya
2. Biaya Berdasarkan Biaya Satuan
berdasarkan hubungan
(Unit cost)
dengan Volume Produksi
• Biaya satuan adalah biaya yang
• Biaya tetap ( fixed cost )
dihitung untuk setiap satu satuan
• Biaya variabel (variable cost)
produk pelayanan.
• Semi Variabel Cost
Contoh kasus yang terjadi di Kota Makassar sebagaimana yang
di muat dalam Tempo.co pada tanggal 23 juni 2013 sebagai berikut:

Revan merupakan anak pasangan Andi Amir dan Nirmawanti. Pada Ahad, 23 Juni 2013, Revan didera
muntah dan air besar terus-menerus hingga Andi membawa Revan ke Rumah Sakit Umum Daerah
Daya. 
"Sempat dirawat di sana beberapa jam, tapi kondisinya terus memburuk dan kritis," Karena
kondisinya terus menurun, bayi Revan pun dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat dr Wahidin
Sudirohusodo dengan mobil ambulans dari RSUD Daya.
Di sana bayi Revan ditolak. Alasannya, kamar perawatan penuh. "Saya berikan kartu Jamkesda,
kartu keluarga, dan KTP agar Revan dirawat sebagai pasien keluarga miskin," kata Nirmawanti.
"Tapi, satu jam kemudian, petugas rumah sakit bilang ruangan sudah penuh. Revan diminta cari
rumah sakit lain."
Revan dibawa ke RS Ibnu Sina dan RS Awal Bros. Bahkan, di RS Ibnu Sina, Revan tak sempat
masuk ke ruang periksa.
Petugas rumah sakit hanya memeriksa bayi itu dalam ambulans, dan menolak dengan alasan ruangan
penuh. "Di RS Awal Bros juga, anak saya cuma disenter lalu petugasnya bilang ruangan penuh.
Bayi Revan baru diterima di RS Akademis setelah Andi Amir tak lagi menunjukkan kartu Jamkesda.
Di sana, Revan didaftarkan sebagai pasien umum. Revan akhirnya sempat dirawat di unit gawat
darurat, sebelum meninggal sehari setelahnya.
Pembiayaan Kesehatan Di Rumah Sakit

Sebagai organisasi publik, rumah sakit diharapkan mampu


memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada
masyarakat.

Rumah Sakit milik pemerintah dihadapkan pada masalah


pembiayaan dalam arti alokasi anggaran yang tidak memadai
sedang penerimaan masih rendah dan tidak boleh digunakan
secara langsung.
Sistem Pembayaran Di Rumah Sakit

1.Sistem Pembayaran 2.Sistem Pembayaran


Restropektif Prospektif

Pembayaran restropektif Pembayaran Prospektif


berarti bahwa besaran secara umum adalah
biaya dan jumlah biaya pembayaran pelayanan
yang yang harus dibayar kesehatan yang harus
oleh pasien atau pihak dibayar, besaran biayanya
pembayar ditetapkan sudah ditetapkan dari awal
setelah pelayanan sebelum pelayanan kesehatan
diberikan. diberikan
macam-macam jenis pembayaran pelayanan kesehatan dengan sistem Prospektif, yaitu:

a. Diagnostic c. Pembayaran
Kapitasi (Capiated e. Pembayaran
Related Group Per Diem
(DRG) Payment System)

b.Case mix INA d. Pembayaran f. Pembayaran


CBG”s Per Kasus Global Budget
Tarif adalah harga jual yang memperhitungkan Unit
Cost, Jasa Pelayanan (Medis, Paramedis dan Non
Medis), Rencana Pengembangan dan Margin.
Untuk menentukan pola tarif masing-masing produk di Rumah Sakit,
sangat tergantung dengan jenis usaha masing-masing instalasi.
Ada 3 macam jenis usaha, yaitu :

1. Usaha jasa
Produk layanan yang ada di Instalasi Rawat Inap,
Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik), IRD, ICU, OK,
Penunjang Medis dan lain-lain
2. Usaha perdagangan
Produk penjualan yang ada di Apotek
3. Usaha pengolahan/industri
Produk olahan yang ada Instalasi Gizi, jika instalasi
tersebut sudah menjadi Revenue / Profit Centre.
Unsur tarif Rumah Sakit Pemerintah / non profit, terdapat dua bagian yaitu tarif yang dibebankan pemerintah dan yang dibebankan masyarakat. Biaya pemerintah seperti misalnya biaya gaji
karyawan dan biaya investasi. Biaya yang dibebankan masyarakat untuk biaya operasionalnya. Sehingga RSUD yang berstatus Badan Layanan Umum Daerah(BLUD).

Tarif Pasien yang dirawat dibedakan menjadi 2 jenis:


1. Mandiri (umum)
Pasien mandiri/umum membayar fee for service secara out of pocket.
2. Ada penjamin (asuransi). Pasien berdasar penjaminnya:
* Asuransi Pegawai Negeri (PT ASKES).
* Asuransi swasta. Tarifnya merupakan fee for service.
* Jamkesmas dan Jamkesda, diperuntukkan bagi warga miskin
Analisis Biaya Rumah Sakit

Analisis biaya rumah sakit adalah suatu kegiatan


menghitung biaya rumah sakit untuk berbagai
jenis pelayanan yang ditawarkan baik secara
total maupun per unit atau perpasien dengan cara
menghitung seluruh biaya pada seluruh unit
pusat biaya serta mendistribusikannya ke unit-
unit produksi yang kemudian dibayar oleh pasien
Manfaat Analisis Biaya
Manfaat utama analisis biaya menurut (Gani,A.2000)

A. Pricing

B. Budgeting /Planning

C. Budgetary control

D. Evaluasi dan Pertanggung Jawaban


KESIMPULAN

Rumah sakit sebagai penyedia layanan kesehatan


seharusnya menerima semua pasien yang datang,
memberi layanan yang dibutuhkan, dan baru
kemudian mengurus administrasi pembiayaannya,
apakah menggunakan Jaminan kesehatan atau
pembayaran dengan cara tunai. bukan melakukan
penolakan pasien dengan berbagai alasan karena
pasien tersebut tidak mampu
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai