Anda di halaman 1dari 9

STUDI KARAKTERISTIK MASSA BATUAN

DENGAN PENDEKATAN HIDROGEOLOGI


DAN TERUKUR UNTUK MITIGASI
ALIRAN AIR PADA LUBANG VERTIKAL

- Okky Chandra Perdana –


212201010
PENDAHULUAN
• Aliran air dalam rekahan batuan • Deskripsi lubang vertikal :
menyebabkan potensi luapan air selama o Kedalaman : 112,6 m
proses ekskavasi lubang vertikal
o Radius : 4,5 m
• Pendekatan hidrogeologi sebelum o Daerah tangkapan air : 23,2 km2
ekskavasi dibutuhkan untuk
memprediksi karakteristik massa
batuan, kedalaman dan arah sumber
aliran air, serta metode konstruksi yang
tepat
OBJEKTIF

1. Memprediksi kedalaman dan arah sumber aliran air tanah


berdasarkan konsistensi data pendekatan hidrogeologi
pra-ekskavasi dan paska-ekskavasi
2. Memprediksi karakteristik massa batuan dengan nilai-Q
dan lokasi zona rekahan dengan pendekatan hidrogeologi
pra-ekskavasi dan paska-ekskavasi
3. Menentukan metode konstruksi yang tepat untuk
mengatasi permasalahan luapan aliran air tanah
4. Membandingkan nilai hidraulik konduktivitas (k) dari
pendekatan hidrogeologi pra-ekskavasi dan paska-
ekskavasi
STRATIGRAFI PRA-EKSKAVASI

3 lapisan utama (dari atas ke bawah) :


1. Alluvium : 6 – 13 m
2. Regolith : 37 – 52 m
3. Rekahan batuan
KOMPARASI 1 : DISTRIBUSI SPASIAL NILAI Q & REKAHAN BATUAN
Gambar a
• Q pra-ekskavasi = 0,002 – 325,25
• Q prediksi = 0,01 – 191,66 (rata-rata 0,03 – 92,54 setiap 10 m interval)

Gambar b
• Data prediksi lubang bor BH-1 dan BH-3 pra-ekskavasi bervariasi tinggi
dan tidak konsisten dibandingkan nilai rata-rata data aktual paska-ekskavasi

Gambar c
• Data prediksi lubang bor BH-2 dan BH-4 pra-ekskavasi bervariasi tinggi
dan tidak konsisten dibandingkan nilai rata-rata data aktual paska-ekskavasi

Gambar d &e
• Prediksi distribusi spasial pra-ekskavasi Q-logging 5 lubang bor tiap
1,0 m memiliki konsistensi terhadap data Q aktual paska-ekskavasi
kedalaman 5 – 7 m setiap ketinggian 1,0 – 2,5 m dengan arah Timur-
Barat (d) dan Selatan-Utara (e) dengan hasil sbb:
1. Mendeteksi kedalaman regolith 40 m di bawah permukaan
berdasarkan nilai Q < 1,0 (Barton, 2002) dengan error 1 – 2 m
Pra-ekskavasi lubang bor Q-logging setiap 1,0 m (total 5 lubang) 2. Menentukan zona rekahan pada kedalaman 71m ± (Gambar d)
Paska-ekskavasi kedalaman 5 – 7 m setiap ketinggian 1,0 – 2,5 m serta 49m± dan 51m ± (Gambar e)
(Timur, Barat, Selatan, Utara)
Rata-rata paska-ekskavasi setiap 10 m
KOMPARASI 2 : LOKASI ALIRAN AIR TANAH
1) Distribusi Spasial Pendekatan Hidrogeologi 2) Aktual Lokasi Aliran Air Tanah Paska-Ekskavasi

No Aktual Paska-Ekskavasi Pendekatan Hidrogeologi


1 23,05 m – 27,05 m -
2 41,05 m – 43,05 m (di perbatasan regolith)
3 60,55 m – 63,55 m 56 m – 64 m
4 66,55 m – 69,55 m 66 m – 70 m
5 101,05 m 100 m – 104 m
KOMPARASI 3 : MITIGASI ALIRAN AIR TANAH
Metode konstruksi sebagai mitigasi aliran
air tanah:
1. Curtain grouting
• 26 lubang kedalaman 42 m dari
permukaan, melebihi kedalaman regolith
• Berat air : semen = 1 : 1; pressure 0,3 –
0,5 MPa
2. Grouting rekahan batuan di lubang
vertikal
• Kedalaman bor 3m dengan jarak radial
2m dengan ketinggian melebihi zona
aliran air
• Volumetrik ratio semen & sodium silika
1:1, berat kedua material : air = 1:1
• Alternatif dengan injeksi resin
Polyurethane setting time 90 s dan
tekanan hingga 4 MPa
3. Pompa air di dalam dan sekitar lubang
vertikal
KOMPARASI 4 : KARAKTERISTIK HIDROGEOLOGI

• Perbandingan nilai empiris dan aktual sbb:


• Nilai hidraulik konduktivitas berdasarkan kedalaman ekskavasi: No Komparasi Hidraulik Konduktivitas k (m/s)
1. 41,55 m – 43,05 m = 3,8 x 10-6 – 5,6 x 10-6 1 Estimasi empiris nilai Q = 0,09 – 1,5 x 10-7 – 5,4 x 10-10
2. 44,55 m – 57,55 m = 2,0 x 10-6 92,54 (Barton, 2002)
3. 72,55 m – 100,05 m = 1,6 x 10-6 – 2,0 x 10-6 2 Variasi permukaan air tanah selama 1,6 x 10-6 – 2,0 x 10-6
4. 60,55 m – 63,55 m = 2,3 x 10-6 – 4,9 x 10-6 ekskavasi
• Nilai hidraulik konduktivitas paska-ekskavasi didapatkan dari
korelasi data gradien hidraulik di lubang observasi dan debit • Karakteristik massa batuan dengan nilai Q memiliki tingkat
pompa air di dalam lubang vertikal error tinggi untuk memprediksi nilai hidraulik konduktivitas
KESIMPULAN

1. Distribusi spasial dari tiga jalur aliran preferensial yang diprediksi dengan
pendekatan hidrogeologi pra-ekskavasi konsisten dengan data aktual dari muka
dinding lubang vertikal paska-ekskavasi
2. Pendekatan hidrogeologi pra-ekskavasi memiliki tingkat keandalan tinggi untuk
menentukan karakteristik massa batuan dengan nilai-Q dan lokasi zona rekahan
3. Metode konstruksi yang tepat selama proses ekskavasi yaitu curtain grouting di
permukaan, sealing grouting di dalam lubang vertikal, dan dewatering di dalam
dan sekitar permukaan lubang vertikal
4. Hidraulik konduktivitas (k) dari pendekatan hidrogeologi pra-ekskavasi bernilai
4 kali lipat dibandingkan korelasi nilai Q aktual paska-ekskavasi. Variasi
kedalaman permukaan air tanah dan tekanan air berdasarkan pendekatan
hidrogeologi pra-ekskavasi secara konsisten mendekati kondisi aktual paska-
ekskavasi
Referensi:
Zhan, S.S., Wang, T.T., Huang T.H., 2018. Fracture characterization using hydrogeological approaches and measures taken for groundwater inrush
mitigation in shaft excavation. Tunnel and Underground Space Technology 82.

Anda mungkin juga menyukai