PROMOSI KESEHATAN
KELOMPOK X
masyarakat formal maupun informal. Tujuan kegiatan ini adalah agar para tokoh tersebut
mempunyai kemampuan seperti yang diharapkan program, dan selanjutnya dapat membantu
menyebarkan informasi program atau melakukan penyuluhan kepada masyarakat. Satu hal yang
lebih penting adalah agar para tokoh masyarakat berperilaku positif yang dapat dicontoh oleh
penyuluhan kesehatan, konseling dan sebagianya melalui berbagai kesempatan dan media.
Tujuan kegiatan ini antara lain meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat untuk
hidup sehat atau dengan istilah lain, memampukan atau memberdayakan masyarakat dalam
berikut :
Metode Promosi Kesehatan
Secara garis besar, metode promosi kesehatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai
berikut.
Metode Didaktif
Metode didaktif ini didasarkan atau dilakukan dengan cara satu arah. Tingkat
keberhasilan dari metode didaktif ini sulit untuk dievaluasi karena peserta didik
bersifat pasif dan hanya pendidik yang aktif. Misalnya: ceramah, film, leaflet, booklet,
poster, dan siaran radio.
Metode Sokratif
Metode sokratif ini dilakukan dengan cara dua arah. Dengan menggunakan metode ini,
kemungkinan antara pendidik dan peserta didik bersikap aktif dan kreatif. Misalnya:
diskusi kelompok, debat, panel, forum, seminar, bermain peran, curah pendapat,
demonstrasi, studi kasus, lokakarya, dan penugasan perorangan.
Metode promosi kesehatan berdasarkan teknik komunikasi, yaitu:
Komunkasi Pemasaran sosial, sebagaimana diungkap Kotler adalah suatu proses untuk
membuat rancangan, implementasi, dan pengawasan program yang ditujukan untuk
meningkatkan penerimaan gagasan sosial atau perilaku pada suatu kelompok sasaran
(Philip Kotler, 1997).
Social marketing pada dasarnya merupakan aplikasi strategi pemasaran komersil
untuk “menjual” namun yang dijual adalah gagasan dalam rangka mengubah
pandangan atau perilaku masyarakat, terutama dalam manajemen yang mencakup
analisa, perencanaan, implementasi dan pengawasan (Kertajaya, 2003)
Akan tetapi dalam konsep pemasaran sosial tidak berbeda jauh dengan kegiatan pemasaran
komersial. Bahwa untuk mengembangkan kegiatan pemasaran sosial tidak berbeda jauh dengan
pemasaran secara umum dalam memajukan masalah masalah sosial, bagaimana mempengaruhi
target audiens atau khalayak agar mereka dengan sukarela menerima dan tidak menolak dan
meninggalkan perilaku yang kurang baik dalam individu kelompok ataupun masyarakat. (P.Kotler
& Eduardo L Roberto 1989). Dalam pemasaran sosial banyak menemukan hambatan dalam
Marketing sosial lebih sulit mendapat data valid dan ukuran ukuran yang reliable
Marketing sosial lebih sulit untuk mensortir pengaruh yang mengidentifikasi perilaku
konsumennya.
Marketing sosial lebih sulit mendapat dana untuk riset konsumen dan persetujuannya.
Dimensi Problem analisis, marketing sosial lebih sering mendapat tekanan dari
sasaran khalayaknya.
Dalam marketing sosial khalayaknya akan lebih sulit meninggalkan kebiasan yang
Marketing sosial lebih banyak mempunyai konsumen yang menentang dari apa yang
Melakukan pendekatan atau lobying dengan para pembuat keputusan setempat, agar
mereka menerima dan commited dan akhirnya bersedia mengeluarkan kebijakan untuk
membuat atau mendukung program tersebut. Kegiatan inilah disebut advokasi.
Melakukan pendekatan dan pelatihan kepada tokoh masyarakat setempat baik tokoh
masyarakat formal maupun informal.
Aspek Prinsip-Prinsip dan Tujuan, Notoatmodjo (2012) menguraikan pentingnya tujuan dan
kegiatan-kegiatan advokasi dibidang kesehatan. Berangkat dari batasan advokasi sebagaimana
diuraikan diatas, adapun tujuan advokasi yakni: political comitment, policy support, social
acceptance and sytem support.
b. Dukungan Kebijakan (Policy Support) adalah dukungan konkrit yang diberikan oleh
para pimpinan institusi di semua tingkat dan sektor yang terkait pembangunan
kesehatan. Dukungan politik tidak akan berarti tanpa perwujudan konkrit kebijakan.
◦ Dukungan Masyarakat (Social Acceptance) adalah kegiatan penerimaan
suatu program oleh masyarakat. Apabila suatu program kesehatan telah
mendapatkan komitmen dan dukungan kebijakan maka langkah
selanjutnya adalah mensosialisasikan program tersebut untuk memperoleh
dukungan masyarakat.
Aspek indikator hasil advokasi, dapat dilihat pada kegiatan input, proses dan
output sebuah kegiatan advokasi.
a) Input untuk kegiatan advokasi yang paling utama adalah orang (man)
yang akan melakukan advokasi dan bahanbahan (material) yakni data atau
informasi yang membantu atau mendukung argumen dakam advokasi.
b) Proses adalah kegiatan untuk melakukan advokasi, oleh sebab itu evaluasi
proses advokasi harus sesuai dengan bentuk kegiatan advokasi tersebut.
c) Output atau keluaran advokasi sektor kesehatan dapat diklasifikasikan
dalam dua bentuk yakni: output dalam bentuk perangkat lunak (software)
dan output dalam bentuk perangkat keras (hardware).
Indikator output dalam bentuk perangkat lunak
adalah peraturan-peraturan atau undang-undang sebagai bentuk kebijakan dari
komitmen politik terhadap program-program kesehatan.