Anda di halaman 1dari 31

BAB I PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP

ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN

1.1 Pengertian Administrasi Kesehatan


Administrasi kesehatan mengandung dua pengertian  yang terkandung didalamnya,
yaitu admnistrasi dan kesehatan. Kedua kata tersebut mengandung pengertian yang berbeda.
Batasan yang perlu dipelajari pertama adalah admnistrasi. Konsep admnistrasi merupakan
merupakan bagian dari keilmuan ekonomi manajemen.
Pengertian admnistrasi  : administrasi berasal dari bahasa latin, terdiri dari kata “ ad”
yang berarti “ pada” dan “ ministrate” yang berarti “ melayani” sehingga secara etimologis
maka administrasi berarti memberikan pelayanan. Beberapa batasan administrasi menurut
para pakar ekonomi antara lain:
a. Administrasi adalah upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
mempergunakan orang lain (George R Terry)
b. Admnistrasi adalah suatu proses upaya untuk mencapai tujuan tertentu dapat
dilaksanakan dan diawasi (social science encyclopedia).
c. Administrasi adalah pengorganisasian dan pengarahan sumberdaya manusia dan
materi untuk mencapai tujuan yang diinginkan (John m. Pfiffner)
d. Admnistrasi adalah pembimbingan, kepemimpinan dan pengawasan usaha- usaha
suatu kelompok orang-orang kearah pencapaian tujuan bersama. (William H.
Newman).

Dari definisi-difinisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa administrasi


mengandung unsur-unsur :
1. Adanya orang-orang
2. Adanya pedoman/petunjuk
3. Adanya kegiatan-kegiatan
4. .Adanya kerjasama
5. Adanya rasionalitas
6. Adanya tujuan yang hendak dicapai

Menurut Prof.Prajudi Atmosudirdjo (Lembaga Administrasi Negara), membedakan


administrasi dalam 2 pengertian, yaitu :
1. Administrasi dalam pengertian sempit
2. Administrasi dalam pengertian luas

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 1


Administrasi Dalam Pengertian Sempit
Dalam pengertian sempit di sini dimaksudkan ditinjau dari lingkup kerja yang sempit
yaitu hanya berkisar pada kegiatan tata usaha kantor (office work) seperti : tulis menulis,
pengetikan surat menyurat (termasuk menggunakan kompuer), agenda, kearsipan, pembukuan
dan lain sebagainya.

Administrasi Dalam Pengertian Luas


Dalam pengertian luas administrasi dapat dibedakan dalam 3 sudut, yaitu :
1. Proses
2. Fungsi atau Tugas
3. Kepranataan /Institusi

Proses
Ditinjau dari sudut proses, maka administrasi merupakan keseluruhan proses, mulai
dari proses pemikiran, proses perencanaan, proses pengaturan, proses penggerakan, proses
pengawasan sampai dengan pencapaian tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan orang harus
memikirkan dahulu apa yang akan dicapai dan bagaimana cara mencapainya serta sarana dan
prasana apa yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut serta kemampuan seseorang
untuk menjalankannya.
Sebagai contoh : Seseorang akan bepergian dari Jakarta ke Jayapura, maka orang
tersebut sudah punya tujuan mengapa dia ke Jayapura, kemudian bagaimana caranya ?,
apakah menggunakan kapal laut atau pesawat udara, lalu tersediakah biaya untuk itu dan
yang tidak kalah penting adalah mampukah orang itu untuk mengadakan perjalanan sejauh itu
?

Fungsi atau Tugas


Ditinjau dari sudut fungsi atau tugas administrasi berarti keseluruhan tindakan
(aktivitas) yang harus dilakukan oleh seseorang yang berkedudukan sebagai “administrator”
( memegang jabatan dalam manajemen suatu organisasi).
Dalam setiap organisasi atau instansi sudah tentu ada orang-orang yang menjalankan
administrasi, misalnya :
1. Orang-orang yang melaksanakan tugas kepemimpinan (pemimpin);
2. Orang-orang yang melaksanakan tugas perencanaan (perencana);
3. Orang-orang yang melaksanakan tugas pengawasan /kontrol (pengawas);
4. Orang-orang yang mengorganisir (organisator), dan lain sebagainya.
DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 2
Kepranataan (Institusi)
Ditinjau dari kepranataan (institusi), maka tinjauan administrasi adalah melihat kegiatan
dalam suatu lembaga melakukan aktivitas tertentu, misalnya: Lembaga perbankan, maka ada
orang-orang yang melakukan kegiatan perbankan dalam lembaga itu; Kantor Pos, maka ada
orang-orang yang melakukan kegiatan pelayanan pos (surat menyurat, pengiriman barang,
dan lain lain); kantor pajak, kantor kepolisian, kantor departemen –departemen, non
departemen dan lain sebagainya.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa administrasi mempunyai
pengertian :”Aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan” atau “proses penyelenggaraan kerja
untuk mencapai tujuan”

Gambar Ilustrasi

Gambar 1: Ilustrasi alur pemikiran proses

Administrasi Proses

Pemikiran Perencanaan Pengaturan Penggerakan

Tujuan

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 3


Gambar 2: Ilustrasi alur pemikiran Fungsi/Tugas

Fungsi/Tugas Pemimpin
Administrasi

Perencana Pengatur Pengorganisir Pengawas

Gambar 3 : Ilustrasi Kepranataan /Institusi

Kantor
Administrasi

Kantor Kantor Kantor Kantor AMG


Pajak Departemen Bank..X

Berdasarkan batasan –batasan administrasi diatas maka admnistrasi memiliki lima


unsure pokok meliputi : masukan (Input), proses (Process), keluaran (Output) , sasaran
(Target) dan dampak (Impact)

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 4


Masukan (input)
Yang dimaksud dengan masukan dalam administrasi adalah segala sesuatu yang
dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan administrasi. Masukan masukan ini dikenal
juga dengan perangkat administrasi ( tools of administration), antara lain :
1. Sumber (resources)
Yang dimaksud dengan sumber adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk
menghasil barang atau jasa, dapat dibedakan dalam 4 macam, yaitu :
a. Sumber Tenaga (labour resources)
Dapat terdiri dari tenaga ahli (skilled/expert) seperti ahli dokter, dokter gigi, bidan,
perawat. Sumber tenaga lainya adalah yang bukan ahli, seperti pesuruh, penjaga
malam dan tenaga kasar lainnya.
b. Sumber Modal (capital resources)
Dapat dibedakan dalam 2 macam yaitu: “modal bergerak”, seperti uang dan giro
serta “modal tidak bergerak”, seperti bangunan, tanah, kendaran dinas, sarana dan
prasarana lainnya.
c. Sumber Hukum (legitimate resources)
Sumber hukum adalah aturan/ketentuan/perundang-undangan yang berlaku dalam
menjalankan kegiatan administrasi, misalnya Keputusan Presiden (Kepres),
Peraturan Pemerintah (PP), Keputusan Menteri (Kepmen).
d. Sumber Alamiah (natural resources)
Sumber alamiah adalah segala sumber yang dapat dimanfaatkan dari alam
semesta, misalnya energi matahari, energi angin, gas alam, air terjun dan sumber
alam lainnya.
2. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Adalah tata cara dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Kemampuan dan Kesanggupan ( skill /capacity)
Adalah pengetahuan dan keadaan fisik, mental biologis tenaga pelaksana. Koontz dan
Donnells, membedakan masukan terdiri 4 macam, yaitu : manusia (man), modal
(capital), manajerial dan teknologi.
Pembagian lainnya yang banyak dikenal masyarakat adalah 4 M, yaitu : manusia
(man), uang (money), material dan metode (method), sumber ini untuk organisasi
yang tidak mencari keuntungan. Untuk yang profit dikenal dengan 6 M yaitu :
manusia (man), uang (money), material dan metode (method), pasar (market) dan
mesin (machinery)

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 5


Proses (Process)
Yang dimaksud dengan proses dalam administrasi adalah langkah-langkah yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Proses dalam administrasi dikenal
dengan sebutan fungsi administrasi . Pada umumnya fungsi administrasi menjadi tanggung
jawab pimpinan (pejabat manajemen). Beberapa fungsi administrasi yang penting menurut
para ahli adalah :
1. Freeman, Membedakan 6 fungsi administrasi yaitu : (planning perencanaan),
pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), pengawasan (controlling),
koordinasi (coordinating);
2. George R. Teryy, membedakan 4 fungsi administrasi, yaitu : perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating) dan pengawasan
(controlling;
3. Henry Fayol, membedakan 5 fungsi administrasi, yaitu : perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), perintah (commanding), koordinasi (coordinating)
dan pengawasan (controlling).
Pada saat ini dengan semakin berkembangnya ilmu administrasi, untuk memudahkan
pelaksanaannya, fungsi-fungsi administrasi disederhanakan menjadi 4, yaitu :
1. Perencanaan (planning) yang di dalamnya termasuk penyusunan anggaran belanja.
2. Pengorganisasian (Organizing) yang di dalamnya termasuk penyusunan staf.
3. Pelaksanaan ( implementing) yang di dalamnya termasuk penyerahan,
pengkoordinasian, bimbingan, penggerakan dan pengawasan.
4. Penilaian (evaluation) yang di dalamnya termasuk penyusunan laporan.

Keluaran (Out Put)


Yang dimaksud dengan keluaran (out put) adalah hasil dari suatu pekerjaan
administrasi. Untuk administrasi kesehatan, keluaran tersebut dikenal dengan nama pelayanan
kesehatan (health services). Pada saat ini pelayanan kesehatan tersebut banyak macamnya.
Secara umum dapat dibedakan atas dua macam. Pertama, pelayanan kedokteran (medical
services). Kedua, pelayanan kesehatan masyarakat (public health services).

Sasaran
Sasaran adalah kepada siapa keluaran yang dihasilkan, yakni upaya kesehatan
tersebut, ditujukan. Untuk administrasi kesehatan sasaran yang dimaksudkan di sini
dibedakan atas empat macam yakni perseorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Dapat

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 6


bersifat sasaran langsung (direct target group), ataupun bersifat sasaran fidak
langsung (indirect target group)

Dampak (Impact)
Adalah akibat yang ditimbulkan oleh keluaran. Untuk administrasi kesehatan, dampak
yang diharapkan adalah makin meningkatnya derajat kesehatan. Peningkatan derajat
kesehatan ini hanya akan dapat dicapai apabila kebutuhan (needs) dan
tuntutan (demands) perseorangan, keluarga, kelompok dan atau masyarakat terhadap
kesehatan, pelayanan kedokteran serta hngkungan yang sehat dapat terpenuhi. Kebutuhan dan
tuntutan ini adalah sesuatu yang terdapat pada pihak pemakai jasa pelayanan
kesehatan (health consumer).
a.  Kebutuhan kesehatan
Kebutuhan kesehatan (health needs) pada dasamya bersifat objektif dan karena itu untuk
dapat meningkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga , kelompok dan ataupun
masyarakat, upaya untuk memenuhinya bersifat mutlak. Sebagai sesuatu yang bersifat
objektif, maka munculnya kebutuhan kesehatan sangat ditentukan oleh masalah kesehatan
nyata yang ditemukan dalam masyarakat.
Masalah kesehatan nyata yang dimaksud banyak macamnya. Untuk perseorangan dan
atau keluarga yang terpenting adalah penyakit yang sedang diderita. Sedangkan untuk
kelompok dan ataupun masyarakat adalah gambaran pola penyakit yang ditemukan dalam
kelompok dan ataupun masyarakat. Ika diketahui bahwa muncuinya suatu penyakit
sebagaimana yang dikemukakan oleh Gordon dan Le Richt (1950) sangat ditentukan oleh
tiga faktor utama yakni pejamu (host), penyebab penyakit (agent) serta lingkungan
(environment), maka dalam upaya menemukan kebutuhan kesehatan, perhatian haruslah
ditujukan kepada ketiga faktor tersebut. Apabila penyebab utama penyakit telah berhasil
ditemukan, lanjutkaniah dengan upaya mengatasi penyebab yang dimaksud, yang dalam hal
ini ialah menyediakan serta menyelenggarakan upaya kesehatan yang sesuai.

b.  Tuntutan kesehatan
Berbeda haInya dengan kebutuhan, tuntutan kesehatan (health demands) pada dasamya
bersifat subjektif. Oleh karena itu pemenuhan tuntuan kesehatan tersebut hanya bersifat
fakultatif. Dengan perkataan lain terpenuhi atau tidaknya tuntutan kesehatan perseorangan,
kcluarga, kelompok dan ataupun masyarakat tidak terialu menentukan tereapai atau tidaknya
kehendak untuk meningkatkan derajat kesehatan.

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 7


Karena tuntutan kesehatan bersifat subjektif, maka muncuinya tuntutan kesehatan tersebut
dipengaruhi oleh faktor faktor yang bersifat subjektif pula. Ika diketahui bahwa kadar
subjektivitas seseorang banyak dipengaruhi antara lain oleh tingkat pendidikan clan tingkat
sosial ekonomi, maka tidaklah sulit dipahami bahwa munculnya tuntutan kesehatan tersebut
sangat tergantung dari tingkat pendidikan serta tingkat sosial ekonomi yang dimiliki.
Lebih lanjut karena tuntutan kesehatan ada kaitannya dengan tersedia atau tidaknya
pelayanan keschatan, maka dalam membicarakan tuntutan kesehatan tidak boleh pida
melupakan berbagai kemajuan teknologi yang mempengaruhi tersedia atau tidaknya
pelayanan kesehatan tersebut. Dengan perkataan lain dalam membi¬carakan tuntutan
kesehatan, peranan kemajuan teknologi kedokteran tidak dapat diabaikan. Karena
sesungguhnyalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Sorkin (1979) bahwa kemajuan
kemajuan teknologi kedokteran dapat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
tuntutan kesehatan.
Dalam kehidupan sehari hari, sering ditemukan bahwa kebutuhan kesehatan seseorang
tidak sama dengan tuntutan kesehatan. Dalam keadaan yang seperti ini, merupakan kewajiban
setiap petugas kesehatan untuk mencoba meniadakan ketidak samaan tersebut. Di sinilah
letak masalahnya, karena menyamakan kebutuhan kesehatan dengan tuntutan kesehatan
memang tidak mudah. Diperlukan berbagai upaya dan keterampilan yang bersifat khusus,
termasuk upaya clan keterampilan melakukan kornunikasi dan motivasi.

  1.2. Administrasi Kebijakan Kesehatan dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat


Administrasi kebijakan kesehatan dalam disipilin ilmu kesehatan masyarakat berasal
dari definisi pengertian ilmu kesehatan masyarakat menurut Winslow dari Yale University
pada tahun 1920. Rumusan ilmu kesehatan masyarakat tersebut adalah : “Public Health is the
science and art of Preventing disease, Prolonging life, and Promoting physical and mental
health and efficiency through organized community efforts for the sanitatation of the
environment, the control of community infections, the education of individual……dan
seterusnya. Bagian dari kalimat dalam konsep ilmu kesehatan masyarakat menurut Winslow
yang merupakan dasar dari administrasi kebijakan kesehatan adalah “……through organized
community efforts……” yang berarti bahwa upaya kesehatan masyarakat perlu dilaksanakan
melalui masyarakat yang terorganisir. (Budioro,2002)
Konsep ini menunjukkan bahwa upaya – upaya kesehatan masyarakat yang meliputi
pelayanan kesehatan secara komprehensif : promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif harus
dikelola secara terorganisir. Konsep pengorganisasian upaya kesehatan masyarakat menjadi
dasar kedudukan administrasi kebijakan kesehatan dalam ilmu kesehatan masyarakat.

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 8


Upaya kesehatan adalah tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan
tuntutan guna mengatasi masalah kesehatan. Meskipun diartikan begitu sederhananya tapi
bila kita mencoba mendalami hakekat seluk beluk upaya kesehatan tersebut maka kita akan
menyadari bagaimana rumit dan kompleknya sebenarnya keberadaan dan kedudukannya
dalam sistem kesehatan kita.
Secara mudahnya istilah administrasi kesehatan dapat diartikan sebagai
pengadministrasian upaya kesehatan. Pengadministrasian upaya kesehatan dapat diartikan
sebagai penerapan fungsi – fungsi administrasi terhadap sumber daya yang tersedia secara
efektif dan efesien untuk dapat menghasilkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan atau
dituntut untuk dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.

  1. 3. Ruang lingkup administrasi kebijakan kesehatan


Ruang lingkup administrasi kebijakan kesehatan meliputi :
a. Kebijakan kesehatan (health policy)
Kebijakan kesehatan membahas tentang penggarisan kebijaksanaan, pengambilan
keputusan, kepemimpinan, public relation, penggerakan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan program – program kesehatan.
b. Hukum Kesehatan (health law)
Hukum kesehatan membahas tentang peraturan atau perundangan di bidang kesehatan
meliputi : undang – undang kesehatan, hospital by law, informed consent, dan
sebagainya.
c. Ekonomi kesehatan (health economic)
Ekonomi kesehatan membahas tentang konsep pembiayaan kesehatan, asuransi
kesehatan, analisis biaya, dan sebagainya.
d. Manajemen tenaga kesehatan (health man power)
Manajemen tenaga kesehatan membahas tentang perencanaan kebutuhan tenaga
kesehatan, motivasi tenaga kesehatan, kinerja tenaga kesehatan , dan sebagainya.
e. Administrasi rumah sakit (hospital administration)
Administrasi rumah sakit membahas tentang organisasi dan manajemen rumah sakit,
manajemen SDM rumah sakit, manajemen keuangan rumah sakit, manajemen logistic,
dan sebagainya.

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 9


BAB II ORGANISASI DAN ADMINISTRASI
KEBIJAKAN
2.1.Pengertian Organisasi
Pengertian Organisasi adalah suatu kelompok orang yang bekerja sama untuk tujuan
bersama. Sedangkan secara terperinci pengertian organisasi adalah sebagai tempat atau
wadah untuk orang berkumpul dan berkerja sama secara rasional dan sistematis, terencana,
terpimpin, dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya baik uang, metode, material,
dan lingkungan, dan sarana-prasarana, data dan lain sebagainya yang digunakan secara efisen
dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi,
Pengertian Organisasi Menurut Definisi Para Ahli
Ditinjau dari pengertian organisasi yang beragam seperti pengertian organisasi secara umum
dan luas, para ahli juga mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian organisasi antara
lain sebagai berikut :
 Stoner, Menurutnya pengertian organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan
melalui mana orang-orang dibawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama
 Stephen P. Robbins, Menurut definisinya, pengertian organisasi adalah kesatuan
(entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif
dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
 James D. Mooney, Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama.
 Chester I. Bernard, Menyatakan bahwa organisasi adalah suatu sistem aktivitas
kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
 Drs. H. Malayu S,P, Hasibuan, menurutnya pengertian organisasi adalah sebagai
proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang
diperlukan untuk mencapai tujuan bersama.
 Max Weber, Menurut pendapatnya pengertian organisasi adalah suatu kerangka
hubungan terstruktur yang didalmnya terdapat wewenang, dan tanggung jawab serta
pembagian kerja menjalankan sesuatu fungsi tertentu.
 Prof. Dr. Sondang P. Siagian adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang /
lebih yang saling bekerjasama serta terikat secara formal dalam rangka melakukan
pencapaian tujuan yang sudah ditentukan dalam ikatan yang ada pada seseorang atau
beberap orang yang dikenal sebagai atasan dan seorang atau kelompok orang yang
dikenal sebagai bawahan

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 10


 Paul Preston dan Thomas Zimmerer adalah suatu kumpulan orang yang telah
disusun dalam sebuah kelompok-kelompok yang saling bekerjasama dalam mencapai
tujuan secara bersama.
 Philip Slznic, yang menyatakan bahwa organisasi adalah suatu peraturan personil
berguna dalam mempermudah dalam melakukan pencapaian dari beberapa tujuan
yang sudah ditetapkan lewat alokasi tanggung jawab dan fungsi atau Through the
allocation of functionss and responsibilites.
 Thompson, yaitu organisasi adalah suatu perpaduan antara anggota-anggota spesial
yang sangat impersonal dan rasional yang saling bekerjasama (koperasi) dalam
mencapai tujuan-tujuan yang spesifik yang sudah diumumkan.

2.2. Tujuan Organisasi


Setiap manusia memiliki kepentingan dan tujuan yang berbeda-beda, hal tersebut
menjadi sebab adanya tujuan dalam organisasi, dengan menyatukan kepentingan dan tujuan
yang berbeda-beda untuk menjadi kepentingan dan tujuan yang sama. Tujuan organisasi
berpengaruh dalam mengembangkan organisasi baik dalam perekrutan anggota, dan
pencapaian apa yang ingin dilakukan dalam berjalannya organisasi tersebut.Tujuan-tujuan
organisasi antara lain sebagai berikut :
1. Mengatasi terbatasnya kemampuan, kemandirian dan sumber daya yang dimilikinya
dalam mencapai tujuan
2. Sebagai tempat mencapai tujuan dengan selektif dan efisien karena melakukan secara
bersama-sama
3. Sebagai tempat mendapatkan jabatan dan pembagian kerja
4. Tempat mencari keuntungan bersama-sama
5. Sebagai tempat mengelola dalam lingkungan bersama-sama
6. Sebagai tempat mendapatkan penghargaan
7. Sebagai tempat dalam mendapatkan kekuasaan dan pengawasan
8. Sebagai tempat menambat pergaulan dan memanfaatkan waktu luang

2.3. Ciri-Ciri Organisasi


Mengacu pada tujuan dan pada pengertian organisasi yang ada diatas maka dapat kita
mengambil beberapa ciri-ciri organisasi yang memiliki batasan yang sangat jelas dan
gambaran mengenai bagaimana organisasi itu dan apa sebenarnya ciri-ciri dari organisasi
dikatakan sebagai organisasi.

