Efek samping
- sakit kepala
- Penglihatan kabur
- Kram perut
- Mual atau muntah
- Diare
- Otot terasa lemah
Interaksi Obat
- Peningkatan risiko terjadinya dermatitis, jika
digunakan bersama dengan fenilbutazone
- Penurunan efektivitas klorokuin, jika
digunakan bersama dengan cimetidine atau
antasida
- Peningkatan risiko terjadinya aritmia ventrikel,
jika digunakan bersama amiodarone atau
halofantrine
Pertimbangan Keperawatan
1. Pengkajian
- Kaji pendengaran klien, khususnya jika memakai quini atau klorokoin. Obat-
obat ini dapat mempengaruhi saraf kranial kedelapan.
- Kaji perubahan penglihatan klien. Klien yang memakai klorokoin harus sering
melakukan pemeriksaan mata
2. Perencanaan
Klien akan bebas dari gejala-gejala malaria
3. Intervensi keperawatan
- Pantau keluaran urin dan fungsi liver klien dengan memeriksa keluaran urin
dan enzim-enzim hati. Obat-obat anti malaria mula-mula berkumpul dihati ,
kadar enzim hati harus diperiksa khususnya jika orang tersebut cukup banyak
minum alkohol atau mempunyai gangguan hati
- laporkan jika kadar enzim hati klien meningkat
4. Evaluasi
- Evaluasi efektivitas obat antimalaria dengan menentukan bahwa klien bebas
dari gejala-gejala.
Contoh obat
n Nama obat dosis Indikasi pemakaian gambar
o
1. klorokuin Dewasa : Hari pertama, dosis awal - Terapi Supresi
Klorokuin di fosfat 0,5 – 1 gr
600 mg, diikuti dengan 300 mg sekali seminggu . Sejak 1
setelah 6–8 jam. Hari ke-2 dan ke-3, minggu sebelum kedaerah
dosisnya adalah 300 mg sekali endemis -> 6 minggu
sehari. meninggalkan daerah
endemis .Pada anak – anak : 5
mgr / KgBB -> ( sda )
Anak-anak : Hari pertama, dosis - Untuk Pengendalian
awal 10 mg/kgBB (maksimal 600 Serangan Klinik :
mg), diikuti dengan 5 mg/kgBB Oral
• hari 1 -> 1 gr, 6 – 8 jam
(maksimal dosis 300 mg) setelah 6 kemudian : 500 mgr
jam. Hari ke-2 dan ke-3, 5 mg/kgBB • Hari 2-> 500 mgr 3
sekali sehari. • Hari 3 -> 500 mgr
Interaksi Obat
Penggunaan obat yang dapat meningkatkan resiko hemolisisi atau depresi
sumsum tulang dihindar
Pertimbangan keperawatan
1. Pengkajian
- Sebelum memberikan obat cek kembali identitas pasien dengan
menyanyakan nama jelas dan alamat.
- Selum memberikan obat kepada pasien,label pada botol atau
kemasan harus di periksa 3 kali.
- Sebelum memberikan obat perrawat harus memeriksa dosis obat
dengan hati hatidan teliti, jika ragu perawat harus bekonsultasi
dengan dokter atau apoteker sebelum di lanjutkan ke pasien.
- Ada banyak rute/cara dalam memberkan obat ,perawat harus teliti
dan berhati hati agarr ttidak terjadi kesalahan pemberian obat.
- Ketepatan waktu sangat penting khususnya bagi obat yang
efektivitas tegantung untuk mencapai atau mempertahankan darah
yang mengadai.
b. Diagnosa
Anamnesis
Pada anamnesis, gejala utama malaria yang sering dikeluhkan
adalah demam, menggigil, malaise, mialgia, gejala gastrointestinal
(mual, muntah, dan diare), gejala neurologis (disorientasi dan
penurunan kesadaran), sakit kepala, dan/atau batuk. Gejala klasik
malaria adalah demam paroksismal yang didahului fase menggigil
lalu diikuti demam tinggi dan berkeringat banyak.
Pemeriksaan Labor
Pada saat terkena malaria, orang yang terkena akan melakukan
pemeriksaan darah yang disebut tes diagnostik cepat malaria (RDT
malaria). RDT malaria bertujuan untuk mendeteksi protein
(antigen) yang bisa menjadi tanda keberadaan parasit malaria.
Hasilnya dapat diketahui dalam waktu beberapa menit.
C. Evaluasi
Pertimbangan keperawatan
1. Pengkajian
- Kaji pendengaran klien. Obat-obat ini dapat
mempengaruhi saraf kranial kedelapan.
- Kaji perubahan penglihatan klien. Klien yang
memakai klorokoin harus sering melakukan
pemeriksaan mata
2. Perencanaan
Klien akan bebas dari gejala-gejala malaria
3. Intervensi keperawatan
- Pantau keluaran urin dan fungsi liver klien dengan
memeriksa keluaran urin dan enzim-enzim hati. Obat-obat
anti malaria mula-mula berkumpul dihati , kadar enzim
hati harus diperiksa khususnya jika orang tersebut cukup
banyak minum alkohol atau mempunyai gangguan hati
- laporkan jika kadar enzim hati klien meningkat
4. Evaluasi
- Evaluasi efektivitas obat antimalaria dengan menentukan
bahwa klien bebas dari gejala-gejala
Contoh obat
no Nama obat dosis Indikasi Gambar obat
pemakaian
1. primakuin Obat radikal P vivax atau P ovale malaria: Pemberian parentral
menimbulkan hipotensi,
30 mg dasar (52,6 garam mg) Per oral
sekali sehari selama 14 hari sehingga obat ini diberikan
secara oral. Absorbsi di
Dewasa : 5 tablet (1250 mg) diminum saluran cerna sempurna
sebagai dosis tunggal. Dalam kasus Konsentrasi plasma dicapai
profilaksis malaria, dosisnya 250 mg dalam waktu 3 jam Waktu
diminum sekali seminggu. paruh sekitar 6 jam
Ekskresi dalam bentuk
utuh
Obat Anti Malaria Sporontosida
Cara kerja obat dan indikasi terapeutik
Menghambat perkembangan gametosit lebih
lanjut ditubuh nyamuk yang menghisap darah
manusia, sehingga rantai penularan menurun.
Kontraindikasi
- Gangguan hati
- Gangguan ginjal
Efek samping
- Minimal
Pertimbangan pengkajian
1. Pengkajian
- Sebelum memberikan obat perrawat harus memeriksa dosis obat
dengan hati hatidan teliti, jika ragu perawat harus bekonsultasi
dengan dokter atau apoteker sebelum di lanjutkan ke pasien.
- Ada banyak rute/cara dalam memberkan obat ,perawat harus
teliti dan berhati hati agarr ttidak terjadi kesalahan pemberian
obat.
- Ketepatan waktu sangat penttingkhususnya bagi obat yang
efektivitas tegantung untuk mencapai atau mempertahankan
darah yang mengadai.
2. Perencanaan
Klien akan bebas dari gejala-gejala malaria
3. Intervensi keperawatan
- Pantau keluaran urin dan fungsi liver klien dengan memeriksa keluaran
urin dan enzim-enzim hati. Obat-obat anti malaria mula-mula berkumpul
dihati , kadar enzim hati harus diperiksa khususnya jika orang tersebut
cukup banyak minum alkohol atau mempunyai gangguan hati
- laporkan jika kadar enzim hati klien meningkat
4. Evaluasi