Anda di halaman 1dari 25

Case Report

CONGESTIVE HEART
FAILURE

Suria Kusuma Alam


Muhammad Rezi Ramdanni
Supervisor: dr. Maha Fitra, Sp.JP
FIHA
KSM Jantung dan Pembuluh Darah
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Rumah Sakit dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
IDENTITAS PASIEN

● IDENTITAS
● Nama : Ny, N.D
● Jenis kelamin : Perempuan
● Usia : 19 Tahun
● No. CM : 1-25-96-47
● Alamat : Indra Puri
● Suku : Aceh
● Agama : Islam
● Status : Belum menikah
● Pekerjaan : Petani
● TMRS : 24 November 2020
● Tanggal Pemeriksaan : 24 November 2020
ANAMNESIS
● Keluhan Utama: Dada berdebar-debar
● Keluhan tambahan: Mudah lelah

● Riwayat penyakit sekarang:


Pasien rujukan dari rumah sakit satelit indra puri
datang untuk tindakan Ekokardiograpi. Awalnya
pasien mengeluhkan dada berdebar-debar sejak 3
bulan yang lalu, dan cepat lelah dirasakan pasien
sejak 2 bulan yang lalu dan dirasakan semakin
memberat. Keluhan hilang saat pasien beristirahat.
Pasien juga mengeluhkan mengalami penurunan
berat badan dalam 2 bulan ini. Sesak nafas tidak
pernah dirasakan pasien. 5 hari yang lalu pasien
dirawat di RS satelit dengan keluhan badan sangat
lemah dan dada berdebar-debar, pasien dirawat 3
malam 2 hari dan didiagnosis CHF FC NYHA II.
Ssat ini keadan pasien sudah membaik.
ANAMNESIS
● Riwayat penyakit dahulu: Tidak ada penyakit berat
● Riwayat hipertensi dan diabetes disangkal
● Riwayat penyakit keluarga : tidak ada seperti pasien
● Riwayat kebiasaan sosial: pasien seorang gadis yang membantu orang tua di
sawah.
● Riwayat penggunaan obat dari RS daerah:
digoksin 1x0,25 mg
Furosemid 1x40 mg
Omeprazole 1x20 mg
PEMERIKSAAN FISIK

Status Present
● Keadaan umum : Tampak pucat
● Kesadaran : Compos mentis
● Pengukuran Tanda vital
Tekanan Darah : 120/60 mmHg
Nadi : 110 kali/menit
Suhu : 36,6° C
Respirasi : 24 kali/menit
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
● Kulit : sawo matang, conjungtiva anemi (+), ikterik (-), sianosis (-), edema (-),
turgor kembali cepat
● Kepala : rambut hitam, distribusi merata, sukar dicabut
● Wajah : simetris, pucat (+), edema (-)
● Mata : anemis (+/+), mata cekung (-/-), sklera ikterik (-/-), sekret (-/-), refleks
cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+), pupil bulat isokor Φ 3
mm/3 mm
● Telinga : normotia (+/+), serumen (-/-)
● Hidung : sekret (-/-), cavum nasi hiperemis (-), napas cuping hidung (-)
● Mulut : mukosa kering (-), sianosis (-), hiperemis (-)
● Leher : retraksi suprasternal (-), pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-),.
Pemeriksaan Fisik Paru Thorax Dekstra Thorax Sinistra

Inspeksi Statis : Normochest, deformitas (-)


  Dinamis: Simetris, pernapasan abdominalthorakal, retraksi interkostal (-/-), jejas (-), barrel chest (-)

PEMERIKSAAN FISIK
 

Palpasi    
Stem fremitus taktil kanan = Stem fremitus taktil kiri Stem fremitus taktil kanan = Stem fremitus taktil kiri
Atas,    
  Stem fremitus taktil kanan = Stem fremitus taktil kiri Stem fremitus taktil kanan = Stem fremitus taktil kiri
Tengah    
  Stem fremitus taktil kanan = Stem fremitus taktil kiri Stem fremitus taktil kanan = Stem fremitus taktil kiri
Bawah

Perkusi
   
Atas
sonor sonor
Tengah
sonor sonor
Bawah
Sonor Sonor

Auskultasi    
Atas Vesikuler (+) Vesikuler (+)
  Ronkhi (-) Ronkhi (-)
  Wheezing (-) Wheezing (-)
Tengah Vesikuler (+) Vesikuler (+)
  Ronkhi (-) Ronkhi (-)
  Wheezing (-) Wheezing (-)
Bawah Vesikuler (+) Vesikuler (+)
Ronkhi basah (-) Ronkhi basah (-)
Wheezing (-) Wheezing (-)
PEMERIKSAAN FISIK
• Jantung
Inspeksi : pulsasi iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : pulsasi iktus cordis teraba di ICS V linea midaksilaris
Perkusi : batas jantung kanan pada ICS IV linea parasternal dekstra, batas jantung
kiri pada ICS V linea midaksilaris, batas atas jantung pada ICS II linea midaksilaris sinistra
Auskultasi : BJ I > BJ II, regular (+), S3 Galop, murmur sistolik (+) gr 2/6 di ICS V linea
midaksilaris
• Abdomen
Inspeksi : simetris, distensi (-)
Palpasi : hepatomegali (-), splenomegali (-), nyeri tekan epigastik (-), defans
muskular (-)
Perkusi : timpani, shifting dullness (-), undulasi (-)
Auskultasi : Peristaltik usus kesan tidak meningkat
• Genitalia : tidak diperiksa
• Ekstremitas :
Ekstremitas superior : sianosis (-/-), edema (-/-), pucat (-/-), akral dingin (-/-), CRT <2”
Ekstremitas inferior : sianosis (-/-), edema (-/-), pucat (-/-), akral dingin (-/-), CRT <2”
EKG

n (-/-)
DIAGNOSIS

• CHF FC NYHA II
TATALAKSANA

NON FARMAKOLOGI FARMAKOLOGI

● Mobilisasi bertahap ● IV furosemid 1x40 mg


● Spironolakton 1x25mg
● Digoksin 1x0,25 mg
● Ramipril 1x2,5 mg
● Curcuma tab 1x1
PLANNING

● Echocardiography
LANDASA
N TEORI
DEFINISI

• Gagal Jantung kongestif adalah


ketidakmampuan jantung memompa darah
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan
oksigen

• Gagal jantung kongestif adalah suatu keadaan


patofisiologis dimana jantung tidak mampu
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan.
Epidemiologi
• Di Eropa (2005) prevalensi gagal jantung sebesar 2-2,5% pada semua
umur, dan pada usia diatas 80 tahun prevalensi gagal jantung >10%.
• Di London (1999) sekitar 1,3 per 1.000 penduduk pada semua umur
mengalami gagal jantung dan 7,4 per 1.000 penduduk pada usia 75 ke
atas.
• Di Indonesia pada tahun 2007 jumlah kasus baru kunjungan rawat jalan
sebanyak 38.438 orang dengan proporsi 9,88% dan kunjungan rawat
inap sebanyak 18.585 orang dengan proporsi 18,23% sedangkan Case
Fatality Rate (CFR) 13.420 per 100.000.
Faktor Risiko
• Umur
• Jenis kelamin
• Penyakit Jantung Koroner
• Hipertensi
• Penyakit Katup Jantung
• Penyakit Jantung Bawaan
• Penyakit Jantung Reumatik
• Kardiomiopati
• Merokok dan konsumsi alkohol
Etiologi
• Gangguan mekanik ; beberapa faktor yang mungkin bisa terjadi
secara tunggal atau bersamaan yaitu :
• Beban volume (volume overload), misal: insufisiensi aorta atau mitral, left to
right shunt, dan transfusi berlebihan
• Beban tekanan (pressure overload), misal: hipertensi, stenosis aorta, koartasio
aorta, dan hipertrofi kardiomiopati
• Hambatan pengisian, misal: constrictive pericarditis dan tamponade jantung.
• Abnormalitas otot jantung
• Kelainan miokardium (otot): kardiomiopati, miokarditis metabolik (DM, gagal
ginjal kronik, anemia), toksin atau sitostatika.
• Kelainan dinamik sekunder: Deprivasi oksigen (penyakit jantung koroner),
kelainan metabolic, peradangan, penyakit sistemik, dan penyakit Paru Obstruksi
Kronis
• Gangguan irama jantung atau gangguan konduksi: misalnya, irama
tenang, fibrilasi, takikardia atau bradikardia ekstrim, asinkronitas
listrik.
Mekanisme kompensasi gagal jantung kongestif:
• Mekanisme kompensasi sentral termasuk hubungan
Frank-Starling dan hipertrofi ventrikel akibat
peningkatan preload atau after-load.
• Mekanisme kompensasi perifer mengakibatkan
• Aktivasi sistem renin-angiotensin
• peningkatan kadar hormon-hormon endogen lokal dan
sirkulasi yang bersifat kontra-regulasi terhadap renin-
angiotensin
• aktivasi dari sistem saraf simpatis dengan peningkatan
kadar nor-epinefrin serum
• redistribusi curah jantung untuk mompertahankah aliran
darah ke jantung dan otak
• peninggian kadar 2,3-difos-fogliserat (DPG).
Diagnosis
Kriteria Framingham untuk Gagal Jantung9
• Kriteria Mayor:
• Dispnea nokturnal paroksismal atau ortopnea
• Distensi vena leher
• Rales paru
• Kardiomegali pada hasil rontgen
• Edema paru akut
• S3 gallop
• Peningkatan tekanan vena pusat > 16 cmH2O pada atrium kanan
• Hepatojugular reflux
Penurunan berat badan ≥ 4,5 kg dalam kurun waktu 5 hari sebagai respon
pengobatan gagal jantung
Diagnosis
• Kriteria Minor:
• Edema pergelangan kaki bilateral
• Batuk pada malam hari
• Dyspnea on ordinary exertion
• Hepatomegali
• Efusi pleura
• Takikardi ≥ 120x/menit
Diagnosis gagal jantung kongestif ditegakkan jika terdapat minimal 1 kriteria
mayor dan 2 kriteria minor.
• Klasifikasi gagal jantung berdasarkan kelainan struktural
(ACC/AHA):
• Stage A
Memiliki risiko tinggi mengembangkan gagal jantung. Tidak
ditemukan kelainan struktural atau fungsional, tidak terdapat
tanda/gejala.
• Stage B
Secara struktural terdapat kelainan jantung yang dihubungkan
dengan gagal jantung, tapi tanpa tanda/gejala gagal jantung.
• Stage C
Gagal jantung bergejala dengan kelainan struktural jantung.
• Stage D
Secara struktural jantung telah mengalami kelainan berat, gejala
gagal jantung terasa saat istirahat walau telah mendapatkan
pengobatan.
Klasifikasi gagal jantung berdasarkan gejala dan
aktivitas fisik.
• Kelas I
• Aktivitas fisik tidak terganggu, aktivitas yang umum dilakukan tidak
menyebabkan kelelahan, palpitasi, atau sesak nafas.
• Kelas II
• Aktivitas fisik sedikit terbatasi. Saat istirahat tidak ada keluhan. Tapi
aktivitas fisik yang umum dilakukan mengakibatkan kelelahan,
palpitasi atau sesak nafas.
• Kelas III
• Aktivitas fisik sangat terbatasi. Saat istirahat tidak ada keluhan. Tapi
aktivitas ringan menimbulkan rasa lelah, palpitasi, atau sesak nafas.
• Kelas IV
• Tidak dapat beraktivitas tanpa menimbulkan keluhan. Saat istirahat
bergejala. Jika melakukan aktivitas fisik, keluhan bertambah berat.
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
• Foto thoraks
• EKG
• Echocardiografi
• Tes latihan fisik
• Kateterisasi jantung
Penatalaksanaan
• Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors (ACEI)
• Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
• β-bloker / Penghambat sekat-β (BB)
• Diuretik
• Antagonis Aldosteron
• Hydralizin & Isosorbide Dinitrat (ISDN)
• Digoxin
• Antikoagulan (Antagonis Vit-K)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai