Anda di halaman 1dari 55

BENTUK USAHA

1
TETAP
(PERMANENT ESTABLISHMENT)

Soeryo K. Adjie 3/26/21


UU Pajak Penghasilan
Pasal: 2 Ayat (5) ttg Bentuk Usaha Tetap
• Bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang
pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang
berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari
dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan
dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha
atau melakukan kegiatan di Indonesia, yang dapat berupa:
a) tempat kedudukan manajemen;
b) cabang perusahaan;
c) kantor perwakilan;
d) gedung kantor;
e) pabrik;
f) bengkel;

Soeryo K. Adjie 3/26/21


2
UU Pajak Penghasilan
Pasal: 2 Ayat (5) tentang Bentuk Usaha Tetap

g). gudang;
h). ruang untuk promosi dan penjualan;
i). pertambangan dan penggalian sumber alam;
j). wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi;
k). perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan;
l). proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan;
m). pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau orang lain, sepanjang dilakukan
lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan;
n). orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas;
o). agen atau pegawai dari perusahan asuransi yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau menanggung risiko di
Indonesia; dan
p). komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa, atau digunakan
oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan kegiatan usaha melalui internet.

Soeryo K. Adjie 3/26/21


3
Penjelasan Pasal 2 (5) UU PPh:

• ……. adanya suatu tempat usaha (place of business) …..yg dpt


berupa tanah dan gedung termasuk … mesin‐mesin, peralatan,
gudang dan komputer atau agen elektronik atau peralatan otomatis
(automated equipment) yg dimiliki, disewa, atau digunakan oleh
penyelenggara transaksi elektronik utk menjalankan aktivitas usaha
melalui internet.
……bersifat permanen dan digunakan untuk menjalankan
usaha atau melakukan kegiatan dari orang pribadi yg tdk bertempat
tinggal atau badan yg tdk didirikan dan tdk bertempat kedudukan di
Indonesia.

Soeryo K. Adjie 3/26/21


4
Penjelasan Pasal 2 (5) UU PPh:
• ………mencakup pula orang pribadi atau badan selaku agen yg
kedudukannya tdk bebas yg bertindak utk dan atas nama orang
pribadi atau badan yg tdk bertempat tinggal atau tdk bertempat kedudukan
di Indonesia. Orang pribadi yg tdk bertempat tinggal atau badan yg tdk
didirikan dan tdk bertempat kedudukan di Indonesia tdk dpt dianggap
mempunyai BUT di Indonesia apabila orang pribadi atau badan dlm
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia menggunakan
agen, broker atau perantara yg mempunyai kedudukan bebas, asalkan
agen atau perantara tersebut dlm kenyataannya bertindak sepenuhnya
dlm rangka menjalankan perusahaannya sendiri.
Perusahaan asuransi yg didirikan dan bertempat kedudukan di luar
Indonesia dianggap ……………..dst

Soeryo K. Adjie 3/26/21


5
BUT menurut OECD Model-Art. 5
• 1. For the purposes of this Convention, the term “permanent
establishment” means a fixed place of business through
which the business of an enterprise is wholly or partly carried on.
• 2. The term “permanent establishment” includes especially: a) A
place of management; b) a branch; c) an office; d) a factory; e) a
work shop, and f) a mine, an oil or gas well, a quarry or any other
place of extraction of natural resources
• 3. A building site or construction or installation project
constitutes a permanent establishment only if it lasts more than
twelve months.
Soeryo K. Adjie 3/26/21
6
BUT menurut OECD Model-Art. 5
• 4. Notwithstanding the preceding provisions of this Article, the term
“permanent establishment” shall be deemed not to include:
a) the use of facilities solely for the purpose of storage, display or delivery of goods or
merchandise belonging to the enterprise;
b) the maintenance of a stock of goods or merchandise belonging to the enterprise
solely for the purpose of storage, display or delivery;
c) the maintenance of a stock of goods or merchandise belonging to the enterprise
solely for the purpose of processing by another enterprise;
d) the maintenance of a fixed place of business solely for the purpose of purchasing
goods or merchandise or of collecting information, for the enterprise;
e) the maintenance of a fixed place of business solely for the purpose of carrying on,
for the enterprise, any other activity of a preparatory or auxiliary character;
f) the maintenance of a fixed place of business solely for any combination of
activities mentioned in subparagraphs a) to e), provided that the overall activity of
the fixed place of business resulting from this combination is of a preparatory or
auxiliary character.
Soeryo K. Adjie 3/26/21
7
BUT menurut OECD Model-Art. 5
• 5. Notwithstanding the provision of paragraph 1 and 2, where a person-other than
an agent of an independent status to whom paragraph 6 applies — is acting on
behalf of an enterprise and has, and habitually exercises, in a Contracting
State an authority to conclude contracts in the name of the enterprise,
that enterprise shall be deemed to have a permanent establishment in that State in
respect of any activities which that person undertakes for the enterprise, unless the
activities of such person are limited to those mentioned in paragraph 4 which, if
exercised through a fixed place of business, would not make this fixed place of
business a permanent establishment under the provisions of that paragraph.
• 6. An enterprise shall not be deemed to have a permanent establishment in a
Contracting State merely because it carries on business in that State through a
broker, general commission agent or any other agent of an independent
status, provided that such persons are acting in the ordinary course of their
business.
Soeryo K. Adjie 3/26/21
8
BUT menurut OECD Model-Art. 5

• 7. The fact that a company which is a resident of a Contracting


State controls or is controlled by a company which is a
resident of the other Contracting State, or which carries on
business in that other State (whether through a permanent
establishment or otherwise), shall not of itself constitute either
company a permanent establishment of the other.

Soeryo K. Adjie 3/26/21


9
Penjelasan OECD Model vs UU PPh

Commentary on Article 5 : terdiri atas 68 paragraf dalam


36 halaman.
>>>>>>>

Bandingkan dengan Penjelasan Pasal 5 ayat (2) UU PPh


yang hanya 22 BARIS.

Soeryo K. Adjie 3/26/21


10
Bentuk-bentuk Permanent Establishment (PE)

 Physical PE (Art. 5.1)


 Project PE (Art. 5.3)
 Agency PE (Art. 5.5 – 6)
 Service PE (Comm 42.11 – 42.48)
 Pengecualian / Negative List (Art. 5.4), dan
 PE di bidang usaha e-commerce (Comm. 42.1 – 42.10)

Soeryo K. Adjie 3/26/21


11
Physical PE (Art. 5.1)

Definisi : “….. fixed place of business through which the business of


an enterprise is wholly or partly carried on”

Unsur-unsurnya:
• Place of business
• Fixed (physical)
• At disposal of the entrepreneur
• Through which (the business is carried on)
• Fixed period of time
• Carrying on of one’s business

Soeryo K. Adjie 3/26/21


12
Physical PE (Art. 5.1)
Definisi unsur-unsurnya

Place of business :

Comm. Art.5 – Para 4


- Bangunan/gedung, fasilitas atau suatu instalasi
- kalau tdk ada bangunan: area (spaces) tertentu
- bisa berlokasi di bangunan atau fasilitas perusahaan lain

Soeryo K. Adjie 3/26/21


13
Physical PE (Art. 5.1)
Definisi unsur-unsurnya

Fixed (physical) :

Comm. Art. 5 – Para 4


- kaitan antara tempat usaha dg lokasi geografis
- tempat tertentu
- BUT berupa peralatan tdk hrs berada di suatu tempat
tertentu (fixed place), sepanjang alat tsb berada di area
tertentu

