Anda di halaman 1dari 13

DIABETES MELITUS (DM)

NAMA: MUTMAINATUL
MARDIYAH
NIM: 18215016
A. DEFINISI
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis progresif yang ditandai dengan
ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolism karbohidrat, lemak dan
protein, mengarah ke hiperglikemia( kadar glukosa darah tinggi). Diabetes
Melitus(DM) terkadang dirujuk sebagai “gula tinggi”, baik oleh klien maupun
penyedia layanan kesehatan. Pemikiran dari hubungan gula dengan DM adalah
sesuai karena lolosnya sejumlah besar urin yang mengandung gula ciri dari DM
yang tidak terkontrol. Walaupun hiperglikemia memainkan sebuah peran penting
dalam perkembangan komplikasi terkait DM, kadar yang tinggi dari glukosa
darah hanya satu komponen dari proses patologis dan manifestasi klinis yang
berhubungan dengan DM.

Diabetes Melitus diklasifikasikan sebagai salah satu dari empat status klinis
berbeda meliputiTipe-1, Tipe-2, gestasional, atau tipe DM spesifik lainnya.
DM Tipe-1 merupakan hasil destruksi autoimun sel beta, mengarah kepada
defisiensi insulin absolut.
DM Tipe-2 adalah akibat dari defek sekresi insulin progresif diikuti dengan
resistensi insulin, umumnya berhubungan dengan obesitas.
B. ETIOLOGI Diabetes Melitus Tipe-2
Diabetes Melitus Tipe-1, sebelumnya disebut IDDM, atau DM Tipe-2, Sebelumnya disebut NIDDM
diabetes mellitus onset-anak-anak, ditandai dengan destruksi sel atau diabetes mellitus onset-dewasa,
beta pankreas, mengakibatkan defisiensi insulin absolut, DM tipe 1 adalah gangguan yang melibatkan, baik
mengenai 10% orang Amerika Serikat mengalami DM dan biasanya genetic dan faktor lingkungan. DM tipe 2
didiagnosis sebelum usia 30 tahun. Insidensi DM Tipe-1 adalah 12- adalah tipe DM paling umum, mengenai
14 kasus/100.000 orang lebih muda dari 20 tahun, dengan insidensi 90% orang yang memiliki penyakit. DM
1kasus/500 orang lebih muda dari 20 tahun, dengan insidensi 1 Tipe 2, biasanya terdiagnosis setelah usia
kasus/500 orang lebih muda dari 16 tahun. DM Tipe-1 adalah salah 40 tahun dan lebih umum di antara
satu dari penyakit yang paling umum pada anak-anak seperti kistik dewasa tua, dewasa obesitas, dan etnik
fibrosis, artritis rheumatoid juvenile, dan leukemia. Insidensi DM serta populasi ras tertentu. Namun,
Tipe-1 pada laki-laki sama dengan pada perempuan dengan kondisi diagnosis DM tipe 2 pada anak-anak dan
lebih umum terlihat pada Amerika-Afrika, Amerika Hispanik, remaja meningkat, terutama pada
Amerika Asia, dan penduduk pribumi daripada kulit putih. Faktor- Amerika-Afrika dan Amerika
faktor risiko kurang didefinisikan dengan baik untuk DM Tipe-1 Hispanik/Latin. Rata-rata, orang
dibanding DM Tipe-2. terdiagnosis dengan DM Tipe 2 telah
DM Tipe-1 diturunkan sebagai heterogen, sifat multi genik. Kembar memiliki diagnosis untuk 6,5 tahun
identik memiliki risiko 25-50% mewarisi penyakit, sementara sebelum identifikasi klinis dan
saudara kandung memiliki 6% risiko dan anak cucu memiliki 5% pengobatan.
risiko. Meskipun pengaruh keturunan kuat, 90% orang dengan DM DM Merupakan penyebab utama
Tipe-1 tidak memiliki relatif tingkat pertama dengan DM. kebutaan pada orang dewasa usia 20-74
tahun dan penyebab utama gagal ginjal
C. MANIFESTASI KLINIS
Peningkatan kadar glukosa darah, disebut hiperglikemia,
mengarah kepada manifestasi klinis umum yang berhubungan
dengan DM. Pada DM Tipe 1, onset manifestasi klinis mungkin tidak
kentara dengan kemungkinan situasi yang mengancam hidup yang
biasanya terjadi (missal, ketoasidosis diabetikum). Pada DM Tipe 2,
onset manifestasi klinis mungkin berkembang secara bertahap yang
klien mungkin mencatat sedikit atau tanpa manifestasi klinis selama
beberapa tahun.
Manifestasi klinis DM adalah peningkatan frekuensi buang air
kecil(polyuria), Peningkatan rasa haus dan minum(polidipsi) dan
karena penyakit berkembang, penurunan berat badan meskipun
lapar dan peningkatan makan(polifagi).
D. PATHWAY
E. UJI LABORATORIUM TERKAIT DM
Kadar Hemoglobin Glikosilase
Glukosa secara normal melekat dengan sendirinya pada molekul
hemoglobin dalam sel darah merah. Sekali melekat, glukosa ini tidak
dapat dipisahkan. Oleh karena itu lebih tinggi kadar glukosa darah,
kadar hemoglobin glikosilase juga lebih tinggi (HbA1c). Batasan Hb1c
dirujuk sebagai A1C. A1C adalah kadar glukosa darah yang diukur lebih
dari 3 bulan sebelumnya. A1C dinyatakan dalam persentase dan
bermanfaat dalam mengevaluasi pengendalian glikemia jangka
panjang. Untuk menghindari komplikasi terkait diabetes, ADA
merekomendasikan menjadi kadar A1C dibawah 7%.
KASUS

Tn. N berusia 45 tahun ia menderita Diabetes Melitus,


mengeluh lemas,pusing dan mempunyai riwayat
penyakit Diabetes Melitus sejak 3 tahun yang lalu
berobat di poli penyakit dalam tetapi tidak patuh minum
obat serta GDS terakhir 529 mg/dl. Tn. N memiliki luka
pada bagian kakinya yang tak kunjung sembuh. Dari
pengkajian Tn. N tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 88
x/menit, Respirasi 22 x/menit dan suhu 36,5° C.
Tindakan keperawatan apa yang tepat dilakukan.
• ANALISA DATA
Data Subjektif & Data Objektif Etiologi Masalah

Ds: pasien mengatakan memiliki Kelembaban Gangguan Integritas Kulit/Jaringan


riwayat penyakit Diabetes Melitus
Do:- didapatkan luka yang tak
kunjung sembuh pada bagian kaki
-GDS terakhir 529 mg/dl

Ds: -pasien mengatakan lemas dan Kondisi Fisiologis Keletihan


pusing
-pasien mengatakan memiliki
riwayat penyakit Diabetes Melitus
Do: -GDS terakhir 529 mg/dl.
-TD: 110/70 mmHg

Ds: klien mengatakan memeliki Kurang terpapar informasi Defisit Pengetahuan


riwayat penyakit Diabetes Melitus
Do: -Klien tidak patuh minum obat
-GDS terakhir 529 mg/dl
• INTERVENSI
Dx. Kep Luaran Kep Intervensi Kep
Gangguan Integritas Kulit/jaringan Setelah dilakukan tindakan -Identifikasi penyebab gangguan
b.d kelembaban keperawatan selama 30 menit maka integritas kulit
Integritas kulit dan jaringan -Gunakan produk berbahan
meningkat ringan/alami dan hipoalergik pada
Hasil: kulit sensitif.
-Nyeri (5, menurun) -Anjurkan menghindari terpapar
-Nekrosis(5, menurun) suhu ekstrem
Keletihan b.d Kondisi Fisiologis Setelah dilakukan tindakan -Identifikasi kesiapan dan
keperawatan selama 15 menit maka kemampuan menerima informasi
keletihan membaik -Sediakan materi dan media
Hasil: pengaturan aktivitas dan istirahat
-Lesu(5, menurun) -Jelaskan pentingnya melakukan
-Sakit Kepala(5, menurun) aktivitas fisik/olahraga secara rutin
Defisit Pengetahuan b.d Kurang Setelah dilakukan tindakan -Identifikasi kesiapan dan
terpapar informasi keperawatan selama 20 menit maka kemampuan menerima informasi
Defisit pengetahuan membaik -Sediakan materi dan media
Hasil: pendidikan kesehatan
-Menjalani pemeriksaan yang tidak -Jelaskan faktor Resiko yang dapat
tepat(5, menurun) mempengaruhi kesehatan
-Perilaku(5, membaik)
• IMPLEMENTASI

Hari/Tanggal/Waktu No. Implementasi Evaluasi Paraf


dx
Senin, 27-04-2020 I -Mengidentifikasi penyebab gangguan S: Pasien mengatakan tidak
09:00-09:10 integritas kulit merasakan nyeri lagi dibagian
Hasil: Terdapat beberapa penyebab luka lukanya
pada kaki pasien O: Luka pasienmulai membaik
09:10-09:20 -menggunakan produk berbahan A: Masalah teratasi
ringan/alami dan hipoalergik pada kulit P: Intervensi dihentikan
sensitif.
Hasil: luka menjadi
09:20-09:30 -Menganjurkan menghindari terpapar
suhu ekstrem
Hasil: pasien mematuhi anjuran dari
perawat
Lanjutan…..
Hari/Tanggal/Waktu No. Implementasi Evaluasi Paraf
dx
Senin, 27-04-2020 II -Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S: Pasien mengatakan tubuhnya
11:00-11:05 menerima informasi mulai terasa membaik dan tidak
Hasil: Pasien siap dan mampu menerima lemas lagi
informasi O: Pasien tampak tidak pusing dan
11:05-11:10 -Menyediakan materi dan media pengaturan lemas lagi
aktivitas dan istirahat A: Masalah teratasi
Hasil: Pasien mampu menerapkan aturan P: Intervensi dihentikan
yang diberikan perawat
11:10-11:15 -Menjelaskan pentingnya melakukan
aktivitas fisik/olahraga secara rutin
Hasil: Pasien mulai melakukan olahrga
secara perlahan
• Lanjutan….
Hari/Tanggal/Waktu No. Implementasi Evaluasi Paraf
dx
Senin, 27-04-2020 III -Mengidentifikasi kesiapan dan S: Pasien mengatakan mulai
13:00-13:07 kemampuan menerima mengetahui beberapa informasi
informasi terkait kesehatannya
Hasil: Pasien siap dan mampu O: Pasien mulai merubah pola
menerima informasi hidupnya menjadi lebih baik
13:07-13:14 -Menyediakan materi dan A: Masalah teratasi
media pendidikan kesehatan P: Intervensi dihentikan
Hasil: Pasien mampu
menerapkan aturan yang
diberikan perawat
13:14-13:20 -Jelaskan faktor Resiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan
Hasil: Pasien dapat memahami
dan mengerti faktor resiko yang
dapat mempengeruhi
kesehatannya

Anda mungkin juga menyukai