Anda di halaman 1dari 18

STABILITAS LERENG TIMBUNAN DALAM DAN SOLUSI ANALITIS

BERDASARKAN PADA KELONGSORAN CIRCULAR

Review Jurnal : STABILITY OF INNER DUMP SLOPE AND


ANALYTICAL SOLUTION BASED ON CIRCULAR FAILURE

Ardyansah
2122.01.007
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2021
Latar Belakang

1. National Geological Disaster

Longsor Timbunan
Beberapa Tahun ini Rembesan Air
????? (Curah Hujan)

2. Kegiatan Operasional
Kurangnya
pemantauan dan
Daily Monitoring Timbunan dalam
pengukuran
Tidak ter cover
dilapangan terhadap
timbunan dalam

3. Piccinini, dkk
Hubungan curah
hujan, aliran air
Pendekatan Analitis tanah dan Presisi lebih tinggi
pergerakan lereng
timbunan
Perumusan Masalah

1. Geng dkk. dan Lv et al. menyimpulkan bahwa rembesan memainkan peran


penting dalam suatu kegagalan lereng. Hubungan positif antara deformasi
tingkat kemiringan suatu lereng dan permukaan air tanah telah dikembangkan
dalam suatu penelitian untuk mencari perubahan Factor of Safety (FoS) yang
disebabkan oleh variasi ketinggian muka air tanah.

2. Sun et al. melakukan studi percobaan laboratorium untuk menganalisis


pengaruh rembesan air tanah terhadap lereng timbunan bagian dalam.
Tujuan Penelitian

1
Mencari solusi analitis dari FoS untuk memprediksi pengaruh rembesan
air pada stabilitas lereng timbunan

2
Mengidentifikasi pengaruh distribusi aliran airtanah, permeabilitas dan
pengaruh rembesan terhadap stabilitas inner dump dan hasilnya dapat
digunakan sebagai solusi analitis dari FoS.

3
Mengembangkan Hubungan antara FoS dan ketinggian muka air tanah
pada lereng timbunan.
Dasar Teori

Formula Analitis

Solusi analitis FoS mampu membandingkan dan meningkatkan keakuratan


perhitungan dan efektivitas dalam mempelajari pengaruh rembesan air tanah
menggunakan metode tradisional seperti metode busur Swedia. Untuk
mendapatkan gaya rembesan akibat pengaruh air tanah rembesan di lereng,
penurunan gradien rembesan di lereng diasumsikan dengan aliran seragam.
Dasar Teori

Penurunan Gradien rembesan dengan aliran seragam


β adalah sudut kemiringan dan
ψ adalah sudut antara garis aliran dan bidang horizontal, °;
η adalah sudut antara garis aliran dan arah normal lereng;
F adalah gaya yang bekerja pada rembesan;
hA, hB, hC adalah muka air di titik A, B dan C,
B dan C adalah titik dari garis ekipotensial yang sama

Perhatikan, garis ekuipotensial tegak lurus dengan garis arah


aliran.

Asumsi berikut tersirat dalam formulasi:

i) Mirip dengan metode busur Swedia tradisional, setiap irisan


dianggap sebagai benda kaku, dan gerakan di sepanjang
permukaan geser berdasarkan kriteria geser Mohr Coulomb.

ii) Mode kegagalan adalah lereng kegagalan melingkar. Lokasi


lereng kegagalan terjadi di bidang miring atau di kaki lereng.

iii) Garis muka air tanah diasumsikan lurus.


Dasar Teori
Pada gambar,
Penurunan Gradien rembesan dengan aliran seragam γ dan γ ′ : satuan berat alami tanah dan satuan berat apung tanah
(kN / m3)

γw : densitas air, kN / m3

W : berat potensi longsor (kN)

Θ : sudut antara permukaan geser dan bidang horizontal (°)

β : sudut kemiringan (°)

ψ : sudut antara garis aliran dan garis horizontal pesawat (°);

η : sudut antara garis aliran dan arah lereng;

Fw : gaya tekan rembesan, ( kN )

c : kohesi efektif dari tanah, ( kPa )

φ : sudut gesekan efektif tanah, ( ° )

dx : lebarnya irisan diferensial, ( m )

y1 dan y2 : persamaan kurva miring bidang dan atap kemiringan (m)

y3 dan y4 : kurva persamaan muka geser dan muka air tanah (m);

O : pusat rotasi busur geser;

a dan b : absis dan ordinat dari pusat rotasi, m

h : ketinggian lereng, m;
R : radius lingkaran kritis, m.
Dasar Teori

Faktor Safety vs ketinggian air tanah pada sudut


lereng

Dapat dilihat pada Gambar 4 bahwa faktor keamanan


lereng (FoS) mengalami penurunan sampai nilai yang
stabil tercapai dengan kenaikan muka air tanah.
Penurunan FoS bersama dengan muka air tanah dapat
digambarkan sebagai fungsi terbalik, di mana laju
penurunan FoS menurun seiring dengan bertambahnya
permukaan air tanah.
Penerapan Metode pada Tambang Batubara Permukaan
Gambaran umum lokasi Tambang China
Penerapan Metode pada Tambang Batubara Permukaan
Gambaran umum lokasi Tambang di China
Air tanah serta rembesan di
inner dump akan mengalir dari
waduk di sisi utara timbunan,
sehingga dapat menyebabkan
ketahanan lereng saat proses
rembesan aliran hidrolik dan
kenaikan permukaan air tanah
menurun secara bertahap.

Ketinggian muka air tanah akan lebih tinggi di dekat posisi waduk dan lebih rendah di bagian bawah tempat pembuangan bagian
dalam. Dengan infiltrasi air terus menerus pada lereng timbunan, kekuatan lereng secara bertahap berkurang. Karenanya, bagian dalam
timbunan dapat menjadi tidak stabil sehingga menimbulkan ancaman besar bagi keselamatan produksi tambang.
Penerapan Metode pada Tambang Batubara Permukaan
Gambaran umum lokasi Tambang China
Penerapan Metode pada Tambang Batubara Permukaan
Uji tracer dilakukan di lubang bor ZK3,
Uji Tracer ZK7 dan ZK8 untuk mengidentifikasi
kecepatan dan arah aliran airtanah di
inner dump.

Lubang bor ZK3 di bagian hulu diambil


sebagai sumur injeksi, dan lubang bor
ZK7 dan ZK8 di bagian hilir diambil
sebagai sumur observasi.

Jarak antara ZK3 dan ZK8 = 10,30 m;


jarak antara ZK3 dan ZK7 = 10,60 m;
jarak antara ZK7 dan ZK8 = 2,90 m.

Tata letak lubang bor dalam uji tracer


ditunjukkan pada Gambar 10 dan Hasil
uji tracer ditabulasikan pada Tabel 3.

Kecepatan akuifer yang diukur pada


ZK7 dan ZK8 adalah 0,5782 m/jam dan
0,5696 m/jam, Kecepatan di sumur
observasi ZK7 adalah lebih tinggi dari
pada ZK8, yang menunjukkan bahwa
airtanah terutama mengalir dari dinding
samping timur menuju inner dump.
Penerapan Metode pada Tambang Batubara Permukaan
Penerapan Metode pada Tambang Batubara Permukaan
Interpretasi FLAC3D / SLOPE W
Penerapan Metode pada Tambang Batubara Permukaan
Kesimpulan :
(1) Solusi analitis FoS dikembangkan dengan meningkatkan metode busur Swedia konvensional untuk
mengakomodasi efek rembesan airtanah pada stabilitas lereng timbunan. Persamaan analitik menunjukkan bahwa
FoS lereng timbunan dapat terpengaruh menurut sudut kemiringan, ketinggian air tanah, dan bahan penyangga
mekanis.

(2) Studi parametrik menunjukkan bahwa, dengan naiknya muka airtanah, maka FoS lereng timbunan menurun
sampai nilai stabilnya tercapai. Pengurangan FoS seiring dengan kenaikan muka airtanah dapat dijelaskan dengan
fungsi kebalikan di mana FoS = 1 dapat diambil sebagai titik belok dari perubahan tingkat pengurangan,
yaitu, ketika FoS> 1, FoS menurun pada tingkat yang lebih tinggi; ketika FS <1, FoS berkurang pada tingkat yang
lebih kecil dan akhirnya mendatar.

(3) Dalam studi kasus untuk tambang batu bara open-pit Shengli # 1, dilakukan uji lapangan dilakukan untuk
mengukur muka airtanah dan mekanik sifat tanah di lereng pembuangan. Distribusi dan evolusi ketinggian air
tanah di tambang terbuka itu kemudian digunakan dalam perhitungan FoS lereng timbunan dengan menggunakan
FLAC3D dan SLOPE / W dan solusi analitis kami.

(4) FoS lereng pembuangan dihitung dengan pengurangan kekuatan metode dalam FLAC3D, metode
kesetimbangan batas di LERENG / W dan kami solusi analitis secara konsisten setuju satu sama lain dengan
sangat baik
Daftar Pustaka

1. Agaiby et al .(2013). Integration of Design and Risk Management in Large Soft-Ground NATM Tunnels. Proceeding.
Foundation Engineering in the Face of Uncertainty
2. Austrian Society For Geomechanics. (2014). Geotechnical Monitoring in Conventional Tunneling. Handbook
3. Bjureland William, Spross Johan, Johansson Predict, Prasting Anders, and Larsson Steffan. (2017). Reliability aspects of rock
tunnel design with the observational method. International Journal of Rock Mechanics & Mining Sciences 98 (2017) 102–110
4. Bjureland William. (2017). On reliability-based design of rock tunnel support. MasterThesis, KTH Royal Institute of
Technology, Stockholm
5. Celestino, et al. (2006). Evaluation of tunnel support structure reliability. Tunn Undergr Space Technol 21:311–322
6. Diego. 2012. Limitation of the ground reaction curve concept for shallow tunnels under anisotropic in-situ stress condition.
Master thesis. Soil and Rock Mechanics Stockholm, Sweden.
7. Duncan Fama M. E. (1993). Numerical Modeling of Yield Zones in Weak Rock. In Comprehensive Rock Engineering
8. Evert hoek. 2004. Numerical modelling for shallow tunnels in weak rock.
9. G.B. Baecher and J.T. Christian. Reliability and statistics in geotechnical engineering. John Wiley & Sons Inc., 2003.
10. Holicky M (2009) Probabilistic risk optimization of road tunnels. Struct Saf 31(3):260–266
11. Huber Maximilian.(2013). Soil Variability and its Consequences In Geotechnical Engineering. PhD thesis.
12. Hung C jeremy, Monses James, Munfah Nasri and Wisniewski John. (2009). Technical Manual For Design and Construction
Of Road Tunnel Civil Element. U.S Department Of Transportation Federal Highway Administration
13. K.-K. Phoon and F.H. Kulhawy. Characterization of geotechnical variability. Canadian Geotechnical Journal, 36:612–624,
1999.
14. K.-K. Phoon and F.H. Kulhawy. Evaluation of geotechnical property variabaility. Canadian Geotechnical Journal, 36:625–
639, 1999.
15. K.K. Phoon. Reliability-Based Design in Geotechnical Engineering - Computations and Applications. Taylor & Francis, 2008
Daftar Pustaka

16. Kohno S, Ang AH-S, Tang WH.(1992). Reliability evaluation of dealized tunnel system. Struct Saf Reliab 11:81–93
17. Langford JC, Diederichs MS.(2013). Reliability based approach to tunnel lining design using a modified point estimate
method. Int J Rock Mech Min Sci 60:263–276
18. Prassetyo S.H, Gutierrez M. 2018. integration of analytical, empirical, and numerical methods in analyzing support
requirements for tunneling in weak rock. Conference Paper. Researchgate
19. Sakurai Shunsuke. 2017. Back Analysis In Rock Engineering. ISRM Book Series 4. International Society For Rock Mechanics
20. Schweiger HF, Thurner R, Po¨ ttler R.(2001), Reliability analysis in geotechnics with deterministic finite elements. Int J
Geomech 1(4):389–413
21. Singh Bhawani. (2006). Tunneling In Weak Rock. Elsevier Geo-Engineering Book Series Vol.5
22. Smed Emil.(2012). Elasto-Plastic Mohr Coulomb Model. Master Thesis, Aalborg University.
23. Spackhova Olga, Sejnoha Jiri. (2010). Expert Estimation Of Probability Of Failure during Tunnel Excavation. Journal.
Researchgate Publication
24. Vardakos Sotirios. (2007). Back Analisys Method For Optimal Tunnel Design. PhD thesis.
25. Xie Feng. 2017. Interaction between weak surrounding rock and supporting structure of shallow buried tunnel based on
numerical simulation. Journal
26. You K, Park Y, Lee JS .(2005). Risk analysis for determination of a tunnel support pattern. Tunn Undergr Space Technol
20:479–486
27. Zhang, et al.(2013). Prediction of tunnel displacement induced by adjacent excavation in soft soil. Journal. Tunnelling and
Underground Space Technology
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai