OBAT-OBAT YANG

MEMPENGARUHI SISTEM
PERNAFASAN
OBAT2 YANG MEMPENGARUHI
SISTEM PERNAFASAN
Antihistamine,
Decongestant,
Antitussive,
Expectorant,
Bronkodilator (B2 Agonis dan Metil Xantin),
Anti kolinergik,
Anti alergi,
Kortikosteroid
 Antihistamine
• Obat yang secara langsung bersaing dengan
histamin .
• Dua macam reseptor histamin :
– H1 histamine-1
– H2 histamine-2
 Antihistamine
H2 Blocker atau H2 Antagonist
– Digunakan untuk menurunkan sekresi asam
lambung
– Co : Simetidine (Tagamet),
Ranitidine (Zantac), atau
Famotidine (Pepcid)
 Antihistamines
H1 antagonist umumnya memberikan efek
- Antihistamin
- Anticholinergic
- Sedative
 Antihistamines: Other Effects
Skin:
• Block capillary permeability, dan rasa gatal
Anticholinergic:
• Pengeringan efek yang mengurangi air liur, dan sekresi
kelenjar lakrimal (hidung beringus, sobek dan gatal mata)
Sedative:
• Beberapa antihistamin menyebabkan kantuk
 Indikasi :

• Nasal allergies

• Seasonal or perennial allergic rhinitis

(hay fever)

• Allergic reactions

• Motion sickness

• Sleep disorders
 Antihistamines: Side effects

• Anticholinergic (drying) effects, most

common:
– Dry mouth
– Difficulty urinating
– Constipation
– Changes in vision
• Drowsiness
– (Mild drowsiness to deep sleep)
 Antihistamines:

Nonsedating/Peripherally Acting
• Dikembangkan untuk menghilangkan efek samping yang
tidak diinginkan, terutama sedasi
• Pekerjaan peripherally untuk memblokir tindakan
histamin; lebih sedikit efek samping CNS
• Longer duration of action (increases compliance)
Examples: fexofenadine (Allegra)
loratadine (Claritin)
Decongestant
 Nasal Congestion

• Sekresi hidung berlebihan

• Meradang dan mukosa hidung bengkak

• Primary causes:
– Allergies
– Upper respiratory infections (common cold)
 Decongestants

Two main types are used:

• Adrenergics (largest group)
• Corticosteroids
 Oral Decongestants

• efek dekongestan berkepanjangan, namun

ditunda onset
• kurang kuat dari topikal Efek
• Khusus adrenergics
• Examples: Phenylephrine
Pseudoephedrine (Sudafed)
 Topical Nasal Decongestants

• Adrenergics:
Ephedrine (Vicks) Naphazoline (Privine)
Oxymetazoline (Afrin) Phenylephrine
(Neo Synephrine)
• Intranasal Steroids:
Beclomethasone dipropionate (Beconase,
Vancenase)
Flunisolide (Nasalide)
 Nasal Decongestants:
Therapeutic Uses

Relief of nasal congestion associated with:

• Acute or chronic rhinitis
• Common cold
• Sinusitis
• Hay fever
• Other allergies
Mungkin juga akan digunakan untuk mengurangi pembengkakan
saluran hidung dan memfasilitasi visualisasi dari / membran hidung
faring sebelum operasi atau prosedur diagnostik.
Antitusive
Cough Physiology
Two Basic Types of Cough
Coughing
Antitusive
Antitusive: Mechanism of Action
Antitusive: Mechanism of Action
 Antitusive: Therapeutic Uses

• Digunakan untuk menghentikan batuk

refleks ketika batuk tidak produktif dan /
atau berbahaya
 Antitusive: Side Effects

Benzonatate
• Dizziness, headache, sedation

Dextromethorphan
• Dizziness, drowsiness, nausea

Opioids
• Sedation, nausea, vomiting, lightheadedness, constipation
Expectorants
Expectorants
Expectorants: Mechanisms of Action
Expectorants: Mechanism of Action
Expectorants: Drug Effects
Expectorants: Therapeutic Uses

• Digunakan untuk menghilangkan batuk

produktif yang terkait dengan:
Common cold
Pertussis
Bronchitis
Influenza
Laryngitis
Measles
Pharyngitis
Batuk disebabkan oleh sinusitis paranasal kronis
 Expectorants: Common Side
Effects
guaifenesin terpin hydrate
Nausea, vomiting Gastric upset
Gastric irritation (Elixir has high alcohol
content)

Example :
-Gliseril guaiakolat/GG
-Ambroxol (Mucopect)
-Bromheksin (Bisolvon)
-N Asetilsistein (Fluimucil)
-OBH
 Terapi Farmakologi
AntiAsma
1.  2 Agonis
i. Contoh Obat : Albuterol, Terbutalin, Isoproterenol
ii. Mekanisme Kerja: Mengaktifkan adrenoreseptor pada reseptor  2 di bronkus
melalui aktivasi adenilil siklase dengan peningkatan c-AMP
iii. Indikasi : Asma sedang, asma bronkial, asma kronik, obstruksi pernafasan akibat
bronkokonstriksi.
iv. Efek samping : Takikardi, Konvulsi, Cemas, Pandangan kabur
v. Kontra Indikasi : Ibu yang akan melahirkan  menghambat kontraksi
vi. Interaksi Obat Obat Yang Jenis Interaksi Efek
Dipengaruhi
Anestesi Farmakodinamik  Aritmia

Diuretik Farmakodinamik  Antihipertensi Diuretik

Digoksin Farmakodinamik  Resiko aritmia

2. Metil Xantin

i. Contoh Obat : Teofilin, Aminofilin Bronkodilatasi

Vasodilatasi
ii. Mekanisme Kerja : Penghambatan pelepasan mediator

ATP cAMP 5’AMP

Adenil Siklase Fosfodiesterase Metil Xantin

iii. Indikasi : Asma ringan, Asma sedang, Asma kronik

iv. Efek samping : Kejang otot, sakit kepala, mual, muntah, Diuresis
v. Perhatian : Kadar serum di dalam darah tidak lebih dari 20 ug/ml
vi. Interaksi obat : Efedrin Meningkatkan efek toksik Teofilin
3. Anti kolinergik
i. Contoh Obat : Atropin sulfat, Ipratropium
ii. Mekanisme Kerja :Menghambat efek asetilkolin pada reseptor
muskarinik secara kompetitif menurunkan kontraksi pada otot
polos di saluran napas
iii. Indikasi : Asma bronkial, asma kronik
iv. Efek samping : Mulut kering, iritasi tenggorokan, reaksi alergi
v. Perhatian : Kadar serum yang tinggi akan menimbulkan
bronkokonstriksi, perlu pemantauan serum
vi. Interaksi Obat : dengan Obat-obat golongan Metil Xantin dan Beta
dua agonis, akan meningkatkan efek bronkodilatasi.
4. Anti Alergi
i. Contoh Obat :Kromolin natrium (Dinatrium kromoglikat), Nedokromil
ii. Mekanisme Kerja :
Antigen Terpapar pada jaringan limfoid perifer  IgE
Pelepasan Mediator peradangan Sel Mastosit tersensitasi

Kromolin, Nedokromil

iii. Indikasi : Profilaksis asma karena alergi

iv. Efek samping : Mengantuk, batuk-batuk, pusing, iritasi tenggorokan, mulut
kering
v. Kontraindikasi : Penderita yang alergi, hamil dan menyusui
5. Kortikosteroid
i. Contoh Obat :beklometason, triamsinolon, budesonid, prednison, metilprednisolon
ii. Mekanisme Kerja : Banyak teori, salah satunya hambatan pembebasan asam
arakidonat menurunkan respon peradangan
iii. Indikasi : Terapi kronik pencegahan serangan asma akut
iv. Efek samping : Osteoporosis, Retensi NA, kelamahan otot, tukak lambung
v. Bentuk sediaan : Oral ( predison), Inhalasi ( Beklometason)
vi. Interaksi Obat Obat Yang Jenis interaksi Efek
dipengaruhi
Insulin Farmakodinamik  Efek Hipoglikemik

Fenitoin Farmakokinetik  Kadar serum Kortikosteroid

Antikoagulan Farmakodinamik  Waktu Protrombin

Diuretik Farmakodinamik  Hipokalemia

Imunisasi Farmakodinamik  Respon antibodi

Pemberian Inhalasi Kortikosteroid
Efek Samping Kortikosteroid
6. Anti Histamin
i. Contoh Obat : difenhidramin, klorfeniramin,
loratadin, terfenadin dan astemizol
ii. Mek Kerja : Memblok histamin di reseptor
histamin 1
iii. Indikasi : mengobati rinitis alergi, bersin, ingus
 Obat untuk PPOK
(Penyakit Paru Obstruksi Kronis)
• Ipratropium Bromida (Atrovent)
I : untuk pasien PPOK dengan exacerbasi akut.
Tidak untuk janga panjang
• Prokaterol HCl (Meptin)
I : sesak yg berhubungan dengan asma bronkial
bronkitis kronik, bronitis akut, emfisema paru
• Tiotropium (Spiriva handihaler)
I : terapi rumat untuk PPOK (termasuk bronkitis
kronik dan emfisema paru)