Anda di halaman 1dari 10

THERAPEUTIC APPROACH

(PENDEKATAN/KOMUNIKASI
TERAPEUTIK)

Disusun Oleh Kelompok 13 :


Ambar Puspitaningrum (1914301016)
Sri Melati Nur Hidayah (1914301022)
Zam Salwa Azizah Salim (1914301024)
PENGERTIAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat dan klien yang
bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien yang mempengaruhi perilaku pasien.
Hubungan perawat klien yang terapeutik adalah pengalaman belajar bersama dan
pengalaman dengan menggunakan berbagai tekhnik komunikasi agar perilaku klien
berubah ke arah positif seoptimal mungkin.

Tujuan komunikasi terapeutik adalah :


a. Membantu klien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta
dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila klien pecaya pada hal
yang diperlukan.
b. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif
dan    mempertahankan kekuatan egonya.
c. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.
FUNGSI KOMUNIKASI TERAUPETIK.

Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan mengajarkan kerja sama antara
perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha mengungkap
perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang
dilakukan dalam perawatan (Purwanto, 1994).

PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI ADALAH :

• Klien harus merupakan fokus utama dari interaksi


• Tingkah laku professional mengatur hubungan terapeutik
• Membuka diri dapat digunakan hanya pada saat membuka diri mempunyai tujuan
terapeutik
• Hubungan sosial dengan klien harus dihindari
• Kerahasiaan klien harus dijaga
KOMPONEN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Model struktural dari komunikasi mengidentifikasi lima komponen


fungsional berikut (Hamid, 1998):
a.Pengirim : yang menjadi asal dari pesan.
b.Pesan : suatu unit informasi yang dipindahkan dari pengirimkepada
penerima.
c.Penerima : yang mempersepsikan pesan, yang perilakunya dipengaruhi
oleh pesan.
d.Umpan balik : respon dari penerima pesan kepada pengirim pesan.
e. Konteks : tatanan di mana komunikasi terjadi.
Menurut Roger terdapat beberapa karakteristik dari seorang
perawat yang dapat memfasilitasi tumbuhnya hubungan yang
terapeutik. Karakteristik tersebut antara lain:

a. Kejujuran (trustworthy)
b. Tidak membingungkan dan cukup ekspresif
c. Bersikap positif
d. Empati bukan simpati
e. Mampu melihat permasalahan klien dari kacamata klien
f. Menerima klien apa adanya
g. Sensitif terhadap perasaan klien
h. Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat
sendiri
Pengaruh Hubungan Komunikasi Terapeutik Antara Perawat dengan Klien

Hubungan terapeutik perawat-klien adalah pengalaman belajar bersama dan pengalaman


untuk memperbaiki emosi klien. Dalam hubungan ini perawat memakai diri sendiri dan
teknik pendekatan yang khusus dalam bekerja dengan klien untuk memberi pengertian dan
merubah perilaku klien.
Secara umum tujuan hubungan terapeutik adalah untuk perkembangan klien (Stuart dan
Sundeen, 1987; 96), yaitu:

1. Kesadaran diri, penerimaan diri dan penghargaan diri yang meningkat


2. Pengertian yang jelas tentang identitas diri dan integritas diri ditingkatkan
3.Kemampuan untuk membina hubungan intim interdependen, pribadi dengan kecakapan
menerima dan memberi kasih sayang.
4.Meningkatkan fungsi dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan
pribadi yang realistis.
TUGAS PERAWAT PADA SETIAP FASE HUBUNGAN

FASE PRA INTERAKSI


Fase pra interaksi dimulai sebelum kontak pertama dengan klien. Perawat mengeksplorasi perasaan, fantasi dan
ketakutannya sehingga kesadaran dan kesiapan perawat untuk melakukan hubungan dengan klien dapat
dipertanggungjawabkan.

FASE ORIENTASI
Fase ini dimulai pada saat pertemuan pertama dengan klien. Hal utama yang perlu dikaji adalah alasan klien minta
pertolongan yang akan mempengaruhi terbinanya hubungan perawat-klien.
Tugas perawat adalah mengeksplorasi pikiran, perasaan, perbuatan klien dan mengidentifikasi masalah serta
merumuskan tujuan bersama klien.

FASE KERJA
Pada fase kerja perawat dan klien mengeksplorasi stressor yang tepat dan mendorong perkembangan kesadaran diri
dengan menghubungkan persepsi, pikiran, perasaan dan perbuatan klien. Perawat membantu klien mengatasi
kecemasan, meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab diri sendiri serta mengembangkan mekanisme koping
yang konstruktif.
FASE TERMINASI
Terminasi merupakan fase yang sangat sulit dan penting dari hubungan terapeutik. Rasa percaya dan hubungan
intim yang terapeutik sudah terbina dan berada pada tingkat optimal. Keduanya (perawat dan klien) akan
merasakan kehilangan.

SIKAP PERAWAT DALAM BERKOMUNIKASI


Perawat hadir secara utuh (fisik dan psikologis) pada waktu berkomunikasi dengan klien. Perawat tidak cukup
hanya mengetahui teknik komunikasi dan isi komunikasi tetapi yang sangat penting adalah sikap atau
penampilan dalam berkomunikasi.

KEHADIRAN DIRI SECARA FISIK


Egan (1975, dikutip oleh Kozier dan Erb, 1983; 372) mengidentifikasi 5 sikap atau cara untuk menghadirkan diri
secara fisik, yaitu:
1. Berhadapan.
2. Mempertahankan kontak mata.
3. Membungkuk ke arah klien
4. Mempertahankan sikap terbuka.
5. Tetap relaks
KEHADIRAN DIRI SECARA PSIKOLOGIS          
Kehadiran diri secara psikologis dapat dibagi dalam 2 dimensi yanitu dimensi respon dan dimensi tindakan (Truax,
Carkhoff dan Benerson, dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1987; 126).

Dimensi Respon
Dimensi respon terdiri dari respon perawat yang ikhlas, menghargai, empati dan konkrit. Dimensi respon sangat
penting pada awal berhubungan dengan klien untuk membina hubungan saling percaya dan komunikasi yang
terbuka.
Dimensi Tindakan
Dimensi tindakan tidak dapat dipisahkan dengan dimensi respon. Tindakan yang dilaksanakan harus dalam
konteks kehangatan dan pengertian. Dimensi tindakan terdiri dari konfrontasi, kesegeraan, keterbukaan,
emotional chatarsis dan bermain peran (Stuart dan Sundeen, 1987; 131).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai