Anda di halaman 1dari 46

Discharge Planning

Prita Muliarini
Discharge planning dalam SNARS 1.1.

Standar ARK.3
Asesmen awal termasuk menetapkan kebutuhan perencanaan pemulangan pasien.

1) Rumah sakit menetapkan proses penyusunan perencanaan pemulangan pasien


(P3), dimulai pada asesmen awal rawat inap dan menetapkan kriteria pasien
yang membutuhkan P3
2) Proses P3 dan pelaksanaannya dicatat di rekam medis sesuai dengan regulasi
rumah sakit
Discharge planning dalam SNARS 1.1.

Standar ARK.4
Rumah sakit menetapkan regulasi melaksanakan proses pemulangan pasien dari
rumah sakit berdasar atas kondisi kesehatan pasien dan kebutuhan kesinambungan
asuhan atau tindakan.

1) Ada regulasi tentang pemulangan pasien disertai kriteria pemulangan pasien dan
pasien yang rencana pemulangannya kompleks untuk kesinambungan asuhan
sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan pelayanan pasien.

2) Ada bukti pemulangan pasien sesuai dengan kriteria pemulangan pasien.

3) Ada regulasi yang menetapkan kriteria tentang pasien yang diizinkan untuk
keluar meninggalkan rumah sakit selama periode waktu tertentu.
Discharge planning dalam SNARS 1.1.

Standar ARK.4.1
Rumah sakit bekerja sama dengan praktisi kesehatan di luar rumah sakit tentang
tindak lanjut pemulangan.

1) Ada bukti pemulangan pasien yang rencana pemulangannya kompleks dimulai


sejak awal pasien masuk rawat inap melibatkan semua PPA terkait serta
difasilitasi oleh MPP, untuk kesinambungan asuhan sesuai dengan kondisi
kesehatan dan kebutuhan pelayanan pasien.

2) Pada tindak lanjut pemulangan pasien bila diperlukan dapat ditujukan kepada
fasilitas kesehatan baik perorangan ataupun institusi yang berada di komunitas
dimana pasien berada yang bertujuan untuk memberikan bantuan pelayanan.
Discharge Planning

Pendekatan interdisiplin terhadap continuity of care; proses ini


meliputi identifikasi, pengkajian, penentuan tujuan, perencanaan,
implementasi, koordinasi, dan evaluasi, serta hubungan kualitas
antara rumah sakit, layanan berbasis komunitas, organisasi
nonpemerintah, dan pengasuh.

Gonçalves Bradley DC, Lannin NA, Clemson LM, Cameron ID,Shepperd S. Discharge planning from hospital. Cochrane Data base of Systematic Reviews 2016 ,
Issue 1. Art. No.: CD000313. DOI: 10.1002/14651858.CD000313.pub5.
Discharge Planning

(Potter and Perry, 2020)


Serangkaian keputusan dan aktivitas-aktivitasnya dalam pemberian asuhan yang kontinyu
dan terkoordinasi ketika pasien dipulangkan dari lembaga pelayanan kesehatan

Mencakup semua pemberi layanan kesehatan yang terlibat dalam memberi layanan
kesehatan kepada pasien

Seorang discharge planners bertugas membuat rencana , mengkoordinasikan , memonitor


dan memberikan tindakan dan proses kelanjutan perawatan
Discharge Planning

Bentuk keterkaitan yang berkualitas antara rumah sakit, community based service ,
organisasi non pemerintah dan wali pasien
(NSW, Department of Health, Discharge Planning Principles, 2010)
Discharge Planning

Ners mempunyai peranan penting dalam proses perawatan pasien dan sebagai tim
discharge planner rumah sakit , karena pengetahuan dan kemampuan ners dalam
proses keperawatan sangat berpengaruh dalam memberikan kontinuitas perawatan
melalui proses discharge planning
(Caroll & Dowling, 2007)
Perencanaan Pemulangan Pasien (P3 atau Discharge planning)

Adalah kegiatan yang merencanakan


dan memfasilitasi perpindahan Merupakan suatu proses multidisiplin
pasien ke fasyankes lain atau ke melibatkan PPA dan MPP
rumah dengan lancar dan aman

Sasarannya adalah meningkatkan


Proses dimulai saat admisi rawat inap
menjaga kontinuitas pelayanan

Memastikan keselamatan pasien


keluar dari rumah sakit dan Dasar atau filosofi P 3 adalah
memperoleh asuhan yang tepat pada keberhasilan asuhan pasien di rawat
fase berikutnya di fasyankes lain atau inap agar berlanjut juga di rumah
dirumah
Tujuan Perencanaan Pemulangan Pasien

Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan sosial

Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga

Meningkatkan proses keperawatan yang berkelanjutan pada pasien

Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan kesehatan yang lain

Membantu pasien dan keluarga untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta
sikap dalam memperbaiki dan mempertahankan status kesehatan
Melaksanakan rentang keperawatan antara rumah sakit dan masyarakat
Manfaat Perencanaan Pemulangan Pasien

Memberi kesempatan kepada pasien


Tindak lanjut yang sistematis untuk
untuk mendapat informasi selama di
menjamin kontinutas perawatan
rumah sakit sehingga dapat pasien
dimanfaatkan sewaktu di rumah

Mengevaluasi pengaruh dari intervensi


terhadap pasien selama di rumah sakit Membantu kemandirian dan kesiapan
dan mengidentifikasi kekambuhan atau melakukan keperawatan rumah
kebutuhan keperawatan selanjutnya
Discharge Planning From Hospital

Perencanaan Pemulangan Menurunkan lama rawat di


Mengurangi risiko readmisi
Pasien rumah sakit

Sedikit bukti bahwa


Meningkatan kepuasan
perencanaan pulang
kesehatan bagi pasien dan
mengurangi biaya untuk
profesional.
pelayanan kesehatan.

Gonçalves Bradley DC, Lannin NA, Clemson LM, Cameron ID,Shepperd S. Discharge planning from hospital. Cochrane Data base of Systematic Reviews 2016 ,
Issue 1. Art. No.: CD000313. DOI: 10.1002/14651858.CD000313.pub5.
Filosofi Discharge
Keberhasilan asuhan di rawat inap agar Transisi dan
Planning Keluarga –
berlanjut hingga perawatan di rumah Kontinuitas
Pelayanan Asuhan di
rumah Pelayanan
Sosial

Pre Admisi Pelayanan


• eLOS Rawat Inap Penunjang -
Rehabilitasi
• Rujukan Di Rumah
Pelayanan
Edukasi, Pelatihan Spesifik – Pasien - Keluarga Follow up Kesehatan
• Ke RS Primer di
lingkungan
Discharge • Telepon

Planning
• Awal dan durante rawat inap Discharge
• Kriteria
• Tim Multidisiplin Phase
• 24-48 jam sebelum pulang
• Keterlibatan Pasien dan Keluarga
• Penyiapan layanan di lingkungan
• Antisipasi Masalah
• Kriteria pulang
• Program Edukasi/Pelatihan
• Transport
• EDD (Expected Discharge Date)
• Dsb.
Discharge
Planning
• Degah komplikasi pasca discharge
• Cegah readmisi
COMPONENTS OF DISCHARGE PLANNING

Clinical History

Rehabilitiation
Diagnostic Evaluation

Management Explained Diagnosis


“IDEAL” Discharge Planning

IDEAL MODEL
INCLUDE
SERTAKAN pasien dan pengasuh yang diidentifikasi oleh pasien sebagai mitra penuh dalam semua
pendidikan; libatkan mitra ini dalam semua pendidikan dan instruksi yang diberikan kepada pasien.

DISCUSS
DISKUSIKAN lima bidang utama untuk mencegah hasil yang merugikan di rumah:
1. Jelaskan apa yang Anda harapkan dari pengalaman pasien Anda di rumah, apa yang harus
mereka antisipasi sebagai "normal", dan apa yang harus mereka waspadai— "tanda bahaya."
2. Tinjau semua obat termasuk yang baru dipesan dan daftar pengobatan pasien yang sedang
berjalan untuk semua kondisi, tidak hanya untuk diagnosis / masalah mereka.
3. Soroti tanda dan gejala peringatan (bendera merah) dan apa yang harus dilakukan atau siapa
yang harus dihubungi saat ini muncul. Antisipasi masalah umum dan kaji risiko pasien terhadap
masalah ini.
4. Jelaskan hasil tes — Apa yang telah dilakukan selama mereka di rumah sakit dan apa yang harus
mereka ketahui tentang hasil tersebut.
5. Buat atau bantu pasien / pengasuh membuat janji tindak lanjut. Jelaskan bagaimana janji temu
lanjutan sangat mengurangi risiko masuk kembali. Yakinkan pasien dapat mencapai janji temu
mereka, dan mengantisipasi apa yang mereka perlukan untuk mendapatkan janji temu mereka,
yaitu, bantuan mobilisasi keluar dari rumah atau transportasi yang memadai untuk kondisi
mereka.
Luther, B. Wilson, RD. Kranz, C. & Melody, K. 2019. Discharge Processes: What Evidence Tells Us Is Most Effective. National Association of Orthopaedic Nurses  .
Vol 38:5.
“IDEAL” Discharge Planning

AJARKAN pasien dan pengasuh dengan memperhatikan literasi kesehatan, keterampilan, dan
EDUCATE preferensi mereka. Gunakan bahasa sederhana, penerjemah, demonstrasi, atau materi tertulis
berdasarkan penilaian keterampilan pasien dan perawat. Mendidik pasien dan pengasuh sejak hari
masuk dan di setiap kesempatan selama mereka tinggal di rumah sakit. Gunakan metode
mengajar kembali dan menunjukkan kembali untuk mengukur keefektifan semua pendidikan yang
diberikan. Dokumentasikan pendidikan Anda dan tanggapan pasien / pengasuh Anda.
KAJI pemahaman pasien dan pengasuh tentang pendidikan dari semua tim interdisipliner.
ASSESS Teruskan menjelaskan semua bagian dari pendidikan pasien / pengasuh Anda seperti diagnosis,
kondisi mereka saat ini, dan langkah selanjutnya dalam perawatan mereka.
DENGARKAN ketika pasien Anda dan pengasuh mereka mengungkapkan tujuan mereka, preferensi
LISTEN mereka, pengamatan mereka tentang pengalaman mereka, dan kekhawatiran mereka untuk
pulang dan merawat diri mereka sendiri. Jika Anda tidak mendengar pasien dan perawat Anda
menyuarakan hal ini, tanyakan dan tanyakan kepada mereka dengan pertanyaan terbuka seperti
"Katakan padaku bagaimana kabarmu dengan semua ini?" atau "Apa tujuan Anda dari pengakuan
ini?" atau "apa kekhawatiran Anda dengan rencana pelepasan ini?"

Luther, B. Wilson, RD. Kranz, C. & Melody, K. 2019. Discharge Processes: What Evidence Tells Us Is Most Effective. National Association of Orthopaedic Nurses  .
Vol 38:5.
“Re-Engineered” Discharge Planning

1) Ajarkan pasien tentang diagnosis yang relevan selama tinggal di rumah sakit.

2) Buat janji temu untuk follow up dan tes pasca pulang dari dokter.
• Minta masukan dari pasien tentang tanggal dan waktu yang tepat untuk janji temu.
• Koordinasikan janji temu dengan dokter, pengujian, dan layanan lainnya.
• Diskusikan alasan dan pentingnya janji dengan dokter.
• Konfirmasikan bahwa pasien mengetahui lokasi dan rencana transportasi dan meninjau hambatan untuk memenuhi janji.

3) Diskusikan dengan pasien setiap tes di rumah sakit yang tertunda atau studi yang diselesaikan
dan siapa yang akan menindaklanjuti dengan hasilnya.

4) Atur layanan pascabayar.


• Pastikan pasien memahami pentingnya layanan tersebut.
• Buatlah janji pada waktu yang nyaman bagi pasien.
• Diskusikan detail tentang bagaimana menerima setiap layanan.
Jack, B. W., Chetty, V. K., Anthony, D., Greenwald, J. L., Sanchez, G. M., Johnson, A. E., Forsythe, S. R., O'Donnell, J. K., Paasche-Orlow, M. K., Manasseh, C.,
Martin, S., & Culpepper, L. (2009). A reengineered hospital discharge program to decrease rehospitalization: a randomized trial. Annals of internal medicine,
150(3), 178–187. https://doi.org/10.7326/0003-4819-150-3-200902030-00007
“Re-Engineered” Discharge Planning (lanj)

5) Konfirmasikan rencana pengobatan.


• Rekonsiliasi rejimen obat pulang.
• Jelaskan obat apa yang harus diminum, tekankan setiap perubahan dalam rejimen.
• Tinjau tujuan setiap pengobatan, cara meminumnya dengan benar, dan efek samping yang penting.
• Pastikan pasien memiliki rencana yang realistis tentang cara mendapatkan obat.

6) Rekonsiliasi rencana pemulangan dengan pedoman nasional dan


jalur kritis.

7) Tinjau langkah-langkah yang tepat untuk apa yang harus dilakukan


jika muncul masalah.
• Instruksikan cara menghubungi penyedia layanan primer (atau pertanggungan) dengan menyediakan
nomor kontak untuk malam hari dan akhir pekan.
• Instruksikan tentang apa yang merupakan keadaan darurat dan apa yang harus dilakukan dalam
keadaan darurat.
“Re-Engineered” Discharge Planning (lanj)

• Alasan rawat inap dengan diagnosis utama spesifik.


8. Kirimkan • Temuan penting.
ringkasan • Prosedur dilakukan dan perawatan, pengobatan, dan layanan yang diberikan kepada pasien.
kepulangan ke • Kondisi pasien saat pulang.
dokter dan • Daftar obat yang lengkap dan direkonsiliasi (termasuk alergi).
layanan yang • Daftar masalah medis akut, tes, dan studi yang hasil terkonfirmasi sedang menunggu pada saat pemulangan dan
menerima memerlukan tindak lanjut.
tanggung jawab • Informasi tentang masukan dari layanan konsultatif, termasuk
perawatan pasien • terapi rehabilitasi.
yang berisi hal-hal • Saat membuat dokumen ini, dokumen sumber asli - laboratorium, radiologi, laporan operasi, dan catatan
berikut: administrasi obat - harus langsung dimiliki oleh transcriber dan dapat dilihat saat diperlukan untuk
mentranskripsikan informasi dari 1 dokumen ke dokumen lainnya.

9. Kaji tingkat
pemahaman
dengan meminta
pasien • Mungkin memerlukan menghubungi anggota keluarga yang akan berbagi dalam tanggung jawab pengasuhan.
menjelaskan • Rencana perawatan setelah rumah sakit
dengan kata-
katanya sendiri
detail rencana.
“Re-Engineered” Discharge Planning (lanj)

• Alasan rawat inap (diagnosis kepulangan


dan kondisi komorbid yang signifikan).
• Daftar obat pelepasan (bagaimana dan
10. Beri pasien rencana pemulangan kapan minum setiap obat dan
tertulis pada saat dipulangkan yang • bagaimana mendapatkan obat).
berisi hal-hal berikut: • Informasi kontak dan gambar penyedia
layanan primer dan advokat pemulangan.
• Informasi untuk perawatan primer tindak
lanjut, perawatan khusus, dan janji
pemeriksaan rawat jalan.
• Kalender, diberi label janji temu dan tes
terjadwal.
• Informasi untuk tes dan studi yang
hasilnya tidak terkonfirmasi tersedia pada
saat pemulangan.
• Komponen telepon pascabayar apoteker

11. Panggil pasien untuk memperkuat


rencana pulang, meninjau pengobatan,
dan memecahkan masalah.
Persiapan Discharge Planning

Weiss, M. E., Bobay, K. L., Bahr, S. J., Costa, L., Hughes, R. G., & Holland, D. E. (2015). A Model for Hospital Discharge Preparation: From Case Management to
Care Transition. The Journal of nursing administration , 45(12), 606–614. https://doi.org/10.1097/NNA.0000000000000273
Discharge Planning (HSE) – Pre Admission
2 3 4 5 6
1
• Patient assessment • Identify estimated • Gather • Referral to other • Establish pre- • Communicate
• Explain procedure, length of stay information members of the admission planned
risks, expected (ELOS) regarding pre- multi-disciplinary medication list, if admissions to
outcomes • Discuss ELOS with admission abilities team necessary in PCCC service
• Discuss options and • Referral to PCCC consultation with providers
patient/family/car (potential
preferences for the patient’s GP • Provide
hospital care and ers discharge issues) services
treatment • Record ELOS in • Discuss discharge • Referral to and community information and
• Discuss patient plan with diagnostic pharmacist education to the
the patient’s
concerns patient/family/car services • Commence pre- patient/family/car
healthcare record
• Assessment er • Document receipt admission er in the
• Communicate
concerning—social • Communicate of referrals on medication/treat appropriate
issues/rehabilitation/ ELOS to PCCC language, verbally
discharge plan discharge ment as
delivery of PCCC service providers appropriate and in written
services/availability with PCCC service planning tracking
of carer providers form form
• Standardised, up-to- • Discharge plan
date, healthcare recorded in the
records available patient’s
• Common Assessment
Process (CAP) and
healthcare record
Common Summary
Assessment Record
• (CSAR) should be
undertaken, where
appropriate Keterangan
PCCC = primary, community and continuing care
GP = General Practicioner (dokter umum)

Health Service Executive (HSE). 2009. HSE Code of Practice for Integrated Discharge Planning
Discharge Planning (HSE) – on Admission

• Patient assessment
• Explain procedure, risks, expected outcomes
• Discuss options and preferences for hospital care and treatment
• Discuss patient concerns
1 • Assessment concerning—social issues/rehabilitation/delivery of PCCC services/availability of
carer
• Standardised, up-to-date, healthcare records available
• Common Assessment Process (CAP) and Common Summary Assessment Record
• (CSAR) should be undertaken, where appropriate

• Identify estimated length of stay (ELOS)


• Discuss ELOS with patient/family/carers
2 • Record ELOS in the patient’s healthcare record
• Communicate ELOS to PCCC service providers

• Patient treatment plan


3 available

Health Service Executive (HSE). 2009. HSE Code of Practice for Integrated Discharge Planning
Discharge Planning (HSE) – on Admission

7
• Notify PCCC service
providers of unplanned
6 admissions
• PCCC service providers
• Obtain an accurate
contact hospital to discuss
medication history
premorbid health status
5 • Review admission
• Referral to other medication in consultation
with patient’s GP, the
members of the multi-
community pharmacist
4 disciplinary team
and other relevant
• Referral to PCCC services
• Co-ordinate and clinicians
• Referral to diagnostic
implement discharge plan • Develop and co-ordinate
• Discuss discharge plan services a medication discharge
• Document receipt of plan
with patient/family/carer.
• Communicate discharge referrals on discharge
planning tracking form
plan with PCCC service
providers
• Document discharge plan
in the patient’s healthcare
record

Health Service Executive (HSE). 2009. HSE Code of Practice for Integrated Discharge Planning
Discharge Planning (HSE) – During in patient stay
Patient assessment
Monitor treatment plan on a daily basis
1 Communicate changes to the patient
Communicate changes to PCCC service providers
Document changes to treatment plan in the healthcare record
Manage ELOS against treatment plan
Communicate changes to the patient/carer
2
Communicate changes to PCCC service providers
Document changes to the ELOS in the healthcare record
During in Manage discharge plan against treatment plan
patient stay Communicate changes to the patient/carer
3
Communicate changes to PCCC service providers
Document changes to the discharge plan in the healthcare record
MTD agree suitability of patient for nurse (or HSCP/Other) facilitated discharge
4 Identify nurse (or HSCP/Other) to facilitate discharge within one hour of admission
Document the name of the nurse (or HSCP/Other) to facilitate discharge in the healthcare record
Advise PCCC service providers/carer of planned discharge (at least 2 days prior to discharge)
5
Arrange 2 way communication between the hospital, the GP, the community pharmacist and other PCCC service providers

Health Service Executive (HSE). 2009. HSE Code of Practice for Integrated Discharge Planning
Penentuan Length of Stay (LOS) 

Karena dengan dasar inilah seluruh perencanaan pulang pasien dibuat dan
dilaksanakan.

Penentuan LOS merupakan hal yang paling


Data LOS
penting dalam discharge
planning.yang sudah
disepakati
Penting
dan
untuk
disetujui, Keputusan
Data LOS dipahami,
Penetuan dilakukan memulangka
terus bahwa data
LOS harus sosialisasi n pasien
dilakukan LOS bukan
Prioritaskan dengan kepada tetap
pemantauan untuk
pada persetujuan seluruh dikembalika
, evaluasi, memastikan
diagnosis dan pihak-pihak n kepada
dan lama rawat,
penyakit kesepakatan yang kondisi klinis
pemutakhira tetapi
rawat inap kelompok terlibat; pasien dan
n sebagai
terbanyak  dokter dokter diputuskan
berdasarkan bahan
spesialis spesialis, oleh dokter
data riil yang perkiraan
terkait  dokter yang
terjadi  dan
ruangan, merawat. 
perencanaan
perawat,

petugas
admission,
dll. 
Penentuan Jadwal Jam Kepulangan Pasien 

Ditentukan setelah LOS diketahui

Pasien perlu dipulangkan pada waktu yang tetap setiap harinya.

Standard Work

• Penetapan jadwal waktu kepulangan pasien akan membantu perencanaan pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengannya
• Jika kepulangan pasien mempunyai jam yang tetap setiap harinya, maka alokasi staf pun dapat direncanakan dengan baik
mengikuti jadwal tersebut.

Penetapan jam kepulangan mempunyai implikasi ekonomi

• Pasien:
• Misalnya batas waktu check-out adalah jam 12.00 WIB. Maka jika pasien dapat dipulangkan sebelum jam 12.00 WIB, pasien
mendapat keuntungan berupa tidak membayar ekstra akibat melampaui batas waktu check-out.
• Rumah sakit, dapat terhindar dari kerugian berupa:
• Pasien baru tidak dapat masuk akibat pasien lama belum keluar
• Pasien lama tidak mau membayar ekstra jika penyebab keterlambatannya adalah pihak rumah sakit.
• Terjadi antrian panjang di admission sampai UGD akibat ketidakpastian jadwal kepulangan.
• Peningkatan keluhan pasien
• Terjadi kejadian yang tidak diharapkan akibat pasien yang perlu penanganan lebih lanjut gagal masuk rawat inap lebih cepat.
Pengaturan Jadwal Visit Dokter

Diperlukan agar jadwal jam kepulangan


pasien ini dapat terlaksana dengan
baik
Dokter yang merawat pasien dapat visit sebelum jadwal jam kepulangan pasien.
Misal: jam kepulangan pasien adalah jam 10 pagi. Maka dokter visit jam 8 pagi.

Kesepakatan Jika dokter tidak dapat visit pagi, maka perlu ada kesepakatan dimana dokter
dengan menyetujui kepulangan pasien tanpa menunggu kedatangannya, atau yang biasa
disebut dengan istilah TUTD (tidak usah tunggu dokter).
dokter
Dokter yang merawat pasien dapat mendelegasikan penilaian klinis akhir untuk penentuan
boleh tidaknya pasien pulang kepada dokter ruangan/case manager dengan berdasarkan
kepada criteria kepulangan yang jelas.
Kriteria Masuk/Keluar Pasien
Membantu staf Perlu dimasukkan
Diperlukan dalam memutuskan faktor
kesepakatan untuk Kriteria kapan seorang pasien waktu/response time
criteria masuk/keluar keluar/masuk untuk: boleh masuk atau termasuk dalam
pasien yang jelas. keluar dari unit penentuan criteria
tersebut. tersebut.
UGD di UGD harus ada
criteria masuk dan
keluar UGD disertai
Rawat Inap response time
berapa lama waktu
yang dibutuhkan
ICU/ICCU oleh pasien sejak
masuk sampai
dilayani dokter. Juga
Isolasi berapa lama
maksimal pasien
diperbolehkan tetap
Dll ada di UGD.
Tim Multidisiplin 

Terdiri dari semua pihak Tim ini selanjutnya menjadi ‘steering committee’ bagi discharge
yang terlibat dalam proses planning.
kepulangan pasien. • bertugas membuat segala hal mulai dari perencanaan, kebijakan, prosedur,
• dokter, perawat, penunjang, koordinasi, pengawasan, sampai penanganan keseluruhan masalah yang berkaitan
admission, kasir,housekeeping, dengan discharge planning. Membuat kebijakan discharge planning
security, dan lain-lain yang • Membuat Integrated Care Pathway untuk discharge planning
diperlukan sesuai kondisi rumah • Mengkoordinir pembuatan checklist criteria kepulangan pasien, kelengkapan
sakit. kepulangan pasien, dll
• Mengkoordinir penetapan LOS
• Membuat uraian tugas pihak-pihak terkait sehubungan dengan discharge
planning.
• Dll.
Peran perawat dalam kolaborasi discharge planning

“…collaboration is more likely in complicated situations”


Foust, J. B. (2007). Discharge planning as part of daily nursing practice. Applied Nursing Research, 20(2), 72–77. doi:10.1016/j.apnr.2006.01.005 

Pendidikan interprofesional dan


Tekanan luar biasa yang dihadapi rumah sakit, terkait admisi
intervensi praktik diperlukan sebagai
dan pemulangan pasien yang efisien, berkontribusi pada cara untuk meningkatkan kolaborasi
pengaturan kerja, dan interaksi profesional dan interprofesional interprofesional yang melibatkan
dalam rangka mendukung proses tersebut. perawat dengan kolega dari profesi
lain.
Namun, temuan studi oleh Goldman et al. (2018) menjelaskan
bahwa beside nurse hanya dianggap dan digunakan sebagai Pendidikan interprofesional bertujuan untuk
personel pendukung saja dan bukan sebagai bagian dari tim, meningkatkan sikap, pengetahuan,
keterampilan dan perilaku individu untuk
praktik kolaboratif, dengan, misalnya,
meningkatkan pemahaman profesional
Hal ini dapat dianggap sebagai potensi dari capital waste perawatan kesehatan tentang peran satu
(menyia-nyiakan??) intelektualitas perawat dan kontribusinya sama lain dan mengatasi hubungan negatif,
terhadap discharge planning. yang kemudian dapat mengarah pada
praktik perawatan kesehatan yang lebih baik
(Reeves et al. ., 2016).

Goldman, J., MacMillan, K., Kitto, S., Wu, R., Silver, I., & Reeves, S. (2018). Bedside nurses’ roles in discharge collaboration in general internal medicine: Disconnected,
disempowered and devalued? Nursing Inquiry, 25(3), e12236. doi:10.1111/nin.12236 
Discharge Coordinator 

Oleh perawat ruangan (kepala


ruangan saat jam kerja, atau Mengkoordinasikan seluruh aktifitas perawatan
Nurse in Charge di luar jam kerja) pasien dalam rangka discharge planning, misalnya:
Menanyakan kepada pihak tim dokter ruangan perihal
kepastian kepulangan pasien.
Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk
kepulangan pasien satu hari sebelum kepulangan
pasien, seperti: administrasi, retur obat, persiapan obat
yang akan dibawa pulang, pemeriksaan penunjang,
discharge summary, transportasi pasien saat pulang,
dll.
Melakukan koordinasi pada hari kepulangan pasien,
sehingga pasien dapat pulang tepat waktu. 
Jika pasien tidak dapat pulang tepat waktu, koordinasi
dengan pihak discharge lounge untuk penaganan
selanjutnya.
Dll.
Role of Discharge Coordinator

Day, M. R., McCarthy, G., & Coffey, A. (2009). Discharge planning: the role
of the discharge co-ordinator. Nursing Older People, 21(1), 26–
31. doi:10.7748/nop2009.02.21.1.26.c6871 
Unit-based Discharge Coordinator 

Menyediakan perawatan
pemulangan yang
berkualitas tinggi, hemat
biaya, berpusat pada
Peran dan tanggung jawab Unit-based discharge coordinator
keluarga

(e)
memastikan
(a) review (d) bekerja kesinambun
obat-obatan sama gan
pulang dan (b) (c) dengan perawatan
instruksi penjadwala menyediaka pengasuh yang
perawatan n janji temu n hubungan langsung optimal
pemulangan tindak lanjut antara dan untuk
di rumah multidisiplin penyedia lembaga pasien dan
Unit-based discharge coordinator memainkan
menggunak peran penting
sebelumdalam meningkatkan
internal dan pengalaman
masyarakat pemulangan secara
keluarganya
keseluruhan bagi pasien dan keluarga dengan
an metode memberikan
pulang; pendekatan pemulangan
eksternal; yang efektif
sesuai dan efisien,
secara
memberikan perasaan
pengajaran kesiapsiagaan kepada pasien dan keluarga.
kebutuhan; konsisten
kembali; dan selama
tinggal di
rumah sakit.

Petitgout, J. M. (2015). Implementation and Evaluation of a Unit-Based Discharge Coordinator to Improve the Patient Discharge Experience. Journal of Pediatric
Health Care, 29(6), 509–517. doi:10.1016/j.pedhc.2015.02.004 
Discharge Planning – 24 hours before discharge

1 Confirm discharge arrangements with the patient/family/carers and PCCC service providers

2 Confirm transport arrangements 24 hours before discharge

Undertake medication review


3
Put arrangements in place to facilitate ongoing supply of the patient’s medication

24 hours before 4 Prepare transfer/discharge communication


discharge
5 Complete discharge checklist

6 Contact family/carers and PCCC service providers to confirm that the patient is being discharged

7 Write medical (sick) certificate

8 Check that the patient/carer has received and been educated in the use of any aids/equipment

Health Service Executive (HSE). 2009. HSE Code of Practice for Integrated Discharge Planning
Konsep Kesiapan Kepulangan
• Kesiapan kepulangan
merupakan komponen
kunci discharge planning
• Dengan mendefinisikan
atribut, anteseden dan
konsekuensi dari kesiapan
kepulangan akan
menginformasikan
pengambilan keputusan
dan intervensi oleh
penyedia layanan
kesehatan dalam aspek
discharge planning rumah
sakit.
• Konsep kesiapan untuk
keluar dari rumah sakit
dapat digunakan untuk
mendukung penelitian di
masa depan, tentang
discharge planning rumah
sakit di populasi yang
berbeda dan dalam
konteks budaya yang
berbeda.
Galvin, E. C., Wills, T., & Coffey, A. (2017). Readiness for hospital discharge: A concept analysis. Journal of advanced
nursing, 73(11), 2547–2557. https://doi.org/10.1111/jan.13324
Mengukur Kesiapan Kepulangan
• Readiness for Hospital Discharge Scale (RHDS) – long form dan short form
• Dewasa
• Anak
• Obstetri
• Pengkajian perawat
• Pengkajian dokter

• Dikembangakn oleh Weiss, M. E., & Piacentine, L. B. (2006)


• Sudah diterjemahkan ke semua Bahasa PBB (kecuali Rusia), Korea, Turki, Jepang, dll
• Terjemahan Bahasa Indonesia merupakan RHDS untuk mengukur kesiapan pulang pasien pediatri bagi orang tua
(Hariati, S., McKenna, L., Lusmilasari, L., Reisenhofer, S., Sutomo, R., Febriani, A. D. B., & Arsyad, D. S. (2020). 
• Research opportunity, validitas dan reliabilitas RHDS versi Bahasa Indonesia selain form pediatri

Weiss, M. E., & Piacentine, L. B. (2006). Psychometric properties of the Readiness for Hariati, S., McKenna, L., Lusmilasari, L., Reisenhofer, S., Sutomo, R.,
Hospital Discharge Scale. Journal of nursing measurement, 14(3), 163–180. Febriani, A. D. B., & Arsyad, D. S. (2020). Translation, adaptation and
https://doi.org/10.1891/jnm-v14i3a002 psychometric validation of the Indonesian version of the Readiness for
Hospital Discharge Scale for parents of low birth weight infants. Journal of
Pediatric Nursing. doi:10.1016/j.pedn.2020.05.010
Mengukur Kesiapan Kepulangan

Scan untuk semua form RHDS, atau link di bawah


https://www.marquette.edu/nursing/readiness-hospital-
discharge-scale.php

Hariati, S., McKenna, L., Lusmilasari, L., Reisenhofer, S., Sutomo, R.,
Febriani, A. D. B., & Arsyad, D. S. (2020). Translation, adaptation and
psychometric validation of the Indonesian version of the Readiness for
Hospital Discharge Scale for parents of low birth weight infants. Journal of
Pediatric Nursing. doi:10.1016/j.pedn.2020.05.010
Hal-Hal Yang Harus Diselesaikan Pada 24 jam
Sebelum Kepulangan 

Agar pada hari kepulangan pasien


dapat pulang dengan cepat, maka
perlu direncanakan segala hal yang
dapat diselesaikan sehari sebelum
kepulangan.
Hal-hal di atas dikoordinasikan
• Retur obat

perencanaannya oleh discharge
Resep obat yang akan dibawa pulang
• Discharge summary
coordinator. 
• Surat Keterangan Sakit
• Rencana pemeriksaan penunjang terakhir
(lab, radiologi, dll)
• Klaim asuransi
• Dll.
Discharge Planning – On day of discharge

Confirm that patient is clinically fit and safe for discharge If follow-up is
Discharge patient to place of residence/transfer healthcare facility required...
or discharge lounge
1. Determine who should telephone the
patient post hospitalisation
Discharge to be effected by 12 noon

2. Obtain the patient’s/carer’s consent for


On day Ensure transfer/discharge communication has been
the follow-up call
communicated to the healthcare provider(s) nominated by patient
of
discharg Confirm with PCCC service providers that patient has left the
e hospital and that service provision needs to commence 3. Ask them to nominate a call time

Provide patient with information pack


4. Check that telephone details are correct
Provide information and education to the patient/family/carer in
the appropriate language, verbally and in written form
5. Check language skills and record any
special needs for the telephone follow-up
Determine if the patient needs follow-up

Health Service Executive (HSE). 2009. HSE Code of Practice for Integrated Discharge Planning
Discharge lounge

Discharge lounge
adalah ruang
Penataan discharge lounge agar
transit pasien Manfaat discharge lounge
efektif
yang sudah
boleh pulang. Ruangan cukup luas agar dapat menampung
Pasien yang akan masuk rawat inap tidak sejumlah orang dalam jumlah cukup sesuai kondisi
terhambat akibat pasien lama belum rumah sakit.
keluar.
Ruang ini digunakan Keselamatan pasien tetap menjadi perhatian
oleh pasien dan utama. Sehingga diperlukan perawat yang berjaga
keluarganya dalam di ruang tersebut selama ada pasien. Ruangan
keadaan pasien perlu dilengkapi juga dengan peralatan medis
Antrian rawat inap pun dapat dihindarkan. gawat darurat.
sudah boleh pulang,
tapi karena satu dan Begitupun dengan rangkaian antrian
lain hal belum dapat proses di belakangnya.
Sedapat mungkin ruangan terletak di area yang
pulang. Misalnya: strategis agar memudahkan lalu lintas pasien yang
administrasi belum hendak pulang. Misal: di area sekitar lobby rumah
selesai, menunggu sakit di lantai 1.
jemputan, dll. Pasien lama tetap dapat menunggu
penyelesaian masalahnya di rumah sakit
dan tetap mendapat pelayanan dari rumah Dilengkapi dengan fasilitas untuk kenyamanan
sakit. pasien/keluarganya selama menunggu.
Discharge Planning – Podt discharge

• Reinforce teaching initiated


in the hospital
Post • Provide assurance to the
discharge patient and their home
carers

Health Service Executive (HSE). 2009. HSE Code of Practice for Integrated Discharge Planning
P3 pada pasien COVID-19
Tatalaksana sesuai
P3 di Rumah Sakit kondisi pasien
(ODP/PDP ringan)
Transisi Pelayanan

Rumah Singgah
Koordinasi / Kediaman Pasien isolasi mandiri
Pelayanan / MPP sementara

Fasyankes memberikan Pemantauan


komunikasi risiko
mengenai penyakit Pengambilan spesimen
COVID-19

Dalam waktu ≤ 24 jam Fasyankes lapor ke


Dinkes Kab/Kota
setempat.
Kemana Pasien Pulang?
Rumah sendiri? rumah singgah?

Ya Tidak

• Pasien tidak membutuhkan Complex Discharge


perencanaan dan perawatan
kompleks
• Pasien dapat langsung
pulang dari IGD, Bangsal,
maupun Unit Asesmen Pasien memiliki paket perawatan di rumah
ataupun sistem dukungan berbasis
komunitas/sosial
Ya Tidak

Simple discharge
Ya Tidak

Jika ada pelayanan baru yang Pastikan pelayanan yang dituju telah dihubungi, Kaji apakah pasien membutuhkan
dibutuhkan pasien, maka untuk memperjelas pelayanan yang dibutuhkan pelayanan berbasis komunitas
kirimkan rujukan yang memadai pasien, termasuk medikasi dan admisi ataupun rujukan multidisiplin

Bantu metode transport jika diperlukan


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai