Anda di halaman 1dari 24

lmaharani@gmail.

com

1
Tujuan
 Praktek terbaik dalam
penatalaksanaan syok
 Adanya bukti mengenai penggantian
cairan
 Praktek terbaik dalam penggunaan
darah dan produk-produk darah

2
Definisi Syok
 Kegagalan sistem sirkulasi
dalam mempertahankan aliran
yang adekuat pada organ-
organ vital sehingga timbul
Anoxia
 Mengancam jiwa

3
4
Kapan Dapat Memperkirakan
Atau Mengantisipasi Syok
 Perdarahan:
 Pada awal kehamilan (aborsi,
kehamilan ektopik, kehamilan mola)
 Pada akhir kehamilan atau
persalinan (plasenta previa, solusio
placenta, ruptura uteri)
 Sesudah kelahiran bayi (ruptura
uteri, atonia uteri)
5
Kapan Dapat
Memperkirakan Atau
Mengantisipasi Syok
 Infeksi (aborsi yang tidak aman
atau sepsis aborsi, amnionitis,
metritis)
 Trauma (perlukaan pada uterus
atau kandung kemih selama
aborsi, ruptura uteri)
6
Tanda Klinis Syok
 Gangguan Perfusi Perifer
Raba telapak tangan
Hangat, Kering, Merah : Normal
Dingin, Basah, Pucat : syok
 Tekan - lepas ujung kuku / telapak tangan
Merah kembali < 2 detik : Normal /
> 2 detik : syok
* Bandingkan dengan tangan pemeriksa
 Tekanan darah menurun
Sistolik > 100 : Normal / < 100 : Syok

7
Tata Laksana
Mengatasi Perdarahan Hebat
 Airway
 Breathing
 Circulation and hemorrhage control
 Shock position
 Replace blood loss
 Stop / minimize the bleeding process

8
AIRWAY

9
Posisi Syok
ANGKAT
KEDUA
TUNGKAI

300 - 500 cc
darah dari kaki
pindah ke
sirkulasi sentral

10
Penatalaksanaan
Khusus
Berikan oksigen dengan laju 6-8 L/menit

 Uji darah : Cek Hemoglobin, dan uji silang


 Penilaian status pembekuan darah dengan
tes pembekuan di tempat tidur.
 Penatalaksanaan penyebab khusus
 Pantau:
 Tanda-tanda vital dan hilangnya darah tiap
15 menit
 Cairan yang masuk dan urin yang keluar tiap
jam

11
Cairan Intravena
 Mulailah infus intravena dengan menggunakan dua
jarum berlubang besar
 Infus dengan tetesan cepat, 1L habis dalam
15-20 menit
 Berikan sekurang-kurangnya 2L cairan pada
jam pertama
 Apabila syok disebabkan oleh perdarahan,
diperlukan tetesan infus yang lebih cepat
 Apabila pada vena perifer tidak bisa
dilakukan infus, lakukan vena seksi

12
Estimasi BB : ... 60 kg
Estimasi Blood Volume : ... 70 ml/kg x 60 = 4200 ml
Estimasi Blood Loss : .... % EBV = ..... ml

Tsyst 120 100 < 90 < 60-70


Nadi 80 100 > 120 > 140 - ttb
Perf hangat pucat dingin basah

-- 15% EBV
NORMO -- 30% EBV
VOLEMIA -- 50% EBV

EBL = perdarahan 600 1200 2000 ml


1200-2000 2500-5000 4000-8000 ml
Infus RL

13
Pasien perdarahan datang
perkirakan volume yang hilang
|
Syok ?  posisi syok
pasang infus jarum besar (2)
ambil sample darah u/ cari donor
|
infusi RL 1000
(+1000 lagi)

Perfusi Perfusi, nadi, T-sist


nadi < 100 belum baik, masih syok
T-sist > 100 |
| tambah RL lagi
Lambatkan infusi (2-4 x volume hilang)

14
Kristaloid vs Koloid Sebagai
Cairan Pengganti
 Tujuan: Membandingkan risiko dan manfaat
dari kristaloid dan koloid pada resusitasi
 Desain: Meta-analisis pada 17 percobaan
klinis secara acak

Choi et al 1999.
15
Kristaloid vs Koloid Sebagai
Cairan Pengganti: Hasil
Kristaloid Koloid
Manfaat Merembes ke komponen Tetap berada di komponen
ekstraselular intravaskular
Mengurangi peningkatan cairan volume yang diperlukan lebih
paru sedikit
Meningkatkan fungsi organ setelah Meningkatkan transpor oksigen
operasi ke jaringan, kontraktilitas
Reaksi anafilaktik minimal jantung dan keluarannya
Kemungkinan dapat mengurangi
angka kematian
Lebih murah

Predisposisi untuk terjadinya


Resiko Mahal
edema pulmonal
Choi et al 1999.
16
Kristaloid vs Koloid Sebagai
Cairan Pengganti: Kesimpulan
 Kristaloid merupakan pilihan
pertama untuk digunakan,
karena:
- Lebih aman
- Lebih murah
- Lebih mudah didapatkan

17
Transfusi
Risiko pada transfusi dengan seluruh komponen
darah atau dengan plasma:
 Reaksi transfusi ( bercak pada kulit hingga
syok anafilaktik)
 Penularan kuman penyebab infeksi (HIV,
hepatitis B dan C, sifilis, penyakit cagas)
 Infeksi bakteri, apabila darah tidak diolah
atau disimpan dengan benar
 Peningkatan risiko disertai dengan
peningkatan volume transfusi

18
Risiko-Risiko Transfusi
Untuk meminimalkan risiko transfusi:
 Seleksi donor dengan efektif
 Penyaringan terhadap kuman penyebab
infeksi
 Kualitas yang baik dari golongan darah, tes
kecocokan, pemisahan komponen,
penyimpanan, dan pengangkutan.
 Penggunaan yang tepat terhadap darah dan
produk-produk darah

19
Transfusi (lanjutan)
Penggunaan yang tepat terhadap darah dan produk-
produk darah:
 Transfusi hanyalah salah satu unsur resusitasi

 Mengikuti panduan petunjuk nasional untuk

mengambil keputusan pemberian transfusi,


pertimbangan:
- Risiko dan manfaat bagi pasien secara individual
- Diharapkan adanya tingkat kemajuan
- Ada indikasi untuk melakukan transfusi
- Cairan alternatif untuk resusitasi
- Kemampuan untuk memantau keadaan pasien
20
Alternatif Untuk Transfusi

 Larutan yang konsentrasinya


mirip dengan plasma:
- Kristaloid
- Koloid

LARUTAN DEKTROSA ADALAH CAIRAN PENGGANTI YANG BURUK.


JANGAN DIGUNAKAN
KECUALI TIDAK ADA PILIHAN LAIN. JANGAN GUNAKAN CAIRAN
PLASMA ATAU AIR BIASA
21
Pencegahan Terhadap Syok
Akibat Perdarahan
Meminimalkan darah yang terbuang:
 Gunakan teknik terbaik dalam anastesi dan

pembedahan untuk meminimalkan hilangnya


darah pada operasi
 Autotransfusi selama prosedur jika dibenarkan

 Penatalaksanaan aktif kala tiga pada persalinan

 Penatalaksaan terhadap perdarahan

pascapersalinan

22
Syok: Penatalaksanaan
Lanjutan
 Lanjutkan infus IV dengan kecepatan 1L habis
dalam 6 jam dan oksigen dengan laju 6-8 L/menit
 Memantau dengan ketat
 Lakukan uji laboratorium untuk hematokrit,
golongan darah, jenis Rhesus, dan uji silang
 Apabila fasilitas tersedia, periksa elektrolit
serum, kreatinin serum, dan pH darah
 Perhatikan adanya komplikasi yang tertunda
selama beberapa hari
 Pindahkan bila terjadi gagal organ
ACOG 1997.
23
Rujukan
ACOG. Hemorrhagic shock. Educational Bulletin
#235, 1997.
Choi PT-L et al. 1999. crystalloid vs. colloids in
fluid resuscitation: A systematic review. Critical
Care Medicine 27( 1): 200-210.
Scheirhout and Roberts 1998. Fluid resuscitation
with colloid or crystalloid in critically ill patients:
A systematic review of randomized trials. BMJ
316:961-964.

24

Anda mungkin juga menyukai