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 11


a. Kumpulan manusia
Organisasi dikatakan sebagai organisasi ketika memiliki anggota sebanyak dua atau
lebih dari dua orang yang dapat berperilaku dalam organisasi untuk mencapai tujuan
dengan sadar sesuai dengan tujuan organisasi.
b. Tujuan bersama
Tujuan bersama merupakan suatu ciri utama dalam organisasi yang membedakan
dengan suatu kelompok. Bahkan pada salah satu pengertian organisasi yang ada diatas
telah menjelaskan bahwa tujuan organisasi mestinya disuarakan dan dipublikasikan
oleh pemimpin ataukah orang yang diakui sebagai orang yang ditokohkan. Namun,
tidak dapat disangkali bahwa pada tiap anggota pastilah mempunyai beberapa tujuan
pribadi yang tidak sama persis dengan para anggota lainnya, walaupun mereka telah
berkumpul. Akan tetapi dengan adanya tujuan organisasi maka setiap individu
tersebut mesti melaksanakan tujuan organisasi tersebut. Organisasi yang memiliki
kekompakan ialah yang mempunyai tujuan yang sama dengan para anggotanya
apalagi anggota mereka berada pada tataran bahwa. Contohnya, pada suatu organisasi
semisal perusahaan bisnis yang telah menghasilkan keuntungan dalam memperkaya
diri mereka dan memberi penghidupan dan memberikan makan kepada para anggota.
Semua anggota jelas mempunyai tujuan yang sama sehingga akan terdorong terus
untuk selalu bekerja sama.
c. Kerja sama
Organisasi mempunyai ciri-ciri seperti kerjasama. Tentunya tidak pantas jika pada
suatu kumpulan manusia yang mempunyai tujuan yang sama itu tidak bekerja sama,
hal ini akan membawa musibah kepada organisasi karena tentunya tidak adanya
kerjasama dalam suatu organisasi maka organisasi tersebut akan hancur.
d. Aturan-aturan
Aturan umumnya terbentuk setelah organisasi tersebut sudah ada. Adanya aturan ini
merupakan suatu bentuk ciri dari organisasi formal yang memiliki tujuan dalam
mengatur pada setiap anggota supaya kerjasama dapat terjalin secara efektif, efisien
dan memiliki tanggung jawab dalam berorganisasi. Aturan ini seringkali dinamakan
sebagai konstitusi atau anggaran dasar.
e. Pembagian tugas.
Pada sebuah organisasi yang formal mengenai pembagian tugas sesuai dengan
kemampuan dan kapasitas dari anggota, hal ini sangat penting untuk tercapainya
tujuan organisasi dan dapat mempermudah dalam pencapaian tujuan para anggota
organisasi. Berkat adanya pada pembagian tugas yang kemudian diatur dalam aturan

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 12


atau konstitusi maka mau tidak mau, suka tidak suka maka orang-orang yang berada
dalam organisasi tersebut mesti melakukan kerja sama dengan beberapa aturan
bersikap seperti profesional, memiliki loyalitas terhadap organisasi untuk tercapai
tujuan organisasi dan menjaga eksistensi dalam sebuah organisasi.

2.4. Unsur-Unsur Organisasi


Setiap organisasi memiliki beragam unsur antara lain sebagai berikut :
1. Unsur-Unsur Organisasi Secara Umum
a. Man, adalah unsur utama pembentuk organisasi yang disebut sebagai personil atau
anggota yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri atas unsur pimpinan
(administrator) sebagai pemimpin tertinggi organisasi, para manajer pemimpin
unit tertentu suatu kerja sesuai fungsinya dan para pekerja (workers). Setiap hal
tersebut merupakan kekuatan organisasi. Kerja Sama, adalah unsur organisasi
dimana setiap anggota atau personil melakukan perbuatan secara bersama-sama
untuk tujuan bersama.Tujuan Bersama, adalah Sasaran yang ingin dicapai/
diharapkan baik dari prosedur, program, pola atau titik akhir dari pekerjaan
organisasi tersebut.
b. Peralatan (Equipment), adalah sarana dan prasarana yang berupa kelengkapan dari
organisasi tersebut baik itu berupa bangunan (gedung, kantor), materi, uang, dan
kelengkapan lainnya.
c. Lingkungan (Environment), adalah unsur organisasi yang juga memiliki pengaruh.
Faktor tersebut adalah ekonomi, sosial budaya, strategi, kebijaksanaan. anggaran,
dan peraturan yang telah ditetapkan.
d. Kekayaan Alam, yang termasuk dengan kekayaan alam adalah air, cuaca, keadaan
iklim, flora dan fauna.
e. Kerangka/Kontruksi Mental Organisasi, adalah landasan dari organisasi yang
berada pada visi organisasi tersebut dibuat.
2. Unsur-Unsur Organisasi Menurut Keith Davis
a. Unsur Pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan
keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya
keterlibatan secara jasmaniah
b. Unsur Kedua, adanya sikap sukarela dalam membantu kelompok mencapai tujuan
tertentu.
c. Unsur Ketiga, unsur tanggung jawab merupakan rasa yang paling menonjol dalam
menjadi anggota

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 13


3. Unsur-Unsur Dasar Organisasi
a. Personil atau anggota
b. Visi
c. Misi
d. Wewenang
e. Struktur
f. Hubungan
g. Formalitas
h. Sumber Energi
i. Proses Kegiatan organisasi

2.5.Teori-Teori Organisasi
Terdapat macam-macam teori organisasi antara lain sebagai berikut :
 Teori Organisasi Klasik adalah teori yang memiliki konsep organisasi mulai dari
tahun 1800 (abad 19) yang mendefinisikan organisasi adalah sebagai struktur
hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan,
komunikasi dan faktor lain ketika orang bekerja sama. Teori klasik sangat
tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi serta pemberian petunjuk mekanistik
struktural yang kaku dan tidak kreatif yang digambarkan oleh para teoritisi. Teori
Klasik disebut juga dengan teori tradisional. Teori klasik berkembang dalam 3 jenis
aliran antara lain sebagai berikut :
a. Teori Birokrasi, teori birokrasi dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya yang
berjudul “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism
b. Teori Administrasi, teori administrasi dikembangkan atas sumbangan dari Henry
Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooeny dan Reliey dari Amerika.
c. Manajemen Ilmiah, teori ini dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor yang
dimulai pada tahun 1900.
 Teori Organisasi Neoklasik adalah Teori yang menekankan pada pentingnya aspek
psikologis dan sosial, baik sebagai individu dan kelompok dalam lingkungan kerja.
Teori Neoklasik adalah teori/aliran hubungan manusia (The Human Relation
Movement). Dalam pembagian kerja, diperlukan hal-hal berikut yang telah
dikemukakan teori neoklasik antara lain sebagai berikut :
a. Partisipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan
b. Perluasan kerja, yaitu sebagai kebalikan dari pola spesialisasi

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 14


c. Manajemen bottom-up, yang akan memberikan kesempatan para junior untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.
 Teori Organisasi Modern adalah teori yang bersifat terbuka dimana semua unsur
organisasi satu kesatuan yang saling ketergantungan. Teori modern dipelopori oleh
Herbert Simon yang ditandai dan dimulai disaat berakhirnya gerakan contingency.
Teori modern disebut juga sebagai analisa system pada organisasi yang merupakan
aliran ketiga terbesar dalam teori organisasi dan manajemen. Sistem terbuka yang
dipelopori Katz dan Robert kahn dalam bukunya “the social psychology of
organization”. yang menjelaskan dalam bukunya mengenai keunggulan sistem
terbuka.

