Discharge Planning
Discharge Planning
Prita Muliarini
Discharge planning dalam SNARS 1.1.
Standar ARK.3
Asesmen awal termasuk menetapkan kebutuhan perencanaan pemulangan pasien.
Standar ARK.4
Rumah sakit menetapkan regulasi melaksanakan proses pemulangan pasien dari
rumah sakit berdasar atas kondisi kesehatan pasien dan kebutuhan kesinambungan
asuhan atau tindakan.
• REGULASI :
• -kriteria pemulangan pasien
• -kriteria pasien yang memerlukan kesinambungan asuhan di rumah
• -penetapan form ringkasan pulang yang harus dibuat DPJP sebelum pasien pulang
KRITERIA PEMULANGAN PASIEN
Standar ARK.4.1
Rumah sakit bekerja sama dengan praktisi kesehatan di luar rumah sakit tentang
tindak lanjut pemulangan.
2) Pada tindak lanjut pemulangan pasien bila diperlukan dapat ditujukan kepada
fasilitas kesehatan baik perorangan ataupun institusi yang berada di komunitas
dimana pasien berada yang bertujuan untuk memberikan bantuan pelayanan.
Discharge Planning
Gonçalves Bradley DC, Lannin NA, Clemson LM, Cameron ID,Shepperd S. Discharge planning from hospital. Cochrane Data base of Systematic Reviews 2016 ,
Issue 1. Art. No.: CD000313. DOI: 10.1002/14651858.CD000313.pub5.
Discharge Planning
Mencakup semua pemberi layanan kesehatan yang terlibat dalam memberi layanan
kesehatan kepada pasien
Bentuk keterkaitan yang berkualitas antara rumah sakit, community based service ,
organisasi non pemerintah dan wali pasien
(NSW, Department of Health, Discharge Planning Principles, 2010)
Discharge Planning
Ners mempunyai peranan penting dalam proses perawatan pasien dan sebagai tim
discharge planner rumah sakit , karena pengetahuan dan kemampuan ners dalam
proses keperawatan sangat berpengaruh dalam memberikan kontinuitas perawatan
melalui proses discharge planning
(Caroll & Dowling, 2007)
Perencanaan Pemulangan Pasien (P3 atau Discharge planning)
Membantu pasien dan keluarga untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta
sikap dalam memperbaiki dan mempertahankan status kesehatan
Melaksanakan rentang keperawatan antara rumah sakit dan masyarakat
Manfaat Perencanaan Pemulangan Pasien
Gonçalves Bradley DC, Lannin NA, Clemson LM, Cameron ID,Shepperd S. Discharge planning from hospital. Cochrane Data base of Systematic Reviews 2016 ,
Issue 1. Art. No.: CD000313. DOI: 10.1002/14651858.CD000313.pub5.
Filosofi Discharge
Keberhasilan asuhan di rawat inap agar Transisi dan
Planning Keluarga –
berlanjut hingga perawatan di rumah Kontinuitas
Pelayanan Asuhan di
rumah Pelayanan
Sosial
Planning
• Awal dan durante rawat inap Discharge
• Kriteria
• Tim Multidisiplin Phase
• 24-48 jam sebelum pulang
• Keterlibatan Pasien dan Keluarga
• Penyiapan layanan di lingkungan
• Antisipasi Masalah
• Kriteria pulang
• Program Edukasi/Pelatihan
• Transport
• EDD (Expected Discharge Date)
• Dsb.
Discharge
Planning
• Degah komplikasi pasca discharge
• Cegah readmisi
COMPONENTS OF DISCHARGE PLANNING
Clinical History
Rehabilitiation
Diagnostic Evaluation
IDEAL MODEL
INCLUDE
SERTAKAN pasien dan pengasuh yang diidentifikasi oleh pasien sebagai mitra penuh dalam semua
pendidikan; libatkan mitra ini dalam semua pendidikan dan instruksi yang diberikan kepada pasien.
DISCUSS
DISKUSIKAN lima bidang utama untuk mencegah hasil yang merugikan di rumah:
1. Jelaskan apa yang Anda harapkan dari pengalaman pasien Anda di rumah, apa yang harus
mereka antisipasi sebagai "normal", dan apa yang harus mereka waspadai— "tanda bahaya."
2. Tinjau semua obat termasuk yang baru dipesan dan daftar pengobatan pasien yang sedang
berjalan untuk semua kondisi, tidak hanya untuk diagnosis / masalah mereka.
3. Soroti tanda dan gejala peringatan (bendera merah) dan apa yang harus dilakukan atau siapa
yang harus dihubungi saat ini muncul. Antisipasi masalah umum dan kaji risiko pasien terhadap
masalah ini.
4. Jelaskan hasil tes — Apa yang telah dilakukan selama mereka di rumah sakit dan apa yang harus
mereka ketahui tentang hasil tersebut.
5. Buat atau bantu pasien / pengasuh membuat janji tindak lanjut. Jelaskan bagaimana janji temu
lanjutan sangat mengurangi risiko masuk kembali. Yakinkan pasien dapat mencapai janji temu
mereka, dan mengantisipasi apa yang mereka perlukan untuk mendapatkan janji temu mereka,
yaitu, bantuan mobilisasi keluar dari rumah atau transportasi yang memadai untuk kondisi
mereka.
Luther, B. Wilson, RD. Kranz, C. & Melody, K. 2019. Discharge Processes: What Evidence Tells Us Is Most Effective. National Association of Orthopaedic Nurses .
Vol 38:5.
“IDEAL” Discharge Planning
AJARKAN pasien dan pengasuh dengan memperhatikan literasi kesehatan, keterampilan, dan
EDUCATE preferensi mereka. Gunakan bahasa sederhana, penerjemah, demonstrasi, atau materi tertulis
berdasarkan penilaian keterampilan pasien dan perawat. Mendidik pasien dan pengasuh sejak hari
masuk dan di setiap kesempatan selama mereka tinggal di rumah sakit. Gunakan metode
mengajar kembali dan menunjukkan kembali untuk mengukur keefektifan semua pendidikan yang
diberikan. Dokumentasikan pendidikan Anda dan tanggapan pasien / pengasuh Anda.
KAJI pemahaman pasien dan pengasuh tentang pendidikan dari semua tim interdisipliner.
ASSESS Teruskan menjelaskan semua bagian dari pendidikan pasien / pengasuh Anda seperti diagnosis,
kondisi mereka saat ini, dan langkah selanjutnya dalam perawatan mereka.
DENGARKAN ketika pasien Anda dan pengasuh mereka mengungkapkan tujuan mereka, preferensi
LISTEN mereka, pengamatan mereka tentang pengalaman mereka, dan kekhawatiran mereka untuk
pulang dan merawat diri mereka sendiri. Jika Anda tidak mendengar pasien dan perawat Anda
menyuarakan hal ini, tanyakan dan tanyakan kepada mereka dengan pertanyaan terbuka seperti
"Katakan padaku bagaimana kabarmu dengan semua ini?" atau "Apa tujuan Anda dari pengakuan
ini?" atau "apa kekhawatiran Anda dengan rencana pelepasan ini?"
Luther, B. Wilson, RD. Kranz, C. & Melody, K. 2019. Discharge Processes: What Evidence Tells Us Is Most Effective. National Association of Orthopaedic Nurses .
Vol 38:5.
“Re-Engineered” Discharge Planning
1) Ajarkan pasien tentang diagnosis yang relevan selama tinggal di rumah sakit.
2) Buat janji temu untuk follow up dan tes pasca pulang dari dokter.
• Minta masukan dari pasien tentang tanggal dan waktu yang tepat untuk janji temu.
• Koordinasikan janji temu dengan dokter, pengujian, dan layanan lainnya.
• Diskusikan alasan dan pentingnya janji dengan dokter.
• Konfirmasikan bahwa pasien mengetahui lokasi dan rencana transportasi dan meninjau hambatan untuk memenuhi janji.
3) Diskusikan dengan pasien setiap tes di rumah sakit yang tertunda atau studi yang diselesaikan
dan siapa yang akan menindaklanjuti dengan hasilnya.
9. Kaji tingkat
pemahaman
dengan meminta
pasien • Mungkin memerlukan menghubungi anggota keluarga yang akan berbagi dalam tanggung jawab pengasuhan.
menjelaskan • Rencana perawatan setelah rumah sakit
dengan kata-
katanya sendiri
detail rencana.
“Re-Engineered” Discharge Planning (lanj)
Health Service Executive (HSE). 2009. HSE Code of Practice for Integrated Discharge Planning
Penentuan Jadwal Jam Kepulangan Pasien
Standard Work
• Penetapan jadwal waktu kepulangan pasien akan membantu perencanaan pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengannya
• Jika kepulangan pasien mempunyai jam yang tetap setiap harinya, maka alokasi staf pun dapat direncanakan dengan baik
mengikuti jadwal tersebut.
• Pasien:
• Misalnya batas waktu check-out adalah jam 12.00 WIB. Maka jika pasien dapat dipulangkan sebelum jam 12.00 WIB, pasien
mendapat keuntungan berupa tidak membayar ekstra akibat melampaui batas waktu check-out.
• Rumah sakit, dapat terhindar dari kerugian berupa:
• Pasien baru tidak dapat masuk akibat pasien lama belum keluar
• Pasien lama tidak mau membayar ekstra jika penyebab keterlambatannya adalah pihak rumah sakit.
• Terjadi antrian panjang di admission sampai UGD akibat ketidakpastian jadwal kepulangan.
• Peningkatan keluhan pasien
• Terjadi kejadian yang tidak diharapkan akibat pasien yang perlu penanganan lebih lanjut gagal masuk rawat inap lebih cepat.
Pengaturan Jadwal Visit Dokter
Kesepakatan Jika dokter tidak dapat visit pagi, maka perlu ada kesepakatan dimana dokter
dengan menyetujui kepulangan pasien tanpa menunggu kedatangannya, atau yang biasa
disebut dengan istilah TUTD (tidak usah tunggu dokter).
dokter
Dokter yang merawat pasien dapat mendelegasikan penilaian klinis akhir untuk penentuan
boleh tidaknya pasien pulang kepada dokter ruangan/case manager dengan berdasarkan
kepada criteria kepulangan yang jelas.
Kriteria Masuk/Keluar Pasien
Membantu staf Perlu dimasukkan
Diperlukan dalam memutuskan faktor
kesepakatan untuk Kriteria kapan seorang pasien waktu/response time
criteria masuk/keluar keluar/masuk untuk: boleh masuk atau termasuk dalam
pasien yang jelas. keluar dari unit penentuan criteria
tersebut. tersebut.
UGD di UGD harus ada
criteria masuk dan
keluar UGD disertai
Rawat Inap response time
berapa lama waktu
yang dibutuhkan
ICU/ICCU oleh pasien sejak
masuk sampai
dilayani dokter. Juga
Isolasi berapa lama
maksimal pasien
diperbolehkan tetap
Dll ada di UGD.
Tim Multidisiplin
Terdiri dari semua pihak Tim ini selanjutnya menjadi ‘steering committee’ bagi discharge
yang terlibat dalam proses planning.
kepulangan pasien. • bertugas membuat segala hal mulai dari perencanaan, kebijakan, prosedur,
• dokter, perawat, penunjang, koordinasi, pengawasan, sampai penanganan keseluruhan masalah yang berkaitan
admission, kasir,housekeeping, dengan discharge planning. Membuat kebijakan discharge planning
security, dan lain-lain yang • Membuat Integrated Care Pathway untuk discharge planning
diperlukan sesuai kondisi rumah • Mengkoordinir pembuatan checklist criteria kepulangan pasien, kelengkapan
sakit. kepulangan pasien, dll
• Mengkoordinir penetapan LOS
• Membuat uraian tugas pihak-pihak terkait sehubungan dengan discharge
planning.
• Dll.
Peran perawat dalam kolaborasi discharge planning
Goldman, J., MacMillan, K., Kitto, S., Wu, R., Silver, I., & Reeves, S. (2018). Bedside nurses’ roles in discharge collaboration in general internal medicine: Disconnected,
disempowered and devalued? Nursing Inquiry, 25(3), e12236. doi:10.1111/nin.12236
Discharge Coordinator
Day, M. R., McCarthy, G., & Coffey, A. (2009). Discharge planning: the role
of the discharge co-ordinator. Nursing Older People, 21(1), 26–
31. doi:10.7748/nop2009.02.21.1.26.c6871
Unit-based Discharge Coordinator
Menyediakan perawatan
pemulangan yang
berkualitas tinggi, hemat
biaya, berpusat pada
Peran dan tanggung jawab Unit-based discharge coordinator
keluarga
(e)
memastikan
(a) review (d) bekerja kesinambun
obat-obatan sama gan
pulang dan (b) (c) dengan perawatan
instruksi penjadwala menyediaka pengasuh yang
perawatan n janji temu n hubungan langsung optimal
pemulangan tindak lanjut antara dan untuk
di rumah multidisiplin penyedia lembaga pasien dan
Unit-based discharge coordinator memainkan
menggunak peran penting
sebelumdalam meningkatkan
internal dan pengalaman
masyarakat pemulangan secara
keluarganya
keseluruhan bagi pasien dan keluarga dengan
an metode memberikan
pulang; pendekatan pemulangan
eksternal; yang efektif
sesuai dan efisien,
secara
memberikan perasaan
pengajaran kesiapsiagaan kepada pasien dan keluarga.
kebutuhan; konsisten
kembali; dan selama
tinggal di
rumah sakit.
Petitgout, J. M. (2015). Implementation and Evaluation of a Unit-Based Discharge Coordinator to Improve the Patient Discharge Experience. Journal of Pediatric
Health Care, 29(6), 509–517. doi:10.1016/j.pedhc.2015.02.004
Konsep Kesiapan Kepulangan
• Kesiapan kepulangan
merupakan komponen
kunci discharge planning
• Dengan mendefinisikan
atribut, anteseden dan
konsekuensi dari kesiapan
kepulangan akan
menginformasikan
pengambilan keputusan
dan intervensi oleh
penyedia layanan
kesehatan dalam aspek
discharge planning rumah
sakit.
• Konsep kesiapan untuk
keluar dari rumah sakit
dapat digunakan untuk
mendukung penelitian di
masa depan, tentang
discharge planning rumah
sakit di populasi yang
berbeda dan dalam
konteks budaya yang
berbeda.
Galvin, E. C., Wills, T., & Coffey, A. (2017). Readiness for hospital discharge: A concept analysis. Journal of advanced
nursing, 73(11), 2547–2557. https://doi.org/10.1111/jan.13324
Mengukur Kesiapan Kepulangan
• Readiness for Hospital Discharge Scale (RHDS) – long form dan short form
• Dewasa
• Anak
• Obstetri
• Pengkajian perawat
• Pengkajian dokter
Weiss, M. E., & Piacentine, L. B. (2006). Psychometric properties of the Readiness for Hariati, S., McKenna, L., Lusmilasari, L., Reisenhofer, S., Sutomo, R.,
Hospital Discharge Scale. Journal of nursing measurement, 14(3), 163–180. Febriani, A. D. B., & Arsyad, D. S. (2020). Translation, adaptation and
https://doi.org/10.1891/jnm-v14i3a002 psychometric validation of the Indonesian version of the Readiness for
Hospital Discharge Scale for parents of low birth weight infants. Journal of
Pediatric Nursing. doi:10.1016/j.pedn.2020.05.010
Mengukur Kesiapan Kepulangan
Hariati, S., McKenna, L., Lusmilasari, L., Reisenhofer, S., Sutomo, R.,
Febriani, A. D. B., & Arsyad, D. S. (2020). Translation, adaptation and
psychometric validation of the Indonesian version of the Readiness for
Hospital Discharge Scale for parents of low birth weight infants. Journal of
Pediatric Nursing. doi:10.1016/j.pedn.2020.05.010
Hal-Hal Yang Harus Diselesaikan Pada 24 jam
Sebelum Kepulangan
Discharge lounge
adalah ruang
Penataan discharge lounge agar
transit pasien Manfaat discharge lounge
efektif
yang sudah
boleh pulang. Ruangan cukup luas agar dapat menampung
Pasien yang akan masuk rawat inap tidak sejumlah orang dalam jumlah cukup sesuai kondisi
terhambat akibat pasien lama belum rumah sakit.
keluar.
Ruang ini digunakan Keselamatan pasien tetap menjadi perhatian
oleh pasien dan utama. Sehingga diperlukan perawat yang berjaga
keluarganya dalam di ruang tersebut selama ada pasien. Ruangan
keadaan pasien perlu dilengkapi juga dengan peralatan medis
Antrian rawat inap pun dapat dihindarkan. gawat darurat.
sudah boleh pulang,
tapi karena satu dan Begitupun dengan rangkaian antrian
lain hal belum dapat proses di belakangnya.
Sedapat mungkin ruangan terletak di area yang
pulang. Misalnya: strategis agar memudahkan lalu lintas pasien yang
administrasi belum hendak pulang. Misal: di area sekitar lobby rumah
selesai, menunggu sakit di lantai 1.
jemputan, dll. Pasien lama tetap dapat menunggu
penyelesaian masalahnya di rumah sakit
dan tetap mendapat pelayanan dari rumah Dilengkapi dengan fasilitas untuk kenyamanan
sakit. pasien/keluarganya selama menunggu.
P3 pada pasien COVID-19
Tatalaksana sesuai
P3 di Rumah Sakit kondisi pasien
(ODP/PDP ringan)
Transisi Pelayanan
Rumah Singgah
Koordinasi / Kediaman Pasien isolasi mandiri
Pelayanan / MPP sementara
Ya Tidak
Simple discharge
Ya Tidak
Jika ada pelayanan baru yang Pastikan pelayanan yang dituju telah dihubungi, Kaji apakah pasien membutuhkan
dibutuhkan pasien, maka untuk memperjelas pelayanan yang dibutuhkan pelayanan berbasis komunitas
kirimkan rujukan yang memadai pasien, termasuk medikasi dan admisi ataupun rujukan multidisiplin