Anda di halaman 1dari 9

POLA PENURUNAN AIR DAN POLA PEMULIHAN AIR SAAT PUMPING TEST DI

DAERAH NON-CAT
(STUDI KASUS: DAERAH PEMBORAN REMBANG)

Nugradi Dwi Isworo 1)


1
PPK Pendayagunaan Air Tanah SNVT PJPA BBWS Pemali Juana

ABSTRAK
Airtanah berasal dari Cekungan Air Tanah dengan cara di bor kemudian dipompa langsung dan
dialirkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kapan saja dibutuhkan, pada saat musim kemarau
dan pada saat musim hujan. Pengujian akuifer dan pengujian sumur bor melalui pumping test
memerlukan keakuratan dalam perekaman atau pencatatan data. Parameter yang harus diperhatikan
antara lain adalah debit atau ketinggan air dan waktu pengukuran. Kedua paramater tersebut harus
dicatat dengan hati-hati dan teliti, tingkat debit harus diperiksa dan dicatat secara berkala. Jika terjadi
perubahan pada tingkat pemompaan yg tidak tercatat, maka analisa data akan tidak beraturan dan
hasilnya akan terjadi banyak kesalahan sehingga kesimpulan tidak bisa dihasilkan.
Pada pelaksanaan pemboran didaerah Panohan, Rembang terdapat daerah warga yang terletak di
daerah Non-CAT, akan tetapi hasil survey awal geolistrik kemudian dengan pertimbangan dari
konsultan supervisi terkait morfologi dan hidrogeologi menyimpulkan keterdapatan air di daerah
tersebut. Dengan hasil tersebut maka proyek pemboran tetap dilanjutkan. Hasil Pola Pemompaan saat
awal hingga akhir dan pola pemulihan airnya menunjukkan karakteristik yang berbeda dengan daerah-
daerah yang berada di daerah CAT. Muka Air Tanah sebelum dipompa berada pada 0 meter dari top
casing (Overflowing), kemudian selama pemompaan uji menerus beberapa saat penurunan Muka Air
Tanahnya sangat drastis. Maksimal Drawdown yang tercatat hingga akhir adalah 58,42 meter. Ketika
uji pemulihan, maka kenaikan Muka Air Tanahnyapun sangat drastis dan berakhir menjadi flowing
pada akhir uji pemulihan.
.

Kata Kunci : Pumping Test, Daerah Non-CAT, Muka Air Tanah

1. Pendahuluan Rembang secara geografis terletak


Pengambilan air tanah melalui sumur antara 111o00’ – 111o30’ BT dan 06o30’ –
bor, dipengaruhi oleh kondisi konstruksi 07o6’ LS. Secara kesluruhan luas Kab.
sumur. Sumur yang kurang baik, meskipun Rembang adalah 101.408 ha Penggunaan
air tanah melimpah maka akan lahan didominasi oleh sawah seluas 29.412
menghasilkan air yang sedikit/ kurang ha (28,65%) dan lahan bukan sawah seluas
maksimal. Sebaliknya sumur yang baik 39.938 ha (39,38%) dan 32.412 ha
tetapi akuifer memiliki kemampuan yang (31,96%) lahan bukan pertanian.. Wilayah
tidak baik dalam menyimpan dan Kabupaten Rembang, dengan ketinggian 0
mengeluarkan air juga akan sama saja – lebh dari 500 m dpl. Pada daerah tersebut
menghasilkan air yang sedikit. pada tahun 2019 dilakukan pengeboran di
Jika sumur yang merupakan rekayasa Desa Panohan, Kecamatan Gunem,
manusia konstruksinya kurang baik, maka Kabupaten Rembang. Pekerjaan berupa
manusia bisa berupaya untuk berupa 1 buah sumur produksi air baku dan
memperbaikinya, dan mungkin berhasil. jaringannya.
Akan tetapi jika alam hanya memberikan 1.1 Keberadaan lokasi terhadap CAT
sedikit, meskipun rekayasa sumur sudah Sistem akuifer setiap wilayah
sebaik baiknya, maka kemungkinan tidak berbeda, tergantung dari proses evolusi
akan berhasil. geologi yang membentuknya.
1.2 Konsep Pumping Test

“Berselaras Dengan Era Digital Untuk Kemajuan Air Tanah Berkelanjutan”


Pembersihan sumur (well lendir bakteri, atau dinding lubang bor
development) pada pemboran sumur tersumbat oleh endapan lumpur
dalam adalah tahapan yang dilakukan pemboran. Hasilnya adalah kenaikan
setelah konstruksi sumur dan gravel biaya pemompaan (Harter, 2003).
packing. Pembersihan sumur (well Menurut Driscoll (1986) beberapa
development) adalah proses faktor yang mempengaruhi
pembersihan lubang bor dan casing pembersihan sumur adalah:
dari lumpur pemboran dan 1. Metode penyelesaian sumur
menempatkan sekumpulan gravel 2. Konfigurasi lubang screen
secara tepat di sekitar lubang screen. 3. Ukuran lubang screen
Metode yang biasa digunakan untuk 4. Tipe cairan pemboran
pembersihan sumur adalah dengan 5. Ketebalan paket penyaring
penggelombangan (surge) atau 6. Tipe formasi
penyemprotan (jet) air atau udara 2. Metode Penelitian
masuk dan keluar melalui lubang Metode yang dilakukan pada
screen. Proses tersebut mungkin akan penelitian ini adalah diawali dengan
memerlukan beberapa hari atau merumuskan hipotesa dari rumusan
mungkin lebih lama, tergantung ukuran masalah yang ada. Kegiatan well
dan kedalaman dari sumur bor. development adalah kegiatan yang
Penempatan gravel secara tepat sangat penting dalam alur eksploitasi air
membuat sedimen halus keluar dari tanah, sedangkan setiap wilayah
sumur dan memberikan jalur aliran memiliki model akuifer yang berbeda.
yang bersih dan tidak terbatas untuk air
tanah (Harter, 2003).
Desain sumur yang tepat dan
pembersihan sumur yang baik akan
menurunkan biaya pemompaan, masa
pakai pompa lebih lama, dan lebih
sedikit permasalahan biologis seperti
bakteri. Sebaliknya jika desain sumur
buruk dan tidak dilakukan pembersihan
sumur yang baik maka kerusakan
pompa akan lebih sering karena pasir
maupun pasir halus masuk ke dalam
sumur dan secara signifikan
menyebabkan keausan pada turbin
pompa (Harter, 2003).
Desain sumur yang buruk dan tidak
dilakukan pembersihan sumur yang
baik juga akan menunjukkan
penurunan muka air tanah yang lebih
besar daripada sumur-sumur yang
dibangun dengan benar, efek yang
demikian disebut efisiensi sumur yang
buruk (poor well efficiency). Efisiensi
sumur yang buruk muncul ketika air
tanah tidak secara mudah melewati Gambar 1. Bagan Alur Penelitian
lubang screen dikarenakan kurangnya Setelah hipotesa ditemukan, data yang
area terbuka pada lubang screen, paket dibutuhkan adalah well design masing-
gravel yang tersumbat, pembentukan masing sumur, sampel cutting dan coring,

“Berselaras Dengan Era Digital Untuk Kemajuan Air Tanah Berkelanjutan”