2.6. Struktur Organisasi


Pada umumnya, suatu organisasi formal mempunyai struktur yang jelas dan nyata
yang tersusun atas pemimpin atau ketua, sekretaris, bendahara, ketua bidang dan anggota
bidang. Untuk organisasi yang lebih gemuk dalam strukturnya menambahkan wakil pada
setiap presidium seperti wakil ketua, wakil sekretaris, wakil bendahara, wakil ketua bidang.
Dalam struktur organisasi, memiliki nama struktur yang berbeda-beda tergantung dari
kesepakatan orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut, karena terdapat nama struktur
dalam sebuah organisasi dimana ketua bidang setara dengan koordinator bidang, tetapi
semuanya memiliki kesamaan.
Kemudian, pada organisasi berbasis perusahaan tentunya memiliki struktur yang berbeda-
beda seperti ada direktur komisaris, direktor, manajer, supervisor, konsultan, anggota dan
yang lainya.

2.7. Pentingnya Organisasi


Dewasa ini, perkembangan dinamika sosial (masyarakat) yang semakin rumit hadir
didalam masyarakat menuntut kepada setiap individu untuk bisa melakukan proses adaptasi
agar tidak menjadi hambatan dalam mewujudkan tatanan masyarakat ideal
Hanya saja dalam mewujudkan tatanan masyarakat ideal perlu adanya kesatuan pahaman,
namun di realitasnya ternyata setiap individu memiliki pandangan tersendiri mengenai
tatanan yang ideal seperti apa yang mesti dilakukan dalam masyarakat. Banyaknya individu
seperti inilah yang akhirnya membuat pergolakan dalam masyarakat semakin rumit sehingga
menimbulkan persengketaan yang berkepanjangan dalam ranah sosial, salah satu contohnya
seseorang akan memberikan reaksi negatif terhadap individu lain ketika berbeda pandangan

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 15


(idea) dan kelompok (organisasi), bisa kita lihat adanya tawuran antara pendukung kelompok
A dan kelompok B.

2.8.Manfaat Organisasi
Mengikuti dan menjadi anggota dalam organisasi memiliki manfaat antara lain
sebagai berikut :
1. Tercapainya sebuah tujuan
2. Melatih mental bicara di publik
3. Mudah memecahkan masalah
4. Melatih leadership
5. Memperluas pergaulan
6. Kuat dalam menghadapi tekanan
7. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan
8. Membentuk karakteristik dengan seseorang
9. Mampu dalam mengatur waktu dengan baik
10. Sebagai ajang dalam pembelajaran kerja yang sebenarnya

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 16


BAB III KEBIJAKAN KESEHATAN

  3.1 Kebijakan Publik dan Kebijakan Kesehatan


3.1.1 Kebijakan Publik
Kebijakan publik menurut Thomas Dye (1975), dalam Winarno, yang mengatakan
bahwa “kebijakan publik adalah apapun yang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau tidak
dilakukan ( whatever governments choose to do or not to do). Konsep tersebut sangat luas
karena kebijakan publik mencakup sesuatu yang tidak dilakukan pemerintah atau yang
dilakukan pemerintah ketika pemerintah menghadapi masalah publik.
Kebijakan publik meliputi semua kebijakan yang berasal dari pemerintah, seperti
kebijakan ekonomi, transportasi, komunikasi, pertahanan, dan keamanan (militer), serta
fasilitas-fasilitas umum lainnya (air bersih, listrik). Beberapa konsep yang dapat digunakan
untuk memahami kebijakan publik yang dikemukakan oleh Young dan Quinn adalah :
1. Kebijakan public adalah tindakan yang dibuat dan dimplementasikan oleh badan
pemerintah dan perwakilan lembaga pemerintah yang meiliki kewenangan hukum,
politis dan financial untuk melakukannya.
2. Kebijakan publik merupakan sebuah reaksi terhadap kebutuhan dan masalah dunia
nyata, yang berupaya mersepons masalah atau kebutuhan konkret yang berkembang di
masyarakat
3. Merupakan seperangkat tindakan yang berorientasi pada tujuan . Kebijakan public
biasanya bukanlah sebuah keputusan tunggal, melainkan terdiri dari beberapa pilihan
tindakan atau strategi yang dibuat untuk mencapai tujuan tertentu demi kepentingan
orang banyak.
4. Merupakan sebuah keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatau

Dapat disimpulkan bahwa Kebijakan public adalah suatu arahan untuk melakukan atau
tidak melakukan tindakan tertentu sehingga menggerakkan seluruh sector atau perangkat
pemerintahan dan menciptakan perubahan pada kehidupan yang terkena dampak dari
kebijakan tersebut.
Pembuat kebijakan difokuskan pada pemerintah sebagai pembua kebijakan secara formal dan
legal di Indonesia.

3.1.2 Kebijakan Kesehatan


Kebijakan
Kata dasar “kebijakan” adalah bijak yang berarti selalu menggunakan akal budi,
pandai, mahir, cerdik, cakap, sehingga “kebijakan” diartikan sebagai kepandaian, kemahiran,
ataupun kecerdikan. Kebijakan berkaitan dengan kemampuan seseorang menggunakan akal
DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 17
budi atau kepandaian atau kemahiran atau kecerdikan atau kecakapnnya untuk bertindak lebih
ketika menghadapi suatu kesulitan/dilema.
Kebijakan merupakan suatu rangkaian alternative yang siap dipilih berdasarkan
prinsip-prinsip tertentu. Kebijakan merupakan suatu hasil analisis yang mendalam terhadap
berbagai alternative yang bermuara kepada keputusan tentang alternative terbaik. Kebijakan
adalah rangkaian dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan
suatu pekerjaan kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang organisasi, atau pemerintah);
pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen
dalam usaha mencapai sasaran tertentu.

Kesehatan
Pengertian “Kesehatan” merupakan landasan pemahaman terhadap “kebijakan
kesehatan”. Pengerian kesehatan disampaikan para ahli diantaranya :
1. Suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk (anatomi) dan fungsi tubuh
(fisiologi) dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya (Perkin, 1938)
2. Keadaan sejahtera sempurna dari fisik, mental dan sosial yang tidak hanya terbatas
pada terbebas dari berbagai penyakit atau kelemahan (WHO 1947, dan UU Nomor 9
Tahun 1960.
3. Keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala
faktor keturunan dan lingkungannya (WHO, 1957).
4. Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi (UU 23 Tahun 1992).

Berbagai pengertian diatas, dapatlah disimpulkan bahwa kesehatan adalah suatu


keadaan seimbang yang dinamis antara fisik, mental sosial maupun spiritual yang
diindikasikan tidak adanya keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda penyakit atau kelainan
sehingga memungkinkan untuk hidup prduktif baik secara sosial maupun secara ekonomi.

Kebijakan Kesehatan
Menurut Walt (1994) Kebijakan Kesehatan adalah berbagai upaya dan tindakan
pengambilan keputusan yang meliputi aspek teknis medis dan pelayanan keseahtan, serta
keterlibatan pelaku/aktor baik pada skala individu maupun organisasi atau institusi dari
pemerintah, swasta, LSM dan representasi masyarakat lainnya yang membawa dampak pada
kesehatan.
Secara sederhana, kebijakan kesehatan dipahami sebagai kebijakan publik yang
berlaku untuk bidang kesehatan. Kebijakan publik bertransformasi menjadi kebijakan
kesehatan ketikan pedoman yang diteapkan bertujuan meningkatkan derajat kesehatan.

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 18


Kebijakan kesehatan sebagai bagian dari kebijakan publik semakin menguat mengingat
karakteristik untuk yang ada pada sector kesehatan sebagai berikut :
1. Kesehatan menjadi hak dasar seiap individu yang membutuhkannya secara adil dan
setara. Artinya, setiap individu tanpa terkecuali berhak mendapatkan akses dan
pelayanan kesehatan yang layak apapun kondisi dan status finnansialnya.
2. Consumer ignorance, keawaman masyarakat membuat posisi dan relasi “masyarakat-
tenaga medis” menjadi tidak sejajar dan cenderung berpola paternalistic. Artinya
masyarakat, dalam hal ini pasien, tidak memiliki tawar yang baik, bahkan hamper
tanpa daya tawar ataupun daya pilih.
3. Kesehatan memiliki sifat uncertainty atau ketidakpastian. Kebutuhan akan pelayanan
kesehatan sama sekali tidak berkait dengan kemampuan ekonomi rakyat. Siapa pun ia
baik dari kalangan berpunya maupun miskin ketika jatuh sakit tentu akan
membutuhkan pelayanan kesehatan. Ditambah lagi, seorang tidak akan pernah tahu
kapan ia akan sakit dan berapa biaya yang akan ia keluarkan. Disinilah pemerintah
harus berperan untuk menjamin setiap warga negara mendapatkan pelayanan
kesehatan ketika membutuhkan, terutama bagi masyarakata miskin.
Ungkapan seorang ahli ekonomi sosial dan kesehatan Gunnar Myrdal :
“Orang menjadi sakit karena mereka miskin, dan mereka bertambah miskin karena
mereka sakit serta menjadi lebih sakit karena mereka lebih miskin”
4. Adanya eksternalitas, yaitu keuntungan yang dinikmati atau kerugian yang diderita
oleh sebagian masyarakat karena tindakan kelompok masyarakat lainnya. Dalam hal
kesehatan, dapat berbentuk eksternalitas positif atau negatif.
Sebagai contoh : jika di suatu lingkungan RW sebagian besar masyarakat tidak
menerapkan pola hidup sehat sehingga terdapat sarang nyamuk Aides aigepty, maka
dampaknya kemungkinan tidak hanya mengenai sebagian masyarakat tersebut saja
melainkan diderita pula oleh sekelompok masyarakat lain yang telah menerapkan
perilaku hidup bersih.

Pemerintah wajib berperan membuat kebijakan mengenai sektor kesehatan dengan


tujuan meningkatkan derajat kesehatan bagi setiap warga negara. Secara lebih rinci WHO
membedakan peran negara dan pemerintah sebagai pelaksana di bidang kesehatan yaitu
sebagai : Pengarah (stewardship atau oversight), Regulator ; yang melaksanakan kegiatan
regulasi, ibaratnya fungsi sebagai wasit, dan yang dikenakan regulasi (pemain). Fungsi
stewardship atau oversight ini terdiri dari 3 aspek :
1. Menetapkan, melaksanakan dan memantau aturan main dalam sistem kesehatan.
2. Menjamin keseimbangan antara berbagai pelaku utama (key player) dalam sektor
kesehatan (terutama pembayar, penyedia pelayanan, dan pasien).

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 19


3. Menetapkan perencanaan strategis bagi seluruh sistem kesehatan.
Karena begitu strategis dan pentingnya sector kesehatan, WHO menetapkan 8 elemen yang
harus tercakup dan menentukan kualitas dari sebuah kebijakan kesehatan, yaitu :
1. Pendekatan Holistik
Kesehatan didefinisikan sebagai sesuatu yang dinamis dan lengkap dari dimensi fisik,
mental, sosial, dan spritual. Artinya pendekatan dlam kebijakan kesehatan tidak dapat
semata-mata mengandlakan upaya kuratif, tetapi harus lebih mempertimbangkan
upaya prefentif, promotif dan rehabilitatif.
2. Partisipatori
Partisipasi masyarakat akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kebijakan, karena
melalui partisipasi masyarakat dapat dibangun collective action (aksi bersama
masyarakat) yang akan menjadi kekuatan pendorong dalam pengimplementasian
kebijakan dan penyelesaian masalah.
3. Kebijakan Publik yang sehat
Yaitu setiap kebijakan harus diarahkan untuk mendukung terciptanya pembangunan
kesehatan yang kondusif dan berorientasi kepada masyarakat.
4. Ekuitas
Yaitu harus terdapat distribusi yang merata dari layanan kesehatan. Ini berarti negara
wajib menjamin pelayanan kesehatan setiap warga negara tanpa memandang status
ekonomi maupun status sosialnya karena kesehatan merupakan hak asasi manusia dan
merupakan peran negara yang paling minimal dalam melindungi warga negaranya.
5. Efisiensi
Layanan kesehatan harus berorientasi proaktif dengan mengoptimalkan biaya dan
teknologi.
6. Kualitas
Artinya pemerintah harus menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi
seluruh warga negara. Dalam menghadapi persaingan pasar bebas dan menekan
pengaruh globalisasi dalam sektor kesehatan, pemerintah perlu meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan setara dengan pelayanan kesehatan bertaraf internasional.
7. Pemberdayaan Masyarakat
Terutama pada daerah terpencil, dan daerah perbatasan untuk mengoptimalkan
kapasitas sumber daya yang dimiliki. Pemberdayaan ini dilakukan dengan
mengoptimalkan social capital.
8. Self-reliant
Kebijakan kesehatan yang ditetapkan sebisa mungkin dapat memenuhi keyakinan dan
kepercayaan masyarkat akan kapasitas kesehatan di wilayah sendiri.

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 20


3.2 Tahapan kebijakan kesehatan
Proses kebijakan kesehatan dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahapan kebijakan
kesehatan adalah keseluruhan pola dalam pembuatan kebijakan kesehatan yang melibakan
hubungan masalah perumusan, implementasi dan evaluasia dampaknya terhadapa masyarakat.
Tahapan kebijakan kesehatan merupakan proses yang kompleks karena melibatkan banyak
proses dengan berbagai variabel yang harus dikaji, dengan melibatkan berbagai unsure antara
lain adalah eksekutif, legislative, mass media forum, para ahli, akademis, dan para praktisi di
bidang kesehatan. Oleh karena itu para ahli membagi proses kebijakan dalam tahap-tahapan
agar mudah mengkajo kebijakan yang dibuat.
Berikut ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai tahapan dalam pembuatan
suatu kebijakan :
1. James Anderson
a. Formulasi Masalah
b. Formulasi Kebijakan
c. Penentuan Kebijakan
d. Implementasi Kebijakan
e. Evaluasi Kebijakan
2. Patton dan Savicky
a. Mendefinisikan masalah (define the problem)
b. Menentukan criteria evaluasi (determine evaluation criteria)
c. Mengidentifikasi alternative kebijakan-kebijakan (identify alternative policies)
d. Mengevaluasi alternative kebijakan-kebijakan (evaluative alternative policies)
e. Menyeleksi kebijakan-kebijakan terpilih (select preferred policy)
f. Menerapkan kebijakan-kebijakan terpilih (implement the preferred policy)
3. Thomas R.Dye
a. Identifikasi masalah kebijakan (identification of policy problem)
b. Pengaturan agenda (agenda setting)
c. Perumusan kebijakan (policy formulation)
d. Pengesahan kebijakan (policy legitimation)
e. Pelaksanaan kebijakan policy Implementasi)
f. Evaluasi kebijakan policy evaluation)

