VARICOSE VEINS
Diajukan untuk Memenuhi Syarat &Melengkapi Tugas Dalam Menjalani
Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian/SMF Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
Oleh:
Reza Hafiyyan
NIM : 170101030077
Pembimbing:
dr. Suhardi, Sp.BTKV
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“Varicose Veins”. Shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada Nabi besar
Muhammad SAW, atas semangat perjuangan dan panutan bagi umatnya.
Adapun tugas laporan kasus ini diajukan sebagai salah satu tugas dalam
menjalankan kepaniteraan klinik senior pada bagian/SMF Ilmu Bedah Divisi Bedah
Thoraks Kardio Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Rumah
Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Akhir kata, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan
saran yang membangun sangat penulis nantikan untuk perbaikan di masa
mendatang.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
B. VARISES TUNGKAI
1. DEFINISI
2. EPIDEMIOLOGI
Varises tungkai lebih sering terjadi pada wanita daripada pria, hal ini
sering dikaitkan dengan kehamilan dan faktor hormonal. Jantet G menyatakan
bahwa insiden varises tungkai per tahun pada wanita 2,6% dan pada pria 1,9%.
Insiden meningkat dengan bertambahnya usia dan puncaknya pada usia 30 – 40
tahun. Basuki dkk pada penelityiannya mendapatkan 1226 penderita varises
tungkai dalam periode 1984 – 1989 dan penderita terbanyak usia 20 – 30 tahun
sedangkan perbandingan wanita dan pria adalah 9,95 :1. Menurut jantet G
prevalensi varises tungkai diperkirakan antara 30 – 60% pada populasi dewasa1.
3. ETIOPATOGENESIS
d. Kelemahan fascia
Pada keadaan yang dapat mengakibatkan peningkatan tekanan vena
profunda adalah peningkatan tekanan intra abdomen (keganasan abdominal,
ascites, kehamilan), inkompetensi safenofemoral, inkompetensi katup vv.
perforantes, obstruksi vena intraluminal. Kembalinya darah yang efisien ke
jantuing tergantung pada fungsi sistem vena profunda. Pada posisi berdiri saat
istirahat tekanan pada pergelangan kaki akan meningkat sekitar 100 – 140 mmHg,
selanjutnya akan turun sekitar 40% saat berjalan/aktivitas. Kontraksi otot betis
dapat menghasilkan tekanan sekitar 200 – 300 mmHg. Bila terjadi inkompetensi
katup, maka tekanan tersebut dapat menyebabkan aliran darah berbalik dari vv.
profunda ke vv. superfisial, sehingga setiap gerakan otot akan semakin menambah
jumlah darah kearah v. profunda dan superfisial, akibatnya terjadi peningkatan
tekanan vena dan gangguan mikrosirkulasi1.
Faktor predisposisi:
Faktor – faktor yang diduga berperan serta dapat mempengaruhi timbulnya
varises tuingkai, antara lain:
a. Faktor genetik
b. Faktor kehamilan
c. Faktor hormonal
e. Obesitas
f. Faktor usia
g. Sinar ultraviolet
h. Riwayat tromboplebitis
a. Varises trunkal
b. Varises retikuler
c. Varises kapiler
Stadium 1
Keluhan samar (tidak khas) rasa berat, mudah lelah pada tungkai setelah
berdiri atau duduk lama. Gambaran pelebaran vena berwarna kebiruan
tidak jelas.
Stadium 2
Stadium 3
Stadium 4
Gejala klinis IVK timbul akibat adanya hipertensi vena baik karena
obstruksi, refluks atau kombinasi keduanya. Hipertensi vena persisten akan
mempengaruhi fungsi kapiler, tekanan trans mural dan intra mural meningkat,
mendorong cairan, elektrolit dan eritrosit keluar memasuki jaringan sehingga
terjadi edem dan hiperpigmentasi. Kapiler mengalami dilatasi dan penurunan
kecepatan aliran darah, hal ini mempengaruhi adhesi leukosit (neutrofil) pada
mikrosirkulasi dan venula post kapiler, akibat leukosit akan terperangkap pada
endotel dan teraktivasi sehingga melepaskan radikal bebas, enzim proteolitik dan
sitokin, disamping itu fibrin perikapiler akan menjadi barier terhadap difusi
oksigen dan nutrisi lain. Semua keadaan ini menyebabkan kerusakan jaringan
berupa hipoksia, ischemia, nekrosis lemak, pigmentasi kulit dan ulkus1.
5. DIAGNOSIS
5.1 ANAMNESIS
Keluhan penderita
Awitan penyakit, gejala dan perkembangan lesi adalah faktor penting yang
perlu dipertimbangkan untuk mengetahui keparahan penyakit dan
perencanaan pengelolaan.
Faktor predisposisi
5.1.1. Keluhan
Terdiri atas keluhan rasa berat, rasa lelah, rasa nyeri, rasa panas / sensasi
terbakar pada tungkai, kejang otot betis, bengkak serta keluhan kosmetik. Keluhan
biasanya berkurang dengan elevasi tungkai, untuk berjalan atau pemakain bebat
elastik dan makin bertambah setelah berdiri lama, selama kehamilan, menstruasi,
atau pengobatan hormonal1.
Beberapa pemeriksaan untuk evaluasi IVK pada varises tungkai antara lain
adalah:
Ultrasonografi Doppler
Phlebography
Dengan alat ini kita dapat mengetahui refluks dan menentukan lokasinya.
Pancaran gelombang ultra yang terus – menerus dipakai untuk mendeteksi sel
darah merah yang bergerak, kemudian pancaran gelombang suara ini direfleksikan
kembali ke probe penerima dan diubah menjadi suara yang dapat didengar atau
dicatat dalam bentuk grafik1.
Cara pemeriksaan:
Bila tetap memendek test diulang dengan torniket dibawah lutut (setinggi
betis); RT akan kembali normal bila refluks terjadi pada vv. perforantes
betis atau taut safenopopliteal1.
Alat ini pada umumnya digunakan untuk evaluasi sistem vena profunda,
terutama thrombosis. Selain itu dapat juga dipakai untuk evaluasi sistem
superfisialis, vv. perforantes, derajat refluks, dan sebagai alat bantu dalam
penyuntikan untuk memastikan larutan memastikan larutan sklerosan berada
dalam vena yang diinginkan1.
5.3.5. PLEBOGRAPHY
6. PENATALAKSANAAN
a. TERAPI KOMPRESI
b. SKLEROTERAPI
c. FARMAKOTERAPI
Pengobatan ini berdasarkan pada penggunaan obat yang bekerja
terhadap gangguan fungsional pada insufisiensi vena kronis. Penelitian
yang mengandung aspek seperti vasomotriksitas, perubahan pada
komponen intravascular, perubahan aliran darah, penarikan lekosit,
perbaikan pengertian tentang mekanisme peradangan dan peranan system
limfatik pada perkembangan edem, menyebabkan berkembangnya bahan
baru yang berdampak terapi1.
d. TERAPI PEMBEDAHAN
3. Beberapa aplikasi panas pada tungkai dihindari (matahari, air, sauna, botol
air panas, pengobatan dengan lilin panas, dsb)
4. Hindari berdiri terlalu lama (berjalan lebih baik daripada berdiri atau
duduk)
7. KOMPLIKASI
a. Pendarahan
b. Infeksi
c. Edema tungkai
e. Limfokel
Nama Inisial : Tn HN
No RM : 1-21-05-52
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Tumpok 40, Kec Pidie, Pidie
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Ruangan : Aqsha 2
Tanggal Pemeriksaan : Selasa, 2 Juli 2019
3.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Nyeri saat berjalan
Keluhan Tambahan
Sakit Kepala
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri saat berjalan, terutama ketika pasien
duduk, nyeri akan menghilang ketika os minum obat. Nyeri dirasakan
seperti kebas kebas di kaki, kepala sering juga nyut-nyutan, pasien juga
mengeluhkan suaranya yang serak
Riwayat Penyakit Dahulu
HT, DM, Asma Disangkal
Riwayat alergi disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama.
Riwayat Pengobatan
- Pasien mengonsumsi obat warung, namanya tidak diingat pasien
B. Kepala
Kepala : Normocephali
Rambut : hitam dan sukar dicabut
Wajah : Simetris (+)
C. Leher
Inspeksi :Simetris, retraksi (-), tanda inflamasi (-)
D. Thoraks
Inspeksi : Simestris, retraksi interkostal (+/+).
Palpasi : Simetris (-/-), krepitasi (-), SF kanan = SF kiri
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
F.Abdomen
Inspeksi : Simetris, distensi (+), pelebaran pembuluh darah (+)
Perkusi : Timpani
G. Tulang Belakang
Bentuk : Simetris
Nyeri tekan : Negatif
G. Kelenjar Limfe
Pembesaran KGB : Regio aksila (-)
G. Ekstremitas
Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Edema - - - -
Pelebaran Vena - - + +
Akral Dingin - - - -
Capillary refill time <2’ <2’ <2’ <2’
I. Genitalia
Tidak Dinilai
Terdapat pelebaran vena di kedua ekstremitas inferior, vena melebar kurang lebih 3
mm.
3.6 Penatalaksanaan
- Stripping Vein
3.7 Prognosis
Kasus Pembahasan
Pasien pada kasus ini di diagnosis dengan varicose veins ar cruris bilateral
yang ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan
penunjang. Berdasarkan anamnesis pasien datang dengan keluhan kaki terasa
nyeri terutama saat berjalan.
Pada pemeriksaan dilihat adanya pembesaran vena di cruris bilateral,
pembesaran vena terlihat jelas di kedua ekstremitas inferior. Ketika di pegang
tidak terba panas maupun dingin.
Pasien pada kasus ini mendapatkan terapi stripping vein, yaitu prosedur
pembedahan untuk kasus varises baik dengan lokal anestesi maupun general
anestesi
DAFTAR PUSTAKA
1. Malik, Diah Adriani. Efektivitas Flavonoid Terhadap Insufisiensi Vena Kronik Pada
Varises Tungkai. [serial online] 3 Juli 2019 :
http://eprints.undip.ac.id/12198/1/1999PPDS260.pdf
2. Handaya, Yuda. Informasi Lengkap Tentang Varises Tungkai. [serial online] 3 Juli 2019 :
http://dokterbedahmalang.com
7. Budhy, Julijanto. 2011. Pedoman Bedah Minor. Staf bagian ilmu bedah Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga RSUD Dr.Soetomo Surabaya.
8. Poerwadi et all.2018. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Bag/SMF Ilmu Bedah Edisi III.
Staf bagian ilmu bedah Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSUD Dr.Soetomo
Surabaya.
34