Soeryo K. Adjie 3/26/21


14
Physical PE (Art. 5.1)
Definisi unsur-unsurnya
“At the disposal of” the entrepreneur
Comm. Art 5 – Par 4.1/1.2 & 4.2/1.2
- tdk hrs berupa hak hukum (milik atau sewa), cukup berupa
penggunaan nyata (factual use /disposal), namun keberadaan di
suatu tempat tdk dpt diartikan sbg factual use /disposal
Contoh:
Keberadaan suatu pengusaha di suatu tempat (fixed place) milik
pengusaha lain dinilai berdasarkan apakah tempat tsb tersedia
khusus bagi pengusaha pertama dan apakah dia melakukan usaha
melalui tempat tsb.
Soeryo K. Adjie 3/26/21
15
Physical PE (Art. 5.1)
Definisi unsur-unsurnya
At the disposal of the entrepreneur
Contoh 1 (Comm. Art.5 - Para 4.2/3.4):

Salesman yg secara teratur mengunjungi direktur bagian


pembelian suatu perusahaan pelanggannya di ruangan direktur tsb
>>>> ruangan tsb bukanlah at the disposal utk salesman itu,
dan karenanya bukanlah merupakan a fixed place of
business baginya.

Soeryo K. Adjie 3/26/21


16
Physical PE (Art. 5.1)
Definisi unsur-unsurnya
At the disposal of the entrepreneur
Contoh 2 (Comm. Art.5 – para 4.3)

Pegawai induk perusahaan yg menggunakan suatu ruangan di


anak perusahaan (dl waktu lama) terkait dg pelaksanaan suatu
kontrak antara kedua perusahaan tsb.

>>> ruang kantor tsb merupakan suatu fixed place of


business bagi perusahaan induk tsb.

Soeryo K. Adjie 3/26/21


17
Physical PE (Art. 5.1)
Definisi unsur-unsurnya
At the disposal of the entrepreneur
Contoh 3 (Comm. Art.5- para 4.4) :

Suatu perusahaan angkutan darat yg setiap hari menggunakan


fasilitas bongkar-muat (delivery dock) di gudang pelanggannya selama
bertahun-tahun.
>>> keberadaannya di delivery-dock tsb sangat terbatas utk bisa
menganggap delivery-dock tsb sebagai at the disposal bagi
perusahaan angkutan tsb.
(lazim terjadi di negara-negara yg berbatasan darat)

Soeryo K. Adjie 3/26/21


18
Physical PE (Art. 5.1)
Definisi unsur-unsurnya
Carried on through that fixed place
Contoh 4 (Comm. Art. 5 – para 4.5):

Tukang (pengusaha) cat yg selama 2 tahun mengerjakan pengecatan 3


hari setiap minggu di kantor pelanggannya.

>>> keberadaan tukang cat di kantor pelanggannya tsb adalah utk melakukan
“fungsi utama” usahanya : Ada BUT usaha pengecatan

>>>>> - bedanya dg delivery dock diatas?


- penggunaan jalan raya di negara lain oleh suatu perusahaan
angkutan int’l?
Soeryo K. Adjie 3/26/21
19
Physical PE (Art. 5.1)
Definisi unsur-unsurnya
Carried on through that fixed place

Comm. Art. 5 – Para. 4.6


1. Kata-kata “through which” hrs diartikan secara luas utk
diterapkan pada keadaan dimana kegiatan usaha
dijalankan di suatu tempat tertentu yaitu “at the
disposal” bagi perusahaan tsb utk tujuan usahanya itu.
2. Jadi, misalnya, suatu perusahaan melaksanakan pekerjaan
paving suatu jalan akan dianggap melakukan usahanya
“through” the location dimana kegiatan tsb terjadi.
Soeryo K. Adjie 3/26/21
20
Physical PE (Art. 5.1)
Definisi unsur-unsurnya
Fixed – Period of time (permanence)
Comm. Art. 5 – para 6/3.4

Permanence : tidak selalu berarti benar-benar permanen

>>> penentuannya tergantung pada sifat usahanya : waktu yang


sangat singkat bukan berarti otomatis tidak memenuhi syarat.

Soeryo K. Adjie 3/26/21


21
Physical PE (Art. 5.1)
Definisi unsur-unsurnya
Fixed – Period of time (permanence)

Comm. Art.5 – para 6/4, 5, 6 :


pada umumnya : 6 bulan

Comm. Art.5 – para 6.1/2 , pengecualian :


exception 1 : kegiatan yg sifatnya berulang (mis: annual fair)
exception 2 : seluruh kegiatan usaha, dl waktu singkat, yg
dilakukan di suatu tempat usaha tertentu.

Soeryo K. Adjie 3/26/21


22
Physical PE (Art. 5.1)
Definisi unsur-unsurnya
Fixed – Period of time (permanence)

Comm. Art.5 – para 6.1.: penghentian sementara


>>> tdk lalu menyebabkan BUTnya hilang
Comm. Art. 5 – para 6.2 & 18 / 5.6 : (abusive) kegiatan yg dipecah-
pecah diantara beberapa afiliasi:
>>> merujuk kpd domestic anti-avoidance rules dan/atau kpd
klausul khusus dlm P3B >>> domestic anti-avoidance rules di
Indonesia ?

Soeryo K. Adjie 3/26/21


23
Physical PE (Art. 5.1)
Definisi unsur-unsurnya
Fixed – Period of time (permanence)

Perubahan jangka waktu operasi efektif BUT:


Comm. Art. 5 - para 6.3/1 : waktu singkat>>> tdk ada BUT,
berubah jadi lebih lama >>> mungkin bisa ada BUT
Comm. Art. 5 – para 6.3/2 : Kegiatan yg mmg direncanakan
makan waktu lama >>>ada BUT >>> ternyata berakhir lebih
cepat (kegiatannya dlm waktu singkat) >>> BUT tetap
dianggap ada.

Soeryo K. Adjie 3/26/21


24
Physical PE (Art. 5.1)
Definisi unsur-unsurnya
Carrying on one’s business

USAHA siapa dan SIAPA pemilik tempat usaha terkait (WHOSE


business and WHOSE fixed place of business) :

- pengusaha pengecatan gedung


- general contractoryg men-(sub)kontrakkan proyeknya
secara keseluruhan
- quality inspector supplier suatu komponen di gedung milik
perusahaan assembling
Soeryo K. Adjie 3/26/21
25
Physical PE (Art. 5.1)
Definisi unsur-unsurnya
One or more places of business
Comm. Art. 5 – para 5.1 : Location
> masalah tempat usaha tunggal atau beberapa >>>
penting, terutama utk menentukan apakah syarat jangka waktu
BUT terpenuhi.
> kriteria: apakah, dilihat dari sifat usahanya, suatu lokasi
dapat dianggap bersifat “a coherent whole commer- cially
and geographically” >>> merujuk pd OECD , misal Comm.
terkait building sites

Soeryo K. Adjie 3/26/21


26
Physical PE (Art. 5.1)
Definisi unsur-unsurnya
One or more places of business
Comm. Art. 5 – para 18 : Location

Dapat terjadi suatu lokasi “coherent whole commer- cially


and geographically”, tanpa memperhatikan :
- adanya multiple contracts
- pesanan-pesanan oleh beberapa orang berbeda

Soeryo K. Adjie 3/26/21


27
Physical PE (Art. 5.1)
Definisi unsur-unsurnya
Satu atau lebih tempat usaha
Comm. Art. 5 – para 5.2/2, 3, 4 : Location
Contoh (positif) “coherent whole commercially and geographically” :
- pertambangan besar: walaupun kegiatannya berpindah-pindah
lokasinya di area pertambangan, hal tersebut merupakan geographical and
commercial unit sesuai sifat usaha pertambangan
- office hotel : dimana suatu firma konsultan biasa menyewa ruang
kantor yg berbeda-beda >>> bangunan office hotel tsb dianggap sbg suatu
kesatuan geografis.
- stand of trader in pedestrian street, fair or outdoor market : single
place, irrespective whether exact location changes from time to time.

Soeryo K. Adjie 3/26/21


28
Physical PE (Art. 5.1)
Definisi unsur-unsurnya
Satu atau lebih tempat usaha
Comm. Art.5 – para 5.3/1 – Location
>>> kalau tidak ada keterkaitan komersial, aktivitas di satu
lokasi geografis >>> dianggap bukan satu tempat usaha.
Comm. Art.5 – para 5.3/2, 3 . Contoh 1 :
Pengusaha pengecatan interior yg mengerjakan pengecatan utk
beberapa kantor klien berbeda dg kontrak masing-masing di satu
gedung perkantoran.
Berbeda halnya bila dilakukan utk satu klien dg satu kontrak.

Soeryo K. Adjie 3/26/21


29
Physical PE (Art. 5.1)
Definisi unsur-unsurnya
Satu atau lebih tempat usaha
Comm. Art.5 – para 5.4/1 – Location
>>> kalau tidak ada keterkaitan geografis, aktivitas satu proyek
(kesatuan komersial)>>> dianggap bukan satu tempat usaha.
Comm. Art.5 – para 5.4/2, 3 . Contoh 2:
Training consultant utk suatu bank yg bekerja, berdasarkan satu
kontrak, di beberapa cabang bank yg berbeda-beda lokasi >>>
beda halnya bila konsultan tsb berpindah-pindah kantor tapi di
lokasi satu cabang bank ybs.

Soeryo K. Adjie 3/26/21


30
Art. 5.3
Project P E
Building site or construction or installation project is a PE only if
it last more than …..months.
Beberapa masalah :
1. Hubungan Physical PE (Art. 5.1) >< Project PE (Art. 5.3)
2. Scope building site atau …..project
3. Pengukuran umum jangka waktu
4. Pengaruh sub-contracting
5. Ukuran jk-waktu untuk partnership
6. Proyek-proyek yang berpindah-pindah

Soeryo K. Adjie 3/26/21


31
Art. 5.5 & 5.6 – Agency PE
Unsur-unsur :
1. A person is acting on behalf of an an enterprise
2. …has, and habitually exercises
3. …in a Contracting State
4. …an authority to conclude contracts
5. …in the name of the enterprise
>>>>>>>>>>
…that enterprise shall be deemed to have a PE in that
State >>> in respect of any activities that person
undertakes for the enterprise
Soeryo K. Adjie 3/26/21
32
Art. 5.5 & 5.6 – Agency PE
Beberapa masalah :

1. Comm, para 32/2 : si Agen tidak harus residen di negara BUT


2. Comm, para 32.1 : “authority to conclude contracts” >>>
formal vs. substantive dan “habitually”
3. Comm, para 38.1 -38.7 : independensi si agen
4. Comm, para 38.9 : “ordinary course of business”

Soeryo K. Adjie 3/26/21


33
Art. 5.5 & 5.6 – Agency PE
Independensi agen
• Comm. 38. 1 : kontrol oleh induk perusahaan tidak relevan
• Comm. 38.3 : Agen independen >>>khususnya bertanggung
jawab atas hasil tapi bebas dlm memilih cara memperolehnya
• Comm. 38.4 : adanya batasan kegiatan bagi si agen bukan
berarti dependent
• Comm. 38.5 : adanya kewajiban agen utk memberi info kepada
principal >>> sama, tidak harus berarti dependent , kecuali bila
hal tsb untuk memperoleh approval

Soeryo K. Adjie 3/26/21


34
Art. 5.5 & 5.6 – Agency PE
Independensi agen
• Comm. 38.6 : banyaknya principal >>> tidak berpengaruh, yg
penting: apakah si agen menjalankan usahanya dg pengetahuan
dan ketrampilannya dan menanggung resiko serta mendapatkan
hasilnya sendiri.
• Comm. 38.7 : tingkat resiko yg dipikul agen:
- indikasi negatif : adanya jaminan imbalan, proteksi kerugian
- positif : usaha keagenan yang cukup besar

Soeryo K. Adjie 3/26/21


35
Art. 5.5 & 5.6 – Agency PE
ordinary course of business

Comm. 38.8
- merujuk pada aktivitas yg umum dilakukan pada jenis usaha
dimana agen tsb aktif,dan bukan pada besaran kegiatan yg
dilakukan oleh masing-masing agen.

Soeryo K. Adjie 3/26/21


36
Art. 5 UN Model Convention
5. Notwithstanding the provisions of paragraphs 1 and 2, where a person—
other than an agent of an independent status to whom paragraph 7 applies—
is acting in a Contracting State on behalf of an enterprise of the other
Contracting State, that enterprise shall be deemed to have a permanent
establishment in the first-mentioned Contracting State in respect of any
activities which that person undertakes for the enterprise, if such a person:
• (a) Has and habitually exercises in that State an authority to
conclude contracts in the name of the enterprise, unless the activities
of such person are limited to those mentioned in paragraph 4 which, if
exercised through a fixed place of business, would not make this fixed place
of business a permanent establishment under the provisions of that
paragraph;

Soeryo K. Adjie 3/26/21


37
Art. 5 UN Model Convention
7. An enterprise of a Contracting State shall not be deemed to have a
permanent establishment in the other Contracting State merely because it
carries on business in that other State through a broker, general
commission agent or any other agent of an independent status,
provided that such persons are acting in the ordinary course of their business.
However, when the activities of such an agent are devoted wholly or
almost wholly on behalf of that enterprise, and conditions are made
or imposed between that enterprise and the agent in their commercial and
financial relations which differ from those which would have been
made between independent enterprises, he will not be considered an
agent of an independent status within the meaning of this paragraph. (>>>
tidak ada di OECD Model)
Soeryo K. Adjie 3/26/21
38
UN Manual for the Negotiation of Bilateral Tax Treaties
between Developed and Developing Countries
Penjelasan:

……, it has been made clear that to determine the status of an agent as not
being of an independent status, it would be necessary to take into
account the entirety of the commercial and financial relations between the
enterprise and the agent which will show that they differ from those
expected between independent enterprises at arm’s length.
Hence, as worded, the mere fact that the number of enterprises for
which an agent acted as an agent of an independent status fell to one, will
not change his status from being an agent of independent status to that of
a dependent status.
Soeryo K. Adjie 3/26/21
39
Comm. on Art 5 : Service PE
Comm. Para 42.11 – 42.48, ada 2 jenis :
A. Perorangan yg memberikan jasa atas nama suatu perusahaan.
- berada/present di suatu negara
- utk jangka waktu …..hari dalam 1 tahun/ 12 bulan, dan
- perusahaan tsb memperoleh lebih dr 50% gross revenue dr
kegiatan diatas, atau
B. Perusahaan tsb memberikan Jasa utk jangka waktu lebih dari
…….dan jasa tsb dilakukan utk proyek yang sama atau berkaitan (the
same or connected project) oleh seorang atau lebih individu

Soeryo K. Adjie 3/26/21


40
Art. 5.4 : Pengecualian

a) Penggunaan suatu fasilitas yg hanya untuk: penyimpanan;


display atau delivery barang/dagangan milik suatu perusahaan
b) Pemeliharaan stock barang/dagangan milik suatu perusahaan
yg hanya digunakan untuk penyimpanan; display atau delivery
c) Pemeliharaan stock barang/dagangan milik suatu perusahaan
yg hanya digunakan untuk diproses oleh perusahaan lain

Soeryo K. Adjie 3/26/21


41
Art. 5.4 : Pengecualian
d) A fixed place of business yg hanya digunakan utk membeli
barang atau dagangan atau untuk mengumpulkan info bagi
suatu perusahaan
e) A fixed place of business yg hanya digunakan utk melakukan
kegiatan yg bersifat preparatory atau auxiliary bagi suatu
perusahaan
f) A fixed place of business yg hanya digunakan utk kegiatan
gabungan antara a) sampai e) diatas, dg syarat kegiatan fixed
place of business tsb bersifat preparatory atau auxiliary

Soeryo K. Adjie 3/26/21


42
Art. 5 dan e-commerce
Comm. 42.1 – 42.10.
Permasalahan :
1. Peralatan komputer <-> software & data (para 42.1 &2)
2. Servers di luar negara perusahaan yg mengoperasikan /
OPCO (para 42.3)
3. Server-PE milik ISP dan perusahaan yg mengoperasikan (para
42.4 &6)
4. Pengecualian utk kegiatan yg bersifat preparatory atau
auxiliary (para 42.7 - 9)
5. Agency PE melalui ISP atau website? (para 42.10).
Soeryo K. Adjie 3/26/21
43
Art. 5 dan e-commerce
Masalah 1, membedakan antara :
a. Peralatan komputer
b. Data dan software
>>>
a. Misal server : brg berwujud dan ada di suatu lokasi >>> BUT.
UK berpendapat : suatu server tidak akan menjadi BUT
b. Misal website : brg tak berwujud, jadi tdk ada fasilitas fisik
dan karenanya bukan tempat usaha >> tdk ada BUT.
>>>Spanyol dan Portugal berpendapat tdk ada keharusan
bentuk fisik, karenanya website bisa menjadi BUT
Soeryo K. Adjie 3/26/21
44
Art. 5 dan e-commerce
Masalah 2, server diluar negara Operating Company (OPCO):
> biasanya tdk dioperasikan oleh perusahaan itu sendiri utk
penjualan dsb, tetapi oleh “Internet Service Provider (ISP)”
> Walaupun perusahaan-perusahaan yg sangat besar
biasanya mempunyai server sendiri.
Kontrak antara OPCO dan ISP pd dasarnya adalah service agree-
ment, dan bukan rental agreement (tidak ada suatu hak atas suatu
bagian di suatu hard disk disuatu server di suatu kumpulan server
(server farm) di suatu kota di suatu negara >>> OPCO tidak
menguasai (no disposal) suatu tempat usaha secara fisik.
Soeryo K. Adjie 3/26/21
45
Art. 5 dan e-commerce
Masalah 3, Server-PE milik ISP dan perusahaan yg meng-
operasikan (OPCO)
Aspek-aspek khusus.
>>> fixed : yg penting adalah apakah server-nya benar telah
berpindah, bukan apakah server tsb bisa dipindah- pindahkan.
>>> kehadiran karyawan : tidak penting, misalnya
peralatan pompa angguk utk extraksi dan pipa penyalur
migas.

Soeryo K. Adjie 3/26/21


46
Art. 5 dan e-commerce
Masalah 4, Pengecualian utk kegiatan preparatory atau auxiliary
>>> dilihat kasus-per-kasus.
Contoh di Comm. Para 42.7:
- menyediakan jalur komunikasi dg pelanggan
- iklan barang dan jasa
- mengumpulkan informasi pasar
- menyediakan informasi
>>> tetapi di Comm. Para 42.8 – 9 dinyatakan: kecuali bila fungsi
tersebut merupakan hal yg esensial dan signifikan bagi usaha si ISP atau
OPCO (core function), khususnya utk “e-tailer” kegiatan-kegiatan diatas
bisa saja tdk termasuk pengecualian di Art. 5.4.
Soeryo K. Adjie 3/26/21
47
Art. 5 dan e-commerce
Masalah 5, Agency PE melalui ISP atau website?

>>> Apakah ISP bisa dianggap sbg Agency PE bagi OPCO yg


menempatkan website-nya di ISP tsb (sbg host) ?
>>> ISP tidak punya authority to conclude contract
>>> Apakah suatu website bisa menjadi agency PE ?
>>> Tidak ada “person” di website

Soeryo K. Adjie 3/26/21


48
Art. 5 dan e-commerce
Tambahan baru di pengecualian art. 5.4 :

 para 26.1 : cables & pipelines

 para 27.1 : kombinasi antara eksepsi-eksepsi yg secara


organisasi maupun lokasi terpisah >>> dilihat apakah fungsi-
fungsi mereka saling melengkapi (tidak ada pemecahan suatu
operasi perusahaan yg mmg satu kesatuan)

Soeryo K. Adjie 3/26/21


49
OECD Multilateral Convention (2016)
MULTILATERAL CONVENTION 
TO IMPLEMENT TAX TREATY RELATED MEASURES 
TO PREVENT BASE EROSION AND PROFIT SHIFTING

Pada tgl 24 Nop 2016, 103 negara sepakat meng-adopsi OECD


Multilateral Convention (2016) yang akan secara cepat melaksana-
kan serangkaian perubahan perlakuan dalam tax treaty utk meng-
update aturan-aturan pajak int’l dan mengurangi
kesempatan melakukan penghindaran pajak oleh MNE.
Instrument baru tsb akan menyelipkan hasil proyek OECD/G20
BEPS Project ke lebih dari 3000 tax treaties di seluruh dunia.
Penanda-tanganan resmi akan diselenggarakan Juni 2017.

Soeryo K. Adjie 3/26/21


50
OECD Multilateral Convention (2016)
Negara y mengadopsi : Andorra, Argentina, Australia, Austria, Azerbaijan, Bangladesh,
Barbados, Belgium, Benin, Bhutan, Brazil, Bulgaria, Burkina Faso, Cameroon, Canada,
Chile, China (People's Rep.), Colombia, Costa Rica, Ivory Coast, Croatia, Cyprus, the Czech
Republic, Denmark, the Dominican Republic, Egypt, Estonia, Fiji, Finland, France, Gabon,
Georgia, Germany, Greece, Guatemala, Guernsey, Haiti, Hong Kong, Hungary, Iceland,
India, Indonesia, Ireland, Isle of Man, Israel, Italy, Jamaica, Japan, Jersey, Jordan,
Kazakhstan, Kenya, Korea (Rep.), Latvia, Lebanon, Liberia, Liechtenstein, Lithuania,
Luxembourg, Malaysia, Malta, the Marshall Islands, Mauritania, Mauritius, Mexico,
Moldova, Mongolia, Morocco, the Netherlands, New Zealand, Nigeria, Norway, Pakistan,
the Philippines, Poland, Portugal, Qatar, Romania, Russia, San Marino, Saudi Arabia,
Senegal, Serbia, Singapore, the Slovak Republic, Slovenia, South Africa, Spain, Sri Lanka,
Swaziland, Sweden, Switzerland, Tanzania, Thailand, Tunisia, Turkey, Ukraine, the United
Kingdom, the United States, Uruguay, Vietnam, Zambia and Zimbabwe.
Soeryo K. Adjie 3/26/21
51
OECD Multilateral Convention (2016)
Terdiri atas (sementara) :
- 39 Articles dalam 48 halaman dan 85 halaman Explanatory
Statement.

Bandingkan dengan OECD Model Tax Convention on


Income and on Capital, yang terdiri atas :
- 31 Articles dalam 21 halaman dan 412 halaman
Commentaries on the Articles of the Model Tax
Convention.
Jumlah : 70 Articles – 69 halaman dan 497 halaman penjelasan.
Soeryo K. Adjie 3/26/21
52
OECD Multilateral Convention (2016)
Approach taken in the Convention :

The Convention operates to modify tax treaties between two


or more Parties to the Convention. It will not function in the same
way as an amending protocol to a single existing treaty, which
would directly amend the text of the Covered Tax Agreement;
instead, it will be applied alongside existing tax treaties,
modifying their application in order to implement the
BEPS measures.

Soeryo K. Adjie 3/26/21


53
OECD Multilateral Convention (2016)
Part IV
Avoidance of Permanent Establishment Status

Art. 12: Artificial Avoidance of Permanent Establishment Status


through Commissionnaire Arrangements and Similar Strategies
Art. 13: Artificial Avoidance of Permanent Establishment Status
through the Specific Activity Exemptions
Art. 14: Splitting-up of Contracts
Art. 15: Definition of a Person Closely Related to an Enterprise

Soeryo K. Adjie 3/26/21


54
Terima Kasih

Soeryo K. Adjie 3/26/21


55

Anda mungkin juga menyukai