data koordinat dan elevasi. Data tersebut Sampel tersebut diletakkan di
dianalisa kemudian diolah menjadi model sebuah kotak sampel untuk
3 Dimensi menggunakan software Visual kemudian diamati dan dianalisis.
MODFLOW Flex 2015.1. Hasil model
kemudian ditafsirkan sesuai kaidah-kaidah 4. Hasil dan Pembahasan
ilmu geologi dan dikaitkan dengan prinsip Dari data well design dan log
pembersihan sumur (Well Development). pemboran dapat terlihat litologi dari
Dari hasil tersebut didapatkan kesimpulan masing-masing wilayah Cekungan Air
yang dapat digeneralisir untuk wilayah Tanah, khususnya pada kedua daerah
dengan kondisi yang sama atau serupa. penelitian. Dari 137 data Production
3. Data Well Juana (PWJ) sumur yang tersedia,
Data yang digunakan dalam diambil 60 data sumur Randublatung
penelitian kali ini adalah data dan 18 data sumur salatiga yang
Production Well Juana (PWJ) dari dianggap mampu mewakili model
BBWS Pemali-Juana dan data Sumur bawah permukaan daerah ini
pemboran milik PDAM kota Salatiga. (Subsurface model).
Terdapat 3 Jenis data yang 4.1 Identifikasi Akuifer Randublatung
dikumpulkan, diolah dan kemudian Pada Model 3 Dimensi hasil
dianalisa. olahan aplikasi software Visual
3.1 Data Uji Pemompaan Menerus Mod-Flows Flex 15.1 yang telah
Data Well Design adalah diolah, dapat dilihat bahwa zona
data yang menampilkan seluruh hal Randublatung memiliki akuifer
yang mendukung untuk proses dengan trend berarah timur-barat.
konstruksi sumur. Dalam data Daerah ini merupakan dataran
tersebut ditampilkan data penetrasi alluvial dengan slope yang terlihat
pemboran, data deskripsi hasil landai yang dibatasi oleh perbukitan
cutting dan coring pemboran, data Rembang dibagian utaranya dan
well logging dan data konsep perbukitan Kendeng dibagian
pemasangan pipa sumur. Terdapat selatannya. Pada bagian tenggaranya
60 data sampel sumur bor yang dijumpai sungai Bengawan Solo
digunakan dari total 137 data PWJ sebagai batas dari cekungan Air
daerah Randublatung yang tersedia. tanah ini. Cekungan yang berbentuk
Sedangkan daerah Salatiga elongated basin (Cekungan yang
menggunakan 17 data sampel memanjang) ini, diisi oleh sedimen
sumur diseluruh wilayah Salatiga. yang tersortasi oleh sungai, dari
milik PDAM Kota Salatiga dan 1 material erosional perbukitan
sumur milik PAT BBWS Pemali- sekitarnya. Hal ini dapat terlihat dari
Juana. hasil cutting pemboran.
3.2 Data Uji Pemulihan
Data sampel berupa cutting
pemboran didapatkan langsung di
area pemboran berupa gravel,
lempung, pasir dan batuan beku
hasil coring yang merupakan
fragmen dari endapan vulkanik.
Sampel tersebut adalah hasil
kotoran pemboran yang terangkat
melalui sirkulasi lumpur pemboran
dan sebagian diangkat langsung
menggunakan mata bor coring. Gambar 2. Plotting koordinat sampel sumur
daerah penelitian Randublatung
“Berselaras Dengan Era Digital Untuk Kemajuan Air Tanah Berkelanjutan”
pemenuhan kebutuhan sumber air
Hasil Cutting pemboran baku di wilayah Salatiga.
menunjukkan adanya dominasi
material lempung di semua bagian
cekungan dan keberadaan akuifer
dideteksi dari keberadaan material
pasir berupa pasir kasar hingga
kerakal.
Zona akuifer pada model 3
dimensi daerah Randublatung
terdapat pada 4 lapisan yang
menyebar di seluruh wilayah
cekungan. Zona tersebut menebal
dibagian tengah cekungan akan
tetapi menipis di bagian ujung tepi Gambar 4. Plotting koordinat sampel sumur
barat, utara, selatan dan timur. Pada daerah penelitian Salatiga
lapisan pertama merupakan lapisan
akuifer tidak tertekan yang Dari hasil simulasi model
merupakan lapisan dangkal dengan akuifer 3 dimensi, dapat ditunjukkan
kedalaman 15 hingga 40 meter. adanya 2 lapisan akuifer utama yang
Lapisan kedua adalah lapisan dapat dieksploitasi pada daerah
akuifer semi tertekan yang sebagian Salatiga sebagai akuifer sumur
dibatasi oleh lapisan lempung dan dalam. Akuifer tersebut memiliki
sebagian masih mendapat resapan penyebaran kedalaman yang
dari lapisan dari bagian atasnya. bervariasi. Akuifer utama terlihat
Lapisan akuifer ketiga dan keempat memiliki penyebaran di seluruh
merupakan lapisan akuifer tertekan cekungan dengan tebal akuifer
dan merupakan zona yang sebagian antara 15 hingga 50 meter,
besar di eksploitasi airnya oleh sedangkan akuifer kedua yang
Pendayagunaan Air Tanah SNVT terletak dibagian yang lebih dalam,
PJPA BBWS Pemali-Juana untuk memiliki penyebaran yang setempat.
kebutuhan masyarakat daerah Karakteristik akuifer daerah
Randublatung. endapan vulkanik yang dapat terlihat
pada model simulasi, adalah akuifer
yang mampu menghasilkan
produktifitas air dengan debit yang
sangat besar. Selain karena akuifer
yang begitu tebal, terdapat gabungan
2 akuifer karena bertemunya lapisan
Gambar 3. Simulasi model 3D Akuifer batupasir tufaan hasil endapan
daerah endapan sedimen klastik (CAT piroklastik letusan. Pertemuan 2
Randublatung) endapan tersebut dikarenakan
4.2 Identifikasi Akuifer Salatiga morfologi awal cekungan yang
Zona ini terletak dibagian bervariasi kemudian diisi oleh
slope bagian barat laut Gunung endapan-endapan hasil letusan
Merbabu. Terdapat 17 sumur gunung api dengan model
produksi yang merupakan hasil transportasi endapan yang beragam.
pemboran PDAM kota Salatiga dan Dari hasil cutting pemboran,
1 buah sumur milik PAT BBWS litologi pada zona cekungan ini
Pemali-Juana dalam rangka didominasi oleh breksi piroklastik,

“Berselaras Dengan Era Digital Untuk Kemajuan Air Tanah Berkelanjutan”


batupasir tufaan, batuan beku spesifik. Beberapa metode yang
andesit massif dan berscoria dan dapat dilakukan pada Well
batulempung tufaan. Zona akuifer developmet dintaranya dengan
ditemukan pada litologi batupasir Water/Air Jetting, Air Lifting dan
tufaan. Overpumping.
Pada model simulasi 3D Tipe pembersihan sumur
dapat terlihat adanya lapisan non- yang tepat untuk daerah
akuifer yang tebalnya bervariasi dan Randublatung adalah Kombinasi
terlihat setempat-setempat. Lapisan Water/Air Jetting dan Air Lifting.
tersebut berupa batuan beku andesit Water/Air Jetting selalu diikuti
dan batulempung tufaan. Lapisan dengan kombinasi proses Air lifting
yang paling mendominasi adalah (Dual procces). Kombinasi tersebut
lapisan batuan beku andesit yang untuk menghindari adanya
ditemukan hampir di seluruh penyumbatan dalam formasi. Tipe
wilayah pemboran. Batuan beku ini sangat efektif untuk daerah
andesit tersebut merupakan hasil dengan endapan sedimen klastik
endapan lava dan sebagian memiliki (lempung, lanau dan pasir) yang
lubang gas berupa scoria. Lapisan cukup tebal. Dalam pembersihan
ini cenderung menjadi penghambat sumur ini, energi terpusat pada
saat melakukan pemboran bagian tertentu dengan sangat
dikarenakan kepadatannya yang efektif. Setiap bagian dari akuifer
sangat massif sehingga sulit dapat dibersihkan secara selektif
ditembus mata bor sedangkan pada dari partikel-partikel halus yang
batuan beku andesit berscoria sangat menutupi, kemudian yang tertinggal
sering terjadi waterlosses atau adalah klastika yang berukuran
hilangnya sirkulasi lumpur medium hingga kasar sampai
pemboran. karakter fisik yang asli dari akuifer
(Original character) dapat kembali.
Penyempurnaan sumur tersebut
harus dilakukan menerus sampai air
yang dipompa dari sumur tersebut
pada debit pemompaan yang
maksimum bersih dan tidak
mengandung endapan. Sampel air
Gambar 5. Simulasi model 3D Akuifer yang bersih yang diambil selama
daerah endapan Vulkanik (CAT pengujian tidak lebih mengandung
Salatiga) 0.2% endapan dari perbandingan
4.3 Proses pembersihan sumur (well volume.
Development) Tipe pembersihan sumur
Proses well development yang tepat untuk daerah Salatiga
yang sesuai standar, dilakukan adalah dengan metode overpumping.
dalam rangka pembersihan sumur, Keberadaan material-material
mengurangi kerusakan zona akuifer massif dan jarang dijumpainya
pada sumur akibat proses pemboran material lempung sebagai lapisan
sehingga dengan hal tersebut dapat non-akuifer menjadikan tipe
dimaksimalkan nilai efisiensi sumur. pembersihan sumur ini menjadi
Tipe formasi dan sebaran litologi sangat efektif. Karakteristik
yang berbeda akan sangat efektif akuifernya adalah adalah partikel-
jika menggunakan metode partikel kasar dengan porositas dan
pembersihan sumur yang tepat dan permeabilitas yang sangat tinggi,

“Berselaras Dengan Era Digital Untuk Kemajuan Air Tanah Berkelanjutan”


keberadaan kotoran hasil dari proses Overpumping dalam pembersihan
pemboran pada lapisan non-akuifer sumurnya.
yang berupa material massif, tidak 4. Keberadaan endapan beserta
terlalu signifikan mengganggu penyebarannya pada 2 daerah ini bisa
karakter asli dari akuifer (Original dijadikan kaidah pada tempat yang
character of the water- bearing serupa, begitupula dalam hal well
formation).
developmentnya.
Metode pembersihan sumur
Overpumping dilakukan dengan cara 6. Acknowledgment
memompa dengan nilai debit yang Terima kasih kami ucapkan kepada
lebih besar dari debit yang akan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) beserta
diambil. Pemompaan tidak seluruh direksi Pendayagunaan Air Tanah
dilakukan secara berkelanjutan SNVT PJPA BBWS Pemali-Juana dan
(continuous) akan tetapi dilakukan Kepala bagian teknis PDAM Kota Salatiga
dengan start-stop cycle. Siklus atas izin yang telah diberikan, terkait
tersebut dilakukan hingga air terlihat penyediaan data untuk makalah ini.
bersih, diawali dari screen paling Terimakasih juga kami ucapkan kepada
atas dan dilakukan hingga seluruh PT. Wahana Krida Konsulindo yang telah
screen hingga air terlihat bersih dari mendukung penulis dalam menyelesaikan
endapan. makalah ini.

5. Kesimpulan 7. Daftar Pustaka


1. Daerah endapan sedimen klastik Driscoll, F.G., 1986. Groundwater and
daerah Cekungan Randublatung Well: Second edition, Johnson Division,
memiliki 4 zona akuifer. lapisan non- St.Paul, Minnesota, 497-528 pp.
akuifernya berupa lapisan Harter, T., 2003, Water Well Design and
batulempung yang sangat tebal. Zona Construction, University of California,
aquifer memiliki dimensi yang Division of Agriculture and Natural,
menebal di bagian tengah cekungan USA, sheet 113 pp
dan memiliki trend timur-barat. Kruseman, G.P dan De Rieder, 1994.
Analysis and Evaluation of Pumping
2. Daerah endapan vulkanik daerah
Test Data(2nd ed.), Wageningen, The
Salatiga memiliki 2 zona aquifer Netherlands, 370p
utama yang memiliki penyebaran Soekardi, P dan Kunwardiantara, N 1999.
yang merata pada zona aquifer Hidrogeological Report. Report of
pertama dan penyebaran setempat drilling works in Central Java
terdapat pada aquifer kedua. Lapisan Groundwater Irrigation Development
non aquifer daerah ini didominasi Project
oleh batuan beku andesit yang massif Setiadi, Hendri. 2004. Peta Cekungan Air
dan sebagian berscoria Tanah Provinsi Jawa Tengah dan
3. Daerah endapan sedimen klastik Daerah Istimewa Yogyakarta, Lembar
sangat efektif jika menggunakan 3, Skala 1:250000. Departemen Energi
metode kombinasi Air Jetting dan Air dan Sumber Daya Mineral, Direktorat
Jenderal Geologi dan Sumber Daya
Lifting, sedangkan daerah endapan
Mineral, Direktorat Tata Lingkungan
Vulkanik yang didominasi batuan
Geologi dan Kawasan Pertambangan
padat endapan lava dan letusan Lifewater Canada,2013. Lifewater Drilling
piroklastik cukup efektif hanya & Well Construction Reference manual,
dengan menggunakan metode http://www.lifewater.ca/drill_manual/se

“Berselaras Dengan Era Digital Untuk Kemajuan Air Tanah Berkelanjutan”


ction_10html Diunduh pada tanggal 24 Oktober 2019.
LAMPIRAN

Lapisan non-akuifer

Deskripsi Cutting pemboran

Lapisan akuifer
Gambar 1. Kegiatan deskripsi lapangan untuk mendeteksi lapisan akuifer dan
lapisan non-akuifer di daerah Cekungan Air Tanah Randublatung.

: Lapisan batupasir (Akuifer)


: Lapisan batulempung (Non-Akuifer)

Gambar 2. Model simulasi 3D Cekungan Air Tanah Randublatung


menggunakan software Mod-Flows

“Berselaras Dengan Era Digital Untuk Kemajuan Air Tanah Berkelanjutan”


Gambar 3. Batuan Beku Andesit Porfiritik yang mendominasi lapisan non-
akuifer daerah Cekungan Air Tanah Salatiga

Gambar 4. Survei Hidrogeologi untuk melihat singkapan batuan yang bisa mewakili
keberadaan lapisan akuifer bawah permukaan Cekungan Air Tanah Salatiga

“Berselaras Dengan Era Digital Untuk Kemajuan Air Tanah Berkelanjutan”


: Breksi Vulkanik : batupasir tufaan (Akuifer)
: Andesit Porfiritik : batulempung tufaan

Gambar 2. Model simulasi 3D Cekungan Air Tanah Salatiga menggunakan


software Mod-Flows

“Berselaras Dengan Era Digital Untuk Kemajuan Air Tanah Berkelanjutan”

Anda mungkin juga menyukai