Dari beberapa tahapan tersebut diatas, maka tahapan kebijakan kesehatan dapat
disederhanakan sebagai berikut :
1. Perumusan masalah kebijakan kesehatan
2. Agenda Setting
3. Formulasi Kebijakan Kesehatan

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 21


4. Implementasi Kebijakan Kesehatan
5. Evaluasi Kebijakan Kesehatan

Apabila dihubungkan dengan fungsi-fungsi administrasi, maka tahapan tersebut dapat


dilihat pada table berikut :
FUNGSI ADMINISTRASI TAHAPAN KEBIJAKAN
P1 (Perencanaan) Perumusan Masalah Kebijakan
Agenda Seting
Formulasi Kebijakan
P2 (Penggerakan – Pelaksanaan) Implementasi Kebijakan
P3 (Pemantauan-Pengendalian-Penilaian) Evaluasi Kebijakan

Berdasarkan table tersebut diatas, maka adminisrasi kebijakan kesehatan meliputi :


1. Perencanaan masalah kebijakan kesehaan
a. Perumusan Masalah Kebijakan Kesehatan
b. Agenda Setting
c. Formulasi Kebijakan
2. Implementasi Kebijakan Kesehatan
3. Evaluasi/Penilaian Kebijakan

3.3. Klasifikasi Kebijakan Kesehatan


Setiap suatu kebijakan public, jenis-jenis kebijakan kesehatan dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
1. Substantive dan procedural policies
2. Distributive, redistributive dan regulatory policies
3. Material policies
4. Public goods dan private goods policies

Substantive policies
Adalah kebijakan kesehatan yang dilihat dari substansi masalah yang dihadapi. Suatu
kebijakan kesehatan bisa saja menyangkut upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber
daya kesehatan, farmasi, perbekalan kesehatan, makanan, manajemen dan informasi kesehatan
atau pemberdayaan masyarakat. Procedural policies Adalah kebijakan yang dilihat dari pihak-
pihak yang terlibat dalam perumusannya (policy stakeholders). Suatu kebijakan kesehatan
dapat dibuat oleh Pemerintah Pusat (Presiden bersama-sama dengan DPR) atau Pemerintah
Daerah (bersama-sama dengan DPRD) atau kebijakan yang dibuat oleh Kementrian
Kesehatan, dan alin sebagainya)

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 22


Distributive policy
Adalah kebijakan kesehatan yang dilihat dari pemberian pelayanan atau keuntungan kepada
individu, kelompok atau swasta. Redistributive policy adalah suatu kebijakan kesehatan yang
menyangkut pemindahan lokasi kekayaan pemilikan hak. Di Indonesi kebijakan ini pernah
dibuat oleh pemerintah di bidang perumahsakitan dimanan seluruh Rumah Sakit yang
didirikan dan merupakan milik Jerman pada waktu itu harus diserahkan kepemilikannya
kepada masyarakat setempat. Regulatory policies adalah pembatasan/pelarangan terhadap
perbuatan/tindakan. Misalnya pembatasan jumlah anak dalam program KB di masa
pemerintahan Orde Baru, pelarangan merokok di tempat-tempat umum dan lain sebagainya.

Public goods policy


Adalah penyediaan barang/pelayanan untuk kepentingan orang banyak. Misalnya penyediaan
obat oleh pemerintah dalam program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dimasa
lalu. Private goods policies adalah penyediaan barang/pelayanan untuk kepentingan
perorangan dengan imbalan tertentu.

    3.4 Kebijakan kesehatan di Indonesia

Kebijakan kesehatan Indonesia dirumuskan dalam Sistem Kesehatan Nasional. Bagian


pertama dari Sistem Kesehatan Nasional secara garis besarnya menggariskan arah, tujuan,
kebijaksanaan dan dasar serta landasan tentang bagaimana seharusnya pengadministrasian
segala upaya kesehatan di Indonesia
Disebutkan bahwa pembangunan kesehatn hendaknya diselenggarakan sebagai bagian
integral dari pembangunan nasional, oleh karena itu harus diarahkan pada pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat indonesia menuju
masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila.
Garis Besar Haluan negara (GBHN) yang dirumuskan oleh MPR memuat tujuan
pembangunan dalam garis besar yang ingin dicapai, baik dalam kurun waktu 5 tahun yang
akan segera dilalui maupun jangka panjang 25 tahun. Dalam GBHN termuat kebijaksanaan
secara garis besar untuk sektor kesehatan. Garis besar tujuan pembangunan bidang kesehatan
yang tercantum dalam GBHN untuk upaya pelaksanaan dan pencapaiannya masih perlu di
rinci dalam Repelita dan selanjutnya dalam rencana tahunan yang dapat dioperasionalkan
secara nyata. Apa yang termuat dalam GBHN pada hakekatnya baru menentukan
kebijaksanaan perencanaan pembangunan secara garis besar tentang apa yang akan dicapai
dan apa yang akan dilakukan. Sistem administrasi kesehatan yang ada kemudian akan

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 23


melanjutkan dan melaksanakannya untuk tercapainya tujuan-tujuan tadi secara menyeluruh
dan terpadu serta dalam kerangka kaitan dengan sistem lainnya.
Disamping penggarisan dalam bentuk kebijaksanaan seperti diatas masih ada
ketentutan – ketentuan lainnya yang pengaturannya lebih tegas dan mengikat karena
ditetapkan dalam bentuk undang – undang dan peraturan. Undang – undang yang mengatur
masalah kesehatan adalah undang – undang kesehatan nomor 23 tahun 1992.

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 24


BAB IV SISTEM KEBIJAKAN KESEHATAN

4.1 Pengertian Sistem

Untuk Memahami seluk beluk administrasi kebijakan kesehatan secara komprehensif


maka pemahaman tentang pendekatan sistem sangat penting. Beberapa pemikiran tentang
pengertian sistem oleh para pakar adalah :
1. Sistem adalah gabungan dari elemen – elemen yang saling dihubungkan oleh suatu
proses atau strktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya
menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan (Ryans)
2. Sistem adalah suatu  stuktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling
berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai keluaran yang
diinginkan secara efektif dan efesien. (John McManama)

Berdasarkan pengertian diatas secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu


tatanan unsur – unsur yang berhubungan yang satu dengan yang lain termasuk ciri –
cirinya. Unsur – unsur tersebut merupakan bagian atau komponen (subsistem) dari sistem
tersebut. Ciri –ciri system adalah hal – hal yang menandai keberadaan unsur – unsure system.
Hubungan antara unsure – unsure dengan cirri – cirinya tadi berproses menuju ke suatu
maksud atau tujuan tertentu.
Sistem adalah serangkaian bagian yang saling berhubungan dan bergantung dan diatur
dalam aturan tertentu untuk menghasilkan satu kesatuan. Contohnya, sistem kesehatan yang
didalamnya terdapat bagian yang saling berhubungan seperti tenaga kesehatan, infrasturktur
kesehatan, pembiayaan, dan sebaginya. Untuk membuat sebuah kebijakan, adalah penting
terlebih dahulu memahami apa dan siapa saja yang terlibat dalam sistem serta siapa saja yang
dipengaruhi maupun mempengaruhi sistem tersebut.
Menurut Dunn (1994), sistem kebijakan (policy system) mencakup hubungan timbal
balik dari tiga unsur, yaitu kebijakan publik, pelaku kebijakan, dan lingkungan kebijakan.
Hubungan timbal balik antara ketiga komponen sistem kebijakan tersebut digambarkan dalam
gambar berikut ini :

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 25


Aktor
Kebijakan

Lingkungan Kebijakan

Kebijakan Publik

Gambar . Hubungan Komponen dalam Sitem Kebijakan

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa sebagai ssebuah sistem, kebijakan
merupakan suatu rangkaian dari beberapa komponen yang saling terkait, dan bukan
komponen yang berdiri sendiri. Segitiga sistem kebijakan menjelaskan adanya actor kebijakan
yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kebijakan public. Kesemuanya juga tidak luput dari
pengaruh lingkungan kebijakan. Ketiga komponen tersebu selanjutnya dikenal sebagai sistem
kebijakan, yaitu tatanan kelembagaan yang berperan dalam penyelenggaraan kebijakan public
yang mengakomodasi aspek teknis, soisopolitik maupun interaksi antara unsure kebijakan.
            Suatu system dapat dianggap sebagai bagian dari suatu keseluruhan yang nyata
(realitas), tapi dapat juga menandakan suatu model rekaan hasil abstraksi konsep pemikiran
kita untuk memahami sesuatu yang kompleks. Contoh Sistem sebagai suatu keseluruhan yang
nyata (realitas) adalah struktur anatomis dan fungsi fisiologis tubuh manusia, maka secara
sistematis kita harus memilah-milah struktur anatomisnya menjadi subsistem susunan tulang
belulang, susunan otot-otot, susunan saraf, susunan pencernaan dan sebagainya. Kemudian
dipelajari bagaimana fungsi fisiologis dari tiap susunan (subsistem tubuh) tersebut yang saling
berhubungan dan saling bergantung satu dengan yang lainnya, secara keseluruhan membentuk
keseluruhan tubuh manusia yang utuh.
            Sistem dalam administrasi kebijakan kesehatan merupakan konsep yang abstrak hasil
pemikiran. Struktur dan fungsi yang membentuk sistem administrasi kebijakan kesehatan
harus kita bayangkan atau kita abstraksikan seolah –olah kita memilah tubuh manusia dan
menjadi sub sistem yang berhubungan dan saling tergantung serta saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan yang secara terpadu berupaya mencapai suatu
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam menjabarkan sistem administrasi kebijakan kesehatan
adalah sistem yang terbuka artinya subsistem yang dapat dilibatkan menjadi hampir tidak ada

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 26


batas yang jelas. Keberadaan sistem dan subsistemnya adalah hasil abstraksi atau model
perekaan pemikiran kita tentang administrasi kebijakan kesehatan.

4.2 Ciri – ciri sistem


Sesuatu disebut sebagai sistem, apabila ia memiliki beberapa ciri pokok sistem. Ciri – ciri
pokok sistem adalah :
1. Dalam sistem terdapat bagian atau elemen yang satu sala yang lain saing berhubungan
dan mempengaruhi yang kesemuanya membentuk satu kesatuan, dalam arti semuanya
berfungsi untuk mencapai tujuan yang sama yang telah ditetapkan.
2. Fungsi yang diperankan oleh –masing bagian atau elemen yang membentuk satu
kesatuan tersebut adalah dalam rangka mengubah masukan menjadi keluaran yang
direncanakan.
3. Dalam melaksanakan fungsi tersebut, semuanya bekerja sama secara bebas namun
terkait, dalam arti terdapat mekanisme pengendalian yang mengarahkannya agar tetap
berfungsi sebagai yang telah direncanakannya.
4. Sekalipun sistem merupakan satu kesatuan yang terpadu, bukan berarti ia tertutup
terhadap lingkungan.

Konsep sistem relatif masih baru diterapkan dalam administrasi kebijakan kesehatan,
teori administrasi klasik terlalu menekankan pentingnya pembagian tugas dalam suatu
program, namun setelah menyadari bahwa manusia yang saling berinteraksi, maka
dikembangkan teori hubungan manusia, kemudian dikembangkan teori sistem yang dipakai
dalam administrasi kesehatan.

4.3 Unsur dan komponen sistem


Unsur adalah bagian atau komponen yang membentuk sistem. Bagian atau komponen
system tersebut dapat dikelompokkan menjadi enam unsure yaitu:
1. Masukan
Adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam system dan yang
diperlukan untuk dapat berfungsinya system tersebut.
2.  Proses
Adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam system dan berfungsi untuk
mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
3. Keluaran

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 27


Adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses
dalam system.
4. Umpan balik
Adalah kumpulan atau elemen yang merupakan keluaran dari system dan sekaligus
masukan bagi system tersebut.
5.  Dampak
Adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu system.
6. Lingkungan
Adalah dunia diluar system yang tidak dikelola oleh system tapi mempunyai pengaruh
terhadap system.

Sebagai contoh sistem, Sistem Kesehatan Nasional (SKN) di Indonesia yang


ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional dapat digambarkan sebagai berikut :

4.4 Pendekatan dan analisa sistem


Upaya menggambarkan sistem administrasi kebijakan kesehatan dapat dibaratkan
dengan cerita klasik tentang sekumpulan orang tena netra bersama –sama menggambarkan
bagaimana bentuk binatang gajah dengan meraba. Dapat dibayangkan hasil gambaran gajah
dari hasil rabaan masing – masing orang berbeda –beda. Analogi dapat terjadi apabila kita
membahas system adminitrasi kesehatan. Apabila mereka yang bekecimpung dalam bidang
kesehatan lingkungan apabila membahas system administrasi kesehatan lebih menekankan
susbsistem yang berkaitan dengan bidang keilmuannya, demikian yang lainnya.
Pendekatan system adalah penerapan suatu prosedur yang logis dan rasional dalam
merancang suatu rangkaian komponen – komponen yang berhubungan sehingga dapat
berfungsi sebagai satu kesatuan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (L. James Harvey).
Pendekatan system dalam administrasi bertujuan untuk membentuk sesuatu sebagai hasil dari
administrasi dan menguraikan sesuatu yang ada dalam administrasi.  Melalui pendekatan
system kita mendapatkan :
1. Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan
2. Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai keluaran
3. Keluaran yang dihasilkan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara lebih tepat dan
obyektif
4. Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program.

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 28


Analisa sistem adalah pelukisan atau penguraian operasional suatu sistem yang
meliputi upaya pengidentifikasian tujuan, kegiatan, pelaksanaan kegiatan, situasi yang
dihadapi serta informasi yang dibutuhkan oleh sistem pada setiap tahap
pelaksanaannya. Langkah –langkah analisa sistem adalah :
1. Penguraian sistem sehingga jelas bagian – bagian yang dimiliki serta hubungannya
satu dengan lainnya.
2. Perumusan masalah yang dihadapi bagian atau sistem secara keseluruhan
3. Pengumpulan data dan informasi untuk menjelaskan masalah
4. Pengembangan model sistem untu menyelesaikan masalah
5. Melakukan uji coba da menerapkan model siste yang terpilih.

BAB V ISU TERKINI KORONA

DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 29


DASAR AKK – LISNENI DEWI 0216126701 Page 30
KOMUNIKASI KESEHATAN – LISNENI DEWI 0216126701 Page 31

Anda mungkin juga menyukai