Anda di halaman 1dari 21

Pembelajaran

Pencegahan dan Penyalahgunaan

NARKOBA

Tjipto Sumadi, Universitas Negeri Jakarta;


tjiptosu@yahoo.co.id
Pengertian
• Narkotika dan Obat-obatan terlarang
(NARKOBA) atau Narkotik, Psikotropika, dan
Zat Adiktif (NAPZA) adalah bahan/zat yang
dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan/
psikologi seseorang (pikiran, perasaan, dan
perilaku) serta dapat menimbulkan
ketergantungan fisik dan psikologi.
Narkotika
• Menurut UU No. 35/2009; Narkotika adalah
zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongan-golongan yang
terlampir dalam undang-undang Narkotika.
Prekursor Narkotika
• Prekursor Narkotika adalah zat atau bahan
pemula atau bahan kimia yang dapat
digunakan dalam pembuatan Narkotika yang
dibedakan dalam tabel sebagaimana terlampir
di dalam undang-undang No.35/2009 tentang
Narkotika.
Psikotropika
• Psikotropika yaitu zat atau obat, baik alami
maupun sintesis bukan narkotik yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf dan menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
Pecandu
• Pecandu Narkotika adalah orang yang
menggunakan atau menyalahgunakan
Narkotika dan dalam keadaan ketergantungan
pada Narkotika, baik secara fisik maupun
psikis.
Ketergantungan
• Ketergantungan Narkotika adalah kondisi yang
ditandai oleh dorongan untuk menggunakan
Narkotika secara terus-menerus dengan
takaran yang meningkat agar menghasilkan
efek yang sama dan apabila penggunaannya
dikurangi dan/atau dihentikan secara tiba-
tiba, menimbulkan gejala fisik dan psikis yang
khas.
Jenis-jenis Narkoba dan Gejala-
gejala yang Ditimbulkan
Ganja
Ganja dikenal dapat memicu psikosis, terutama bagi mereka
yang memiliki latar belakang (gen) tertentu. Ganja juga bisa
memicu dan mencampuradukkan antara kecemasan dan
depresi.
Gejala yang ditimbulkan dari penggunaan ganja;
1. Rasa senang dan bahagia
2. Santai dan lemah
3. Acuh tak acuh
4. Mata merah
5. Nafsu makan meningkat
6. Mulut kering
7. Pengendalian diri dan konsentrasi kurang
8. Depresi dan sering menguap/mengantuk.
Opium (Heroin - Morfin)
Opium disaripatikan dari opium poppy (papaver somniferum) dan
disuling untuk membuat morfin, kodein, dan heroin. Opium
digunakan berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit
(mencegah batuk, diare, dll).
Gejala gejala yang ditimbulkan dari penggunaan opiat;
1. Perasaan tenang dan bahagia
2. Acuh tak acuh (apatis)
3. Malas bergerak
4. Mengantuk
5. Rasa mual
6. Bicara cadel
7. Pupil mata mengecil (melebar jika overdosis)
8. Gangguan perhatian/daya ingat.
Amfetamin (Shabu - Ekstasi)
Ecstasy (methylen dioxy methamphetamine/MDMA) adalah salah satu
jenis narkoba yang dibuat secara ilegal di sebuah laboratorium dalam
bentuk tablet. Ekstasi akan mendorong tubuh untuk melakukan
aktivitas yang melampaui batas maksimum dari kekuatan tubuh itu
sendiri. Kekurangan cairan tubuh dapat terjadi sebagai akibat dari
pengerahan tenaga yang tinggi dan lama, yang dapat menyebabkan
kematian.
Gejala-gejala dari penggunaan amfetamin;
1. Kewaspadaan meningkat
2. Bergairah berlebihan
3. Rasa senang/bahagia
4. Pupil mata melebar
5. Denyut nadi dan tekanan darah meningkat
6. Susah tidur/insomnia
7. Hilang nafsu makan
Kokain
Kokain adalah salah satu zat adiktif yang sering disalahgunakan.
Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar
Erythroxylon coca, berasal dari Amerika Selatan. Daun tanaman
belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat
untuk mendapatkan efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya
tahan, stamina, mengurangi kelelahan, rasa lapar, dan untuk
memberikan efek euforia.

Gejala yang ditimbulkan dari penggunaan kokain:


1. Gelisah dan denyut nadi meningkat
2. Euforia/rasa gembira berlebihan
3. Banyak bicara dan kewaspadaan meningkat
4. Kejang dan tekanan darah meningkat
5. Berkeringat dan emosi tidak terkendali atau mudah berkelahi
6. Penyumbatan pembuluh darah
7. Distonia (kekakuan otot leher).
Halusinogen
Berbentuk seperti kertas berukuran seperempat perangko
dengan banyak warna dan gambar, atau berbentuk pil dan
kapsul. Cara pemakaiannya dengan meletakkan LSD tersebut
pada lidah.
Contoh; halusinogen adalah Lysergic Acid (LSD) yang
menyebabkan halusinasi (khayalan). LSD termasuk
psikotropika golongan 1.
Pengaruh Halusinogen;
Jangka pendek: sensasi dan perasaan berubah secara
dramatis, mengalami flashback atau bad trips, tidak dapat
tidur, selera makan hilang, suhu tubuh meningkat, denyut nadi
naik, dan koordinasi otot terganggu.
Jangka panjang: merusak sel otak dan daya ingat.
Faktor
Penyalahgunaan Narkoba
• Individual
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja
sedang mengalami perubahan biologi, psikologi maupun
sosial yang pesat. Ciri-ciri remaja yang mempunyai resiko
lebih besar menggunakan Narkoba, seperti kurang percaya
diri, mudah kecewa, agresif, murung, pemalu, pendiam, dan
sejenisnya.
• Lingkungan
Meliputi keluarga dan pergaulan yang kurang baik di sekitar
rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat,
komunikasi yang kurang baik antara orangtua dengan anak,
broken home (antara lain; akibat cerai, menikah lagi,
terlampau sibuk, kurang peduli, over protective, dan sikap
mau menang sendiri).
Penyalahguna dan Rehabilitasi
• Penyalah Guna adalah orang yang menggunakan
Narkotika tanpa hak atau melawan hukum.
• Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan
pengobatan secara terpadu untuk membebaskan
pecandu dari ketergantungan Narkotika.
• Rehabilitasi Sosial adalah suatu proses kegiatan
pemulihan secara terpadu, baik fisik, mental
maupun sosial, agar bekas pecandu Narkotika
dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam
kehidupan masyarakat.
Rehabilitasi(2)
• Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika wajib
menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial (Pasal 54).

(1) Orangtua atau wali dari Pecandu Narkotika yang belum cukup umur wajib
melaporkan kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau
lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh
Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial (Pasal 55).
(2) Pecandu Narkotika yang sudah cukup umur wajib melaporkan diri atau
dilaporkan oleh keluarganya kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah
sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang
ditunjuk oleh Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau
perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.(Pasal 55).
(Tempat) Rehabilitasi
(1) Rehabilitasi medis Pecandu Narkotika dilakukan di
rumah sakit yang ditunjuk oleh Menteri (Pasal 56).
(2) Lembaga rehabilitasi tertentu yang diselenggarakan
oleh instansi pemerintah atau masyarakat dapat
melakukan rehabilitasi medis Pecandu Narkotika
setelah mendapat persetujuan Menteri (Pasal 56).
Selain melalui pengobatan dan/atau rehabilitasi medis,
penyembuhan Pecandu Narkotika dapat
diselenggarakan oleh instansi pemerintah atau
masyarakat melalui pendekatan keagamaan dan
tradisional (Pasal 57).
Upaya
Pencegahan Penyalahgunaan
• Kampus
Pelatihan berbasis keterampilan (3H; Head, Heart, Hand)
Kegiatan alternatif berbasis kegemaran, seperti: aktif dalam organisasi, olahraga,
seni, dan sejenisnya.

• Keluarga
Menciptakan rumah yang sehat, serasi, harmonis, cinta kasih sayang, komunikasi
terbuka, saling asah-asih-asuh, memberikan pendidikan yang baik, menjadi
contoh baik, memberikan pengawas yang normatif.

• Masyarakat
Ikutserta dalam mengawasi Penyalahgunaan Narkoba sesuai ketentuan Undang-
undang No. 35/2009 tentang Narkotika.
Mengadakan penyuluhan dan kampanye pencegahan penyalahgunaan Narkoba.
Merujuk korban Narkoba ke tempat pengobatan resmi.
Hasil
Workshop BNN dan Ditjen Dikti
• Membuat program dengan tujuan Lingkungan Kampus yang Bebas
Narkoba pada tahun 2015,
• Mengimplementasikan kebijakan internal seperti dibentuknya Tim
Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba – TP2N PT) yang mengacu pada
Undang-undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,
• Berperan aktif dalam Pencencegahan dan Penyalahgunaan Narkoba di
lingkungan perguruan tinggi, misal melalui:
– Program nyata tentang Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan
Peredaran Gelap (P4GN) Narkoba.
– Mempersyaratkan perguruan tinggi yang akan melakukan Akreditasi dengan
program Kampus Bebas Narkoba.
– Pengujian Urine kepada Mahasiswa Baru pada saat Penerimaan Awal dan
kepada Mahasiswa yang akan Wisuda.
– Mahasiswa penerima bantuan belajar/beasiswa dipersyaratkan membuat
pernyataan bahwa dirinya bebas dari penyalahgunaan Narkoba.
• Mengintegrasikan P4GN pada kegiatan yang dilaksanakan di kampus,
seperti pada aktiivitas kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler.
AKSI
Seharusnya
Gakkum  Law enforcement
Respon kita saat ini
Intel  Community based
Eksekusi public suport.
- Law enforcement Direct Actor Rencana Ops  Penindakan harus
thdp pelaku Lap & Tentukan Target dimulai sejak dini
sedikit terhadap Gakkum,  Tindakan tegas dgn
perencana Intel upaya extra ordinary
Planner Funding
- Sifat reaktif - Defensif Trainning/
dalam proses
Gakkum, penyidikan – peradilan.
- Bandar pegang Brain Washing Intel
Recruitment
kendali
- Lebih bersifat sektoral
?
Belum
Violence Indoktrinasi

Tersentuh Politik

Provocator Exploitasi Ketidakadilan global + Domestik

Poleksosag
Faktor Korelatif Penyebab Narkoba
Belum ? Kemiskinan/Kekayaan
Tersentuh Bad Governance
Termarginalisasi
Globalisasi
Ketidakberdayaan/Kekuasaan
Exploitasi Asing
Konflik berlarut
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai