Anda di halaman 1dari 43

NAMA : Kelompok 2

- DHEA RAHMADANI PUTRI (2010951015)


- MUHAMMAD IQBAL (2010951027)
- NADILLA FADILLAH (2010951020)
- RAHMAN HIDAYAT TULLAH (2010951025)
- SALSABILA PUTRI TARIGAN (2010951017)
- VEGA WINATA (2010951024)
- YHUNIA ROSA (2010951026)
- ZEAFA ABDUL ROZAAQ (2010951019)

Hello!
Hello!

Stoikiometri
Here comes the presentation started

Hi!
Stoikiometri?
Kata “stoikiometri” berasal dari bahasa Yunani, yaitu
dari kata stoicheion yang berarti unsur dan kata metron
yang berarti mengukur.
Stoikiometri adalah ilmu kimia yang
mempelajari tentang kuantitas suatu zat,
meliputi massa, jumlah mol, volume, dan
jumlah partikel

—definition
Hukum Dasar pada Stoikiometri

Hukum kekekalan massa Hukum perbandingan tetap


Hukum Lavoisier Hukum Proust

Hukum Perbandingan
Berganda Hukum Perbandingan Volume
Hukum Dalton Hukum Gay Lussac

Hukum Avogadro
Amedeo avogadro
Hukum Lavoisier
“Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
sama”
Perbandingan massa karbon dan oksigen dalam karbondioksida
adalah 3 : 8. Jika 3 gram karbon direaksikan dengan 16 gram
oksigen maka karbondioksida yang terbentuk adalah ...
Penyelesaian:
Perbandingan C : O = 3 : 8, jika è 3 gram : 16 gram = 3 : ( 2 x
8)
Jumlah oksigen yang bereaksi berlebih sehingga akan tersisa
C + O2 =======> CO2
3 gram + 8 gram 11 gram
Hukum
Proust
“Perbandingan massa unsur-unsur dalam satu
senyawa adalah tertentu dan tetap”
H 2 O → massa H : massa O = 2 : 16 = 1 : 8
Hukum Dalton Hi!

“jika dua unsur dapat membentuk lebih dari satu


senyawa dengan salah satu massa unsur dibuat
tetap , maka perbandingan massa unsur lainnya
dalam senyawa tersebut merupakan bilangan
bulat yang sederhana .”
Pada unsur N dan O dapat membentuk senyawa CO dan CO 2
Dalam senyawa CO yaitu massa C = massa O = 3 : 4
Dalam senyawa CO 2 yakni massa C = massa O = 3 : 8
Perbandingan massa C pada CO dan CO 2 sama maka perbandingan
massa O yaitu 4 : 8 = 1 : 2
Hukum Gay lussac
Pada suhu dan tekanan yang sama perbandingan volume gas yang
bereaksi dan hasil reaksi merupakan bilangan bulat sederhana
 Lussac meneliti tentang volume gas dalam suatu reaksi kimia. Berdasarkan
penelitiannya, Lusac mengambil kesimpulan bahwa perubahan volume gas
dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Pada suhu dan tekanan tertentu, 1 liter gas
nitrogen bisa bereaksi dengan 3 liter gas hidrogen menghasilkan 2 liter gas amonia.
Adapun persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.

N2+3H2→2NH3
Hukum Avogadro
“pada suhu dan tekanan yang sama , perbandingan volume gas yang
volumenya sama memiliki jumlah molekul yang sama pula”
Jumlah molekul H2 yang bereaksi dan jumlah molekul NH3 yang terbentuk
jika reaksi berlangsung pada temperatur dan suhu yang sama sesuai dengan
perbandingan koefisiennya.
Sehingga, untuk 1 liter gas N2 terdapat  n molekul maka jumlah molekul
H2 yang bereaksi adalah 3n, sedangkan jumlah molekul NH3 yang
terbentuk adalah 2n.
 
PEMBAHASAAN

Massa atom Massa molekul Konsep mol


relaktif relaktif
Massa atom relaktif
Para ahli menggunakan isotop karbon C–12
sebagai standar dengan massa atom relatif sebesar 12.
Massa atom relatif menyatakan perbandingan massa
rata-rata satu atom suatu unsur terhadap 1/12 massa
atom C–12. Atau dapat dituliskan:
1 satuan massa atom (sma) = 1/12 massa 1 atom C–12
Ar H = 1 sma Contoh: Massa atom rata-rata oksigen 1,33 kali lebih
Ar N = 14 sma besar dari pada massa atom C –12.
Ar O = 16 sma
Ar C = 12 sma Maka: Ar O = 1,33x Ar C–12
Ar S = 32 sma = 1,33x 12
Ar Ca = 40 sma
= 15,96
Ar Ba = 137 sma
Ar Cl = 35,5 sma  
Ar Fe = 56 sma
Massa molekul relaktif
Molekul merupakan gabungan dari beberapa unsur
dengan perbandingan tertentu. Unsur-unsur yang sama
bergabung membentuk molekul unsur, sedangkan
unsur-unsur yang berbeda membentuk molekul
senyawa. Massa molekul unsur atau senyawa
dinyatakan oleh massa molekul (Mr). Massa molekul
NH₃ relatif adalah perbandingan massa molekul unsur Massa
Mr NH₃ = 1. Ar N + 3. Ar H molekul dapat dihitung dengan menjumlahkan Ar dari
Mr NH₃ = 1. 14 + 3. 1
atom-atom pembentuk molekul tersebut.
Mr NH₃ = 17
Mr = r atom penyusun
Konsep mol
• Mol merupakan satuan yang menunjukkan ukuran jumlah partikel yang ada dalam
suatu zat apapun.
• Nilai mol dinotasikan dengan L yang disebut sebagai tetapan Avogadro.
L = 6,02 x 1023 partikel/atom/molekul
• Jumlah partikel benda dapat dicari menggunakan konsep mol,
dapat dirumuskan:
x = n.L
x = jumlah partikel zat
n = jumlah mol
L = tetapan Avogadro
• Massa molar (mm) adalah massa penyusun suatu atom/senyawa benda.
• Massa molar dapat ditentukan dengan menjumlahkan Ar penyusun atom atau Mr pada
senyawa benda.
Contoh:
CO2 memiliki Mr 44 gr/mol, karena Ar C = 12 gr/mol, dan Ar O = 16
gr/mol.
• Dengan menggunakan massa molar dan konsep mol, kita dapat mencari massa nyata suatu
atom/senyawa,
dapat dirumuskan:
m = n.mm
m = massa nyata zat
n = jumlah mol
mm = massa molar (Ar atau Mr)
• Volume molar (Vm) adalah volume yang dimiliki oleh gas berdasarkan keadaan ruang yang
ditempati gas tersebut.Pada Hukum Gay-Lussac dan Hipotesis Avogadro, telah disebutkan bahwa
volume gas tidak dilihat dari jenis gas, melainkan keadaan ruang gas.

• Nilai volume molar dalam dua keadaan:


1)STP (Standard Temperature & Pressure)
STP(keadaan standar) memiliki keadaan dengan suhu 0°C, tekanan 1 atm.
Vm = 22,4 L/mol
2)RTP (Room Temperature & Pressure)
RTP (keadaan kamar) memiliki keadaan ruang dengan suhu 25° C, tekanan
1 atm.
Vm = 24 L/mol
• Volume nyata gas dalam dua keadaan tersebutdapat dirumuskan:
V = n.Vm
V = volume nyata gas
n = jumlah mol
Vm = volume molar
• Apabila gas berada tidak pada keadaan standar(STP) maupun keadaan kamar (RTP),
dapatdigunakan persamaan gas ideal yangdikemukakan oleh Gay-Lussac.
V = nRT/P
n1/v1=n2/v2
V= volume gas (L)
n = jumlah mol (mol)
R = tetapan gas ideal (0,082 L atm/mol K)
T = suhu mutlak gas (K)
P = tekanan (atm)
• Kemolaran larutan adalah angka yangmenunjukkan banyaknya mol tiap 1 liter larutan.
Contoh:
Suatu larutan HCl kemolarannya 1,0 M,
berarti terdapat 1 mol HCl dalam 1 liternya
• Jumlah mol dalam larutan dapat dihitungdengan:
n = V.M

n = jumlah mol (mol)


V = volume (L)
M = kemolaran (M)
persentase komposisi
Persen komposisi berdasarkan massa adalah persentase massa dari setiap unsur yang terkandung dalam
suatu senyawa. Persen komposisi diperoleh dengan membagi massa setiap unsur dalam 1 mol senyawa
dengan massa molar senyawa dan mengalikannya dengan 100 persen. Secara matematis, persen komposisi
suatu unsur dalam suatu senyawa dinyatakan sebagai

 hasil analisis
Massa molar H₂O₂, H, dan O masing-masing adalah 34,02
g, 1,008 g, dan 16,00 g. Oleh karena itu, persen komposisi
senyawa H₂O₂ dihitung sebagai berikut:
 

Rumus Molekul dan Rumus Empiris

 Rumus molekul dari suatu Rumus empiris dari suatu senyawa


senyawa menunjukkan menunjukkan jumlah atom relatif
jumlah atom sebenarnya dari dari masing-masing unsur dalam
masing-masing unsur dalam molekul senyawa tersebut dengan
satu molekul senyawa rasio (perbandingan) bilangan bulat
tersebut paling sederhana
Semisal pada senyawa yang mengandung C, H, dan O memiliki
perbandingan mol sebagai berikut:

C:H:O=x:y:z

dimana n adalah faktor


maka rumus empirisnya yaitu CxHyOz dimana x, y, dan z perkalian dan merupakan
merupakan bilangan bulat dengan perbandingan paling rendah. bilangan bulat. Nilai n dapat
Hubungan antara rumus empiris dan rumus molekul yaitu ditentukan jika Mr zat
diketahui.

(rumus empiris)n = rumus molekul


Persamaan Reaksi Kimia

Persamaan reaksi kimia adalah pernyataan


yang ditulis dengan rumus kimia yang
memberikan informasi identitas dan
kuantitas zat-zat yang terlibat dalam suatu
perubahan kimia.
P4 berwujud padat dan
6Cl2 berwujud gas adalah pereaksi.
4PCl3 berwujud cair adalah hasil
reaksi. Koefisien reaksi untuk
masing-masing zat yaitu 1 (tidak
perlu ditulis), 6, dan 4 berurut dari
kiri ke kanan.
 
Reaktan & Produk
Zat yang ada sebelum terjadinya zat yang ada setelah reaksi, produk
perubahan kimia disebut reaktan terbentuk selama perubahan kimia

Seng + sulfur → seng sulfida


Zn + S → ZnS
seng dan belerang adalah reaktan yang
secara kimia bergabung untuk
membentuk produk seng sulfida
Reaksi Pembatas
Zat-zat yang habis terlebih dahulu dalam suatu
suatu reaksi kimia disebut

Berikut cara menentukan pereaksi pembatas

1. Persamaan kimia yang terjadi telah setarakan, jika belum, 1. Harga hasil bagi yang lebih
harus disetarakan terlebih dahulu. kecil merupakan pereaksi
2. Tentukan jumlah MOL masing-masing pereaksi dari pembatas.
MASSA pereaksi. 2. Jika hasil bagi sama, maka
3. Jumlah MOL masing-masing pereaksi yang telah kedua pereaksi habis
ditentukan dibagi dengan KOEFISIENNYA bereaksi.
Contoh
Reaksi antara 9 mol H2A dengan 2 mol B(OH)3  yang
menghasilkan B2A3 dan H2O.
Tentukan mana zat yang berperan sebagai pereaksi pembatas, zat apa yg bersisa
dan hitunglah sisa-nya.
No Reaksi H2A + B(OH)3 → B2A3 + H2O
Jumlah zat
0 9 mol 2 mol 0 0
awal
Koefisien Dari tabel itu nampak bahwa zat yang
1 3 2 1 6
setara habis dalam proses pembentukan
Jumlah zat aw hasil reaksi adalah B(OH)3 dan yang
2 9/3 =3 2/2 = 1 - -
alKoefisien bersisa adalah H2A sebanyak 6 mol.

Jumlah zat
3 3 mol 2 mol 1 mol 6 mol
bereaksi

Jumlah zat
4 6 mol 0 1 mol 6 mol
tersisa
Reaksi Pengendapan dan Reaksi Asam-Basa

Reaksi pengendapan
Suatu reaksi dapat dikatakan reaksi
pengendapan apabila reaksi tersebut
menghasilkan endapan Reaksi asam basa
Reaksi asam–basa merupakan reaksi kimia yang melibatkan
pereaksi asam dan basa, yang dapat digunakan dalam
menentukan pH

Reaksi asam basa


Asam+basa -> garam + air
Reaksi REDOKS

Reaksi redoks adalah reaksikimia


yang menyebabkan adanya
perubahan bilangan oksidasi pada
suatu unsur, maupun molekul.
Selain ditandai dengan perubahan
bilangan oksidasi, Reaksi ini juga
ditandai dengan penambahan atau
pengurangan oksigen dalam suatu
molekul. Reaksi redoks terjadi
akibat adanya proses reduksi dan
oksidasi
Redoks
Reaksi Reduksi Reaksi Oksidasi
Reaksi reduksi adalah reaksi yang terjadi
penurunan bilangan oksidasi melalui Reaksi oksidasi adalah reaksi yang
penangkapan elektron atau pelepasan terjadi peningkatan bilangan
oksigen pada suatu molekul, atom, maupun oksidasi melalui pelepasan elektron
ion. atau penambahan oksigen pada
suatu molekul, atom, maupun ion.
Cu2+ + 2e → Cu
Reduksi&Oksidasi
Zn→Zn2+ +2e

Jika keduanya digabungkan akan


membentuk reaksi redoks :
  Cu2+ + Zn → Cu + Zn2+
Konsep Molaritas
Molaritas ialah sebuah besaran yang dapat
menyatakan jumlah suatu mol zat terlarut
dalam tiap satuan volume larutan.

Keterangan:
M = molaritas suatu zat (mol/L) V =
volume larutan (ml)
gr = massa suatu zat (gram)
Mr = massa molekul relatif suatu zat (gr/mol)
Titrasi Asam-Basa dan Titrasi Redoks
Titrasi adalah suatu prosedur yang digunakan dalam kimia untuk
penentuan konsentrasi atau kadar suatu zat yang tidak diketahui
dengan menggunakan zat yang telah diketahui kadarnya.
Titrasi Asam-Basa
Dalam titrasi asam basa, prinsipnya yaitu zat yang
bersifat asam akan dititrasi dengan larutan basa
yang telah diketahui kadarnya atau zat yang
bersifat basa akan dititrasi dengan larutan asam
yang telah diketahui kadarnya

Ma =konsentrasi asam,
Va =volume asam,
na =jumlah valensi asam,
Mb = konsentrasi basa,
Vb =volume basa,
nb =jumlah valensi basa
 
kurva Titrasi asam kuat dengan basa kuat
Sebagai contoh, 40 mL larutan HCl 0,1 M ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit demi
sedikit. Berikut kurva titrasi yang menggambarkan perubahan pH selama titrasi tersebut.
kurva asam lemah dan basa kuat
Sebagai contoh, 40 mL larutan CH3COOH 0,1 M ditetesi dengan larutan NaOH 0,1
M sedikit demi sedikit. Berikut kurva titrasi berwarna biru yang menggambarkan
perubahan pH selama titrasi tersebut dibandingkan dengan kurva titrasi HCl dengan
NaOH yang berwarna merah.
kurva asam kuat dan basa lemah
Sebagai contoh, 40 mL larutan NH3 0,1 M ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M sedikit
demi sedikit. Berikut ditampilkan kurva titrasi yang menggambarkan perubahan pH
selama titrasi tersebut
Titrasi Redoks
Titrasi redoks merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada
terjadinya reaksi oksidasi reduksi antara analit dengan titran. Analit
yang mengandung spesi redukstor dititrasi dengan titran yang berupa
larutan standart dari oksidator atau sebaliknya

Agar dapat digunakan sebagai dasar titrasi, maka reaksi redoks harus
memenuhi persyaratan umum sebagai berikut :

1. Harus tersedia pasangan sistem redoks yang sesuai sehingga terjadi pertukaran
elektron secara stokhiometri.

2. Reaksi redoks harus berjalan cukup cepat dan berlangsung secara terukur
(kesempurnaan 99%).

3. Harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai.


Contoh soal
1. Jika 2,7 gram aluminium (Ar Al =27) dilarutkan dalam
500 ml larutan H SO  menghaslikan aluminium sulfat dan
2 4

gas hidrogen. Maka molaritas H SO … 2 4

A.0,3M
B.0,6M
C.0,03MD.0,06M
E. 0,9 M
Pembahasan soal:
Massa Al =
H SO  500 mL = 0,5 L
2 4

Persamaan reaksi :
2 Al    + 3 H SO → Al  (SO ) + 3H
2 4  2 4 3  2

0,1 mol 3/2 x 0,1 = 0,15 mol

Jadi,        
Contoh soal

Suatu senyawa memiliki rumus empiris CH2O. Jika Mr senyawa


tersebut 150, tentukan rumus molekul senyawa tersebut! (Ar H = 1,
C = 12, dan O = 16)

Jadi, rumus molekul senyawa tersebut adalah C5H10O5


pertanyaan
1. Apa fungsi stoikiometri dalam kehidupan sehari – hari (hauzan )
2. apa perbedaan reaksi stoikiometri dan non stoikiometri ( dede)
3. saat kita melakukan titrasi kuat atau lemah nya zat berpengaruh
tidak sama hasil nya (faras)
4. Mengapa atom C selalu menjadi standar ? ( fadhila)
5. apa yang indikator digunakandalam titrasi asam basa agar
perubahan warna lebih mudah diamati (yogi)

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics &
images by Freepik.
Terimakasih

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics &
images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai