Anda di halaman 1dari 28

Referat

Ca Caecum

Susan Utari Ningsih


1608437722

Pembimbing:
dr. Taufik, Sp.B

Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Bedah


Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang

• Carcinoma colorectal merupakan keganasan yang paling


sering pada traktus gastrointestinal

• Insidensi pada wanita sebanding dengan pria

• Penyakit ini berhubungan dengan usia dan terjadi lebih sering


pada usia diatas 50 tahun
Batasan masalah
• Anatomi
• Fisiologi
• Etiologi dan faktor risiko
• Patofisiologi
• Gejala klinis
• Diagnosis
• Diagnosis banding
• Histopatologi
• Penatalaksanaan
• Komplikasi
• Prognosis
Tujuan penulisan

• Memahami anatomi, fisiologi, etiologi dan faktor resiko,


patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, diagnosis banding,
histopatologi, penatalaksanaan dan prognosis Ca Caecum.

• Meningkatkan kemampuan dalam penulisan karya ilmiah


dibidang ilmu kedokteran.
Metode penulisan

Metode penulisan referat ini adalah menggunakan metode


tinjauan pustaka dengan mengacu kepada beberapa literatur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
Caecum merupakan
bagian terlebar (7,5 – 8,5
cm)

Caecum , colon
transversum, dan colon
sigmoideum berada
intraperitonial dan
mobile.
Vaskularisasi

Arteri mesenterica superior memperdarahi :


 Caecum
Melalui cabangnya a. Iliocolica,
 Colon ascendens a. Colica dextra dan a. Colica
 Colon transversum media

Aliran darah vena dari caecum, colon ascendens dan colon


tranversum akan di salurkan melalui vena mesenterica superior.
Karsinoma sekum merupakan salah satu dari keganasan pada
kolon dan rektum yang khusus menyerang bagian sekum
yang terjadi akibat gangguan proliferasi sel epitel yang
tidak terkendali.
Etiologi & faktor risiko
• Faktor herediter
10-15% carcinoma colorectal merupakan kasus familial, seperti pada
Familial adenomatous Polyposis (FAP) dan sindroma Lynch.

• Usia
Insidensi meningkat diatas 50 tahun.

• Diet dan lingkungan


Penelitian menunjukkan bahwa carcinoma colorectal lebih sering
terjadi pada populasi yang mengkonsumsi diet tinggi lemak
hewani dan rendah serat.
• Inflammarory bowel disease
Pasien dengan IBD, khususnya colitis ulceratif kronis,
berhubungan dengan meningkatnya risiko carcinoma
colorectal.

• Faktor risiko lainnya


Merokok berhubungan dengan meningkatnya risiko adenoma
colon, khususnya setelah penggunaan lebih dari 35 tahun.
Patofisiologi

• Penyebab kanker pada saluran cerna bagian bawah tidak


diketahui secara pasti

• Tumor-tumor pada sekum merupakan lesi yang pada


umumnya berkembang dari polip yang meluas ke lumen,
kemudian menembus dinding kolon dan jaringan sekitarnya.
Penyebaran tumor terjadi secara limfogenik, hematogenik.
Gejala klinik

Gejala lokal

• Perubahan Pola BAB, dapat berupa konstipasi maupun diare


• Perasaan BAB yang tidak tuntas (tenesmus) dan diameter
feces mengecil sering ditemukan pada karsinoma colorectal
• Feces yang bercampur darah
• Feces dengan mucus
• Obstruksi usus menyebabkan nyeri, kembung, dan muntah
yang seperti feces
Gejala konstitusi (sistemik)

• Kehilangan berat badan


• Anemia, menyebabkan pusing, mual, kelelahan, dan
palpitasi. Secara klinik pasien akan terlihat pucat dan hasil
tes darah menunjukkan kadar haemoglobin yang rendah.
Gejala metastasis

• Metastasis pada hati menyebabkan :


• Ikterus
• Rasa nyeri di abdomen,
• Pembesaran hepar

• Bekuan darah pada arteri dan vena, sindroma paraneoplastik


yang berhubungan dengan hiperkoagulabilitas dari darah.
Diagnosis

Anamnesis

BAB berdarah, merah segar, berlendir dan berbau disertai


gangguan kebiasaan BAB (diare selama beberapa hari yang
disusul konstipasi selama beberapa hari). Nyeri pada saat
BAB, tenesmus, dan pada kasus yang lebih lanjut ileus
obstruksi.
Pemeriksaan fisik

Dapat dipastikan dengan pemeriksaan colok dubur.


Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan rectal secara digital (rectal toucher)
• Fecal occult blood test (FOBT)
• Endoskopi
 Rectosigmoidoskopi
 Double contrast barium enema (DCBE)
 Virtual colonoscopy
• Pencitraan
 X-ray foto polos dan colon in loop
 CT scan Computed Tomography (CT)
 CT Colonografi (Virtual colonoscopy)
 MRI Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Laboratorium

• Pemeriksaan darah samar pada faeces


• Pemeriksaan DNA feces
• Tumor marker
• Tes serum
• Biopsi
• Biopsi nodus limfatikus sentinel
Diagnosis banding
Colon kanan Colon tengah Colon kiri Rectum
Apendicular abscess Ulcus pepticum Colitis ulcerative Polip
Massa Carcinoma gaster Polip Prokitis
periappendicular Abscess hepar Diverticulitis Fissura ani
Enteritis regionalis Hepatocellular Endometriosis Haemorrhoid
carcinoma Carcinoma ani
Cholecystitis
Kelainan pancreas
Kelainan saluran
empedu
Histopatologi

Hasil histopatologi biasanya didapatkan dari analisis


jaringan yang diambil dari biopsi ataupun pembedahan.
Tipe yang paling umum adalah adenocarcinoma, yang
didapatkan pada 95% kasus.
Terapi carcinoma colorectal
Stadium menurut stadium Terapi
Stadium 0 (Tumor In Situ) Eksisi lokal secara komplit melalui endoskopi
Stadium 1 (Carcinoma Colorectal terlokalisasi) Reseksi colon atau rectum
Dapat ditambah adjuvant kemoterapi pada pasien
tertentu (usia muda, temuan histologi yang beresiko
tinggi)
Stadium 2 (Carcinoma Colorectal terlokalisasi) Reseksi colon atau rectum
Dapat ditambah adjuvant kemoterapi pada pasien
tertentu (usia muda, temuan histologi yang beresiko
tinggi)
Stadium 3 (Metastasis ke nodus limfatikus) Adjuvant kemoterapi, radioterapi imunoterapi.
Reseksi radikal
Stadium 4 (Metastasis jauh) Adjuvant kemoterapi
Reseksi hepar bila terdapat metastasis ke hepar
Terapi Paliatif
Komplikasi
Obstruksi usus parsial atau lengkap, perforasi, perdarahan, dan
penyebaran keorgan lain.
Prognosis

Bila disertai diferensiasi sel tumor yang buruk, maka


prognosisnya sangat buruk.

Angka harapan hidup pada stadium awal adalah 5 kali lipat


lebih besar dari stadium akhir.
BAB III
PENUTUP
• Karsinoma sekum merupakan salah satu dari keganasan
pada kolon dan rektum yang khusus menyerang bagian
sekum yang terjadi akibat gangguan proliferasi sel epitel
yang tidak terkendali

• Insidensi carcinoma colorectal di Indonesia cukup tinggi,


demikian juga angka kematiannya

• Beberapa etiologi : faktor herediter, usia, diet dan


lingkungan, IBD, dan faktor risiko lainnya

• Pendekatan diagnosis melalui anamnesis, pemeriksaan


fisik, pemeriksaan penunjang serta histopatologi kanker.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai